0% found this document useful (0 votes)
115 views12 pages

Aplikasi Pendekatan Kritis-Historis (Geschichte Des Qorans) Theodor Noldeke (1837 - 1930) Dalam Studi Al-Qur'An

Theodor Noldeke was a German orientalist who studied the Quran in the 19th century. He examined the influence of Jewish and Christian traditions on the Quran, using the historical critical approach. Noldeke believed the Quran was influenced by stories and themes from the Old and New Testaments. He argued this could be seen through similar stories in the Quran resembling those in the Old Testament, as well as legend stories from the New Testament found in the Quran. Noldeke's work was an early example of examining the Quran's potential connections to prior religious traditions.

Uploaded by

Siti Aliyah Akri
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
115 views12 pages

Aplikasi Pendekatan Kritis-Historis (Geschichte Des Qorans) Theodor Noldeke (1837 - 1930) Dalam Studi Al-Qur'An

Theodor Noldeke was a German orientalist who studied the Quran in the 19th century. He examined the influence of Jewish and Christian traditions on the Quran, using the historical critical approach. Noldeke believed the Quran was influenced by stories and themes from the Old and New Testaments. He argued this could be seen through similar stories in the Quran resembling those in the Old Testament, as well as legend stories from the New Testament found in the Quran. Noldeke's work was an early example of examining the Quran's potential connections to prior religious traditions.

Uploaded by

Siti Aliyah Akri
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 12

APLIKASI PENDEKATAN KRITIS-HISTORIS (GESCHICHTE DES QORANS)

THEODOR NOLDEKE (1837–1930) DALAM STUDI AL-QUR`AN

Hilmy Pratomo
Fakultas Syari’ah dan Hukum UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo
[email protected]

ABSTRACT
Al-Qur`an is a holy book that is tanawwu' al-wujûh (can be studied from various
sides). From here the Qur`an is opened to study with a variety approaches by
insider and outsider (orientalis). There are at least three tendencies of Orientalist
studies of the Qur`an, firstly, they want to show the influence of the Jewish and
Christian traditions in the Qur`an, secondly, focusing on discussing the history and
chronology of the Qur`an, thirdly, Orientalist studies that discuss certain themes in
the Qur`an. Based on the mapping results above, Theodor Noldeke entered the first
group. Noldeke examined the influence of Jewish and Christian traditions in the
Qur`an earlier considering that the Qur`an was coming down more recently. In
conducting his study Noldeke used a historical critical approach (historical
criticism). The result was that Noldeke saw the Qur`anic influence from Jewish and
Christian traditions. This can be seen from the stories in the Qur`an that resemble
the stories in the old testament, only the version of the Qur`an has been added from
the original form. The stories taken from the new covenant are legend stories
(usṭûriyah), such as the story of Mary and the birth of Jesus. According to Noldeke,
other evidence of influence is also found in Basmalah utterances.

Keywords : Al-Qur`an, Noldeke, Historical-criticism.

ABSTRAK
Al-Qur`an merupakan kitab suci yang bersifat tanawwu’ al-wujûh (bisa dikaji dari
sisi yang beragam). Dari sini Al-Qur`an terbuka untuk dikaji dengan
beranekaragam pendekatan baik oleh insider maupun outsider (orientalis).
Setidaknya ada tiga kecenderungan kajian orientalis terhadap Al-Qur`an, pertama,
ingin menunjukkan adanya pengaruh tradisi Yahudi dan Kristen dalam Al-Qur`an,
kedua, memfokuskan pada pembahasan sejarah dan kronologi Al-Qur`an, ketiga,
kajian orientalis yang membahas tema-tema tertentu dalam Al-Qur`an. Berdasarkan
hasil pemetaan di atas, Theodor Noldeke masuk ke dalam golongan pertama.
Noldeke meneliti pengaruh tradisi Yahudi dan Kristen dalam Al-Qur`an
sebelumnya mengingat Al-Qur`an turun lebih akhir. Dalam melakukan kajiannya
Noldeke menggunakan pendekatan kritis historis (historical criticism). Hasilnya
Noldeke melihat adanya keterpengaruhan Al-Qur`an dari tradisi Yahudi dan
Nasrani. Hal ini bisa dilihat dari kisah-kisah dalam Al-Qur`an yang menyerupai
kisah dalam perjanjian lama, hanya versi Al-Qur`an mengalami penambahan dari
bentuk semula. Adapun kisah yang diambil dari perjanjian baru yaitu kisah-kisah
legenda (usṭûriyah), seperti kisah Maryam dan kelahiran Isa. Menurut Noldeke,
bukti lain adanya keterpengaruhan juga terdapat dalam ucapan basmalah.

Keywords : Al-Qur`an, Noldeke, Historical-criticism.


