0% found this document useful (0 votes)
209 views58 pages

05 - Geoteknik Tambang - Supandi - Slope Analysis

This document provides information about a slope stability analysis methods course at the Institut Teknologi Nasional Yogyakarta. The course covers various slope stability analysis methods, including analytical, graphical, limit equilibrium, and numerical methods. It also discusses the importance of field investigations and outlines some conventional methods like empirical, analog, and Slope Mass Rating approaches.

Uploaded by

Angga Pradita
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
209 views58 pages

05 - Geoteknik Tambang - Supandi - Slope Analysis

This document provides information about a slope stability analysis methods course at the Institut Teknologi Nasional Yogyakarta. The course covers various slope stability analysis methods, including analytical, graphical, limit equilibrium, and numerical methods. It also discusses the importance of field investigations and outlines some conventional methods like empirical, analog, and Slope Mass Rating approaches.

Uploaded by

Angga Pradita
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

MINE GEOTECHNICAL
Slope Stability Analysis Method

Dr. SUPANDI, S.T., M.T.


[email protected]

25-Mar-20

ITNY
2020
GEOTEKNIK TAMBANG

Prodi : Teknik Pertambangan Strata 1.


Kode : TAS7601
Mata Kuliah : Geoteknik Tambang
SKS : 2 SKS
Semester : VI
Waktu Perkuliahan : 2 x 50 menit
Dosen Pengampu : Dr. Supandi, S.T., M.T.
Sistem Perkuliahan :
Penilaian : a. Tugas, presentasi dan Diskusi, Quiz, 20%
b. Ujian Tengah Semester (UTS) 30%
c. Ujian akhir semester (UAS) 50%
Range Nilai : Sesuai dengan Kebijakan ITNY
Contact Person : [email protected]
Telepon : +6285244959090

ITNY
2020 25-Mar-20
Textbook
1. John Read and Peter Stacey, 2009, Guidelines for Open Pit
Slope Design, CRC Press.
2. William A Hustrulid, Michael K.McCarter and Dirk J.A Van Zyl,
2000, Slope Stability in Surface Mining, Society for Mining
Mettalurgy and Exploration Inc.
3. Ducan C Wyllie & Christopher W Mah, 2007-4th Edition, Rock
Slope Engineering, Spon Press.
4. Charles A Kliche, 1999, Rock Slope Stability, Society for Mining
Mettalurgy and Exploration Inc.
5. E. Hoek & J.W Bray, 1994, Rock Slope Engineering, Institute of
Mining and Metalurgy.
6. Roy E. Hunt, 2007, Geotechnical Investigation Methods, CRC
Press.
7. Roy E Hunt, 2007, Geologic Hazards, CRC Press.
8. Kepmen ESDM No 1827K/30 2018 – Good Mining Practice.
9. KepDirjen 185K 2019.
ITNY
2020 25-Mar-20
Textbook
1. John Read and Peter Stacey, 2009, Guidelines for Open Pit
Slope Design, CRC Press.
2. William A Hustrulid, Michael K.McCarter and Dirk J.A Van Zyl,
2000, Slope Stability in Surface Mining, Society for Mining
Mettalurgy and Exploration Inc.
3. Ducan C Wyllie & Christopher W Mah, 2007-4th Edition, Rock
Slope Engineering, Spon Press.
4. Charles A Kliche, 1999, Rock Slope Stability, Society for Mining
Mettalurgy and Exploration Inc.
5. E. Hoek & J.W Bray, 1994, Rock Slope Engineering, Institute of
Mining and Metalurgy.
6. Roy E. Hunt, 2007, Geotechnical Investigation Methods, CRC
Press.
7. Roy E Hunt, 2007, Geologic Hazards, CRC Press.
8. Kepmen ESDM No 1827K/30 2018 – Good Mining Practice.
9. KepDirjen 185K 2019.
ITNY Slide 4
2020 25-Mar-20
Maksud Analisis Stabilitas Lereng
1. Melakukan kajian potensi kelongsoran lereng yang melibatkan
lereng-lereng baik alami maupun buatan.

2. Melakukan analisis kelongsoran dan mengerti mekanisme


keruntuhan dan pengaruh faktor-faktor lingkungan untuk design
lereng.

3. Melakukan analisis terhadap stabilitas lereng untuk kondisi jangka


pendek (during construction) dan jangka panjang

4. Untuk memungkinkan melakukan redesign terhadap lereng yang


telah longsor dan merencanakan dan mendesign langkah-langkah
preventif jika diperlukan.

