0% found this document useful (0 votes)
107 views15 pages

Analisis Penataan Pemukiman Di Sentani Kabupaten Jayapura: Jurnal ELIPS

This document analyzes the arrangement of slum settlements in Sentani City, Jayapura Regency. It identifies several issues with existing slum settlements, including 49.09% of houses being uninhabitable, lack of drinking water and electricity access, and environmental and legal issues with new construction. The strategy for handling slum settlements in Jayapura Regency is outlined based on the region's development vision, potential areas, uneven infrastructure distribution, and prospects for new residential development. Primary data was collected through field observations, documentation, and interviews to analyze the conditions and develop strategies for improving slum settlements.

Uploaded by

fredynawipa123
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
107 views15 pages

Analisis Penataan Pemukiman Di Sentani Kabupaten Jayapura: Jurnal ELIPS

This document analyzes the arrangement of slum settlements in Sentani City, Jayapura Regency. It identifies several issues with existing slum settlements, including 49.09% of houses being uninhabitable, lack of drinking water and electricity access, and environmental and legal issues with new construction. The strategy for handling slum settlements in Jayapura Regency is outlined based on the region's development vision, potential areas, uneven infrastructure distribution, and prospects for new residential development. Primary data was collected through field observations, documentation, and interviews to analyze the conditions and develop strategies for improving slum settlements.

Uploaded by

fredynawipa123
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 15

Jurnal ELIPS E-ISSN: 2775-8168

Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya P-ISSN: 2615-8000

ANALISIS PENATAAN PEMUKIMAN DI SENTANI KABUPATEN JAYAPURA

Nataniel Lembang1), Harmonis Rante2), Dewi Ana Rusim 3)

1)
Mahasiswa Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Program Pascasarjana Universitas Cenderawasih

2), 3) Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota


Program Pascasarjana Universitas Cenderawasih

Alamat Korespondensi
e-mail: [email protected]

ABSTRACT
The handling of slum settlements has been mandated through Presidential Regulation No. 18 of 2020 concerning the
2020-2024 National Medium Term Plan Development Plan (RPJMN). Sentani City as the center of government in
Jayapura Regency also needs to make arrangements for existing slum settlements. This was followed up through the
Decree of the Regent of Jayapura Regency No. 188.4/332 of 2020 concerning Determination of the Location of Slum
Housing and Slum Settlement in Jayapura Regency in 2020. This study aims to identify and analyze the condition of slum
settlements in Jayapura Regency and develop strategies and handling them. Primary data collection was done through
direct observation, documentation and field interviews. Secondary data through coordination with related parties,
information through the media and related research journals. Data analysis was carried out qualitatively. The results
showed that there were 49.09% of houses that were uninhabitable, only 10.38% of drinking water was provided for
households, there were 3,655 households that had not been served by electricity, still high house construction and
construction without environmental impact analysis and building permit regulations, unavailability of public cemeteries
owned by local governments, high cases of land grabbing and blocking, many environmental roads are in a damaged
condition, inadequate drainage in residential areas, there are still many lands and lands that have not been certified and
land management has not been optimal. The strategy and handling of slum settlements in Jayapura Regency is referring
to the Jayapura Regency's 2017-2022 medium-term development vision, potential area of Jayapura Regency, the
problem of the uneven distribution pattern of infrastructure and facilities in the Jayapura Regency area and the prospect
of developing new residential areas.

Keywords: Sentani City, Jayapura Regency, slums, infrastructure

1. PENDAHULUAN permukiman kumuh, dalam Pasal 94 diamanatkan


bahwa pencegahan dan peningkatan kualitas
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011
terhadap perumahan kumuh dan permukiman
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
kumuh dilaksanakan guna meningkatkan mutu
mengamanatkan bahwa perumahan dan kawasan
kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni.
permukiman diselenggarakan salah satunya untuk
Pencegahan dan peningkatan kualitas dilakukan
menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan
untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya
terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman,
perumahan kumuh dan permukimankumuh baru
serasi, teratur, terencana, terpadu, dan
serta untuk menjaga dan meningkatkan kualitas
berkelanjutan. Dalam konteks penanganan
dan fungsi perumahan dan permukiman

20 Jurnal ELIPS Vol. 6 No. 1 (2023) 20 – 34


Jurnal ELIPS E-ISSN: 2775-8168
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya P-ISSN: 2615-8000

(Simanjuntak, 2022 ; As’arti, ,dkk, 2018 ; Ade,dkk, kualitas perumahan dan permukiman kumuh
2007). dengan tiga pola penanganan yaitu pemugaran,
Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2016 peremajaan dan pemukiman kembali. Tahapan
tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan penanganan kawasan kumuh berdasarkan UU
Permukiman Pasal 121 mengamanatkan bahwa No.1/2011 mengamanatkan agar pemerintah
ketentuan lebih lanjut mengenai pencegahan dan kota/kabupaten menyusun Rencana Pembangunan
peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
dan permukiman kumuh diatur dengan Peraturan Permukiman (RP3KP), serta menyusun Rencana
Menteri. Pasal 106 Ayat (3) Peraturan Pemerintah pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
ini telah mengamanatkan pemerintah daerah untuk perumahan kumuh dan permukiman kumuh
melakukan perencanaan penanganan perumahan (RP2KPKPK) Kabupaten Jayapura.
kumuh dan permukiman kumuh setelah proses
penetapan lokasi. Amanat ini kemudiandiwujudkan 2. METODE PENELITIAN
melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2018 tentang Lokasi penelitian adalah Kabupaten Jayapura,
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap khususnya di Kota Sentani, dimana peta
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. administrasinya seperti ditunjukkan pada Gambar 1
Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan dan Gambar 2.
bagi Pemerintah, pemerintah daerah, dan Setiap
Orang dalam penyelenggaraan pencegahan dan
peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh
dan permukiman kumuh. Lebih lanjut pada pasal
41, Pasal 42, dan Pasal 43 Peraturan Menteri ini
diatur tentang Perencanaan Penanganan, yang
mewajibkan pemerintah daerah untuk menyusun
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
(RP2KPKPK).
Penanganan kumuh telah diamanatkan untuk
dilaksanakan Pemerintah melalui penetapan target
nasional melalui Peraturan Presiden Nomor 18
tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2020-2024 yaitu peremajaan pada 10 Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Jayapura
kawasan permukiman kumuh dan peningkatan
kualitas 10.000 ha permukiman kumuh.
Dengan berpatokan pada undang-undang,
penanganan permukiman kumuh diawali dengan
identifikasi lokasi permukiman kumuh dan
penetapan lokasi permukiman kumuh tersebut
melalui SK Bupati Kabupaten Jayapura No
188.4/332 Tahun 2020 tentang Penetapan Lokasi
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di
Kabupaten Jayapura Tahun 2020. Melalui
identifikasi tersebut, penanganan dilakukan sesuai
Undang-undang no 1 tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman khususnya di
pasal VII dan VIII yang menjelaskan berbagai hal Gambar 2. Peta Administrasi Wilayah Perkotaan
tentang pemeliharaan dan perbaikan kawasan Sentani
permukiman, serta pencegahan dan peningkatan

