0% found this document useful (0 votes)
49 views8 pages

Jurnal Abstrak

This study analyzes the relationship between family communication patterns and risky sexual behavior among deaf adolescents in Patrang District, Jember. There was a correlation found between dysfunctional family communication patterns and increased risky sexual behavior. The communication patterns received by deaf adolescents from their families determines their sexual behaviors.

Uploaded by

tyas
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
49 views8 pages

Jurnal Abstrak

This study analyzes the relationship between family communication patterns and risky sexual behavior among deaf adolescents in Patrang District, Jember. There was a correlation found between dysfunctional family communication patterns and increased risky sexual behavior. The communication patterns received by deaf adolescents from their families determines their sexual behaviors.

Uploaded by

tyas
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 8

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(1), 2019:51-58

DOI: 10.22435/kespro.v10i1.1404.51-58

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO PADA


REMAJA TUNARUNGU DI SEKOLAH LUAR BIASA KECAMATAN PATRANG
KABUPATEN JEMBER

Family Communication Pattern and Risk for Sexual Behavior among Deaf Adolescents in Disabled
Children School Districts Patrang of Jember
Livia Dwi Ramadhani1, Tantut Susanto2,*, Latifa Aini Susumaningrum3
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Jember, 2Departemen Keperawatan Keluarga
dan Komunitas, Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Jember, 3Departemen Keperawatan
Keluarga dan Komunitas, Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Jember
*
Email: [email protected]
Naskah masuk 22 Februari 2019; review 18 April 2019; disetujui terbit 27 November 2019

Abstract
Background: Deaf adolescent during their development needs special attention particularly parents, to prevent
risk for sexual behavior. Risk for sexual behavior among deaf adolescent related to the role of parents can be
facilitated by families on how families communicate issues regarding reproductive health of deaf adolescents.
Objective: The purpose of this study was to analyze the relationship between the family communication patterns
and risky sexual behavior in Disabled Children School, Patrang regency of Jember district
Method: A cross-sectional study was conducted among 53 deaf adolescent aged 11-20 with convenience
sampling. A questionnaire was used to identify the sociodemography of participants while the data family
communication patterns of was obtained by using the Family Communication Patterns Questionnaire and
Adolescents Reproductive Health (ARH) Questionnaire to measure risky sexual behavior. Spearman test was
performed to analyze the objective of the study.
Results: There is a correlation between family communication patterns and risky sexual behavior in Disabled
Children School, Patrang regency of Jember district (r = -0,301; p-value= 0,029).
Conclussion: Family communication patterns received by deaf adolescents determine their sexual behavior.
Deaf adolescents with dysfunctional family communication patterns tend to show risky sexual behavior.
Keywords: family communication pattern, risk for sexual behavior, deaf adolescents

Abstrak
Latar belakang: Remaja tunarungu selama tumbuh kembangnya membutuhkan perhatian khusus terutama
orang tua, untuk mencegah perilaku seksual berisiko. Perilaku seksual berisiko di kalangan remaja tunarungu
berkaitan dengan peran orang tua dan dapat difasilitasi oleh keluarga terkait bagaimana keluarga
mengkomunikasikan masalah kesehatan reproduksi remaja tunarungu.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan perilaku seksual berisiko pada remaja
tunarungu di Sekolah Luar Biasa Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dilakukan pada 53 remaja tunarungu berusia
11-20 tahun dengan convenience sampling. Instrumen menggunakan kuesioner Pola Komunikasi Keluarga dan
Kuesioner Adolescents Reproductive Health (ARH) untuk mengukur perilaku seksual berisiko.
Hasil: Ada hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan perilaku seksual berisiko pada remaja tunarungu
di Sekolah Luar Biasa Kecamatan Patrang Kabupaten Jember (r = -0,301; p-value= 0,029).
Kesimpulan: Pola komunikasi keluarga yang diterima oleh remaja tunarungu menentukan perilaku seksualnya.
Remaja tunarungu dengan pola komunikasi keluarga disfungsional cenderung menunjukan perilaku seksual yang
berisiko.

