Hang Tuah Medical Journal: Literatur Review
Hang Tuah Medical Journal: Literatur Review
1 (2021)
Literatur review
BAHASUAN1
132
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
Abstrak
Latar belakang : Penyakit kanker adalah jenis penyakit tidak menular yang
merupakan beban dunia saat ini. Dalam mendukung pengobatan utama kanker,
terapi oksigen hiperbarik dapat menjadi terapi adjuvan untuk kanker. penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi oksigen hiperbarik sebagai adjuvan
radioterapi dan kemoterapi pada sel kanker.
Metode : Jenis penelitian ini adalah literature review. Jurnal yang dipakai dalam
penelitian ini adalah jurnal internasional yang terindeks di Scimago atau jurnal
nasional yang terindeks di Sinta yang dipublikasikan pada tahun 2016 hingga tahun
2021. Waktu penelitian berlangsung dari bulan April 2021 – September 2021. Lokasi
penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya.
Hasil : Pada hasil penelitian terdapat 11 studi dimana 10 diantaranya menyatakan
adanya pengaruh terapi oksigen hiperbarik terhadap kemoterapi dan radioterapi pada
sel kanker, sementara 1 studi menyatakan tidak ada pengaruhnya. Penelitian ini juga
memiliki keterbatasan, yaitu studi yang direview memiliki instumen, desain, serta
dosis pemberian terapi oksigen hiperbarik yang berbeda-beda sehingga sulit untuk
menyimpulkan hasil penelitian.
Kesimpulan : 10 dari 11 studi pada penelitian ini menyatakan bahwa terapi oksigen
hiperbarik memiliki berbagai pengaruh terhadap kemoterapi dan radioterapi pada sel
kanker seperti peningkatan efikasi, sensitivitas, kerja, dan efek toksisitas dan inhibisi,
serta peningkatan survival rate pada pasien kanker, sedangkan 1 studi lainnya
menyatakan bahwa terapi oksigen hiperbarik tidak memiliki pengaruh apapun
sebagai adjuvan terapi.
133
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
PENDAHULUAN
Penyakit kanker adalah jenis penyakit tidak menular yang merupakan beban
dunia saat ini yang diikuti dengan penyakit janting iskemik dan stroke (Kementrian
Kesehatan RI, 2019; Mattiuzzi and Lippi, 2019). IARC, suatu badan penelitian kanker
dunia, menyatakan kanker terjadi pada satu dari lima pria dan satu dari lima wanita
(World Health Organization, 2020b). Menurut WHO kanker menjadi penyebab
kematian yang utama di dunia dan pada tahun 2020 jumlah kasus kanker baru di
segala usia dan jenis kelamin mencapai 19.292.789 kasus (Kementrian Kesehatan
RI, 2019; World Health Organization, 2020b). Hal ini mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan jumlah kasus baru yang terjadi pada tahun 2018, yaitu sekitar
18 juta kasus (Mattiuzzi and Lippi, 2019). Data dari WHO mencatat kematian akibat
kanker di seluruh dunia pada tahun 2020 mencapai 10 juta jiwa (World Health
Organization, 2020a). Setengah dari total kematian yang terjadi, sebesar 58.3%,
terjadi di Asia menjadikan Asia penyumbang kasus kanker terbesar di dunia (Sung et
al., 2021). Hal ini juga bisa dikarenakan negara-negara dengan populasi yang besar
seperti India, Cina, dan Indonesia berada di benua Asia (Kementrian Kesehatan RI,
2019)
Di Indonesia kasus kanker baru tercatat 396.914 kasus pada tahun 2020
(World Health Organization, 2020c). Pada beberapa tahun terakhir kasus kanker
terus mengalami peningkatan (Kementrian Kesehatan RI, 2019). Kasus kanker di
Indonesia sendiri paling banyak terjadi di perkotaan dibandingkan dengan pedesaan
hal ini terjadi karena adanya perilaku hidup sedenter dan kurangnya olahraga
(Kementrian Kesehatan RI, 2019). Tentunya berbagai upaya dilakukan oleh
pemerintah Indonesia dalam menangani kasus kanker yang terjadi (Kementrian
Kesehatan RI, 2019). Upaya pendekatan berupa promotif dan preventif telah
dilakukan pemerintah begitu pula tindakan pengobatan utama yang terdiri dari
pembedahan, penyinaran, dan kemoterapi (Kementrian Kesehatan RI, 2019).