Jurnal ELIPS Vol. 6 No. 1 (2023) 20 – 34 21


Jurnal ELIPS E-ISSN: 2775-8168
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya P-ISSN: 2615-8000

Data penelitian berupa data primer dan data 6. Belum tersedianya Tempat Pemakaman Umum
sekunder. Data primer diobservasi langsung di (TPU) milik pemerintah daerah.
lapangan. Beberapa diantaranya adalah data rumah 7. Tingginya kasus penyerobotan dan pemalangan
penduduk tidak layak huni, data pemenuhan
tanah.
kebutuhan air minum bagi rumah, data rumah yang
belum terlayani jaringan listrik dari PLN, data 8. Banyak jalan lingkungan dalam kondisi rusak.
pendirian rumah dan pelaksanaan konstruksi yang 9. Drainase di lingkungan perumahan belum
disertai AMDAL dan IMB, data tersedianya Tempat memadai sehingga terjadi genangan pada
Pemakaman Umum (TPU) milik pemerintah daerah, musim hujan.
data kasus penyerobotan dan pemalangan tanah, 10. Masih banyak lahan dan tanah yang belum
data kondisi jalan lingkungan yang rusak, data bersertifikat.
drainase lingkungan dan data lahan dan tanah yang
11. Belum optimalnya penanganan pertanahan;
belum bersertifikat. Data sekunder diperoleh dari
dinas-dinas yang terkait, jurnal dan publikasi media.
Metode analisis yang digunakan dalam Sedangkan Isu Strategis di Bidang
penelitian ini adalah metode kualitatif (Sugiyono, Pembangunan Perumahan dan Permukiman
2016). Dari data-data yang telah diperoleh akan Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
dirangkum dan selanjutnya dianalisis dan dibahas. Jayapura Tahun 2008–2028 tebagi atas tiga bagian,
Pembahasan yang akan dilakukan adalah meliputi diantaranya:
perkembangan ruas jalan, deskripsi singkat terkait
1. Potensi
wilayah-wilayah yang dilewati dan kondisi
perkembangan wilayah sebelum dan sesudah Luas wilayah Kabupaten Jayapura 17,514 Km²
pembangunan dan peningkatan dilaksanakan. dengan eksisting penggunaan lahan
permukiman sekitar 0,18 % (dibanding
3. HASIL DAN PEMBAHASAN keseluruhan wilayah) dari 0,66 % (dibanding
keseluruhan wilayah) yang direncanakan.
Isu Strategis Pembangunan Perumahan dan Penggunaan permukiman belum tersebar secara
Permukiman Kabupaten Jayapura merata di seluruh Distrik Kabupaten Jayapura,
Isu Strategis Pertanahan, Perumahan dan pola penggunaan permukiman paling besar
kawasan Pemukiman Menurut Rencana terdapat di Distrik Sentani dan Kaureh.
Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2. Masalah
Kabupaten Jayapura Tahun 2017-2022 diantaranya: Pola persebaran infrastruktur dan fasilitas yang
1. Jumlah Rumah di Kabupaten Jayapura sebanyak belum merata di wilayah Kabupaten Jayapura
29,528 unit, bahwa sebanyak 15.033 unit (49.09 dan masih terpusat di Distrik Sentani
%) rumah penduduk tidak layak huni. mengakibatkan perkembangan kawasan
2. Pemenuhan kebutuhan air minum bagi rumah permukiman lambat.
tangga belum mampu dipenuhi secara 3. Prospek
maksimal. PDAM hanya mampu melayani sekitar Kawasan permukiman dapat dikembangkan
10,38 % sebagian besar di wilayah perkotaan. lebih jauh lagi sehingga dapat dijadikan sebagai
3. Sebanyak 3.655 KK belum terlayani jaringan pusat-pusat pertumbuhan yang baru.
listrik dari PLN.
4. Kurangnya koordinasi antara Pemerintah Kebijakan Pembangunan Perumahan dan
Provinsi Papua dengan Kabupaten Jayapura Permukiman: Perda Kab. Jayapura No 1 Tahun
dalam hal pengadaan dan pemasangan PLTS. 2018 Tentang Rencana Jangka Menengah Daerah
5. Masih tingginya pendirian rumah dan Tahun 2017-2022
pelaksanaan konstruksi yang tidak didukung Visi dalam RPJMD ini diartikan sebagai
oleh regulasi AMDAL dan IMB. rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

22 Jurnal ELIPS Vol. 6 No. 1 (2023) 20 – 34


Jurnal ELIPS E-ISSN: 2775-8168
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya P-ISSN: 2615-8000

terwujud pada akhir periode RPJMD yakni tahun 5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
2022. Visi ini memberi kejelasan tentang arah atau baik
kondisi ideal dimasa depan yang ingin dicapai 6. Melestarikan lingkungan hidup dan sumberdaya
(clarity of direction) berdasarkan kondisi dan situasi alam
yang terjadi saat ini.
Berdasarkan hasil analisis terhadap Perda Kabupaten Jayapura No 21 tahun 2009
permasalahan pembangunan dan isu strategis Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2008-
daerah teridentifikasi masalah utama 2028
pembangunan Kabupaten Jayapura secara jangka Dalam Perda Kab. Jayapura No 21 tahun 2009
menengah yakni: tentang Rencana Tata ruang Wilayah Tahun 2008-
1. Rendahnya kualitas dan daya saing sumberdaya 2028, bagian yang mendapat penekanan adalah:
manusia; 1. Kebijakan dan strategi sistem perkotaan
2. Kurang berdayanya masyarakat adat; 2. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Jayapura
3. Kurang berkembangnya kampung adat;
4. Rendahnya produktivitas dan daya saing Kebijakan dan strategi sistem perkotaan
ekonomi kerakayatan; adalah meliputi:
5. Kurang mantapnya infrastruktur wilayah; 1. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pusat
6. Belum optimalnya perwujudan kepemerintahan Pelayanan, yang meliputi:
yang baik; a. Kebijakan Pengembangan Pusat Pelayanan.
7. Belum optimalnya kepuasan atas pelayanan Berdasarkan PP No. 26 Tahun 2008 tentang
publik; RTRWN terutama pada Pasal 11, menyatakan
8. Rentannya gangguan ketertiban, ketenteraman bahwa:
dan keindahan dalam masyarakat; I. Sistem perkotaan nasional terdiri atas
9. Adanya ancaman terhadap daya dukung Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat
lingkungan dan sumberdaya alam. Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat
Kegiatan Lokal (PKL).
Dari berbagai masalah pokok tersebut maka II. PKN dan PKW tercantum dalam Lampiran
dapat dirumuskan pokok visi dan pernyataan visi II yang merupakan bagian tidak
untuk pembangunan jangka menengah Kabupaten terpisahkan dari Peraturan Pemerintah
Jayapura 2017-2022 adalah: ini.
III. PKL ditetapkan dengan Peraturan Daerah
“KABUPATEN JAYAPURA BERKUALITAS, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi berdasarkan usulan pemerintah
SEJAHTERA DAN RAMAH”
kabupaten/kota, setelah dikonsultasikan
dengan Menteri.
Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan
Kabupaten Jayapura Tahun 2017-2022 tersebut, Kabupaten Jayapura termasuk pada Kota
misi pembangunan Kabupaten Jayapura adalah: Orde III dengan cakupan skala pelayanan lokal,
1. Meningkatkan kualitas manusia dalam struktur makro pengembangan wilayah
2. Mendorong keberdayaan dan kemajuan Provinsi Papua. Kota Orde III adalah kota-kota
masyarakat adat distrik yang berfungsi sebagai daerah antara
3. Mendorong peningkatan dan pemerataan (intermediate size settlement), untuk
kesejahteraan menjembatani wilayah pedesaan dengan kota-kota
4. Mendorong peningkatan dan pemerataan kabupaten yang difungsikan sebagai:
infrastruktur a. Kota antara di dalam kota-kota di Papua