Kata kunci: pola komunikasi keluarga, perilaku seksual berisiko, remaja tunarungu
Pola Komunikasi Keluarga dengan... (Livia Dwi Ramadhani, Tantut Susanto, Latifa Aini Susumaningrum)

PENDAHULUAN

Hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja diperlukan karena remaja tunarungu juga
dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia memiliki perkembangan dan dorongan seksual
2012 menunjukkan 5 persen remaja yang sama dengan remaja normal.11 Sarana
menyatakan setuju melakukan hubungan fisik maupun non fisik untuk memenuhi
seksual sebelum menikah.1 Di lain pihak, hasil pelayanan kesehatan reproduksi remaja
penelitian menunjukkan 80 persen penyandang penyandang cacat masih belum tersedia di
tunarungu di Kamerun melakukan hubungan sekolah.12,13 Untuk itu, remaja tunarungu
seksual pertama kali di usia remaja yaitu 16 membutuh pendidikan seksual agar terhindar
tahun.2 Sedangkan di Indonesia, hasil dari perilaku seksual yang berisiko.
penelitian fenomenologi yang dilakukan di
Di Indonesia pada tahun 2016, ada sebanyak
Bali menunjukkan bahwa perilaku seksual
5.852 penyandang tunarungu yang bersekolah
remaja tunarungu relatif sama dengan remaja
di Sekolah Luar Biasa (SLB).14 Sedangkan di
secara umum, ditandai dengan berpacaran
Kabupaten Jember terdapat 182 remaja
(memegang tangan, berciuman, berpelukan)
disabilitas yang terdaftar menjadi siswa tahun
dan menonton video porno.3 Hubungan
ajaran 2014/2015 dan 114 orang merupakan
komunikatif antara orang tua dengan remaja
remaja tunarungu yang bersekolah di SLB di
tunarungu harus lebih didorong untuk
Kabupaten Jember.12,15 Berbagai masalah
menghindari perilaku seksual yang berisiko.4
kesehatan remaja berdasarkan data Komisi
Dengan demikian perlu dikaji lebih dalam
Perlindungan AIDS Kabupaten Jember
bagaimana peranan orang tua khususnya dalam
menyatakan bahwa remaja dengan HIV-AIDS
pola komunikasi keluarga yang berkaitan
tercatat sebanyak 93 orang dari 536 kasus yang
dengan perilaku seksual pada remaja
ditemukan.15 Selain HIV-AIDS, kehamilan di
tunarungu.
luar nikah dan penyakit menular seksual
Hubungan orang tua dengan remaja tunarungu (PMS) merupakan dampak dari perilaku
cenderung disulitkan oleh komunikasi.5 seksual berisiko.
Remaja disabilitas kesulitan berdiskusi dengan
Keluarga memiliki peran yang sangat penting
orang tua dikarenakan konteks mengenai
dalam memberikan informasi mengenai
masalah seksualitas.6 Remaja disabilitas
pubertas pada remaja tunarungu.16 Remaja
menganggap tabu untuk berdiskusi mengenai
dapat mengkomunikasikan kebutuhan
seksualitas dengan orang tua mereka.7 Orang 17
reproduksinya dalam keluarga. Orang tua
tua beranggapan jika berdiskusi mengenai
dapat memfasilitasi dengan aktif menanyakan
seksualitas akan mendorong remaja untuk
setiap perubahan yang dialami oleh remaja
melakukan aktivitas seksual.8
dalam setiap perkembangan selama masa
Orang tua menganggap bahwa anak remaja pubertasnya.18,19
mereka sudah mendapatkan informasi
Peran dan pola asuh orangtua berkaitan
mengenai kesehatan reproduksi dari sekolah.9
dengan perilaku seksual berisiko.20,21 Perilaku
Faktanya, hanya sedikit informasi yang
seksual berisiko tinggi ketika komunikasi
didapatkan.10 Pendidikan kesehatan reproduksi
orangtua-remaja negatif dan pola komunikasi
di Indonesia untuk remaja tunarungu belum
keluarga disfungsional.22,23 Pola komunikasi
mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah
fungsional dapat diterapkan orangtua dalam
dan pendidik. Hal ini dapat dilihat dari
mengasuh remaja tunarungu agar terhindar dari
minimnya literatur mengenai masalah
perilaku seksual berisiko.
kesehatan reproduksi remaja tunarungu secara
menyeluruh atau komprehensif, padahal
informasi mengenai kesehatan reproduksi