134
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
Stuhr, 2012). Berdasarkan hal ini peneliti ingin meneliti tentang pengaruh terapi
hiperbarik sebagai adjuvan terapi radioterapi dan kemoterapi pada sel kanker.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah studi literatur
atau tinjauan pustaka. Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan
pengetahuan, menjadi panduan untuk suatu kebijakan dan penerapan, menyajikan
bukti dari suatu efek, serta, jika penelitian dilakuakan dengan baik, dapat menjadi
dasar untuk teori dan penelitian selanjutnya (Snyder, 2019). Jurnal yang dipakai
dalam penelitian ini adalah jurnal internasional yang terindeks di Scimago atau jurnal
nasional yang terindeks di Sinta yang dipublikasikan pada tahun 2016 hingga tahun
2021. Jurnal yang tidak diambil dalam penelitian ini adalah jurnal internasional yang
tidak terindeks di Scimago atau jurnal nasional yang tidak terindeks di Sinta yang
dipublikasikan pada tahun 2016 hingga tahun 2021. Instrument yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari artikel yang diambil dari jurnal
internasional atau nasional dengan minimal jumlah 10 artikel yang terindeks di
Scimago dan Sinta yang dipublikasi pada tahun 2016 hingga tahun 2021. Lokasi
penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya.
Waktu penelitian berlangsung dari bulan April 2021 – September 2021.
HASIL PENELITIAN
Jurnal artikel yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dan dicari
melalui database jurnal online, yaitu PubMed dan Google Scholar. Berdasarkan
pencarian tersebut, didapatkan 11 artikel. Kata kunci yang digunakan pada pencarian
tersebut sesuai dengan pembahasan dan topik yang berkaitan dengan tujuan dan
judul dari penelitian ini, sehingga rumusan masalah penelitian ini dapat terjawab.
Jurnal artikel yang didapatkan juga sudah memenuhi syarat dan ketentuan penulisan,
yaitu merupakan jurnal nasional atau internasional yang terindeks di sinta atau
scimago.
135
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
Kategori n %
Tahun
Publikasi 3 27
2017 3 27
2018 4 37
2019 1 9
2020 0 0
2021
Total 11 100
Desain
Penelitian
Analitik 8 73
eksperimental
Analitik 3 27
observasional
Total 11 100
Keterangan :
N : jumlah
% : satuan dalam persen
136
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
1 Mast and Volume 8, hal. 1-9 Hyperoxygenation as a - - Terjadi peningkatan pO2 pada
Kuppusamy, therapeutic supplement kanker dan efikasi radioterapi pada
Desain penelitian
2018, Volume for treatment of triple kombinasi obat kemoterapi
:
8, hal. 1-9 negative breast cancer paclitaxel dengan terapi oksigen
analitik hiperbarik. Namun, pada kondisi
eksperimental seperti disfungsi vaskular dapat
terjadi penurunan respon terhadap
Sampel :
terapi oksigen hiperbarik.