Jurnal ELIPS Vol. 6 No. 1 (2023) 20 – 34 23


Jurnal ELIPS E-ISSN: 2775-8168
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya P-ISSN: 2615-8000

b. Pusat pelayanan lokal, pusat pemasaran dari pertumbuhan wilayah yang cepat tumbuh di
wilayah belakang/pedesaan menuju kota Kabupaten Jayapura, antara lain di Distrik
kabupaten dalam distribusi barang konsumsi Sentani Timur, Sentani Kota, Depapre, dan
non-pertanian.
Demta merupakan distrik-distrik yang
Strategi Pengembangan Pusat Pelayanan, yang mendapatkan pengaruh dari laju urbanisasi
meliputi: dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang
a. Mendorong pertumbuhan Kota Sentani menjadi tumbuh, seperti pelabuhan, bandara, dan
kota orde I tingkat Provinsi Papua dengan skala perikanan.
pelayanan wilayah antar kabupaten melalui b. Strategi Bidang Permukiman (Perumahan
penambahan fasilitas-fasiltas umum dan sosial, dan Fasilitas Sosial) yang meliputi:
sarana dan prasarana wilayah serta tingkat 1). Mendorong tumbuhnya permukiman-
aksesbilitas. permukiman baru di antara koridor
b. Mendorong pertumbuhan Kota Orde II Depapre ekonomi Sentani-Genyem Kota (salah
dan Genyem Kota sebagai kota antara satunya di Distrik Waibu agar
(intermediate size settlement), yaitu pusat perkembangan tidak terlalu terpusat di
pelayanan wilayah utara dan tengah. Dan Distrik Sentani) dan Sentani-Depapre dengan
Yapsi sebagai Kota Orde II untuk pelayanan pola kluster (mengelompok) dengan
wilayah selatan berdasarkan karakteristik mempercepat pembangunan
potensi wilayah yang dimiliki. infrastruktur pendukung, baik
c. Meningkatkan kapasitas ibukota-ibukota distrik transportasi, listrik, maupun fasilitas-
selaku kota orde III agar dapat melayani fasilitas umum dan sosial lainnya. Agar
permukiman penduduk di wilayahnya dengan perkembangan perumahan di pinggir
cara penambahan failitas sosial dan fasilitas jalan utama dapat direduksi dengan
umum, aksesbilitas, infrastruktur, prasarana dan memberikan kebijakan insentif, yaitu
sarana wilayah yang memadai. berupa penyusunan KASIBA dan LISIBA.
d. Menciptakan sistem keterkaitan yang efektif 2). Untuk perumahan di pinggir Danau
antar pusat pelayanan. Sentani agar ditetapkan kebijakan
penetapan kepadatan dan ketinggian
Kebijakan dan Strategi Bidang Permukiman kawasan yang rendah karena
(Perumahan dan Fasilitas Sosial) adalah meliputi: perkembangan perumahan saat ini
a. Kebijakan bidang permukiman (perumahan sudah semakin menjamur, sehingga
dan fasilitas sosial) adalah dengan perlu pengaturan detail tata ruang yang
mengarahkan perkembangan kegiatan merekomendasikan arahan kepadatan
permukiman pada daerah-daerah yang aman dan ketinggian bangunan di kawasan
dan sehat, baik permukiman perkotaan dan pinggiran Danau Sentani, dan sepanjang
pedesaan yang disesuaikan dengan perairan pantai Depapre dan Demta.
karakteristik alam dan tata nilai budaya yang
berlaku di Kabupaten Jayapura. Rencana Rencana struktur ruang Kabupaten Jayapura
Pemerintah Kabupaten dalam pembangunan adalah meliputi:
Jalan Ring Road Selatan Jayapura-Sentani- 1. Penetapan Kawasan Perkotaan dan Kawasan
Kerom dapat mendukung salah satu program Perkampungan Sesuai dengan penetapan
Pemerintah Provinsi Papua dalam kebijakan mengenai ibukota Kabupaten
pengembangan sektor permukiman Kota Jayapura dan lokasi strategis beberapa kampung
Baru Provinsi Papua. Kecenderungan sehingga mampu melayani beberapa wilayah

24 Jurnal ELIPS Vol. 6 No. 1 (2023) 20 – 34


Jurnal ELIPS E-ISSN: 2775-8168
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya P-ISSN: 2615-8000

sekitarnya, maka berikut ditentukan kawasan berinteraksi ke distrik-distrik di wilayah tengah