______________________________
*
Corresponding author
(Email: [email protected])
© National Institute of Health Research and Development
ISSN: 2354-8762 (electronic); ISSN: 2087-703X (print)

52 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(1), 2019


Pola Komunikasi Keluarga dengan... (Livia Dwi Ramadhani, Tantut Susanto, Latifa Aini Susumaningrum)

Lebih lanjut, mengingat pentingnya pemenuhan Teknik pengumpulan data yang pertama yaitu
kebutuhan reproduksi pada remaja tunarungu, peneliti surat permohonan penelitian yang
maka perlu diidentifikasi pola komunikasi diperuntukkan kepada Dekan Fakultas
keluarga dengan perilaku seksual remaja Keperawatan, melakukan ijin etik dan
tunarungu. Oleh karena itu, tujuan artikel ini mengajukan surat ke lembaga penelitian
untuk mengidentifikasi hubungan antara pola Universitas Jember serta mengajukan surat ke
komunikasi keluarga dengan dengan perilaku Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. Setelah
seksual berisiko pada remaja tunarungu di SLB pengajuan surat, peneliti melakukan pengajuan
Kacamatan Patrang, Kabupaten Jember. perijinan penelitian kepada SLB TPA Bintoro
Jember dan SLB Negeri Jember. Peneliti
METODE kemudian menemui responden dan
memberikan lembar persetujuan (informed
Artikel ini merupakan bagian dari penelitian consent). Lembar persetujuan ini diberikan
yang dilakukan pada tahun 2019. Desain kepada responden yang ditandatangani oleh
penelitian yang digunakan adalah cross- orang tua pengasuh. Peneliti menemui kembali
sectional, yang menganalisis keterkaitan pola responden yang telah menyetujui mengenai
komunikasi keluarga dengan perilaku seksual lembar persetujuan yang telah diberikan oleh
berisiko pada remaja tunarungu di SLB peneliti. Peneliti melakukan pengambilan
Kecamatan Patrang Kabupaten Jember pada sampel kepada responden yang telah
satu waktu. Populasi dalam penelitian ini menyetujui lembar persetujuan.
adalah seluru remaja tunarungu di SLB
Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Pengisian kuesioner oleh responden
Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah didampingi oleh peneliti yang dibantu guru di
remaja tunarungu berusia 11-20 tahun, telah SLB Kecamatan Patrang Kabupaten Jember
menstruasi/mimpi basah dan memiliki orang dengan tujuan jika terdapat pertanyaan tentang
tua atau wali serta diijinkan oleh orang tua item dalam kuesioner yang belum dipahami
menjadi responden dalam penelitian. Kriteria dapat dengan mudah ditanyakan kepada
eksklusi pada penelitian ini adalah remaja peneliti. Pengisian kuesioner membutuhkan
tunarungu yang tidak berada pada saat waktu 30-40 menit. Responden tunarungu
penelitian dan tinggal di asrama. Jumlah yang dapat membaca, menjawab pertanyaan
remaja tunarungu di SLB Kecamatan Patrang secara mandiri sedangkan responden yang
Kabupaten Jember adalah 71 remaja yang tidak bisa membaca dibantu oleh guru dalam
disesuaikan dengan kriteria inklusi dan menjawab pertanyaan. Setelah pengambilan
eksklusi. Ada beberapa remaja tunarungu yang data selesai, peneliti mengolah data dan
tidak menjadi partisipan, diantaranya yaitu 15 mengeliminasi data-data yang tidak lengkap
orang yang belum mengalami menstruasi dan dan yang tidak sesuai dengan kriteria inklusi
tiga orang yang tidak berada pada saat dan eksklusi. Selain itu, penelitian ini
penelitian. Sehingga dengan teknik dilakukan uji etik di Fakultas Kedokteran Gigi,
convenience sampling didapatkan jumlah dengan No. 274/UN25.8/KEPK/DL/2019 yang
partisipan dalam penelitian ini adalah sebanyak menyatakan bahwa penelitian ini dapat
53 orang. dilakukan dengan memperhatikan prinsip-
prinsip penelitian tertentu.
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian
ini yaitu lembar kuesioner untuk mengukur Analisis data dilakukan dengan aplikasi
karakteristik remaja, pola komunikasi software yaitu SPSS 16. Data numerik
keluarga, dan perilaku seksual berisiko. berdistribusi tidak normal disajikan dalam
Kuesioner pola komunikasi keluarga yang bentuk median, percentiles, nilai Z, dan nilai
digunakan terdiri dari 25 pernyataan. p-value dengan uji Kolmogorov-Smirnov.
Kuesioner ini menggunakan skala Likert (1-4) Jenis data kategorik disajikan dalam bentuk
yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.24 jumlah dan persentase. Untuk proporsi pola
Kuesioner perilaku seksual berisiko komunikasi keluarga disajikan dalam diagram
menggunakan kuesioner Adolescents batang dan proporsi perilaku seksual berisiko
Reproductive Health (ARH) berisi 48 item menggunakan tabel. Uji normalitas data
pernyataan yang telah diuji validitas dan dilakukan terlebih dahulu pada setiap variabel
reliabilitasnya.25 menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji
normalitas pada penelitian ini menunjukkan