86 tikus
Instrumen :
Pemberian terapi
oksigen dengan
custom-made air
tight chamber
flushed dengan
gas oksigen 100%
137
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
(100%oxygen; 2
ATA; durasi 90
menit) per hari,
selama 21 hari
3 Iyikesici, 2020, Desain penelitian Survival Outcomes of - Diberikan Terapi oksigen hiperbarik bersama
Volume 23, : Metabolically Supported sesudah dengan diet keton serta hipertermia
issue 5, hal. Chemotherapy kemoterapi memberikan dampak berupa
138
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
734 - 740 Analitik Combined with selama 60 menit peningkatan efikasi pada kondisi
observasional studi Ketogenic Diet, keganasan.
kohort retrospektif Hyperthermia, and
Penambahan terapi oksigen
Hyperbaric Oxygen
Sampel : hiperbarik dengan kemoterapi pada
Therapy in Advanced
NSCLC dengan metastasis paru
24 pasien yang Gastric Cancer
multiple memberikan hasil yang
terdiagnosis
baik
gastric
adenocarcinoma
stadium III - IV
atau metastase
Instrumen :
Quamvis 320
hyperbaric oxygen
chamber 1.5 (ATA)
tiap sesi terapi
oksigen
4 Qian et al., Desain penelitian The efficacy and Terapi oksigen - Kanker memiliki kemampuan untuk
2018, Volume : tolerance of high hiperbarik berkembang dengan mencipatakn
7, issue 3, hal. pressure oxygen diberikan satu lingkungan hipoksia yang
Analitik
139
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
489 - 494 eksperimental combined with hari sekali menyebabkan kemoterapi tidak
chemotherapy in sebanyak 5x dapat memberikan efek. terapi
Sampel :
postoperative patients sebelum oksigen hiperbarik berperan untuk
56 pasien dengan with advanced gastric diberikan meningkatkan kadar oksigen sel
advance gastric cancer kemoterapi. kanker yang mengalami hipoksia
cancer dengan sehingga sensitivitasnya terhadap
kemoterapi kemoterapi dapat meningkat
postoperative.
Selain meningkatkan efek
Instrumen : kemoterapi terhadap sel kanker,
terpai oksigen hiperbarik juga
hyperbaric oxygen
menurunkan efek samping dari
chamber dengan
penggunaan kemoterapi secara
oksigen murni
signifikan seperti gejala
pada tekanan 2.0 –
gastrointestinal dan rambut rontok.
2.5 ata, 20 menit x
4 menghirup Maka dari itu, kombinasi terapi
oksigen, 5 menit x oksigen hiperbarik dengan
3 menghirup kemoterapi dapat meningkatkan
udara. efikasi terhadap kanker.
5 Xie et al., Desain penelitian Hyperbaric oxygen as - Diberikan Setelah dilakukan observasi pada
2018, Volume : an adjuvant to sesudah selama tikus, pemberian adjuvant terapi
13, issue 8, temozolomide 2 jam pad ahri ke oksigen hiperbarik pada terapi
Analitik
hal. 887 - 898 nanoparticle inhibits glioma memberikan efek berupa
140
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
Pemberian terapi
oksigen hiperbarik
sebesar 2 atm
selama 2 jam pada
hari ke 1,3,5.
6 Zembrzuska, Desain penelitian Hyperbaric oxygen - Diberikan 24 jam Banyak studi menunjukkan bahwa
Ostrowski and : increases glioma cell sesudah kondisi oksigen yang rendah atau
Matyja, 2019, sensitivity to antitumor pemberian hipoksia pada sel kanker dapat
Analitik
Volume 41, treatment with a novel kemoterapi menyebabkan sel kanker
eksperimental
hal. 2703 - isothiourea derivative in berkembang termasuk glioma, serta
2716 Sampel : vitro menyebabkan resistensi pada
radioterapi dan kemoterapi.