Vol. IV No. 01, Mei 2018

A. PENDAHULUAN mengingat Al-Qur`an turun lebih akhir.


Secara umum obyek kajian Begitu juga Nabi Muhammad tidak
orientalisme tentang Islam terlepas dari obyek penelitiannya.
menitikberatkan pada kajian Al-Qur`an. Hal ini karena beliau hidup dalam kultur
Berkaitan dengan itu, Fazlurrahman Arab sehingga bersinggungan dengan
dalam karyanya The Major Themes of tradisi Yahudi Realitas ini dalam
The Qur`an memetakan setidaknya ada pandangan Noldeke mengantarkan
tiga tipe kecenderungan kajian orientalis pada satu kesimpulan bahwa Nabi
terhadap Al-Qur`an. Pertama, kajian Muhammad juga tidak lepas dari
orientalis yang ingin menunjukkan pengaruh tradisi Yahudi.
adanya pengaruh tradisi Yahudi dan
Kristen dalam Al-Qur`an. Kedua, kajian B. HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
orientalis yang menekankan kepada 1. Sejarah Kehidupan Theodor
Noldeke
pembahasan sejarah dan kronologi Al-
Noldeke adalah orientalis senior asal
Qur`an. Ketiga, kajian orientalis yang
Jerman. Beliau lahir pada tanggal 2 Maret
membahas tema-tema tertentu dalam Al-
1837 di kota Harburg (sejak tahun 1977
Qur`an (Fazlurrahman, 1996: xi).
Fokus kajian Noldeke pada pengaruh bergabung dengan wilayah Hamburg)

tradisi Yahudi dan Kristen terhadap Jerman. Ayahnya seorang pegawai

Al-Qur`an. Tradisi Islam sendiri sekolah (setingkat SMA) di kota Linegen

mengakui bahwa Al-Qur`an merupakan (1849-1866). Di kota inilah antara musim

perpanjangan kitab-kitab suci semi tahun 1849 sampai musim musim

sebelumnya. Kitab suci sebelum Al- gugur 1853 menjalani pendidikan untuk

Qur`an diyakini sama-sama datang dari persiapan masuk jenjang universitas.

Allah, hanya waktu yang Pada fase ini Noldeke fokus mempelajari

membedakannya. Dari itu berbagai tema sastra klasik, Yunani dan Latin (Badawi,

utama dari kitab suci ini juga sama, yaitu 1993: 595).
mencakup ketuhanan, kisah-kisah umat Dalam perkembangan intelektualnya,
terdahulu. Dengan demikian wajar jika Noldeke tertarik pada kajian bahasa-
ada berbagai kesamaan yang terdapat bahasa Semit. Penyebabnya adalah ketika
dalam kitab suci tersebut. Noldeke hendak masuk Universitas
Berangkat dari hal itu, Noldeke Gottingen pada tahun 1853 —ayahnya
meneliti tentang adanya keterpengaruhan merekomendasikan kepada sahabatnya—
Al-Qur`an oleh kitab sebelumnya H. Ewald, seorang pakar bahasa Semit