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(1), 2019 53


Pola Komunikasi Keluarga dengan... (Livia Dwi Ramadhani, Tantut Susanto, Latifa Aini Susumaningrum)

bahwa variabel pola komunikasi keluarga tidak menunjukkan bahwa usia partisipan memiliki
berdistribusi normal dengan p-value = 0,000. nilai tengah 16 tahun dengan remaja laki-laki
Hasil uji normalitas data perilaku seksual (54,7%) yang mayoritas pekerjaan orang tua
berisiko menunjukkan data tidak berdistribusi sebagai wiraswasta (52,8%) seperti pada Tabel
normal dengan p-value = 0,000. Analisis 1.
bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji
Nilai tengah dari pola komunikasi keluarga
korelasi Spearman rank untuk mengetahui
remaja tunarungu di SLB Kecamatan Patrang
adanya korelasi antara pola komunikasi
Kabupaten Jember adalah 61 (Tabel 2), dimana
keluarga dengan perilaku seksual berisiko
hal ini menunjukkan bahwa pola komunikasi
remaja tunarungu.
remaja tunarungu di SLB Kecamatan Patrang
Kabupaten Jember memiliki pola komunikasi
keluarga disfungsional (Z=1,308; p-value
HASIL
0,000).
Karakteristik remaja tunarungu di SLB
Kecamatan Patrang Kabupaten Jember

Tabel 1. Karakteristik Partisipan (n= 53)

Karakteristik Responden n (%)


Usia
Md (P25-P75) 16 (13-18)
Jenis kelamin
Perempuan 24 (45,3)
Laki-laki 29 (54,7)
Tingkat Pendidikan
SDLB 15 (28,7)
SMPLB 28 (52,8)
SMALB 10(18,9)
Pekerjaan orang tua
Ibu rumah tangga 3 (5,7)
Wiraswasta 28 (52,8)
PNS 5 (9,4)
POLRI/TNI 3 (5,7)
Petani 7 (13,2)
Lainnya 7 (13,2)
Riwayat keluarga menggunakan bahasa isyarat
Ya 39 (73,6)
Tidak 14 (26,4)

n (%) = Jumlah partisipan (persentase); Md = Median; (P25-P75) = Percentiles 25-75.

Tabel 2. Distribusi Pola Komunikasi Keluarga pada Remaja Tunarungu di SLB Kecamatan
Patrang Kabupaten Jember (n=53)

Variabel Md (P25-P75) Z Signifikansi

Pola komunikasi keluarga 61 (58-65,5) 1,308 0,000a


Md= Median; Z = Nilai hitung Kolmogorov-Smirnov Test; P25-P75=Percentiles 25-75; a = Signifikan dengan
Kolmogorov-Smirnov Test

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui nilai mengalami perilaku seksual berisiko tinggi
estimasi yang menunjukan bahwa perilaku (Z=1,463; p-value=0,000) dengan pengetahuan
seksual berisiko remaja tunarungu di SLB kurang (Z=1,402; p-value=0,000) dan Sikap
Kecamatan Patrang Kabupaten Jember yang menunjukan negatif (Z=1,954; p-

