Program al-Arabiyah Lil Athfaal (ALA)
Seiring dengan pesatnya pengembangan model pembelajaran bahasa-
bahasa asing, pembelajaran bahasa Arab juga demikian. Kini, muncul program
yang lebih didesain secara spesifik menurut tingkat kebutuhan pebelajar dan
relevansinya dengan perkembangan pemerolehan bahasa. Karenanya, muncul
program seperti: Arabiyah Lil al-Haj (Arabic for Haj), Arabiyah Li al-Siyahah
(Arabic for Torism), Arabiyah Li al-Riyadhah (Arabic for Sport), Arabiyah Li
al- Shihafah (Arabic for Jurnalism), termasuk Arabia Lil Athfaal (Arabic for
Children).
Program Arabia Lil Athfaal (ALA), tampaknya mendapat respon besar
dari para guru di tingkat TK, TPQ, TPA, SD, MI, PGTK, PGSD, bahkan para
mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi. Mengingat, telah lama dunia
pendidikan Islam di Indonesia berharap munculnya model-model pembelajaran
yang inovatif dalam pelajaran bahasa Arab yang selama ini terkesan stagnan. Nilai
positif dari trend ini adalah munculnya berbagai tehnik pembelajaran, media ajar
baik cetak maupun elektronik, dan berbagai produk lainnya yang perkembangan
cukup pesat.
Bila dibandingkan dengan pembelajaran baca-tulis Al-Qur'an, metode
yang dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Arab terutama bagi anak-anak,
dapat dikatakan tertinggal jauh. Metode-metode baca-tulis Al-Qur'an cepat
berkembang dan selalu menjadi perhatian para pendidik. Di Indonesia, banyak
terdapat inovasi baru di bidang pengenalan huruf-huruf Al-Qur'an sebagai
bagian
dari belajar aksara arab. Sejak metode klasik, metode Al-Baghdady, lalu metode
Qira’ati, An-Nur, Iqra’, Tartila, Al-Kitabah, hingga metode Jibril. Kesemuanya
berawal dari hasil riset dan eksperimen yang terus menerus. Hebatnya lagi,
metode-metode itu tidak lahir dari dunia perguruan tinggi atau lembaga
pendidikan formal. Akan tetapi, berasal dari pondok pesantren yang sering
dianggap tradisional dan tertinggal di bidang pengembangan paedagogik.
Pada tataran ini, Perguruan Tinggi Islam di Indonesia, baik negeri
maupun swasta, diharapkan oleh masyarakat dapat menjembatani kebutuhan
tersebut dengan memberi berbagai solusi dan konstribusi pemikiran di bidang
pembelajaran bahasa Arab sebagai lanjutan dari pembelajaran Al-Qur'an.
Tuntutan ini haruis segera direspon seperti pengembangan program Arabiyah
Lil Athfal (ALA).
Salah satu pinsip umum pembelajaran adalah bahwa pembelajaran
hendaknya dilaksanakan dengan mempertimbangkan karakteristik individual anak
yang menyangkut perkembangan emosional, perkembangan intelektual, kondisi
sosial, dan lingkungan budaya.
Pada dasarnya pembelajaran ALA juga harus berpijak pada prinsip-prinsip
umum tersebut. Di samping itu, ada prinsip-prinsip dasar yang perlu
diperhatikan sesuai dengan karakteristik anak. Prinsip dasar tersebut antara lain:
1- Berpijak pada dunia anak. Dunia anak berkisar pada keluarga, rumah,
sekolah, mainan dan teman bermain.
2- Berangkat dari sesuatu yang sudah diketahui dan dekat dengan atau mudah
dijangkau oleh anak ke sesuatu yang belum diketahui atau jauh dari
jangkauan mereka (lingkungan rumah luar rumah sejawat
lingkungan sekolah).
3- Pembelajaran dikaitkan dengan hal-hal yang menjadi inters anak.
4- Pokok-pokok pembelajaran yang disajikan berangkat dari pengetahuan
yang telah dimiliki anak, dengan menggunakan bahasa Arab sederhana.
5- Tugas-tugas diorientasikan kepada aktifitas atau kegiatan.
6- Bahan pembelajaran merupakan kombinasi antara sesuatu yang bersifat
fiksi dan nonfiksi/konkrit.