5. Untuk mempelajari efek dari beban seismik pada lereng atau


tanggul.
ITNY Slide 5
2020 25-Mar-20
METODE ANALISIS KEMANTAPAN LERENG

Beberapa Metoda Analisis Kemantapan Yang


Dapat Digunakan Antara Lain :
1. Metoda Analitik
2. Metoda Grafik
3. Metoda Keseimbangan Limit
4. Metoda Numerik (Metoda Elemen Hingga, Elemen
Diskret, Elemen Batas Dan Lain Lain)
5. Teori Blok
ITNY Slide 6
2020 25-Mar-20
Penyelidikan lapangan harus dilaksanakan terlebih dahulu
sebelum analisis kestabilan lereng dilakukan

Terdapat sejumlah metode yang dapat digunakan dalam analisis


kestabilan lereng mulai dari yang sederhana, seperti metode
kesetimbangan batas, sampai dengan yang rumit dan canggih,
seperti metode finite-element dan metode discrete-element.

Setiap metode
mempunyai keunggulan dan keterbasan masing-masing.

ITNY Slide 7
2020 25-Mar-20
Saat ini terdapat sejumlah metode analisis dan
program komputer yang tersedia untuk analisis
kestabilan lereng memerlukan pemahaman tentang
prinsip-prinsip dari metode tersebut, kelebihan dan
keterbatasan pada setiap metode dan program
komputer sehingga dapat digunakan secara tepat.

Secara garis besar metode-metode yang digunakan


dalam analisis kestabilan lereng dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu
metode konvensional dan metode numerik

ITNY Slide 8
2020 25-Mar-20
METODE KONVENSIONAL
Metode Empiris dan Analogi
Prinsip yang digunakan dalam metode empiris dan analogi yaitu analisis
kestabilan dilakukan berdasarkan pada pengalaman-pengalaman
sebelumnya terutama dari lereng-lereng dengan karakteristik yang
hampir sama.

Penggunaan metode ini sangat tergantung pada pengalaman dan


keputusan yang dibuat oleh seorang insinyur atau analis yang terlibat.

Penggunaan metode ini juga digabung dengan metode lainnya seperti


stability chart, analisis kinematik, atau metode kesetimbangan batas.

ITNY Slide 9
2020 25-Mar-20
Slope Mass Rating

SMR dapat memberikan panduan awal dalam analisis kestabilan


lereng, memberikan informasi yang berguna tentang tipe keruntuhan
serta hal-hal yang diperlukan untuk perbaikan lereng.
Slope Mass Rating merupakan modifikasi dari sistem Rock Mass
Rating (RMR) yang dikembangkan oleh Bieniwaski.

Slope Mass Rating (SMR) dihasilkan dengan melakukan beberapa


faktor koreksi terhadap nilai yang diperoleh dengan Rock Mass Rating.
Nilai SMR dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

SMR = RMR + (F1, F2, F3 ) + F4

Faktor-faktor koreksi (F1, F2 dan F3) adalah faktor koreksi terhadap


kondisi kekar (joints) serta F4 adalah faktor koreksi terhadap metode
penggalian lereng.

ITNY Slide 10
2020 25-Mar-20
Nilai RMR dihitung berdasarkan proposal yang diajukan
oleh Bieniawski (1979), yang memberikan nilai peringkat
untuk kelima parameter sebagai berikut:

1. Kekuatan batuan utuh


2. RQD (dengan melakukan pengukuran atau estimasi)
3. Spasi bidang-bidang discontinue
4. Kondisi bidang-bidang discontinue
5. Kondisi air yang mengalir pada bidang-bidang tak menerus.

ITNY Slide 11
2020 25-Mar-20
Table 4: Rock Mass Rating System (After Bieniawski 1989).
A. CLASSIFICATION PARAMETERS AND THEIR RATINGS
Parameter Range of values
For this low range -uniaxial
Point-load strength
>10 MPa 4 - 10 MPa 2 - 4 MPa 1 - 2 MPa compressive test is
index
preferred
1 Strength of intact Uniaxial comp. 5 - 25 1 - 5 < 1 MPa
>250 MPa 100 - 250 MPa 50 - 100 MPa 25 - 50 MPa
rock material strength MPa MPa
Rating 15 12 7 4 2 1 0
Drill core Quality RQD 90% - 100% 75% - 90% 50% - 75% 25% - 50% < 25%
2 Rating 20 17 13 8 3
Spacing of discontinuities >2m 0.6 - 2 . m 200 - 600 mm 60 - 200 mm < 60 mm