54 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(1), 2019


Situasi Human Immunodefici... (Dina Bisara Lolong, Oster Suriani Simarmata, Novianti, Felly Philipus Senewe)

value=0,000) serta keterampilan yang negatif value=0,000).


terhadap kesehatan reproduksi (Z=1,405; p-

Tabel 3. Distribusi Perilaku Seksual Berisiko Remaja Tunarungu di SLB Kecamatan Patrang
Kabupaten Jember (n=53)

Perilaku Seksual Berisiko Md (P25-P75) Z Signifikansi


Pengetahuan 10 (10-13) 1,402 0,000 a
Sikap 50(34-53) 1,954 0,000 a
Keterampilan 18 (15-21) 1,405 0,000 a
Perilaku Seksual Berisiko 74 (61-81) 1,463 0,000 a
Md = Median; Z = Nilai hitung Kolmogorov-Smirnov Test; P25-P75 =Percentiles 25-75;
a
= Signifikan dengan Kolmogorov-Smirnov Test

Tidak ada hubungan antara pola komunikasi (p-value= 0,029). Dari Tabel 4 dapat diartikan
keluarga dengan pengetahuan (p-value= 0,073) bahwa apabila pola komunikasi keluarga
dan keterampilan remaja tunarungu (p-value= fungsional maka dapat menurunkan perilaku
0,131) (Tabel 4). Akan tetapi ada hubungan seksual berisiko pada remaja tunarungu di SLB
antara pola komunikasi keluarga dengan sikap Kecamatan Patrang Kabupaten Jember ( = -
(p-value= 0,009) dan perilaku seksual berisiko 0,301; p-value= 0,029).

Tabel 4. Hubungan Pola Komunikasi Keluarga dengan Perilaku Seksual Berisiko pada Remaja
Tunarungu di SLB Kecamatan Patrang Kabupaten Jember (n=53)

Pola Komunikasi Keluarga


Perilaku Seksual Berisiko
p-value
Pengetahuan -0,248 0,073
Sikap -0,354 0,009
Keterampilan -0,210 0,131
Perilaku Seksual Berisiko -0,301 0,029
Catatan: n = Jumlah partisipan; p-value = Signifikan dengan Spearman
= Nilai Koefisien Korelasi

bahwa adanya hubungan yang signifikan antara


PEMBAHASAN
pola komunikasi keluarga dengan perilaku
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola seksual yang berisiko pada remaja.26 Perilaku
komunikasi keluarga berhubungan dengan seksual remaja tunarungu relatif sama dengan
perilaku seksual berisiko pada remaja remaja secara umum.3Penelitian lain
tunarungu di SLB Kecamatan Patrang mengatakan bahwa hubungan komunikatif
Kabupaten Jember. Artinya, komunikasi antara orang tua dengan remaja tunarungu harus
keluarga fungsional dapat menurunkan perilaku lebih didorong untuk terhindar dari perilaku
seksual berisiko pada remaja tunarungu. seksual yang berisiko.4 Perilaku seksual
Meskipun dalam penelitian ini, pola berisiko pada remaja dapat dicegah oleh
komunikasi keluarga tidak berhubungan dengan keluarga melalui pelaksanaan struktur keluarga
pengetahuan dan keterampilan remaja terkait pola komunikasi.18 Hal ini menunjukkan
tunarungu terhadap kesehatan reproduksi. bahwa remaja disabilitas salah satunya
Dilain pihak, pola komunikasi keluarga tunarungu memiliki perilaku seksual yang
berhubungan dengan sikap remaja tunarungu relatif sama dengan remaja pada umumnya
terhadap kesehatan reproduksi. Penelitian yang sehingga membutuhkan arahan dalam
dilakukan pada remaja normal menunjukkan berperilaku seksual melalui keluarga terutama