perkotaan dan kawasan perkampungan: Kabupaten Jayapura yang seluruhnya diarahkan
a. Kawasan perkotaan adalah Kelurahan melalui jaringan jalan darat (jalan kolektor sekunder
Sentani Kota (dengan fungsi pusat pelayanan dan jalan lingkungan). Distrik Yapsi sebagai KPP di
permukiman, transportasi, jasa dan WP IV karena kemampuannya melayani kebutuhan
perdagangan dengan skala pelayanan yang masyarakat sekitarnya atau melayani dalam lingkup
melingkupi seluruh distrik di Kabupaten kampung dan antar kampung di sekitarnya. Pada
Jayapura) sebagai ibukota Distrik Sentani, distrik ini terdapat Bumi sahaja sebagai sentra
dimana Distrik ini merupakan ibukota dari produksi perkebunan yang memiliki potensi lahan
Kabupaten Jayapura sebagai pusat yang cukup besar untuk pengembangan produksi
pemerintahan. Waiya juga merupakan perkebunan dengan skala besar. Saat ini, PT. Sinar
kawasan perkotaan sebagai Ibukota Distrik Mas Group sudah memulai usaha perkebunan
Depapre dengan prioritas pengembangan tersebut di sana sehingga diharapkan dapat
pelabuhan peti kemas. Kampung Sabron di mendorong perkembangan akses di wilayah selatan
Distrik Kemtuk dimana distrik ini akan Kabupaten Jayapura.
dikembangkan menjadi Kawasan Agropolitan Kota Orde II, adalah pusat pelayanan yang
Grime Sekori. Selain itu, Ongan Jaya (Satuan melayani lebih dari dua distrik di dalam Kabupaten
Permukiman 1) adalah kawasan perkotaan Jayapura dan beberapa distrik lain di luar
kabupaten, serta memiliki beberapa fungsi utama.
sebagai Ibukota Distrik Yapsi yang berperan
Rencana pengembangan Kota Orde II ini didasarkan
sebagai sentra perkebunan. pada pertimbangan pemilahan orientasi
b. Kawasan perkampungan adalah wilayah yang pergerakan agar tidak memusat ke Kota Orde I
mempunyai kegiatan utama pertanian dalam jangka menengah. Dalam jangka menengah
termasuk pengelolaan sumber daya alam perlu dipertimbangkan bahwa Sehingga perlu
dengan susunan fungsi kawasan sebagai adanya dukungan penuh dan konsistensinya untuk
tempat permukiman perkampungan, perwujudan Kota Orde II tersebut karena masih
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan minimnya fasilitas yang ada di sana saat ini.
sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan Di tingkat Nasional, Kabupaten Jayapura
perkampungan ditetapkan semua distrik di dikategorikan dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN).
kabupaten selain Distrik Sentani, Depapre,
PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi
Kemtuk, dan Yapsi.
untuk melayani kegiatan skala internasional,
Kampung Pusat Pertumbuhan (KPP) di nasional atau beberapa provinsi. Sedangkan untuk
Kabupaten Jayapura antara lain adalah Distrik penentuan pusat-pusat pelayanan di Kabupaten
Depapre, Distrik Kemtuk, dan Distrik Yapsi. Pada Jayapura dibagi Berdasarkan kriteria tersebut, skala
Distrik Depapre yang akan dikembangkan pelayanan kota-kota di Kabupaten Jayapura dapat
pelabuhan peti kemas akan menjadi pusat distribusi dibedakan atas:
barang melalui laut sehingga akan mengaktifkan 1. Pusat kegiatan nasional, dengan skala pelayanan
perairan Kabupaten Jayapura dan akan mendorong kabupaten dan/atau kabupaten di sekitarnya,
perkembangan infrastruktur dan fasilits pada serta skala pelayanan internasional, nasional
bagian utara Kabupaten Jayapura (WP II). Kebijakan atau beberapa provinsi.
pengembangan kawasan agropolitan Grime Sekori 2. Pusat sub-regional, dengan skala pelayanan
dengan pusatnya di Distrik Kemtuk sebagai tempat sebagian kabupaten atau beberapa kecamatan
pengumpulan hasil pertanian sentra-sentra di sekitarnya.
produksi di sekitarnya (WP III). Pada pusat ini 3. Pusat lokal, dengan skala pelayanan hanya di
dimaksudkan untuk membuka akses dan wilayah kecamatannya sendiri. Kota-kota ini

Jurnal ELIPS Vol. 6 No. 1 (2023) 20 – 34 25


Jurnal ELIPS E-ISSN: 2775-8168
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya P-ISSN: 2615-8000

adalah yang tidak termasuk pusat regional dan Sawoi (Kemtuk Gres) Pusat Lokal

pusat sub-regional. Klaisu (Gresi Selatan) Pusat Lokal

Imestum (Namblong) Pusat Lokal


Kebijaksanaan perwilayahan pembangunan
diarahkan pada keberlanjutan pengembangan Nimbokrang (Nimbokrang) Pusat Lokal
pusat-pusat sub wilayah berdasarkan arahan yang
Meukisi (Yokari) Pusat Lokal
sudah ada sebelumnya, yaitu:
1. Kota orde I adalah Ibukota Distrik Sentani Demta Kota (Demta) Pusat Lokal
(Sentani Kota). Kota orde I ini akan berperan
Lapua (Kaureh) Pusat Lokal
sebagai pusat regional, dengan wilayah
pelayanan seluruh kabupaten. Hulu Atas (Airu) Pusat Lokal

2. Kota orde II adalah Ibukota Distrik Depapre Buasum (Umurum Guay) Pusat Lokal
(Waiya), Ibukota Distrik Kemtuk (Sabron), dan
Ibukota Distrik Yapsi (Ongan Jaya). Kota Orde II Sumber : RTRW Kab. Jayapura 2008-2028
ini akan berperan sebagai pusat sub-regional,
dengan wilayah pelayanan beberapa distrik saja.
3. Kota orde III adalah semua Ibukota Distrik (IKD),
dengan wilayah pelayanan distrik masing-
masing.

Rincian pembangian orde Kota di Kabupaten


Jayapura, ditunjukkan pada Tabel 1 dan peta
struktur ruang Kabupaten Jayapura ditunjukkan
Gambar 3.

Tabel 1. Orde Kota di Kabupaten Jayapura


Orde Peran Sebagai Pusat
Nama Ibukota Distrik
Kota Pelayanan

Pusat Kegiatan
I Sentani Kota (Sentani)
Nasional

Waiya (Depapre) Pusat Sub Regional

II Sabron (Kemtuk) Pusat Sub Regional

Ongan Jaya (Yapsi) Pusat Sub Regional Gambar 3. Peta struktur ruang Kabupaten Jayapura
Sumber: RTRW Kab. Jayapura 2008-2028
Kampung Harapan (Sentani
Pusat Lokal
Timur)
Rencana Pola Ruang Kabupaten Jayapura
Kamyaka (Ebungfau) Pusat Lokal Rencana pola pemanfaatan ruang
menggambarkan letak dan luasan dari kegiatan
Waibron (Sentani Barat) Pusat Lokal
III budidaya dan lindung. Aspek-aspek yang
Necheibe (Raveni Rara) Pusat Lokal dipertimbangkan adalah fungsi lingkungan, estetika
lingkungan, kuantitas dan kualitas ruang, pola dan
Doyo Baru (Waibu) Pusat Lokal struktur tata ruang, lokasi pemanfaatan sumber
alam, dan sumber daya manusia untuk kegiatan
Genyem Kota (Nimboran) Pusat Lokal
pembangunan, integritas dan keamanan wilayah.
Pola pemanfaatan ruang didapatkan dengan