3 Rating 20 15 10 8 5
Very rough Slightly rough Slightly rough Slickensided Soft gouge >5 mm thick or
surfaces Not surfaces surfaces surfaces or Gouge Separation > 5 mm
continuous No Separation < 1 Separation < < 5 mm thick or Continuous
Condition of discontinuities (See E) separation mm Slightly 1 mm Highly Separation 1-5 mm
4
Unweathered weathered weathered Continuous
wall rock walls walls

Rating 30 25 20 10 0
Inflow per 10 None < 10 10 - 25 25 - 125 > 125
m tunnel
length (l/m)
(Joint water
Ground water
5 press)/ (Major 0 < 0.1 0.1, - 0.2 0.2 - 0.5 > 0.5
principal σ)
General Completely
Damp Wet Dripping Flowing
conditions dry
Rating 15 10 7 4 0
ITNY Slide 12
2020 25-Mar-20
Faktor-faktor koreksi untuk kekar (joints), seperti yang diperlihatkan pada
Tabel 2, adalah merupakan perkalian dari tiga faktor sebagai berikut:

1. a. F1, nilainya tergantung pada arah jurus kekar terhadap permukaan


lereng.
2. b. F2, nilainya mengacu pada sudut kemiringan kekar.
3. c. F3, nilainya menggambarkan hubungan antara permukaan lereng
dengan kemiringan kekar seperti yang dikembangkan oleh Bieniawski
(1976).
4. Faktor koreksi F4 nilainya tergantung pada metode penggalian lereng
adalah seperti yang diperlihatkan pada Tabel

as slope dip direction aj /bj


bs slope dip

as joint dip direction


as /bs bs joint dip

ITNY Slide 13
2020 25-Mar-20
Very Unfavor- Very
CASE Favorable Favorable Fair able unfavor-
able
PLANAR >30O 30O – 20O 20O – 10O 10O – 15O <10O
TOPPLING
P/T 0.15 0.40 0.70 0.85 1.00
PLANAR <20O 20O – 30O 30O – 35O 35O – 45O >45O
TOPPLING 0.15 0.40 0.70 0.85 1.00
P/T 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
PLANAR >10O 10O – 0O 0O 0O- (-10O) < –10O
TOPPLING <110O 110O -120O >120O
P/T 0.40 -6 -25 -50 -60

ITNY Slide 14
2020 25-Mar-20
Very un-
Case Condition Very Favorable Favorable Fair Un-favorable
favorable
P |aj – as| >30 30-20 20-10 10-5 <5
T |aj – as - 180|
P/T F1 0.15 0.40 0.70 0.85 1.00
P |bj| <20 20-30 30-35 35-45 >45
P F2 0.15 0.40 0.70 0.85 1.00
T F2 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
P |bj – bs| >10 10-0 0 0-(-10) <-10
T |bj + bs| <110 110-120 >120 - -
P/T F3 0 -6 -25 -50 -60
Method of Smooth Blasting / Defficient
Natural slope Presplitting
Excavation blasting mechanical blasting
F4 +15 +10 +8 0 -8

Class No V IV III II I

SMR 0-20 21-40 41-60 61-80 81-100


Desciption Very bad Bad Normal Good Very good
Completely Completely
Stability Unstable Partially stable Stable
unstable stable
Big planar / soil Planar / big Some joints / Some
Failures None
like wedges many wedges blocks
ITNY Important/correct Slide
Support Re-excavation Systematic Occasional None15
2020 ive 25-Mar-20
Analisis Kinematik dan
Teori Blok (Block Theory)

Analisis Kinematik

Analisis kinematik adalah analisis tentang pergerakan benda tanpa


mempertimbangkan gaya-gaya yang menyebabkannya. Pertimbangan
utama dalam analisis ini yaitu kemungkinan terjadinya keruntuhan
translasional yang disebabkan oleh adanya formasi bidang planar atau
baji.

Metode ini hanya berdasarkan pada evaluasi detail mengenai struktur


massa batuan dan geometri dari bidang-bidang lemah yang dapat
memberikan kontribusi terhadap ketidakstabilan lereng.

Analisis kinematik dapat dilakukan menggunakan stereonet plot manual


atau dengan program komputer.