2 Aplikasi Pendekatan
Vol. IV No. 01, Mei 2018

yang terkenal, terutama bahasa Ibrani. menerbitkan karangannya yang ditulis


Ewald kemudian merekomendasikan dalam bahasa Latin ke dalam bahasa
Noldeke agar terlebih dahulu menekuni Jerman, dengan beberapa tambahan yang
dua bahasa Semit, yaitu Ibrani dan Arab sangat luas, yang diberi judul Geschichte
beserta sastranya. Dari itu Noldeke des Qorans (Abdurrahman Badawi,
berguru bahasa Suryani kepada H. Ewald, 1993:595).
Noldeke juga belajar bahasa Arami Pada tahun 1864 hingga tahun 1872
kepada Bartheau, khususnya untuk kajian Noldeke menjadi dosen di Universitas
kitab suci (Badawi, 1993:595). Adapun Kiel untuk bidang studi bahasa-bahasa
ragam dialek-dialek bahasa Aramiah Semitik. Setelah berhenti dari Universitas
yang lain dipelajarinya sendiri secara Kiel Noldeke kembali mengajar di
otodidak. Tidak berhenti sampai di situ, Universitas Strassburg. Setelah berhenti
Noldeke juga belajar bahasa Sansakerta mengajar di Universitas Strassburg
kepada Benfay yang kemudian diteruskan Noldeke pindah ke tempat tinggal
di Universitas Kiel, saat menjadi anaknya, tepatnya di kota Karlsruhe.
professor di Universitas tersebut (1864- Ditempat ini Noldeke menghabiskan
1872) (Badawi, 1993:595). masa-masa akhir hidupnya selama
Dalam karir akademiknya, Noldeke sepuluh tahun. Noldeke wafat pada
memperoleh gelar doktor pertamanya tanggal 25 Desember tahun 1930 dengan
pada tahun 1856 dengan disertasi meninggalkan 10 putra dan putri dari
berjudul, “Târikh Al-Qur`ân”, yang kelak hasil pernikahannya.
menjadi masterpiece Noldeke. Dua tahun Dalam perjalanan hidupnya, Noldeke
kemudian, yaitu pada tahun 1858, telah mengunjungi beberapa kota besar di
Akademia Paris mengumumkan akan Eropa. Namun satu hal yang menarik
memberikan penghargaan bagi peneliti Noldeke tidak pernah mau mengunjungi
tentang sejarah Al-Qur`an. Noldeke negara Arab, meskipun fokus kajiannya
segera mengajukan hasil penelitiannya adalah manuskrip-manuskrip berbahasa
tentang tema yang diminta. Hasilnya Arab. Dalam hidupnya Noldeke
bersama dengan dua rekan lainnya yaitu mengalami masalah pada kesehatannya
Sprenger dan Mitchelle Amari, masing- yang telah dia derita sejak masa kecil.
masing mendapatkan 1.333 Franc Namun demikian Tuhan memberikan
Prancis. Dua tahun setelah itu, tepatnya umur yang panjang kepada Noldeke
pada tahun 1860, Noldeke dengan hingga wafat pada usia 94 tahun.
dibantu oleh muridnya Schwally, Sepanjang karir intelektualnya, fokus

Aplikasi Pendekatan 3
Vol. IV No. 01, Mei 2018

kajian yang dia tekuni adalah bahasa kedua. Sementara orientalis modern
Semit dan kajian keislaman. Dalam generasi pertama adalah Silvestre De
bahasa Semit dia menghasilkan karya Sacy. Sacy dianggap sebagai bapak
berjudul Semitic languages dan History orientalis modern yang memperkenalkan
and civilization of Islam kemudian dalam metodologi antropologi rasional. Namun
kajian keislaman buku Geschichte des pada perkembangannya metodologi
Qorans (Sejarah Al-Qur`an) adalah Sacy tidak digunakan oleh kalangan
karyanya yang paling monumental. orientalis setelahnya, dan yang
menggantikan adalah metodologi
2. Pendekatan Noldeke dalam Buku
Geschichte des Qorans filologi yang digagas Renan
Setidaknya ada tiga pendekatan yang (Syarifuddin, 2012: 42).
digunakan oleh orientalis dalam studi Al- Kedua, pendekatan kritis historis
Qur`an, yaitu pendekatan filologis, (historical criticism). Pendekatan ini
pendekatan kritik sejarah, dan menitikberatkan pada data yang berisi
pendekatan ontologis. Pertama, kebenaran informasi yang mengandung
pendekatan filologi. Pendekatan ini perbandingan antara sejarah dan legenda,
terdiri dari beberapa tahapan, pertama, antara fakta dan fiksi, antara realitas dan
penelitian dan kritik nilai naskah (textual mitos. Dengan pendekatan ini bisa jadi
criticism), kedua, bentuk karya tulis terdapat kontradiksi antara satu sumber
(form criticism) dan ketiga, penelusuran informasi dengan sumber lainnya, variasi
sumber karya (source criticism). Tiga dan inkonsistensi berbagai versi
tahapan di atas merupakan prasyarat yang meskipun berasal dari sumber yang sama,
harus dipenuhi terlebih dahulu. Adapun termasuk kekeliruan bahasa yang
langkah selanjutnya adalah penelusuran digunakan di dalam teks. Hasil karya
dan pengumpulan sumber rujukan asal, orientalis banyak yang menggunakan
yaitu dengan mencari tulisan tangan pendekatan ini karena pada dasarnya
berupa manuskrip-manuskrip dari hampir sama dengan pendekatan
berbagai versi, meneliti otentisitasnya, filologis.
menilai otoritasnya dan kemudian Ketiga, pendekatan ontologis.
membuat edisi kritisnya (Syarifuddin, Pendekatan ini pada dasarnya murni lahir
2012: 42) dari Islam sendiri. Di antara karya
Metodologi filologi ini orientalis yang menggunakan pendekatan
diperkenalkan oleh Ernest Renan, ini adalah Louis Massignon dalam “al-
perintis orientalis modern generasi Ḣallaj Aṣ-Ṣûfî asy-Syâhîd fî al-Islâm”, di