7- Materi diorientasikan kepada pelaksanaan silabus dan pengembangan
komponen bahasa (suara, kosa kata dan struktur) dan empat keterampilan
berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis).
8- Budaya nasional dan asing dikenalkan secara bertahap.
9- Pokok-pokok pembelajaran dan tugas-tugas hendaknya disesuaikan
dengan usia anak. (Muhaiban; 2005: iii)
Dengan memahami prinsip dasar dan karakteristik anak, guru akan
mudah menentukan strategi pembelajaran yang disesuai dengan kebutuhan,
situasi dan kondisi. Muhaiban (1995:iv) menambahkan, karakteristik anak
tersebut antara lain:
(1) Anak masih belajar dan senang berbicara tentang lingkungan mereka,
(2) Anak senang bermain,
(3) Anak senang mempraktekkan sesuatu yang baru diketahui/dipelajarinya,
(4) Anak cenderung senang bertanya,
(5) Anak cenderung senang mendapatkan penghargaan, dan
(6) Anak cenderung mau melakukan sesuatu karena dorongan dari.
Berdasarkan karakteristik di atas guru dapat memilih strategi pembelajaran
ALA yang sesuai. Misalnya, salah satu karakteristik anak adalah bahwa
pengetahuan mereka masih terbatas pada lingkungan hidup mereka sehari-hari.
Berdasarkan hal tersebut maka materi pelajaran sebaiknya dikaitkan dengan
lingkungan mereka. Misalnya tentang diri mereka, rumah dan isinya, bintang
piaraan, mainan, lingkungan sekolah dan teman bermain.
Karakteristik anak yang senang bertanya, menjadi pertimbangan guru
dalam memilih strategi pembelajaran. Misalnya, guru dapat merangsang lahirnya
rasa keingintahuan anak. Dengan demikian akan timbul pertanyaan atau komentar dari
anak yang mengarah pada substansi materi. Dengan lahirnya pertanyaan itu,
memungkinkan terjadinya interaksi dan komunikasi multi arah.
Untuk memotivasi agar anak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik,
guru dapat melakukan variasi. Variasi dapat dilakukan dari segi materi,
metode/tehnik, media dan tempat. Motivasi juga bisa diberikan kepada anak dalam
bentuk hadiah berupa pujian, nasehat/himbauan, nyanyian, barang dan pemaparan
hasil karya.
Dalam memilih metode atau tehnik pembelajaran ALA, guru juga perlu
melihat salah satu karakteristik yang menonjol pada anak, yaitu bahwa mereka
senang bermain. Melihat karakteristik seperti ini, maka metode yang relevan untuk
pembelajaran ALA adalah metode bermain dengan berbagai tehniknya. Bermain
sambil belajar dan belajar sambil bermain mungkin lebih relevan bagi mereka
karena pada dasarnya mereka cenderung menyukai aktifitas. Guru hendaknya
dapat mengemas aktifitas tersebut dalam permainan dan sekaligus pembelajaran.
Materi Presentator ALA
1. Kontrak Belajar
2. Pengenalan Program ALA
3. Metode bernyanyi untuk mengajarkan bahasa arab kepada Anak ( Mufrodat, Qowaid )
4. Metode Bercerita untuk mengajarkan bahasa arab kepada Anak ( Qiro’ah wal Istima’ )
5. Metode Mubasyaroh untuk mengajarkan bahasa arab kepada Anak ( Mufrodat, klam wal
kitabah )
6. Metode Bermain untuk mengajarkan bahasa arab kepada Anak ( Mufrodat, Qiro’ah dan
kalam )
7. Metode Musik dan video untuk mengajarkan bahasa arab kepada Anak ( Istima’ Ashwat,
mufrodat )
8. UTS
9. Praktek Penyusunan buku ALA untuk kelas I MI
10. Praktek Penyusunan buku ALA untuk kelas II MI
11. Praktek Penyusunan buku ALA untuk kelas III MI
12. Praktek Penyusunan buku ALA untuk kelas IV MI
13. Praktek Penyusunan buku ALA untuk kelas V MI
14. Praktek Penyusunan buku ALA untuk kelas IV MI
15. Praktek Penyusunan buku ALA untuk kelas IV MI
16. UAS