BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Tempat yang dipilih dalam penelitian ini adalah pemakaman Raja-raja
Imogiri, Bantul Yogyakarta.Tempat ini dipilih karena ketertarikan peneliti
pada pemakaman Raja-raja Imogiri karena merupakan salah satu wisata
budaya. Namun hal itu, terdapat masalah pada tempat wisata pemakaman
Raja-raja Imogiri salah satunya yaitu jumlah kunjungan yang setiap tahunnya
semakin berkurang dilihat dari statistik kota Jogja, dan juga infrastruktur pada
pemakaman Raja Imogiri tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan, terhitung mulai dari bulan
April sampai dengan Juli 2019. Waktu tersebut digunakan karena disesuaikan
dengan waktu yang dimiliki peneliti dalam membuat penelitian ini.
B. Metode Penelitian
1. Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Sugiyono
(2013:13), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
51
52
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu,teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Desain yang digunakan penelitian adalah deskriptif dan Kausal.
Menurut Malthotra (2009), riset deskriptif adalah suatu jenis riset konklusif
yang mempunyai tujuan utama menguraikan suatu karakteristik.
Sedangkan, riset kausal bertujuan untuk mendapatkan bukti hubungan
sebab-akibat antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan mampu untuk
menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi yaitu
untuk memperoleh deskripsi dari variabel Citra Destinasi (Destination
Image), Kepuasaan wisatawan (Tourist Satisfaction), Pengalaman
Konsumen (Customer Experience), Kepercayaan (Trust), dan Minat
Berkunjung kembali (Revisit Intention). Sedangkan, penelitian kasual
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Citra Destinasi (Destination Image),
Kepuasaan wisatawan (Tourist Satisfaction), Pengalaman Konsumen
(Customer Experience), Kepercayaan (Trust), dan Minat Berkunjung
kembali (Revisit Intention). Pada penelitian ini, metode yang digunakan
oleh peneliti adalah metode survey dengan menggunakan survey instrument
berupa kuesioner. Menurut Malhotra (2009), metode survey adalah
kuesioner yang terstruktur yang diberikan ke responden yang dirancang
53
untuk mendapatkan informasi yang spesifik. Alasan peneliti menggunakan
penelitian survey adalah untuk mengetahui seberapa penting pengaruh Citra
Destinasi (Destination Image), Kepuasaan wisatawan (Tourist Satisfaction),
Pengalaman Konsumen (Customer Experience), Kepercayaan (Trust), dan
Minat Berkunjung kembali (Revisit Intention) ke pemakaman Raja-raja
Imogiri.
2. Konstelasi Hubungan Antar Variabel
Berdasarkan hipotesis yang diajukan bahwa terdapat pengaruh yang
positif antara X1 (Pengalaman Konsumen), X2 (Citra Destinasi), X3
(Kepercayaan), Y (Kepuasaan Wisatawan), Z (Minat Mengunjungi Ulang)
dapat digambarkan sebagai berikut :
54
Pengalaman
konsumen
(X1)
Citra destinasi H1 H2
Kepuasan turis Minat mengunjungi
(X2) ulang
(Y)
(Z)
H5
Kepercayaan
(X3)
Gambar III. 1 Model Variabel
sumber : Diolah oleh peneliti (2019)
C. Populasi dan Sampling
1) Populasi
9 adalah wilayah generalisasi yang
Menurut Sugiyono (2010) populasi
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang sudah
menungunjungi minimal 1x dalam waktu 6 bulan terakhir ke pemakaman
Imogiri, Bantul Yogyakarta.
55
2) Sampel
Menurut Malhotra (2009) menyatakan bahwa sampel adalah
sekelompok elemen yang terpilih untuk berpatisipasi dalam studi.
Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
accidental sampling. Menurut Sugiyono (2009:85) Accidental Sampling
adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data. Dengan alasan kemudahan peneliti dalam mencari responden
yang sudah pernah mengunjungi pemakaman Imogiri.