4 Aplikasi Pendekatan
Vol. IV No. 01, Mei 2018

mana menjadikan figur al-Hallaj -sufi Leone Caentani (1869-1935), Joseph


yang martir- sebagai “guru spritualnya”. Horovitz (18741931), Richard Bell
Dari berbagai pendekatan di atas, (1876-1953), Alphonse Mingana
Noldeke menggunakan pendekatan kritis (18811937), Israel Schapiro (1882-1957),
historis. Dengan mengaplikasikan Siegmund Fraenkel (1885-1925), Tor
pendekatan ini dalam karyanya Andrae (1885-1947), Arthur Jeffery
“Geschicte des Qorans” (The History of (18931959), Regis Blachere (1900-

Qur`an)—dalam edisi berbahasa Arab 1973), W. Montgomery Watt, Kenneth

berjudul “Târikh al-Qurân”—Noldeke Cragg, John Wansbrough (1928-2002),

menyimpulkan bahwa qaṣâṣ al-anbiyâ`, dan yang masih hidup seperti Andrew
Rippin, Christoph Luxenberg (nama
beberapa ajaran dan wahyu dalam Al-
samaran), Daniel A. Madigan, Haraid
Qur`an bersumber dari ajaran Yahudi dan
Motzki dan masih banyak lagi lainnya
Nasrani. Pendekatan serupa banyak
(Muhammad Natsir Mahmud, 1992).
digunakan oleh orientalis, hasilnya dapat
Kritis-historis (historical criticism)
disaksikan dalam karya orientalis
dalam arti sederhananya sebagaimana
terkemuka, seperti T.J. De Boer dalam
disampaikan oleh Marshall sebagai
karyanya “Târikh al-Falsafah fî al-
berikut:
Islâm”. T.J. De Boer menyebutkan
bahwa filsafat Islam berasal dari “By “historical criticism” ismeant the
study of any narrative which purports
helenistik filsafat Yunani. to convey historical information in
Kalangan sarjana barat yang order to determine what actually
happened and is described or alluded
mempelopori penggunaan pendekatan to in the passage in question. The
kritik historis dalam studi Al-Qur`an phrase “what actually happened” is
by no means free from difficulties of
ialah Abraham Geiger, dilanjutkan oleh interpretation, but a common-sense
Gustav Weil (1808-1889), William Muir view of it will suffice us in the present
discussion” (Marshall, 1979: 126).
(1819-1905), Theodor Noldeke (1836-
1930), Friedrich Schwally (m. 1919), Kritik historis dimaksudkan sebagai

Edward Sell (1839-1932), Hartwig studi tentang narasi apa saja yang

Hirschfeld (1854-1934), David S. membawa informasi sejarah untuk


Margoliouth (1858-1940), W. St. Clair- menentukan apa yang benar-benar terjadi
Tisdall (1859-1928), Louis Cheikho dan dideskripsikan dalam bagian teks
(1859-1927), Paul Casanova (1861- yang sedang dikaji. Pendekatan ini biasa
1926), Julius Wellhausen (1844-1918), diterapkan dalam mengkritisi bible secara
Charles Cutley Torrey (18631956), kritis. Meski dalam prakteknya juga