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 9(2), 2018 55


Pola Komunikasi Keluarga dengan... (Livia Dwi Ramadhani, Tantut Susanto, Latifa Aini Susumaningrum)

dengan komunikasi antara orangtua-remaja agar formal maupun informal.30 Akan tetapi, sarana
terhindari dari perilaku seksual berisiko. fisik maupun non fisik untuk memenuhi
pelayanan kesehatan reproduksi remaja
Pada penelitian ini pola komunikasi keluarga penyandang cacat masih belum tersedia di
berhubungan dengan sikap remaja tunarungu sekolah.12 Artinya, remaja tunarungu
terhadap kesehatan reproduksinya. Adanya membutuhkan pendidikan seksual untuk
komunikasi antara orangtua-remaja dapat terhindar dari perilaku seksual yang berisiko.
bersifat dua arah yang disertai pemahaman
yang sama terhadap suatu hal dan setiap pihak Hasil akhir dari artikel ini adalah terdapat
dapat menyampaikan pikiran, perasaan serta hubungan antara pola komunikasi keluarga
informasi sehingga menimbulkan hubungan dengan perilaku seksual berisiko pada remaja
yang lebih baik dan berpengaruh pada sikap.27 tunarungu di SLB Kecamatan Patrang
Remaja tunarungu di SLB Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Apabila pola komunikasi
Kabupaten Jember mayoritas memiliki pola keluarga disfungsional maka hal ini dapat
komunikasi keluarga disfungsional (66%) berdampak pada perilaku seksual yang berisiko
dengan sikap terhadap kesehatan reproduksi pada remaja tunarungu. Hilangnya kemampuan
yang negatif (50,9%). Artinya, apabila mendengar remaja tunarungu menyebabkan
komunikasi keluarga tidak efektif maka akan adanya keterbatasan komunikasi yang
berdampak pada sikap remaja tunarungu. memungkinkan komunikasi terjalin antara
Dimana dalam penelitian ini remaja tunarungu orangtua dengan remaja tunarungu komunikasi
bersikap negatif terhadap kesehatan yang seadanya. Meskipun adanya kesulitan
reproduksinya. Oleh karena itu, diperlukan tersebut, komunikasi orangtua dengan remaja
komunikasi efektif antara orang tua dengan tunarungu harus tetap terjalin dengan baik
remaja tunarungu agar remaja tunarungu dengan menerapkan pola komunikasi yang
menunjukan sikap yang baik berdasarkan fungsional agar perilaku seksual berisiko
norma dan agama terhadap kesehatan menurun.
reproduksinya.
Implikasi keperawatan yang dapat diberikan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak oleh perawat sebagai peneliti, edukator dan
ada hubungan antara pola komunikasi keluarga konselor, adalah dengan melakukan penelitian
dengan pengetahuan dan ketrampilan remaja mengenai kesehatan reproduksi. Sehingga dapat
tunarungu terhadap kesehatan reproduksi. Akan memberikan pendidikan kesehatan yang tepat
tetapi pada penelitian ini pengetahuan remaja bagi remaja tunarungu. Penelitian lain
tunarungu kurang dan keterampilan remaja mengatakan bahwa pendidikan kesehatan
tunarungu negatif terhadap kesehatan reproduksi di Indonesia, untuk remaja
reproduksinya. Sesuai dengan penelitian28 tunarungu belum mendapatkan perhatian
remaja tunarungu kesulitan menerima informasi khusus dari pemerintah dan pendidik.11 Hal ini
mengenai pendidikan seksual, sehingga sering dapat dilihat dari minimnya literatur mengenai
terjerumus dalam perilaku seksual berisiko. masalah kesehatan reproduksi remaja tunarungu
Hal ini dikarenakan mayoritas remaja secara menyeluruh atau komprehensif, padahal
tunarungu memiliki pola komunikasi keluarga informasi mengenai kesehatan reproduksi
disfungsional dan kemungkinan juga diperlukan karena remaja tunarungu juga
dikarenakan oleh ketunarunguan yang memiliki perkembangan dan dorongan seksual
dialaminya. Ketunarunguan dapat menghambat yang sama dengan remaja normal.
perkembangan inteligensi, sosial dan emosi
serta terbatasnya kemampuan berbahasa remaja Penelitian ini memiliki keterbatasan yakni
tunarungu.29 Sehingga untuk menerima responden dalam penelitian ini remaja dengan
informasi mengenai kesehatan reproduksi, tunarungu yang mayoritas tidak dapat
remaja tunarungu mengalami keterbatasan dan mendengar secara total dan peneliti tidak bisa
berdampak pada keterampilan remaja menggunakan bahasa isyarat, sehingga dalam
tunarungu terhadap kesehatan reproduksinya. penelitian ini, melibatkan guru yang
Meskipun demikian, pengetahuan mengenai kemungkinan bias kata yang digunakan oleh
seksualitas pada remaja sangat penting guru tinggi. Sehingga penelitian selanjutnya
diberikan pada remaja baik melalui pendidikan diperlukan penguasahan komunikasi verbal dan
non-verbal.