Menurut Hair, Black, dan Babin (2010), terdapat beberapa hal yang
dapat digunakan sebagai pedoman dalam menentukan ukuran sampel dalam
analisis structural equation modeling (SEM), yaitu :
1. Ukuran sampel 100-200 untuk teknik estimasi maximal likehood (ML).
2. Bergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah
5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.
3. Bergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel
bentukan. Jumlah sampel adalah jumlah indikator variabel bentukan, yang
dikali 5 sampai dengan 10. Apabila, terdapat 20 indikator besarnya sampel
adalah antara 100-200.
4. Jika sampelnya sangat besar, peneliti dapat memilih teknik estimasi
tertentu.
56
Maka pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini akan
disesuaikan berdasarkan teori Hair et. al (2010) diatas menyarankan pada
poin pertama ketentuan ukuran sampel 100 – 200 untuk teknik estimasi
maximum likehood(ML), hal ini telah memenuhi kriteria jumlah minimal
sampel.
Berdasarkan kajian penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa penelitian
terdahulu juga menggunakan sampel yang berkisar antara 100-300 sehinggi
peneliti akan menggunakan sampel yaitu dengan jumlah 200 sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data
sekunder. Menurut Anwar Sanusi (2011), bahwa data primer adalah data yang
pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti. Data primer peneliti
didapatkan dari pengisian kuesioner oleh responden. Menurut sugiyono
(2015), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.
Menurut Malhotra (2009) data sekunder adalah data yang dikumpulkan
untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang dihadapi. Data sekunder
yang peneliti dapatkan berasal dari data administrasi Badan Statistika
Pariwisata Jogjakarta dan beberapa portal berita serta situs lainnya yang
digunakan dalam pencarian refrensi teori maupun jurnal.
57
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini
adalah metode survey dan metode observasi pada objek wisata pemakaman
Imogiri. Menurut Malhotra (2009) metode survey adalah kuesioner yang
terstruktur yang diberikan pada kepada responden yang dirancang untuk
mendapatkan informasi spesifik. Tujuannya untuk memperoleh informasi
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ke responden. Sedangkan,
menurut Malhotra (2009) metode observasi adalah perekam pola perilaku
orang, objek dan peristiwa dengan cara yang sistematik untuk memperoleh
informasi mengenai fenomena yang sedang diteliti.
Prosedur pengumpulan datanya ialah peneliti mendatangi responden yang
pernah mengunjungi ke pemakaman Imogiri. Kemudian peneliti menanyakan
kepada calon responden tersebut mengenai informasi yang berkaitan dengan
kriteria responden penelitian ini. Apabila sesuai, peneliti meminta kesediaan
calon responden tersebut untuk mengisi kuesioner.
Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan 1 jenis skala yaitu: skala Likert
untuk mengukur tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan yang
tercantum pada kuesioner.
1. Variabel Dependen
Menurut Malhotra (2009) variabel terikat atau variabel dependen adalah
variabel yang mengukur pengaruh variabel independen terhadap unit uji.
Dalam penelitian ini diketahui variabel dependen adalah niat berkunjung ulang
(revisit intention).
58
2. Variabel Independen
Menurut Malhotra (2009) variabel bebas atau variabel independen adalah
variabel alternative yang dimanipulasi (yaitu tingkat variabel-variabel ini
diubah-ubah oleh peneliti) dan efeknya diukur serta dibandingkan. Variabel
independen dalam penelitian ini terdiri dari pengalaman konsumen (customer
experience) sebagai X1, citra destinasi (destination image) sebagai X2,
kepercayaan (trust) sebagai X3.
3. Variabel Intervening
Menurut Sugiyono (2013) variabel intervening adalah variabel yang secara
teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati serta
diukur.Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara
variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak
langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel
dependen.Variabel intervening pada penelitian ini adalah kepuasan wisatawan
(tourist satisfaction) dan Minat Kunjungan Ulang (Revisit Intention).