Aplikasi Pendekatan 5
Vol. IV No. 01, Mei 2018

masih menimbulkan pro-kontra di menginformasikan bahwa


kalangan mereka. Kritik-historis telah Muhammad adalah seorang Rasul
menjadi sebuah paham tertentu dalam dan Nabi yang ummî, Q.S. Al-A’raf :
kaitannya pengkajian teks kitab suci yang 157.
kemudian disebut dengan “historisisme”. َّ ُْ َّ َ ْ ُ َّ َ ْ ُ ََّ َ ْ ََّ
َِ ْ َّ
َ ‫ل َالنب َي َالا ِم َي َالَ ِذ‬ َّ َ ‫ن َالرسو‬ َ ‫ن َيت ِبعو‬ َ ‫ال ِذي‬
ِ
Adalah Frederick C. Kreiling ْ ْ َّ ُ َ ْ ُ ْ َ ُ َ
َ ِ ْْ ‫ىة َ َوال َِا ِْنج‬
َِ َِ ‫ِيجد ْونهَ َ َمكت ْوبًا َ ِعنده َْم َ ِفىَالت ْو ٰر‬
menjelaskan bahwa historisisme
ُ َ ْ ُْ َ ْ ُ ٰ ََْ ْ
ْ ْ ُ
merupakan kepercayaan, bahwa ََِ‫يَِح‬ ِ ‫رَ َو‬
َِ ‫نَالمنك‬ َ ِ ‫فَوينهىه َمَع‬ َ ِ ‫َيأ ُم ُره َْمَ ِبال َمع ُر ْو‬
َ َ ٰۤ َ ْ ََ َ ُ َّ َ
ََُُ َ‫ِٕث َ َوَ َي‬ َ ‫ت َ َويِح ِر َُم َعل ْْ ِه َُم َالخبى‬ َ ِ ‫ل ُه َُم َالط ِي ٰب‬
kebenaran, arti dan nilai sesuatu adalah
dasar untuk suatu penilaian ditemukan ََ ْ َ َ َّ َ ٰ ْ َ ْ ُ ْ ْ َ
َ‫ت َعل ْْ ِه َْم‬ َ ‫ِ َال ِت َْي َكان‬ َ ‫عن ُه َْم َ ِاص َره َْم َ َوالاغل‬
dalam sejarahnya). Seperti diungkapkan
َ ْ ُ َ َّ َ ُ ْ ُ َ َ َ ُ ْ ُ َّ َ َ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ
Meinecke, bahwa tugas utama َ‫نَامنواَ ِب َهَوعزرو َهَونصرو َهَواتبعواَالنو َر‬ َ ‫فال ِذي‬
ْ ُ ُ َّ
َ ُ ْ ُ َ ٰۤ َ َ ْ ْ
historisisme adalah mencari kausalitas َ َࣖ‫ن‬ َ ‫كَه َُمَال ُمف ِلح ْو‬ َ ‫لَ َمعهَۙاول ِٕى‬ َ ‫َِان ِز‬ َ ‫ال ِذ‬
atau apa yang menjadi penyebab suatu
“(Yaitu) orang-orang yang
peristiwa. mengikuti Rasul, Nabi yang ummi
Uraian dibawah akan menjelaskan (tidak bisa baca tulis) yang
(namanya) mereka dapati tertulis di
beragam implikasi dan aplikasi dari dalam Taurat dan Injil yang ada
pendekatan kritik-historis yang pada mereka, yang menyuruh
mereka berbuat yang makruf dan
digunakan Noldeke. Sebagaimana mencegah dari yang mungkar, dan
disinggung di atas, Noldeke termasuk yang menghalalkan segala yang baik
bagi mereka dan mengharamkan
bagian dari sederetan orientalis yang segala yang buruk bagi mereka, dan
menerapkan pendekatan tersebut membebaskan beban-beban dan
belenggu-belenggu yang ada pada
dalam mengkaji Al-Qur`an. Bagaimana mereka. Adapun orang-orang
implikasi dari pendekatan tersebut, yang beriman kepadanya,
memuliakannya, menolongnya dan
akan dipaparkan pada pembahasan mengikuti cahaya yang terang yang
dibawah ini. diturunkan kepadanya (Al-Qur'an),
mereka itulah orang-orang
3. Contoh Aplikasi Pendekatan beruntung.”
Kritis-historis Theodor Noldeke Mayoritas mufassir memaknai
a. Ke-ummi-an Muhammad term an-nabî al-`ummî sebagai nabi
Nalar kritis Noldeke tidak yang tidak mengenal dunia baca dan
terbatas pada keterpengaruhan tulis sekaligus. Terkait persoalan
Yahudi Nasrani dalam Al-Qur`an, tersebut secara tegas Noldeke
akan tetapi juga terkait dengan kasus menolak anggapan atas ke-ummi-an
ke-ummi-an Muhammad. Al-Qur`an Muhammad versi mufassirin.

6 Aplikasi Pendekatan
Vol. IV No. 01, Mei 2018

Penolakan Noldeke didasarkan pada wahyu pertama di gua Hira’.


analisa kebahasaan, dari sini terlihat Muhammad merespon dengan
jelas bahwa Noldeke berpegang mengatakan ‫( ما انا بقارئ‬saya
teguh pada metode yang dipakainya. bukanlah seorang pembaca; saya
Menurutnya jika diteliti lebih tidak bisa membaca) (Noldeke,
mendalam ayat Al-Qur`an yang 2013:11). Terkait dengan redaksi
menyebut term ummî itu maknanya yang diucapkan Nabi ini, Noldeke
sebagai lawan dari kata ahl al-kitab melakukan kritik riwayat dan
(Noldeke, 2013:10). Artinya yang sejarah. Menurutnya riwayat tentang
dimaksud dengan kata ummî bukan kisah Muhammad menerima wahyu
kebalikan dari “orang yang mampu pertama kali di gua Hira di mana
menulis”, akan tetapi ummî adalah Muhammad menjawab ‫ما انا بقارئ‬
lawan dari orang yang mengetahui (saya bukanlah seorang pembaca;
kitab suci atau memahaminya walau saya tidak bisa membaca) diragukan
sedikit. Jika dikaitkan dengan validitasnya. Hal ini karena terdapat
Muhammad maka maknanya adalah perbedaan redaksi dari beberapa
Muhammad memang tidak mengerti riwayat yang menuturkan peristiwa
kitab-kitab suci terdahulu kecuali ini, seperti ‫ما انا بقارئ‬, redaksi lain
melalui keterangan wahyu. Pendapat menyebutkan ‫( فما اقرأ‬Noldeke, 2013:
Noldeke juga didasarkan pada Q.S 11).
Al-‘Ankabût ayat 48. Dari pemaparan panjang di atas,
ُ َ َ َّ ٰ ْ ْ َ ْ َُْْ َ ْ ُ ََ Noldeke memberikan dua
ََ‫ن َ ِكتبَ َولا َتَخطه‬
َ ‫ن َقب ِلهَ َ ِم‬ َ ‫ت َتتلوا َ ِم‬
َ ‫وما َكن‬
َ ُ ْ َ ْ َّ ً َ ْ َ
kesimpulan: Pertama, Muhammad
َ ‫ابَال ُم ْب ِطل ْو‬
َ‫ن‬ َ َ ‫ارت‬ ‫كَ ِاذاَل‬
َ ‫ِبْ ِمي ِن‬
sendiri tidak ingin dianggap sebagai