26 Jurnal ELIPS Vol. 6 No. 1 (2023) 20 – 34


Jurnal ELIPS E-ISSN: 2775-8168
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya P-ISSN: 2615-8000

melakukan delineasi (batas-batas) kawasan harus mengikuti ketentuan fisiografis alam di


kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan kawasan- daerah tersebut, terutama harus menghindari
kawasan lainnya, sehingga didapatkan kategori daerah yang ditetapkan sebagai kawasan lindung,
kawasan budidaya dan kawasan lindung. Secara
menghindari lahan yang memiliki kelerengan >25%,
umum, pembagian kategori kawasan dilakukan agar
terwujud keseimbangan antara fungsi ekonomi dan dan difokuskan pada lahan yang relatif datar dan
lingkungan. dekat dengan kegiatan masyarakat. Secara
Untuk menjaga keseimbangan ekosistem fungsional, maka kawasan perkotaan tersebut akan
maka perencanaan ruang Kabupaten Jayapura melayani berbagai kebutuhan penduduk, seperti
harus mampu mendahulukan perbaikan sistem pelayanan umum, sosial, ekonomi, jasa komersial
hidrologinya. Hal ini dilakukan dengan mengurangi lainnya, wisata, dan lainnya.
sedimentasi yang berasal dari hutan yang dibawa Untuk permukiman perkampungan dapat
oleh alur-alur sungai menuju ke pinggiran danau. dilihat dari arah perkembangan Kabupaten
Perbaikan sistem hidrologi dilakukan juga dengan Jayapura yang bertujuan membuka pusat
meningkatkan daya tampung resapan air di dalam pertumbuhan di beberapa lokasi/bagian di pesisir
pulau melalui upaya penghutanan kembali, danau, maka sesuai dengan pembatasan kawasan
terutama daerah berlerang terjal, topografi tinggi, lindung penetapan wilayah permukiman dilakukan
dan lembahlembah sungai. Oleh karena itu, perlu di sepanjang pesisir Danau, namun perlu dengan
penetapan beberapa kawasan di Kabupaten memperhatikan arahan batasan sempadan danau.
Jayapura sebagai kawasan lindung. Menurut Sedangkan untuk permukiman transmigrasi,
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang polanya cenderung mengelompok dengan kegiatan
Penataan Ruang, kawasan lindung adalah wilayah masyarakat pada sektor industri.
yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi Perumahan perdesaan terdiri atas
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup perumahan penduduk yang terletak di kawasan
sumberdaya alam dan sumberdaya buatan. pendukung perkotaan, yang fungsi utamanya
Kawasan resapan air adalah kawasan yang adalah sebagai kawasan agroindustri dan
mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan pariwisata. Selain itu, perumahan perdesaan
air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air diarahkan untuk menjadi kawasan relokasi
bumi (lapisan batuan akuifer) yang berguna sebagai permukiman para perambah hutan di kawasan
sumber air. Tujuan dari perlindungan adalah Cagar Alam Cycloop.
memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air Untuk melayani kebutuhan perumahan di
hujan pada daerah resapan air tanah untuk masa depan, maka ditetapkan beberapa usulan,
keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan yaitu:
penanggulangan banjir, baik untuk kawasan 1. Mengarahkan pengembangan kawasan
bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. perumahan ke bagian perkampungan dan
Kriteria yang ditetapkan untuk kawasan resapan air transmigrasi terutama pada akses jalan yang
adalah curah hujan yang tinggi, struktur tanah yang sudah dirintis perumahan sebelumnya, dan pada
mudah meresapkan air, dan bentuk geomorfologi wilayah dengan jaringan jalan baru kelak
yang mampu meresapkan air hujan berskala besar. 2. Mengembangkan permukiman sesuai dengan
Kawasan permukiman di Kabupaten Jayapura karakteristik ulayat/adat karena dengan
terdiri dari kawasan perkotaan, perkampungan, dan demikian dapat menjaga kelestarian lingkungan.
transmigrasi. Untuk permukiman perkotaan, dalam
jangka panjang direncanakan terpusat di Distrik Perbup Kab. Jayapura No 24 tahun 2021 Tentang
Sentani, Sentani Timur, Waibu, dan Sentani Barat. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Sentani Tahun 2021-2041
Peruntukan kawasan perkotaan tersebut tentunya

Jurnal ELIPS Vol. 6 No. 1 (2023) 20 – 34 27


Jurnal ELIPS E-ISSN: 2775-8168
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya P-ISSN: 2615-8000

Tujuan Penataan Ruang Wilayah d. Pusat koleksi dan distribusi barang dan
Perencanaan adalah terwujudnya BWP Perkotaan penumpang.
Sentani sebagai pusat pertumbuhan yang berbasis e. Pusat pertahanan dan keamanan
mitigasi bencana dan kearifan lokal yang ditunjang
f. Pusat pengembangan pariwisata dalam
oleh pengembangan sektor pariwisata. Rencana
struktur ruang BWP Perkotaan Sentani merupakan meningkatkan masyarakat adat
kerangka tata ruang wilayah kawasan perkotaan 2. Zona rawan bencana serta daya dukung dan
yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan kemampuan lahan dalam membentuk unti-unit
yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan permukiman baru.
oleh sistem jaringan prasarana wilayah terutama 3. Sebaran, kebutuhan dan arahan pengembangan
jaringan transportasi. fasilitas umum, sosial dan ekonomi.
Rencana struktur ruang wilayah perkotaan
4. Aksesibilitas eksternal dan internal kawasan.
berfungsi:
1. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat Berdasarkan dasar pertimbangan struktur
kegiatan wilayah perkotaan yang memberikan ruang diatas, maka pusat-pusat pelayanan kota
layanan bagi kawasan di sekitarnya; dan Sentani teraglomerasi pada Koridor ruas utama
2. Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah Sentani – Abepura yang merupakan Jalan Arteri
yang menunjang keterkaitannya serta Primer yang dimulai dari Sub BWP A di distrik Waibu
memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang Sentani Timur sampai dengan Sub BWP E di Distrik
ada dalam wilayah perkotaan, terutama pada Sentani Timur.
pusat-pusat kegiatan yang ada.
Rencana Jaringan Transportasi
Pada dasarnya suatu pusat pelayan memiliki Arahan pengembangan jaringan transportasi
hirarki dari berbagai faktor yang menyatakan bertujuan untuk mengatur jaringan pergerakan di
kelengkapan dan skala pelayanan setiap fasilitas BWP Perkotaan Sentani pada masa yang akan
datang serta untuk mendukung kegiatan fungsi
sosial ekonomi yang dimilikinya. Selain itu faktor
utama yang akan dikembangkan di BWP Perkotaan
potensi pengembangan baik dilihat dari fisik, Sentani, yaitu zona perumahan, perdagangan dan
aksesibilitas dan potensi aglomerasi permukiman jasa, perkantoran, sarana pelayanan umum,
penduduk menjadi faktor yang penting untuk mendukung potensi kegiatan pariwisata dan
melihat pusat-pusat pelyanan dan skala pelayanan pengembangan potensi ekonomi kawasan dalam
yang mungkin tumbuh dalam struktur ruang BWP kerangka mitigasi bencana.
Secara keseluruhan sistem transportasi
Perkotaan Sentani.
perkotaan Sentani dipengaruhi oleh interaksi antara
Dasar dari pembagian struktur ruang pusat
sistem kegiatan sebagai variable permintaan
pelayanan BWP Perkotaan Sentani dapat
perjalanan yang ada, sistem jaringan yang tersedia
dirumuskan sebagai berikut:
dan yang dibutuhkan dan sistem pergarakan yang
1. Fungsi dan peran BWP Perkotaan Sentani
terjadi. Oleh karena itu berdasarkan ketiga aspek
sebagai pusat Pelayanan Regional (Orde I)
diatas, maka strategi pengembangan sistem
Kabupten Jayapura dan dalam konteks eksternal
transportasi Perkotaan Sentani adalah sebagai
dan internal wilayah adalah:
berikut:
a. Pusat Pemerintahan.
1. Meningkatnya sistem kegiatan dan
b. Pusat Permukiman perkotaan dengan peran
meningkatnya permintaan akan perjalanan baik
fungsi Pendidikan, fungsi kesehatan, fungsi
internal kawasan perkotaan dan ekstrnal
olahraga dan fungsi perumahan yang
mengakibatkan terjadinya kejenuhan
berkelanjutan dengan penerapan mitigasi
pergarakan di beberapa ruas jalan perkotaan
bencana.
Sentani sebagai titik utama tarikan pergerakan
c. Pusat perdagangan dan jasa skala regional.