4. Operasionalisasi Variabel
Adapun operasional variabel dan indikator adaptasi yang akan digunakan
dalam penelitian dapat dilihat pada tabel III.1.
59
Tabel III. 1 Variabel Operasional
4.1 Variabel Pengalaman Konsumen (Customer Experience)
Konsep Indikator Original Indikator Adaptasi Sumber
Customer 1. The experience 1. Pengalaman di wisata (Ali,
Experience (X1) has made me more pemakaman Imogiri Hussain et
knowledgeable. membuat saya lebih al. 2014)
Menurut Hsu berpengetahuan.
and Tsou 2. I learned a lot
mengatakan during my 2. Saya belajar banyak
bahwa experience. selama saya di wisata
pengalaman pemakaman Imogiri.
pelanggan 3. It stimulated my
adalah persepsi curiosity to learn 3. Merangsang
psikologis di new things. keinginantahuan saya
hati pengguna, untuk mempelajari hal-hal
dan secara baru selama di wisata
substansial pemakaman Imogiri.
mempengaruhi 2. Kegiatan tradisi budaya
perilaku di pemakaman imogiri
penggunaan menyenangkan untuk
selanjutnya. ditonton.
Menurut (Ali,
Hussain et al. 2. Kegiatan tradisi budaya
2014) di pemakaman imogiri
pengalaman menarik perhatian saya.
pelanggan
dibagi menjadi 1. Berada di wisata
4 dimensi, pemakaman Imogiri
yaitu: 2. Activities at the sangat menyenangkan.
- Education, resort were 2. Saya merasakan
- Entertainment, amusing to harmoni yang nyata saat
- Aesthetics, watching festival. berada di wisata
- Escape
2. Activities at the pemakaman Imogiri.
resort were 1. Pengalaman di wisata
captivating to pemakaman Imogiri
watch. membuat saya
membayangkan menjadi
orang lain.
2. Saya benar benar lupa
1. Just being here dengan kegiatan rutin
was very pleasan. saya saat berada di wisata
pemakaman Imogiri.
2. I felt a real sense
60
of harmony 3. Saya merasa seperti ada
di tempat yang berbeda
saat mengunjungi wisata
pemakaman Imogiri.
1. The experience
here let me imagine
being someone
else.
2. I totally forgot
about my daily
routine.
3. I felt like I was
living in a different
time or place.
Sumber : Dioleh oleh peneliti (2019)
4.2 Variabel Citra Destinasi (Destination Image)
Konsep Indikator Original Indikator Sumber
Adaptasi
Destination 1. Alanya has 1.Pemakaman Imogiri (Stylos,
Image (X2) sufficient natural mempunyai taman yang Vassiliadis
parks. cukup asri. et al.
2016)
2. Alanya has 2.Pemakaman Imogiri
sufficient natural mempunya kecantikan
beauty areas. alam yang indah.
1. Alanya has quality 1.Pemakaman Imogiri
accommodation memiliki fasilitas
facilities akomodasi yang cukup
memadai.
2. Alanya has an
adequate tourism 2. Wisata Pemakaman
/tourist information Imogiri mempunyai
network. jaringan informasi
pariwisata yang baik.
61
1. Alanya has 1.Pemakaman Imogiri
entertainment areas. mempunyai area hiburan
yang baik.
2. Alanya has an
attractive night life 2.Pemakaman Imogiri
(entertainment). memiliki kehidupan
malam yang menarik.
1. The people of 1. Orang orang di sekitar
Alanya are friendly pemakaman Imogiri
and helpful. sangat ramah dan
membantu.
2. Alanya is generally
a safe city. 2.Pemakaman Imogiri
terletak di kota yang
aman.
1. Accommodation 1. Harga akomodasi di
prices in Alanya are pemakaman Imogiri
reasonable. masuk akal.