56 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(1), 2019


Pola Komunikasi Keluarga dengan... (Livia Dwi Ramadhani, Tantut Susanto, Latifa Aini Susumaningrum)

KESIMPULAN Needs. 2017;5(2).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat 4. Mall S. Parents ’ anxieties about the risk of
hubungan signifikan antara pola komunikasi HIV / Aids for their Deaf and hard of
keluarga dengan perilaku seksual pada remaja hearing adolescents in South Africa : A
tunarungu di SLB Kecamatan Patrang qualitative study. J Heal Psychol.
Kabupaten Jember. 2011;17(5):764–73.
5. Batten G, Oakes PM, Alexander T. Factors
SARAN Associated With Social Interactions
Between Deaf Children and Their Hearing
Melalui artikel ini dapat diberikan beberapa Peers : A Systematic Literature Review.
saran terkait dengan pola komunikasi keluarga 2013;
dengan perilaku seksual berisiko pada remaja 6. Chappell P. AQueering the social
tunarungu di SLB Kecamatan Patrang emergence of disabled sexual identities:
Kabupaten Jember. Saran yang dapat Linking queer theory with disability
dilakukan untuk meningkatkan pola studies in the South African context Paul.
komunikasi keluarga menjadi fungsional Agenda Empower women Gend equity.
adalah dengan memberikan pemahaman 2015;29(1):54–62.
kepada orangtua tua dan remaja tunarungu
agar selalu berkomunikasi secara terbuka dan 7. Reus L De, Hanass-hancock J, Henken S,
berinteraksi satu sama lain, serta memberikan Brakel W Van. Challenges in providing
pendidikan seksual pada remaja tunarungu HIV and sexuality education to learners
untuk mencegah perilaku seksual yang with disabilities in South Africa : the voice
berisiko. of educators. Sex Educ. 2015;15(4):333–
47.
8. Susanto T, Arisandi D, Kumakura R, Oda
UCAPAN TERIMA KASIH A, Koike M, Tsuda A, et al. Development
and Testing of the Family Structure and
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Family Functions Scale for Parents
SLB Kecamatan Patrang Kabupaten Jember
Providing Adolescent Reproductive Health
yang telah bersedia menjadi partisipan dalam
Based on the Friedman Family Assessment
penelitian ini, dan kelompok riset Family and
Model. J Nurs Meas. 2018;26(2):1–20.
Health Care Studies, Fakultas Keperawatan,
Universitas Jember yang memfasilitasi 9. Susanto T. Pelayanan Kesehatan
jalannya penelitian ini. Reproduksi di Sekolah: Analisis
Komparatif Menstruasi pada Remaja Usia
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
DAFTAR PUSTAKA Jember. J Kel Berencana. 2017;2(1):11–
21.
1. Badan Pusat Statistik, Badan Koordinasi
Keluarga Berencanan Nasional, 10. Hopkins J. Kebutuhan dan Tantangan
Departemen Kesehatan, Macro Kesehatan Reproduksi bagi Remaja Belum
International. Survei Demografi dan Menikah di Indonesia. 2017.
Kesehatan Indonesia 2012. Sdki. 2013;16. 11. Aziz S. Pendidikan Seks Bagi Anak
2. Touko A, Mboua CP, Tohmuntain PM, Berkebutuhan Khusus. J kependidikan.
Perrot AB. Sexual vulnerability and HIV 2014;II(2):182–204.
seroprevalence among the deaf and hearing 12. Adiilah, Wati DM, Baroya N. Gambaran
impaired in Cameroon. Int AIDS Soc. Kebutuhan Pelayanan Kesehatan
2010;13(5):1–8. Reproduksi Bagi Remaja Penyandang
3. Ariantini NS, Kurniati DPPY, Duarsa DP. Cacat Di SMPLB Dan SMALB TPA
Needs for sexual and reproductive health Bintoro Kabupaten Jember. Artik Ilm Has
education for students with hearing Penelit Mhs. 2015;
impairment in Buleleng District , Bali 13. Susanto T, Rahmawati I. Peer educator
Province. Public Heal Prev Med Arch training program for enhancing knowledge