“Dan engkau (Muhammad) tidak Nabi yang mampu membaca dan


pernah membaca sesuatu kitab menulis. Oleh sebab itu, beliau
sebelum (Al-Qur'an) dan engkau
tidak (pernah) menulis suatu kitab mewakilkan urusan membaca Al-
dengan tangan kananmu; sekiranya Qur`an dan surat-suratnya kepada
(engkau pernah membaca dan
menulis), niscaya ragu orang-orang yang lain (sahabat). Kedua,
yang mengingkarinya.” Muhammad sama sekali tidak
Menurut Noldeke membaca kitab-kitab suci terdahulu
ketidakpahaman Muhammad dan sumber penting lainnya
terbukti ketika ia diminta Jibril (Noldeke, 2013:12). Sementara itu,
untuk membaca saat penerimaan pendapat ini berbeda dengan

Aplikasi Pendekatan 7
Vol. IV No. 01, Mei 2018

orientalis lainnya seperti Sprenger, Abid al-Jabiri. Redaksi “ummiyyûn”


dimana meyakini bahwa Muhammad maksudnya adalah orang-orang Arab
membaca kitab-kitab seputar ‘aqîdah yang tidak paham terhadap kitab
dan asâṭîr al-awwalîn (Noldeke, Taurat dan Injil. Hal ini ditunjukkan
2013: 12). dalam beberapa ayat (QS. Al-
Dari sini Noldeke memberikan Baqarah: 78; Ali Imran: 20 dan 75;
catatan yang sangat penting, ia al-Jumu’ah: 2). Dari itu Nabi
menegaskan bahwa tidak mungkin Muhammad juga disebut ummi>
Muhammad menerima informasi (QS. Al-A’râf: 157), sebab ia
dari sumber-sumber tertulis. Namun termasuk orang yang tidak
demikian, menurutnya Muhammd mengetahui kitab terdahulu (Taurat
menerima informasi tentang bagian dan Injil). Dengan demikian, Jabiry
terpenting dari ajaran Yahudi dan tidak sepakat jika kata ummi>
Nasrani secara lisan sebagaimana dipahami sebagai orang yang tidak
diisyaratkan oleh Al-Qur`an. dapat membaca dan menulis.
َّ َ َ
ُ ٰ َ ْ ُ ْ َّ َ ٰ ْ ْ ُ َ َ َ ْ
َ‫َوقال َال ِذين َكفروا َِان َهذا َِالا َِافكَافترىه‬
b. Al-Qur`an dan Tradisi Yahudi-
Nasrani
ً ْ ُ َ ْ َ َ َ َ ٰ َ ََ َ َ َ
َ‫َواعانه َعل ْي ِه َق ْو ٌم َاخ ُر ْونََۚفقد َجا ُۤء ْو َظلما‬ Kajian orientalis terhadap kitab
َ ََْ َ َْ َ ُ
َ ‫ََۚو َقال ْواَا‬
َ َ‫َّو ُز ْو ًرا‬
َ ‫اط ْي ُر َالاَّ لِو ْين َاكتت َب َهاَف ِه َي‬
suci Al-Qur`an tidak berhenti
ِ ‫س‬
ً َ ً ْ ََ ٰ ُ pada melacak otentisitasnya. Lebih
َ ‫ت ْملىَعل ْي ِه َُبك َرة ََّوا ِص ْْلا‬
dari itu, isu klasik terkait
(4) Dan orang-orang kafir keterpengaruhan Al-Qur`an dengan
berkata, “(Al-Qur'an) ini tidak lain
tradisi Yahudi dan Kristen juga
hanyalah kebohongan yang diada-
adakan oleh dia (Muhammad), menjadi bahan penelitiannya. Apa
dibantu oleh orang-orang lain,”
yang dilakukan Noldeke tidak lain
Sungguh, mereka telah berbuat zalim
dan dusta yang besar. (5) Dan sebagai bentuk pengembangan teori
mereka berkata, “(Itu hanya)
pengaruh yang dipelopori oleh
dongeng-dongeng orang-orang
terdahulu, yang diminta agar Geiger. Noldeke menyatakan:
dituliskan, lalu dibacakanlah
“We want, for example an
dongeng itu kepadanya setiap pagi
exhaustive classification and
dan petang.” discussion of all the Jewish
Di antara cendekiawan muslim elements in the Koran; a
preiseworthy beginning has
yang sejalan dengan pemikiran already been made ini Geiger’s
Noldeke tentang ke-umi-an Nabi youthful essay, Was hat Mohamet
aus dem Judenthum aufgenommen?
Muhammad adalah Muhammad (Noldeke, 2013: 6).