2. Alanya is an 2.Pemakaman Imogiri
affordable city. terletak di kota yang
terjangkau.
Sumber: Diolah oleh peneliti (2019)
62
4.3 Variabel Kepercayaan (Trust)
Konsep Indikator Indikator Adapsi Sumber
Original
Trust (X3) 1. Turkey as a 1.Wisata pemakaman (Abubakar,
medical Imogiri sebagai tujuan Ilkan et al.
Menurut destination wisata yang memenuhi 2017)
(Davoudpour and meets my harapan saya.
Rezapour 2016) expectations.
Kepercayaan 2.Turkish 2. Wisata pemakaman
adalah evaluasi hospitals would Imogiri orang orang
situasi yang be honest and sekitarnya jujur dan
terletak dalam sincere in tulus dalam membantu
konteks yang addressing my wisatawan.
ditentukan. concerns
Menurut 1. Saya bisa
(Abubakar, Ilkan mengandalkan wisata
et al. 2017) pemakaman Imogiri
untuk liburan saya.
kepercayaan
dibagi menjadi 3 2. Saya tidak akan
dimensi, yaitu : kecewa dengan layanan
- reputation wisata pemakaman
- credibility Imogiri jika saya
- competence mengunjunginya.
1. Wisata pemakaman
1. I could rely
Imogiri akan membuat
on Turkish
pengunjung merasa
hospitals to
puas.
solve my
medical 2. Wisata pemakaman
problems. Imogiri menjamin
kepuasaan para
2. I will not be
wisatawan yang
disappointed
mengunjunginya.
with Turkey’s
healthcare
services.
1. Turkish
hospitals would
make any effort
to satisfy me.
63
2. Turkish
hospitals
guarantee
satisfaction
Sumber : Dioleh oleh peneliti (2019)
4.3 Variabel Kepuasaan Wisatawan (Tourist Satisfaction)
Konsep Indikator Original Indikator Adaptasi Sumber
Tourist 1. I’m satisfied with
1. Saya merasa puas (Prebensen
Satisfaction (Y) this experience. It
dengan pengalaman and Xie
has been a good mengunjungi wisata 2017)
Menurut experience. pemakaman Imogiri salah
(Prebensen and satu pengalaman cukup
Xie 2017) 2. I will always bagus.
kepuasaan remember this
adalah sesuatu experience. 2. Saya akan selalu
yang mengingat pengalaman
dipengaruhi mengunjungi wisata
tidak hanya oleh pemakamana Imogiri.
nilai yang diraih
tetapi juga oleh 1. I will recommend 1. Saya akan (Prebensen
partisipasi this experience to merekomendasikan and Xie 2017)
wisatawan others pengalaman saya
dalam mengunjungi wisata
2. The experience pemakaman Imogiri ke
pengalaman at this destination yang lain.
tersebut. is exactly what I
Menurut Oliver needed 2. Pengalaman saya di
dalam jurnal destinasi wisata
(Prebensen and 3. The price paid pemakaman Imogiri
Xie 2017) for this experience merupakan pengalaman
kepuasaan is reasonable yang saya butuhkan.
dibagi menjadi
tiga dimensi, 3. Harga yang dibayarkan
yaitu : untuk wisata pemakaman
- Overall Imogiri sangat masuk
satisfaction akal.
with the trip
- Recommend 1.I enjoy discussing 1. Saya senang (Prebensen
ation this type of holiday mendiskusikan liburan ke and Xie 2017)
- Recall with my friends. pemakaman Imogiri
bersama teman teman
saya.
Sumber : Diolah oleh peneliti (2019).
64
4.4 Variabel Niat Mengunjungi Kembali (Revisit Intention)
Konsep Indikator Original Indikator Adaptasi Sumber
Revisit 1. I would revisit 1. Saya akan (Herstanti,
Intention(Z) Sydney for vacation. mengunjungi kembali ke Suhud et al.
pemakaman Imogiri 2014)
Menurut 2. I would visit the untuk liburaan.