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(1), 2019 57


Pola Komunikasi Keluarga dengan... (Livia Dwi Ramadhani, Tantut Susanto, Latifa Aini Susumaningrum)

on issues in the growth and development 2017;20(3):185–94.


of adolescents and risk behavior problems
22. Nurhayati. Hubungan Pola Komunikasi
in Indonesian context †. 2018;5(3):1–6.
dan Kekuatan Keluarga dengan Perilaku
14. Kementrian dan Kebudayaan. Pedagogik : Seksual Berisiko pada Remaja di Desa
Pembelajaran pada Anak Tunarungu Tridaya Sakti Kecamatan Tambun Selatan
Profesional : Teknik Pengembangan Kabupaten Bekasi. Universitas Indonesia;
Komunikasi. 2016. 2011.
15. R MI. Hubungan pola komunikasi 23. Widyatuti, Shabrina CH, Nursasi AY.
keluarga dengan penerimaan sosial teman Correlation between parent-adolescent
sebaya remaja tunarungu di sekolah luar communication and adolescents’
biasa kabupaten jember. 2014; premarital sex risk. Enfermería Clínica.
2018;28:51–4.
16. Hapsari R. Sikap Remaja Perempuan
Tunarungu Terhadap Masa Pubertas. 24. Thoyibah Z, Nurjannah I, D, W S.
2016;6–7. Correlation between Family
Communication Patterns and Juvenile
17. Susanto T, Saito R, Kimura R, Tsuda A,
Delinquency in Junior High School.
Tabuchi N, Sugama J. Immaturity in
Belitung Nurs J. 2017;3:297–306.
puberty and negative attitudes toward
reproductive health among Indonesian 25. Susanto T, Rahmawati I. A community-
adolescents. Int J Adolesc Med Health. based friendly health clinic: an initiative
2016; adolescent reproductive health project in
the rural and urban areas of Indonesia. Int J
18. Friedman MM, Vicky BR, Elaine JG.
Nurs Sci. 2016;3(4):371–8.
Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset,
Teori & Praktik. 5th ed. Jakarta: EGC; 26. Puspitasari NDA. Hubungan Pola
2010. Komunikasi Keluarga dengan Perilaku
Seksual Berisiko pada Remaja SMA
19. Tantut Susanto, Iis Rahmawati, Emi Wuri
Muhammaddiya Jember. Skripsi. 2017;
Wuryaningsih, Syahrul Syahrul, Ruka
Saito, Rumiko Kimura, Akiko Tsuda, 27. Pratama PA. Hubungan Komunikasi
Noriko Tabuchi JS. Prevalence and related Interpersonal Orangtua-remaja Tentang
factors of active reproductive health Seksualitas dengan Perilaku Seks pada
behavior: A cross-sectional study based on Mahasiswa. 2014;8(33):44.
the society and culture of Indonesian
28. Rostami M, Bahmani B, Bakhtyari V,
adolescents. Epidemiol Heal. 2016;
Movallali G. Depression and Deaf
20. Diah HS, Wahyuningsih, Kayat H. Peran Adolescents: A review. Iran Rehabil J.
Orang Tua Berhubungan dengan Perilaku 2014;12(19):43–53.
Seksual Pra Nikah Remaja di SMKN 1
29. Susilawati E. Pelaksanaan Pembelajaran
Sedayu of Adolescent in SMKN 1 Sedayu.
Ekstrakurikuler Kesehatan Reproduksi
J Ners Midwifery Indones. 2015;3(3):140–
Bagi Anak Tunarungu Di SLB Negeri 2
4.
Bantul. J Widia Ortodidaktika. 2016;5 No
21. Ungsianik T, Yuliati T. Pola Asuh Orang 7.
Tua dan Perilaku Seksual Berisiko pada
30. Santrock WJ. Remaja. 11th ed. Jakarta:
Remaja. J Keperawatan Indones.
Erlangga; 2007.

58 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(1), 2019

You might also like