28 Jurnal ELIPS Vol. 6 No. 1 (2023) 20 – 34


Jurnal ELIPS E-ISSN: 2775-8168
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya P-ISSN: 2615-8000

terutama pada jalan poros arteri perimer Jl. dipengaruhi oleh rencana infrastruktur transportai
Sentani – Abepura dan Jl. Kemiri dan beberapa regional dalam mendukung Pusat Orde I dan bagian
jalan kolektor sekunder sebagai jalan dari PKN Jayapura serta fungsi dan peran kawasan
perencanaan dalam mewujudkan kawasan
pengumpul pergerakan terutama pada bagian
perkotaan.
selatan.
2. Perlu adanya pengembangan dan pembangunan Rencana Jaringan Air Minum
jaringan jalan kolektor sekunder (JKS) baru untuk Sumber air minum kawasan Perkotaan
mengurangi beban Jalan Arteri Primer(JAP) baik Sentani bersumber dari berbagai sumber aiar baku
dari arah timur yaitu Nendali dan arah Barat atau air bersih yang dilaksanakan di beberapa desa
yaitu Doyo Baru dan Hinekombe untuk dengan menggunakan dana baik dari pemerintah
maupun masyarakat. Jaringan air minum perpiaan
memberikan jalan alternatif atau lingkar selatan
telah terlayani di kawasan permukiman perkotaan
kota yang bertujuan untuk mengurangi beban Sentani yang dikelola sebagian besar oleh PDAM
jalan JAP dengan memecah pergarakan utama Kota Sentani. Beberapa sumber air minum dan
sekaligus menambah kapasitas jalan kolektor sistem pengelolaan yang terdapat di perkotaan
sekunder (JKS) untuk pengembangan kawasan Sentani adalah:
baru di sebelah selatan kota. 1. Sistem Jaringan Perpipaan oleh PDAM Sentani
3. Arah pengembangan aktivitas, jaringan dan Sistem penyediaan air minum jaringan
perpipaan di faslitasi oleh PDAM Cabang Sentani
pergerakan di prioritaskan pada arah bagian
yang merupakan bagian dari PDAM Jayapura.
selatan kota Sentani yang relatif aman dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sentani
resioko bencana. Bagian utara kota memiliki difasilitasi oleh 4 sistem intake yaitu sistem
tingkat resiko bencana yang sedang sampai intake Pos 7 yang merupakan jaringan air minum
tinggi. utama dengan kapasitas terpasang 100 lt/dt,
4. Menstrukturkan fungsi jaringan jalan yang ada intake Kemiri (Gunung Merah) dengan kapasitas
terpasang 10 lt/dt dan intake Yowari di Doyo
sesuai dengan fungsi dan pusat aktifitas yang
Baru dekat Rumah Sakit Yowari dengan
menghubungkannya, dan sesuai dengan syarat kapasitas terpasang 15 lt/dt dan Intake Kampung
gemetris yang harus dipenuhi setiap fungsi Harapan dengan kapasitas terpasang 10 lt/dt.
jaringan jalan tersebut. Sistem jaringan air minum tersebut bersumber
5. Mengembangkan dan membangun simpul- dari air permukaan yaitu Sungai Sereh, Sungai
simpul pergarakan baik angkutan jalan, Kemiri dan Yowari di Doyo Baru.
angkutan penyeberangan danau, angkutan
2. Sistem Jaringan Bukan Perpipaan
udara serta potensi pengbangan jaringan kereta
Selain sistem jaringan perpipaan yang berasal
api dan mengembangkan fasilitas pergantian
dari PDAM sebagian besar masyarakt masih
moda di antara simpul pergerakan tersebut.
menggunakan sumber air baku untuk air minum
6. Mengembangkan dan membangun pergerakan
dari berbagai sumber yang belum tentu aman
pejalan kaki dan sepeda untuk menciptakan
tingkat keselamatan pejalan kaki dan yaitu:
memfasilitasi pergarakan non kendaraan. a. Air tanah dengan membanguan sumur gali
(pribadi dan umum) dan sumur pompa baik
Diharapkan dengan tercapainya tujuan, dangkal maupun dalam yang sebagian besar
kebijakan dan strategi daitas pengembangan berasal dari pegunungan Cyclopps
transportasi di BWP Perkotaan Sentani akan dapat b. Sumber air permukaan yaitu memanfatakan
mempermudah pergerakan orang dan/atau barang sunga yang berasal dari sungai Kemiri, Sereh,
dari satu tempat ke tempat lainnya dan memacu Sungai Harapan dan sungai Makanuay.
pertumbuhan ekonomi yang ada. Secara makro
sistem transportasi di BWP Perkotaan Sentani

Jurnal ELIPS Vol. 6 No. 1 (2023) 20 – 34 29


Jurnal ELIPS E-ISSN: 2775-8168
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya P-ISSN: 2615-8000