GBM T98G sel
kultur Pada pemberian kombinasi terapi
oksigen hiperbarik dengan agen
141
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
7 Zeng et al., Desain penelitian Mild thermotherapy and - Diberikan setelah Penelitian ini menunjukkan terapi
2019, Volume : hyperbaric oxygen kemoterapi dan oksigen hiperbarik secara
17, issue 47 enhance sensitivity of dikombinasikan sempurna dapat mengubah kondisi
Analitik
TMZ/PSi nanoparticles dengan PTT lingkungan hipoksia pada tumor dan
eksperimental
via decreasing the meningkatkan kerja TMX/Psi pada
Sampel : stemness in glioma sel glioma
142
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
Instrumen :
Pemberian terapi
oksigen hiperbarik
sebesar 2.5 atm
8 Iyikesici, 2020, Desain penelitian Long-Term Survival - Diberikan setiap Pemberian bersama MSCT dengan
Volume 27, : Outcomes of sesudah terapi oksigen hiperbarik
hal. 31 - 39 Metabolically pemberian MSCT meningkatkan survival pasien
Analitik
Supported dengan metastatic kanker pankreas
observasional
Chemotherapy with
Sampel : GemcitabineBased or
FOLFIRINOX Regimen
25 pasien yang
Combined with
terdiagnosis
Ketogenic Diet,
kanker pancreas
Hyperthermia, and
stadium IV yang
Hyperbaric Oxygen
menerima
Therapy in Metastatic
folfirinox antara juli
Pancreatic Cancer
2012
dan agustus 2014
Instrumen :
Quamvis 320
hyperbaric oxygen
143
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
chamber
digunakan untuk
pemberian terapi
oksigen hiperbarik
1.5 atm selama 60
menit.
9 Sletta et al., Desain penelitian Oxygen-dependent Diberikan - Terapi oksigen hiperbarik 2,5 bar,
2017, Volume : regulation of tumor segera setalah 100% oksigen selama 90 menit
12, issue 8, growth and metastasis pemberian 5- memberikan efek berupa supresi
Analitik
hal. 1 - 19 in human breast cancer fluorouracil pada kanker payudara sehingga
eksperimental
xenografts terjadi penurunan proliferasi sel
Sampel : kanker.
144
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
Instrumen :
145
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
Quamvis 320
hyperbaric oxygen
chamber dengan
terapi oksigen
hiperbarik selama
60 menit pada
tekanan 1.5 ATA
Sumber : (Mast and Kuppusamy, 2018; Qi et al., 2017; Sletta et al., 2017; Iyikesici, 2020b; Qian et al., 2018; Xie et al.,
2018; Zembrzuska, Ostrowski and Matyja, 2019; Iyikesici, 2020a; Zeng et al., 2019; Iyikesici, 2019)
146
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
Pemberian terapi
oksigen dengan
custom-made air
tight chamber
flushed dengan
gas oksigen 100%
(100%oxygen; 2
ATA; durasi 90
menit) per hari,
selama 21 hari
3 Yahara et al., Desain penelitian Radiotherapy using Diberikan - Penelitian ini bertujuan untuk
2017, Volume : IMRT boost after sebelum mengevaluasi kelayakan dan
58, issue 4, hal. hyperbaric oxygen selama 60-90 efikasi radioterapi menggunakan
Analitik
351 - 356 therapy with menit di setiap IMRT yang ditambah setelah terapi
eksperimental
chemotherapy for sesi radioterapi oksigen hiperbarik dengan
Sampel : glioblastoma kemoterapi pada pasien
glioblastoma
40 pasien
terdiagnosa OS rate dan local control secara
glioblastoma yang signifikan meningkat pada pasien
diberikan kanker kepala dan leher yang
radioterapi diterapi dengan radioterapi
ditambah dengan terapi oksigen
Instrumen :
hiperbarik secara simultan
oksigen 100%
pada tekanan 2
ATA selama 60-90
148
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
menit
Sumber : (Mast and Kuppusamy, 2018; Qi et al., 2017; Yahara et al., 2017)
149
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
PEMBAHASAN
Data pada tabel 1 berisi pengaruh terapi oksigen hiperbarik sebagai terapi tambahan
atau adjuvan pada kemoterapi dan radioterapi terhadap sel kanker. Terdapat 11 studi
dimana 10 diantaranya menyatakan adanya pengaruh terapi oksigen hiperbarik
terhadap kemoterapi dan radioterapi pada sel kanker, sementara 1 studi menyatakan
tidak ada pengaruhnya.