(Stylos, same attractions
Vassiliadis et al. (which I've visited), 2.Saya akan
2016) niat if I was on vacation mengunjungi atraksi
berkunjung back to Sydney. yang sama (yang saya
ulang adalah kunjungi), jika saya
kesediaan sedang berlibur kembali
individu untuk ke pemakaman Imogiri.
mengunjungi
kembali di
waktu masa
depan.
Menurut
(Herstanti,
Suhud et al.
2014) terdapat
dua dimensi niat
berkunjung
ulang yaitu :
-Transactional
Intention
- Intention to
recommend
65
1.Saya akan
merekomendasikan
1. I would pemakaman Imogiri
recommend Sydney kepada teman-teman
to my friends as a saya sebagai tujuan
destination for liburan.
vacation.
2. Saya akan
2. I would tell menceritakan hal-hal
positive things about positif tentang
my experience pengalaman saya selama
during my vacation liburan di pemakaman
in Sydney. Imogiri.
3. I would 3. Saya akan
recommend Sydney, merekomendasikan
to my relatives as a pemakaman Imogiri,
destination for kepada kerabat saya
vacation. sebagai tujuan liburan.
Sumber: Diolah oleh peneliti (2019)
5. Skala Pengukuran
Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat
ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif (Sugiyono, 2015).
Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Menurut
Sugiyono (2015), skala Likert berfungsi untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Menurut
Sedarmayanti dan Hidayat (2011), skala Likert merupakan suatu metode
pengukuran sikap yang banyak digunakan, karena kesederhanaannya.Skala
Likert adalah sebuah skala pengukuran dengan 5 kategori respon berkisar dari
“sangat tidak setuju" sampai “sangat setuju” pada umumnya dimana responden
dibutuhkan untuk mengindikasikan sebuah tingkat ketidaksetujuan atau
66
kesetujuan dengan masing-masing seri pertanyaan terhubung dengan objek
stimulus(Malhotra, 2010).Jawaban setiap iteminstrumen yang menggunakan
skalaLikertmempunyai gradasi dari sangat postif sampai sangat
negatif.Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam
bentuk checklistatau pilihan ganda (Sugiyono, 2015).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala Likert genap,dengan
menggunakan kategori genap, misalnya 4 pilihan, 6 pilihan,atau 8 pilihan
(Sukardi, 2015). Peneliti mengambil skala Likert pilihan enam, adapun
kegunaan dari skala Likert enam ini agar responden tidak memberikan pada
kategori tengah atau netral yang dapat membuat peneliti tidak memperoleh
informasi. Sehingga penggunaan skala Likert genap dianjurkan untuk digunakan
dalam penelitian.
Tabel III. 2 Penggunaan Skala Likert Genap
Kriteria Jawaban Kode
Sangat Tidak Setuju 1
Tidak Setuju 2
Sedikit Tidak Setuju 3
Sedikit Setuju 4
Setuju 5
Sangat Setuju 6
Sumber: Simamora, 2008
67
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Peneliti menggunakan SEM (Structural Equation Modeling) dengan
perangkat lunak yang digunakan yaitu AMOS dan SPSS untuk melakukan
pengolahan dan analisis data. Penggunaan SEM dalam penelitian ini
dikarenakan SEM dinilai lebih akurat, dimana peneliti tidak hanya
mengetahui hubungan antara variabel, namun juga mengetahui komponen-
komponen pembentuk variabel dan mengetahui besarannya.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
Salah satu uji yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas.
Menurut (Malhotra 2009), skala validitas dapat didefinisikan sebagai
sejauh mana perbedaan skor skala yang diamati mencerminkan perbedaan
sejati antara objek-objek pada karakteristik yang sedang diukur, daripada
eror sistematis atau acak.