3. Sistem saluran sekunder, adalah saluran terbuka


atau tertutup yang berfungsi menerimaaliran air
dari saluran tersier dan limpasan air dari
permukaan sekitarnya, dan meneruskan air ke
saluran primer. Dimensi saluran tergantung
pada debit yang dialirkan. Saluran drainase
primer yang ada di perkotaan Sentani berada
pada sepanjang jalur-jalur jalan kolektor
sekunder adalah:

a. Pada ruas jalan kemiri yang menghubungkan


Gambar 4. Rencana Jaringan Air Minum Perkotaan saluran primer jalan poros dan jalan lingkar
Sentani utara
b. Pada jalan sosial
Rencana Jaringan Drainase c. Pada Jalan Pos 7
Berdasarkan fungsi pelayanan, sistem d. Pada jalan Komba
drainase kawasan perkotaan Sentani dapat dibagi e. Pasa jalan kolektor sekunder yang
menjadi 4 bagian pokok yaitu: menghubungkan pasar baru dan Dobonsolo
1. Sistem badan penerima air atau Sungai, adalah f. Pada jalan masuk dan sekitar bandara
sungai yang melintasi kota yang berfungsi g. Pada jalan di kawasan hawai
mengendalikan air sehingga tidak menganggu h. Pada jalan Asei Besar
masyarakat dan merupakan outlet akhir dari
sistem buangan air baik itu skala kawasan 4. Sistem saluran tersier, adalah saluran drainase
maupun skala kota. Beberapa sungai utama yang yang menerima air dari saluran drainase lokal,
melintasi di Kota Sentani dan bermuara ke dimana saluran ini baik terbuka atau tertutup
Danau Sentani adalah Sungai Waimbrow dalam pada fungsi jalan lokal sekunder di perkotaan
satu sistem dengan Sungai Doyo dan Sungai Sentani. Kondisi dilapangan secara umum
menunjukkan, bahwa sistem pengaliran
Kemiri, Sungai Sereh, Sungai Tolada, Sungai
drainase lingkungan perkotaan Sentani banyak
Yabbawi dan Sungai Makanwe. dipengaruhi oleh daya tampung sungai atau
2. Sistem saluran primer, adalah saluran utama saluran drainase yang tidak mampu menampung
yang menerima masukan aliran dari saluran luapan air hujan (curah hujan tinggi), disamping
sekunder. Dimensi saluran ini relatif besar. Akhir dipengaruhi dataran rendah, permukiman
saluran primer adalah badan pemerima air. padat, pengalihan atau tidak berfungsinya
Saluran drainase primer yang ada di perkotaan sistem saluran yanga ada, prilaku buang sampah
yang tidak tepat oleh masyarakat dan
Sentani berada pada sepanjang jalur-jalur jalan
sedimentasi.
utama sebagai main drain (drainase induk)
sebelum masuk ke jaringan sungai yaitu:
a. Pada jalan poros sentani – abepura – Jl.
Kemiri – Jalan Doyo Baru
b. Pada saluran atau jalan lingkar utara (kantor
Bupati – Sereh – Jl. Ifar Gunung)
c. Pada jalan Kehiran
d. Pada Jalan Pasar Lama sampai Yahim

30 Jurnal ELIPS Vol. 6 No. 1 (2023) 20 – 34


Jurnal ELIPS E-ISSN: 2775-8168
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya P-ISSN: 2615-8000

limbah perkotaan Sentani ditunjukkan pada


Gambar 6.

Gambar 5. Rencana jaringan drainase perkotaan


Sentani Gambar 6. Rencana jaringan air limbah perkotaan
Sentani
Rencana Jaringan Air Limbah
Sistem pengolahan air limbah (SPAL) Rencana Jaringan Pengelolaan Persampahan
domestik di perkotaan Sentani baik itu grey water Pengolahan sampah yang dilkakukan oleh
(non tinja) dan black water (tinja) masih dilakukan partisipasi masyarakat dan swasata Untuk sistem
secara setempat (on site) dan khusunya untuk air
pengolahan sampah di Kota Sentani pemerintah
limbah domestik grey water masih bercampur
menjadi satu dengan jaringan drainase. Untuk Daerah bekerja sama dengan kelompok masyarakat
pengolahan lumpur tinja domestik telah dibangun memembentuk Bank Sampah sebagai sistem
IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) pada pengelolaan sampah yang dikelola bersama
tahun 2017 di Kampung Waibron, Distrik Sentani masyarakat dengan pembangunan TPS-3R atau
Barat. Layanan ke IPLT ini sudah mulai dilakukan terpadu. Unit Utama ini adalah Bank Sampah Induk
pada tahun 2019 berupa Layanan Lumpur Tinja Kenambai Umbai di Doyo Baru yang telah mengolah
Terjadwal (LLTT) dengan kapasitas 15 M³/hari dan 2
sampah terutama sumber sampah berupa:
unit truk tinja. Untuk melayani hampir 1.500 rumah
di perkotaan Sentani layanan unit angkutan lumpur a. Sisa makanan yang dijadikan kompos
tinja ini belum dapat melayani semua rumah tangga b. Plastik
perkotaan Sentani. Oleh karena itu sampai saat ini, c. Gelas/kaca
pengolahan dan pembuangan akhir limbah tinja d. Kertas
domestic dari tangki septik berupa resapan dan ke e. Logam/metal
sungai atau danau. Untuk kedepan, perlu perluasan
layanan lumpur tinja di setiap rumah dalam
Selama kurun waktu 2019 Bank Sampah
perkotaan Sentani.
Kenambai Umbai telah berhasil mengumpulkan 30
Untuk kedepannya selain memperluas
ton sampah kertas. Bank Sampah Induk Kenambai
cakupan pelayanan pada sistem on site dengan
Umbai telah melakukan sosialisasi dan masyarakat
IPLT, maka pengembangan SPAL sistem terpusat
telah tergerak untuk membentuk 6 BSU di beberapa
(off site) yaitu pengembangan IPAL skala
wilayah yang ada di Sentani.
permukiman atau kawasan perlu dilakukan
terutama pada kawasan permukiman padat yang
Rencana Pola Ruang
dekat dengan sungai dan danau untuk melindungi
Rencana pola ruang BWP Perkotaan Sentani
pencemaran dan meningaktkan sanitasi
didesain dalam rangka mendistribusikan zona pada
masyarakat. Untuk pengolahan air limbah non
BWP yang akan diatur sesuai dengan fungsi lindung
dometik terutama rumah sakit, perdagangan dan
dan fungsi budidaya. Adapun rencana pola ruang
jasa serta perkantoran pada umumnya memilki
BWP Perkotaan Sentani disajikan pada Tabel 2 dan
instalasi pengolahan limbah terutama rumah sakit
Gambar 7.
sebelum dibuang ke badan air. Rencana jaringan air

Jurnal ELIPS Vol. 6 No. 1 (2023) 20 – 34 31


Jurnal ELIPS E-ISSN: 2775-8168
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya P-ISSN: 2615-8000