150
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
Pengaruh terapi oksigen hiperbarik terhadap kemoterapi pada sel kanker yang
terdapat pada studi tersebut diatas menunjukkan hasil yang cukup beragam. Empat
studi menyatakan adanya pengaruh peningkatan efikasi pada kemoterapi setelah
diberikan terapi oksigen hiperbarik (Mast and Kuppusamy, 2018; Qian et al., 2018;
Iyikesici, 2019; M S Iyikesici, 2020), dua studi menyatakan terapi oksigen hiperbarik
meningkatkan sensitivitas dan kerja kemoterapi terhadap sel kanker (Qi et al., 2017;
Zeng et al., 2019), dua studi menyatakan adanya efek sitotoksik dan inhibisi yang
meningkat akibat pemberian terapi oksigen hiperbarik (Xie et al., 2018; Zembrzuska,
Ostrowski and Matyja, 2019), satu studi menyatakan kemampuan pasien untuk
bertahan hidup meningkat setelah diberikan terapi oksigen hieprbarik yang diberikan
bersama kemoterapi (Mehmet Salih Iyikesici, 2020).
Selain pada kemoterapi, pengaruh yang beragam juga diperoleh pada hasil
studi yang membahas tentang radioterapi dan terapi oksigen hiperbarik pada
penelitian ini. Satu studi menyatakan adanya peningkatan pada OS Rate (overall
survival rate) pada pasien yang menerima terapi oksigen hiperbarik dan radioterapi
dibandingkan hanya radioterapi saja (Yahara et al., 2017), studi yang lain
menyatakan bahwa adanya peningkatan efikasi pada penelitian hewan coba yang
diberikan radioterapi dan terapi oksigen hiperbarik (Mast and Kuppusamy, 2018).
Satu studi menyatakan adanya peningkatan efektivitas dan sensitivitas pada
radioterapi yang diberikan terapi oksigen hiperbarik (Qi et al., 2017).
Pada studi yang menggunakan sampel bukan manusia menyatakan hal yang
hampir serupa yaitu adanya peningkatan efikasi, sensitivitas, serta efek inhibisi dan
efek sitotoksik pada sel kanker yang diberikan kemoterapi dengan terapi oksigen
hiperbarik (Qi et al., 2017; Yahara et al., 2017; Mast and Kuppusamy, 2018; Xie et al.,
2018; Zembrzuska, Ostrowski and Matyja, 2019). Pada studi lain yang menggunakan
sampel bukan manusia juga menjelaskan pengaruh berupa peningkatan efikasi dan
sensitivitas radioterapi yang juga diberikan terapi oksigen hiperbarik pada sel kanker
(Qi et al., 2017; Mast and Kuppusamy, 2018).
berperan dalam resistensi sel kanter terhadap kemoterapi dimana HIF menyebabkan
translokasi nukleus sehingga menyebabkan resistensi kemoterapi.
Terapi oksigen hiperbarik bekerja dengan menurunkan HIF sehingga resistensi tidak
terjadi. Mekanisme ini sesuai dengan yang disampaikan oleh (Choudhury, 2018; Jing
et al., 2019) yaitu HIF yang dihasilkan oleh sel kanker berperan thd resistensi
kemoterapi. Selain itu, HIF-1αjuga berperan pada proses metastase sel kanker Efek
primer atau langsung dari terapi oksigen hiperbarik ialah memperbaiki kondisi
hipoksia dengan meningkatkan pengiriman dan tekanan oksigen, aktivitas
antimikroba, dan melemahkan efek HIF.