8 Aplikasi Pendekatan
Vol. IV No. 01, Mei 2018

Keterpengaruhan ini bisa dilihat Ahmad (Muhammad) tidak ada


dari kisah-kisah dalam Al-Qur`an dalam perjanjian baru (Theodore
yang menyerupai kisah dalam Noldeke, 2013:6). Terkait dengan
perjanjian lama, bedanya versi Al- ini, Noldeke memberikan beberapa
Qur`an mengalami penambahan dari contoh tentang teori keterpengaruhan
bentuk semula. Adapun kisah yang yang diambil oleh Muhammad dari
diambil dari perjanjian baru yaitu tradisi atau elemen Yahudi dan
kisah-kisah legenda (usṭûriyah), Kristen. Di antara contoh yang
seperti kisah Maryam dan kelahiran dikemukakan Noldeke adalah
Isa hal ini dapat dibuktikan dalam sebagai berikut :
QS. Ali imran ayat 41-48 dan QS. 1. Kalimat “Lâ Ilâha illa Allâh”.
Maryam ayat 17. Demikian juga Kalimat syahadat ini, menurut
terkait dengan kerasulan Isa Noldeke diadopsi Muhammad dari
sebagaimana tergambar dalam Q.S. kitab Samoel II. 32: 22. Mazmur
Ṣâf ayat 6. 18: 32 (Noldeke, 2013: 5).
َ ْ ْ ‫َو ْذ ََق َال َع َْْ َس‬
َ‫َاب ُن ََم ْر َي َم َٰي َب ِن ْي َِاس َرا ِۤء ْيِ َِاِن ْي‬
2. Bacaan bismillâhirrohmânirrohîm
‫ِ ى‬ ِ‫ا‬
َ َ َ ً َ ُ َ ‫َ ُ ُْ ه‬ (Basmalah). Menurut Noldeke,
َ‫َاّٰلل َِال ْيك ْم َمص ِدقا َِلما ََب ْين ََيد َِّ َِم َن‬ ِ ‫رسول‬ kalimat ini biasa diucapkan saat
ْ
ْ َ َّ
َ‫ىَاس ُمه‬ ْ ‫الت ْو ٰر ِىة ََو ُمب ِش ًرا َِۢب َر ُس ْول ََّي ِأت ْي َِم ْن ََۢبع ِد‬ akan melakukan ibadah dalam
ْ َ ٰ ُْ َ ٰ َ ْ ْ ُ َ َ َّ َ َ ُ َ ْ َ
ٌَ ‫اَسح‬
tradisi Yahudi dan Kristen. Lebih
َ‫ر‬ ِ ‫ذ‬ ‫اَه‬ ‫و‬ ‫ال‬ ‫َق‬ ‫ت‬ ِ ِْ ‫احمد َفلماَجاۤءهم َِبالب‬
‫ن‬
jelasnya menurut Noldeke,
ٌ
َ‫ن‬ َ ‫م ِب ْي‬
Muhammad kemudian menirukan
Dan (ingatlah) ketika Isa putra hal yang sama. Lebih-lebih pada
Maryam berkata, “Wahai Bani
Israil! Sesungguhnya aku utusan saat ia di Madinah untuk
Allah kepadamu, yang membenarkan mengawali naskah undang-
kitab (yang turun) sebelumku, yaitu
Taurat dan memberi kabar gembira undang Madinah, perdamaian
dengan seorang Rasul yang akan Hudaibiyah dan teks surat
datang setelahku, yang namanya
Ahmad (Muhammad).” Namun menyurat kepada beberapa kaum
ketika Rasul itu datang kepada musyirik saat itu (Noldeke,
mereka dengan membawa bukti-
bukti yang nyata, mereka berkata, 2013:94-95).
“Ini adalah sihir yang nyata.” Untuk menguatkan argumennya,
Menurut Noldeke, sayangnya Noldeke juga mengutip satu ayat
informasi tentang akan datangnya yang dijadikannya sebagai bukti
Rasul baru setelah Isa yang bernama bahwa Al-Qur`an diadopsi dari