Zona Hutan Produksi yang dapat


HPK 2.231,82 22,32
Dikonversi
Tabel 2. Rencana Pola Ruang BWP Perkotaan
Sentani Zona Perkebunan Rakyat KR 1.468,02 14,68
Nama Zona Kode Luas (Ha) %
Zona Perikanan I
Zona Lindung
Perikanan Budi Daya IK-2 9,16 0,09
Zona Sempadan Sungai SS 407,33 4,07
Zona Pertambangan T
Zona Sekitar Danau Atau Waduk DW 156,9 1,57
Peruntukan Pertambangan Batuan MBT 43,82 0,44
RTH RTH
Zona Pariwisata W 30,34 0,30
Rimba Kota RTH-1 395,95 3,96
Zona Pertahanan dan Keamanan HK 338,8 3,39
Taman Kota RTH-2 33,18 0,33
Zona Transportasi ZR 170,59 1,71
Taman Kecamatan RTH-3 49,86 0,50
Total Zona Budidaya (B) 6.426,37 64,26
Taman Kelurahan RTH-4 64,5 0,65
Badan Air (C) BA 63,34 0,63
Taman RW RTH-5 58,04 0,58
Badan Jalan (D) BJ 179,37 1,79
Pemakaman RTH-7 20,37 0,20
Badan Rel Kereta Api (D) BRKA 20,12 0,20
Total Zona Lindung (A) 1.186,13 11,86
Grand Total A+B+C 7.875,33 78,75
Zona Budidaya

Zona Perumahan R
Sumber: RDTR Kawasan Perkotanan Sentani 2021 -
2041
Rumah Kepadatan Tinggi R-2 194,24 1,94

Rumah Kepadatan Sedang R-3 974,26 9,74

Rumah Kepadatan Rendah R-4 609,92 6,10

Zona Perdagangan & Jasa K

Perdagangan dan Jasa Skala Kota K-1 11,55 0,12

Perdagangan dan Jasa Skala BWP K-2 125,15 1,25

Perdagangan dan Jasa Skala Sub


K-3 25,84 0,26
BWP

Zona Perkantoran KT 31,44 0,31

Zona Sarana Pelayanan Umum SPU

SPU Skala Kota SPU-1 71,24 0,71

SPU Skala Kecamatan SPU-2 37,88 0,38

SPU Skala Kelurahan SPU-3 47,12 0,47

Zona Kawasan Peruntukan Industri SIKM 3,04 0,03

32 Jurnal ELIPS Vol. 6 No. 1 (2023) 20 – 34


Jurnal ELIPS E-ISSN: 2775-8168
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya P-ISSN: 2615-8000

Tingginya kasus penyerobotan dan


pemalangan tanah. Banyak jalan lingkungan dalam
kondisi rusak. Drainase di lingkungan perumahan
belum memadai sehingga terjadi genangan pada
musim hujan. Masih banyak lahan dan tanah yang
belum bersertifikat. Belum optimalnya penanganan
pertanahan.
Strategi dan penanganan pemukiman kumuh
di Kabupaten Jayapura adalah mengacu pada: visi
pembangunan jangka menengah Kabupaten
Jayapura 2017-2022 yaitu Kabupaten Jayapura
Berkualitas, Sejahtera dan Ramah. Mengacu pada
Potensi. Luas wilayah Kabupaten Jayapura 17,514
Km² dengan eksisting penggunaan lahan
permukiman sekitar 0,18 % (dibanding keseluruhan
wilayah) dari 0,66 % (dibanding keseluruhan
wilayah) yang direncanakan. Penggunaan
permukiman belum tersebar secara merata di
seluruh Distrik Kabupaten Jayapura, pola
penggunaan permukiman paling besar terdapat di
Distrik Sentani dan Kaureh.
Pola persebaran infrastruktur dan fasilitas
yang belum merata di wilayah Kabupaten Jayapura
Gambar 7. Peta Rencana Pola Ruang Perkotaan
dan masih terpusat di Distrik Sentani
Sentani
mengakibatkan perkembangan kawasan
permukiman lambat. Kawasan permukiman dapat
4. KESIMPULAN dikembangkan lebih jauh lagi sehingga dapat
dijadikan sebagai pusat pertumbuhan yang baru.
Kondisi pemukiman kumuh di Kabupaten
Jayapura, Terdapat sebanyak 15.033 unit (49.09 %)
rumah penduduk tidak layak huni. Pemenuhan 5. DAFTAR PUSTAKA
kebutuhan air minum bagi rumah tangga belum
maksimal, yaitu PDAM hanya mampu melayani Ade, M. R., Zulfan S., Suardi T. (2017). Strategi
sekitar 10,38 % sebagian besar di wilayah Penataan Kawasan Permukiman Kumuh
perkotaan. Sebanyak 3.655 KK belum terlayani Perkotaan Kampung Bandar Kota Pekanbaru.
jaringan listrik dari PLN. Dinamika Lingkungan Indonesia. 2(2), 117-
Kurangnya koordinasi antara Pemerintah 127.
Provinsi Papua dengan Kabupaten Jayapura dalam As’ari, Ruli, Fadjarani S. (2018). Penataan
hal pengadaan dan pemasangan PLTS. Masih Permukiman Kumuh Berbasis Lingkungan.
tingginya pendirian rumah dan pelaksanaan Jurnal Geografi, 15(1).
konstruksi yang tidak didukung oleh regulasi Peraturan Bupati Kabupaten Jayapura Nomor 24
AMDAL dan IMB. Belum tersedianya Tempat Tahun 2021 tentang Rencana Detail Tata
Pemakaman Umum (TPU) milik pemerintah daerah. Ruang Kawasan Perkotaan Sentani Tahun
2021-2041

Jurnal ELIPS Vol. 6 No. 1 (2023) 20 – 34 33


Jurnal ELIPS E-ISSN: 2775-8168
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya P-ISSN: 2615-8000

Peraturan Daerah Kabupaten Jayapura Nomor 21 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Penataan Ruang
Wilayah Kabupaten Jayapura Tahun 2008- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
2028. Perumahan dan Kawasan Permukiman
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2018 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
tentang Pencegahan dan Peningkatan Republik Indonesia Nomor 5188).
Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 785).
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016
tentang Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 101,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5883);
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 10);
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017
tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59
Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 136);
Perda Kab. Jayapura No 1 Tahun 2018 Tentang
Rencana Jangka Menengah Daerah Tahun
2017-2022
Perda Kabupaten Jayapura No 21 tahun 2009
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun
2008-2028.
Simanuntak, D. N. (2022). Analisis Karakteristik
Lingkungan Pemukiman Kumuh Di Kelurahan
Belawan Bahagia, Kecamatan Medan
Belawan. Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan
Geografi, 5(1).
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.

34 Jurnal ELIPS Vol. 6 No. 1 (2023) 20 – 34

You might also like