Hal ini juga disampaikan (Mahdi, Hariyanto et.al, 2018; Jing et al., 2019) dalam
penelitiannya yaitu terapi oksigen hiperbarik berperan menurunkan ROS. Begitu pula
dengan (Choudhury, 2018) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa Efek
sekunder dari terapi oksigen hiperbarik, yaitu mengurangi pembentukan ROS,
meningkatkan kemampuan penyembuhan luka, serta vasokonstriksi dan
angiogenesis
Mekanisme lain selain yang telah disebutkan diatas ialah mekanisme yang
tidak diketahui. (Mast and Kuppusamy, 2018) juga menyampaikan bahwa meski
terdapat mekanisme hipoksia yang mendasari kerja dari terapi oksigen hiperbarik
dalam meningkatkan efikasi pada kemoterapi dan radioterapi, masih ada mekanisme
yang tidak diketahui mengapa terapi oksigen hiperbarik dapat secara kooperatif
bekerja bersama kemoterapi dan radioterapi untuk meningkatkan efikasinya.
Meski terapi oksigen hiperbarik memiliki pengaruh yang cukup banyak pada
kemoterapi dan radioterapi, menurut (Sletta et al., 2017) dalam penelitiannya
menyampaikan bahwa terapi oksigen hiperbarik tidak memiliki pengaruh apapun
pada kemoterapi 5-fluourouracil sehingga pemberian 5-fluourouracil baik dengan atau
tanpa terapi oksigen hiperbarik memberikan hasil yang sama.
154
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
kemoterapi dan radioterapi pada sel kanker, namun juga ada studi yang menyatakan
bahwa terapi oksigen hiperbarik sama sekali tidak memberikan pengaruh.
KESIMPULAN
155
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
DAFTAR PUSTAKA
Jing, X. et al. (2019) ‘Role of hypoxia in cancer therapy by regulating the tumor
microenvironment’, Molecular Cancer. Molecular Cancer, 18(1), pp. 1–15. doi:
10.1186/s12943-019-1089-9.
Kementrian Kesehatan RI (2019) ‘InfoDATIN Beban Kanker di Indonesia’. Jakarta
Selatan, p. 16.
Mahdi, Hariyanto et.al (2018) Buku Ajar Ilmu Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik.
Surabaya: LAKESLA.
Martin, S., Prise, K. M. and Hill, M. A. (2019) ‘Tumor Oxygenation and Cancer
Therapy—Then and Now’, British Journal of Radiology, 92(1093), pp. 1–12. doi:
10.1259/bjr.20189005.
Qi, Y. et al. (2017) ‘Effects of hyperbaric oxygen treatment on gastric cancer cell line
SGC7901’, Biomedical Reports, 6(4), pp. 475–479. doi: 10.3892/br.2017.869.
Qian, C. et al. (2018) ‘The efficacy and tolerance of high pressure oxygen combined
with chemotherapy in postoperative patients with advanced gastric cancer’,
Translational Cancer Research, 7(3), pp. 489–494. doi: 10.21037/tcr.2018.04.16.
Sletta, K. Y. et al. (2017) ‘Oxygen-dependent regulation of tumor growth and
metastasis in human breast cancer xenografts’, PLoS ONE, 12(8). doi:
10.1371/journal.pone.0183254.
Wang, H. et al. (2019) ‘Hypoxic radioresistance: Can ROS be the key to overcome
it?’, Cancers, 11(1), pp. 1–23. doi: 10.3390/cancers11010112.
Yahara, K. et al. (2017) ‘Radiotherapy using IMRT boosts after hyperbaric oxygen
therapy with chemotherapy for glioblastoma’, Journal of Radiation Research, 58(3),
pp. 351–356. doi: 10.1093/jrr/rrw105.
157
Arya et al.,HTMJ, Vol. 19 No. 1 (2021)
Zeng, X. et al. (2019) ‘Mild thermotherapy and hyperbaric oxygen enhance sensitivity
of TMZ/PSi nanoparticles via decreasing the stemness in glioma’, Journal of
Nanobiotechnology. BioMed Central, 17(1), pp. 1–12. doi: 10.1186/s12951-019-
0483-1.
158