Pengukuran validitas sangat penting dilakukan dalam penilaian
kuesioner. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya
kuesioner yang digunakan untuk penelitian. Instrumen yang reliabel belum
tentu valid. Menurut Malhotra (2009) validitas bertujuan untuk
mengkonfirmasi kolerasi yang signifikan antara kolerasi antar variabel.
Untuk melihat korelasi dalam validitas maka digunakan factor analysis.
Factor analysis merupakan metode multivariat yang digunakan untuk
menganalisis variabel-variabel yang diduga memiliki ketertarikan satu
sama lain. Factor analysis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
68
EFA (Exploratory Factor Analysis) dan CFA (Confirmatory Factor
Analysis).
EFA adalah analisis yang sebelumnya sudah terprediksi, lalu dibuat
sebuah pola yang lebih kompleks. EFA digunakan dalam kondisi dimana
peneliti tidak memiliki informasi awal atau hipotesis harus dikelompokkan
ke dalam variabel mana saja sekumpulan indikator yang telah dibuat. jadi
peneliti berangkat dari indikator (manifest) kemudian membentuk
variabel. EFA juga digunakan dalam kondisi dimana variabel laten
memiliki indikator yang belum jelas. indikator satu variabel laten
dimungkinkan overlap dengan indikator variabel laten lainnya. Sedangkan
CFA adalah untuk menguji apakah indikator-indikator yang sudah
dikelompokkan berdasarkan variabel latennya (konstruknya) konsisten
berada dalam konstruknya tersebut atau tidak. Perbedaan yang mendasar
antara CFA dan EFA adalah pada CFA peneliti sudah memiliki asumsi
awal bahwa indikator-indikator masuk ke dalam variabel laten tertentu.
Menurut Hair, Black et al. (2010), validitas konvergen pada EFA
tercapai apabila indikator-indikator dari sebuah variabel tertentu
mengelompok pada satu komponen dengan nilai factor loading sebesar
batasan yang telah ditentukan berdasarkan jumlah sampel penelitian.
Pedoman nilai factor loading pada EFA berdasarkan jumlah sampel dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
69
Tabel III. 3 Nilai Loading Significant EFA Berdasarkan Jumlah Sampel
Factor Loading Jumlah Sampel
0.30 350
0.35 250
0.40 200
0.45 150
0.50 120
0.55 100
0.60 85
0.65 70
0.70 60
0.75 50
Sumber: Hair et al, 2010
Pada penelitian ini pengujian reliabilitas menggunakan teknik cronbach’s
alpha (α) yang menyatakan sebuah kuesioner reliabel jika memiliki nilai alpha
diatas 0,6. Reliabilitas kurang dari 0,6 kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima,
dan 0,8 adalah baik. Rumus cronbach’s alpha dituliskan sebagai berikut:
𝑘 ∑𝜎𝑏 2
𝑟11 = ( ) (1 − )
𝑘−1 𝜎𝑡 2
Dimana:
r11= Reliabilitas instrumen
b2 = Jumlah varians butir
k = Banyaknya butir pertanyan
t2 = Jumlah varians total
70
3. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik Structural Equation
Modeling (SEM) dengan menggunakan software AMOS 22. Menurut
Sugiyono (2013), SEM dideskripsikan sebagai suatu analisis yang
menggabungkan pendekatan analisis faktor (factor analysis), model struktural
(structural model) dan analisis jalur (path analysis). Metode Analisis dilakukan
untuk menginterpretasikan dan menarik kesimpulan dari sejumlah data yang
terkumpul. Peneliti menggunakan perangkat lunak SPSS for windows versi 23
dan SEM (Structural Equation Model) dari paket statistik AMOS versi 23
untuk mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
Melalui perangkat lunak SEM, tidak hanya hubungan kausalitas
(langsung dan tidak langsung) pada variabel atau konstruk yang diamati dapat
terdeteksi, tetapi komponen-komponen yang berkontribusi terhadap
pembentukan konstruk itu sendiri dapat ditentukan besarannya. Sehingga
hubungan kausalitas di antara variabel atau konstruk menjadi lebih informatif,
lengkap dan akurat.