Aplikasi Pendekatan 9
Vol. IV No. 01, Mei 2018

perjanjian lama sebagaimana pendekatan yang digunakan dalam


termaktub dalam Q.S. al-Anbiyâ` kajiannya, Noldeke menggunakan
ayat 105. pendekatan kritis historis (historical
ََّ ْ َْ ْ ْ ‫َالز ُب‬
َ
َّ ‫َو َل َق ْد َك َت ْب َنا َفى‬ criticism). Pendekatan ini mencermati
َ‫َالذك ِر َان‬
ِ ِ ‫د‬ ‫ع‬ ‫َب‬ ۢ ‫ن‬‫َم‬ ‫ر‬
ِ ِ ‫و‬ ِ
data yang berisi kebenaran informasi dan
َ‫ن‬
َ ُ ‫ه‬
َ ‫اَع َب ِاد ََِالص ِلح ْو‬ َُ َ َ َْْ
ِ ‫الارضَي ِرثه‬ mengamati perbandingan antara sejarah
Dan sungguh, telah Kami tulis di dan legenda, antara fakta dan fiksi, antara
dalam Zabur setelah (tertulis) di
dalam Az-Zikr (Lauh Mahfuzh), realitas dan mitos. Dengan pendekatan ini
bahwa bumi ini akan diwarisi oleh bisa jadi terdapat kontradiksi antara satu
hamba-hamba-Ku yang saleh.
sumber informasi dengan sumber lainnya.
Selain beberapa contoh di atas,
Dengan mengaplikasikan
terdapat istilah-istilah dalam Al-
pendekatan kritis-historis ini Noldeke
Qur`an yang diyakini oleh Noldeke
menyimpulkan ada keterkaitan dan
diadopsi dari ajaran dan tradisi
keterpengaruhan Al-Qur`an dari tradisi
Kristen. Seperti kata furqân, kata ini
Yahudi dan Nasrani. Realitas ini bisa
sebenarnya bermakna "penebusan"
dilihat dari kisah-kisah dalam Al-Qur`an
(redemption), namun bagi
yang mirip dengan kisah dalam perjanjian
Muhammad makna tersebut dalam
lama. Namun versi Al-Qur`an dinilai
bahasa Arab menjadi wahyu
mengalami penambahan dari kisah
(revelation).
asalnya. Menurut Noldeke terkait kisah
C. SIMPULAN yang diambil dari perjanjian baru yaitu
Dari paparan di atas disimpulkan kisah-kisah legenda (usṭûriyah), seperti
bahwa Theodor Noldeke masuk ke dalam kisah Maryam dan kelahiran Isa. Selain
orientalis golongan pertama. Orientalis itu bukti adanya keterpengaruhan juga
model ini menitikberatkan kajiannya pada terdapat dalam ucapan basmalah. []
pengaruh tradisi Yahudi dan Kristen
***
dalam Al-Qur`an. Terkait dengan

DAFTAR PUSTAKA

Badawi, Abdurrahman. 1993. Mausu’ah Fazlurrahman. 1996. Tema-tema Pokok


al-Mustasyriqin, Beirut: Dâr al-’Ilm Al-Qur`an. Terj. Anas Mahyudin.
lil Malayin. Bandung: Pustaka.

10 Aplikasi Pendekatan
Vol. IV No. 01, Mei 2018

Mahmud, Muhammad Natsir. 1992. Sutherland Black M.A. London:


Studi Al-Qur`an Dengan Darf Publishers Limited.
Pendekatan Historisme dan
Fenomenologi: Evalusi terhadap ______________. 2013. The History of
Pandangan Barat tentang Al- the Qur`an. Pen.Wolfgang H.
Qur`an. DESERTASI. Yogyakarta: Behn. Leiden Boston: Brill.
UIN Sunan Kalijaga. Syarifuddin, Anwar. 2012. Pandangan
Marshall. 1977. “Historical Criticism,” Theodor Noldeke (1836-1930).
I. Howard Marshall, ed., New dalam Anwar Syarifuddin (ed).
Testament Interpretation: Essays on Kajian Orientalis terhadap Al-
Principles and Methods. Carlisle: Qur`an dan Hadits. Jakarta: UIN
The Paternoster Press. Syarif Hidayatullah.

Noldeke, Theodore. 2013. Sketches from


Eastern History. Pen. John

Aplikasi Pendekatan 11
Vol. IV No. 01, Mei 2018

12 Aplikasi Pendekatan

You might also like