Menurut Sanusi (2011) ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk
menguji model SEM layak atau tidak. Yang pertama adalah dengan menguji
ada atau tidaknya nilai taksiran yang rusak. Nilai yang rusak bisa terjadi pada
bagian model pengukuran. Langkah berikutnya adalah melakukan uji
kecocokan berdasarkan fit indices. Fit indices pada SEM terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu:
71
1. Absolute Fit Indices
2. Incremental Fit Indices
3. Parsimony Fit Indices
Absolute Fit Indices merupakan pengujian yang paling mendasar pada
SEM dengan mengukur model fit secara keseluruhan baik model structural
maupun model pengukuran secara bersamaan. Alat ukur pada Absolute Fit
Indices biasanya yaitu:
1. Chi-Square (CMIN)
Chi-Square merupakan alat ukur yang paling mendasar untuk mengukur
overall fit. Chi-Square ini bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel
yang digunakan. Bila jumlah sampel yang digunakan cukup besar yaitu
lebih dari 200 sampel, maka chi-square harus di dampingi oleh alat uji
lainnya. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai
chi-square rendah. Semakin kecil nilai chi-square (CMIN) maka semakin
baik model itu dan diterima berdasarkan probabiltas (p) dengan cut off value
sebesar p>0,05. Sampel yang terlalu kecil (kurang dari 50) maupun sampel
yang terlalu besar akan sangat mempengaruhi chi-square. Oleh karena itu,
penggunaan chi-square hanya sesuai bila ukuran sampel adalah antara 100
dan 200. Bila ukuran sampel diluar rentang itu, uji signifikansi menjadi
kurang reliabel, maka pengujian ini perlu dilengkapi dengan alat uji lainnya.
2. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation)
Indeks ini dapat digunakan untuk mengkompetensi statistik chi-square
dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness of fit yang
72
dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang
lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat
diterimanya model.
3. GFI (Goodness of Fit Index)
Indeks kesesuaian ini sebuah ukuran non-statistikal yang mempunyai
rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi
dalam indeks ini menunjukkan fit yang lebih baik. GFI yang diharapkan
adalah nilai diatas 0.95.
4. TLI (Tucker Lewis Index)
Nilai yang diharapkan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model
adalah sebesar >0.95 dan nilai yang mendekati 0.1 menunjukkan very good
fit.
5. CFI (Comparative Fit Index)
Indeks ini tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik
untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Besaran indeks CFI
berada pada rentang 0-1, dimana semakin mendekati 1 mengindikasikan
tingkat penerimaan model yang paling tinggi. Nilai CFI yang diharapkan
adalah sebesar ≥0,95. Dalam pengujian model, indeks TLI dan CFI sangat
dianjurkan untuk digunakan karena indeks-indeks ini relatif tidak sensitif
terhadap besarnya sampel dan kurang dipengaruhi pula oleh kerumitan
model.
73
6. CMIN/DF
CMIN/DF dihasilkan dari statistik chi-square (CMIN) dibagi dengan
Degree of Freedom (DF) yang merupakan salah satu indikator untuk
mengukur tingkat fit sebuah model. CMIN/DF yang diharapkan adalah
sebesar ≤2,00 yang menunjukkan adanya penerimaan dari model.
Dengan demikian indeks-indeks yang dapat digunakan untuk menguji
kelayakan sebuah model adalah seperti yang dirangkum dalam tabel III.8
berikut ini:
Goodness of Fit Indices Cut-Off Value Goodness of Fit Indices Cut-Off Value
Chi-Square Diharapkan kecil
Probabilitas ≥0,05
RMSEA ≤0,08
GFI ≥0,90
AGFI ≥0,90
CMIN/DF ≤2.00
TLI ≥0,95
CFI ≥0,95
Sumber : Anwar Sanusi (2011)