ITNY Slide 16
2020 25-Mar-20
Hal penting yang harus diperhatikan yaitu analisis kinematik hanya
mempertimbangkan kemungkinan terjadinya gelinciran yang
disebabkan oleh sebuah bidang lemah saja atau perpotongan dari
beberapa bidang lemah. Analisis tipe ini tidak mempertimbangkan
keruntuhan yang melibatkan multiple joints atau joint sets serta
terjadinya deformasi dan rekahan pada blok batuan

ITNY Slide 17
2020 25-Mar-20
ITNY Slide 18
2020 25-Mar-20
Teori Blok
Teori blok merupakan pengembangan lebih lanjut dari analisis kinematik.
Teori ini dikembangkan oleh Goodman & Shi (1985).
Dasar dari teori blok yaitu mempertimbangkan mengenai terbentuknya
suatu blok batuan yang dihasilkan dari perpotongan beberapa bidang tak
menerus serta melakukan identifikasi terhadap blok-blok yang kritis, yang
disebut blok-blok kunci. Dalam teori blok adanya retakan tarik pada
permukaan lereng dan deformasi dari blok batuan diabaikan.

Blok-blok batuan dikelompokkan menjadi blok-blok tak hingga dan blok-


blok terhingga. Blok-blok tak hingga merupakan blok yang aman asalkan
tidak terjadi retakan pada blok tersebut. Blok-blok yang terhingga terdiri
dari blok-blok yang tak dapat dipindahkan dan blok-blok yang dapat
dipindahkan.

Blok yang dapat dipindahkan terdiri beberapa tipe. Tipe pertama, blok-
blok yang dapat langsung jatuh atau tergelincir hanya oleh pengaruh
gaya gravitasi saja, blok tipe ini dinamakan sebagai blok kunci. Tipe
kedua, adalah blok-blok yang aman selama gaya gesek yang bekerja lebih
besar dibanding dengan gaya dorong yang bekerja pada blok batuan,
blok tipe ini disebut sebagi blok kunci potensial. Tipe ketiga, adalah blok
yang sudah aman dengan gaya gravitasi saja.
ITNY Slide 19
2020 25-Mar-20
ITNY Slide 20
2020 25-Mar-20
Diagram Kestabilan
(Slope Stability Charts)

Analisis kestabilan lereng dapat dilakukan secara cepat menggunakan


diagram kestabilan lereng. Diagram kestabilan lereng dapat digunakan pada
perhitungan tahap awal atau untuk memeriksa hasil dari perhitungan detail.
Diagram kestabilan lereng juga sangat bermanfaat dalam perbandingan
beberapa macam alternatif rancangan lereng.

Terdapat beberapa macam diagram untuk analisis kestabilan lereng antara


lain yang dikembangkan oleh Taylor (1937), Bishop dan Morgenstern (1960),
Janbu (1968), Hunter dan Schuster (1968), Hoek dan Bray (1981), Duncan
(1987).

Hanya Untuk Material Homogen dan geometri yang sederhana

ITNY Slide 21
2020 25-Mar-20
ITNY Slide 22
2020 25-Mar-20
Metode Kesetimbangan Batas
Limit Equilibrium Method

• Metode kesetimbangan batas merupakan metode yang sangat populer dan


rutin dipakai dalam analisis kestabilan lereng untuk longsoran tipe
gelinciran translasional dan rotasional. Metode ini relatif sederhana,
mudah digunakan serta telah terbukti kehandalannya dalam praktek
rekayasa selama bertahun-tahun.

• Dalam perhitungan analisis kestabilan lereng dengan metode ini hanya


digunakan kondisi kesetimbangan statik saja serta mengabaikan adanya
hubungan regangan-tegangan yang ada dalam lereng. Asumsi lainnya
yaitu geometri dari bentuk bidang runtuh harus diketahui atau ditentukan
terlebih dahulu.

• Kondisi kestabilan lereng dalam metode kesetimbangan batas dinyatakan


dalam indek faktor keamanan. Faktor keamanan dihitung menggunakan
kesetimbangan gaya atau kesetimbangan momen, atau menggunakan
kedua kondisi kesetimbangan tersebut tergantung dari metode
perhitungan yang dipakai.
ITNY Slide 23
2020 25-Mar-20
Analisis Longsoran Tipe Translasional
Metode kesetimbangan batas telah digunakan secara meluas dalam analisis
kestabilan lereng yang dikontrol oleh adanya bidang tak menerus, yang
berupa bidang planar atau baji yang dihasilkan oleh perpotongan dua buah
bidang planar.

Longsoran diasumsikan terjadi sepanjang bidang planar atau baji tersebut


dan diasumsikan blok massa tidak mengalami rotasi.

Faktor keamanan lereng dihitung dengan membandingkan kekuatan geser


material dengan gaya geser yang bekerja sepanjang bidang runtuh.
Diagram benda bebas dan rumus untuk analisis kestabilan lereng dengan
bidang runtuh planar diberikan pada gambar
per

ITNY Slide 24
2020 25-Mar-20
ITNY Slide 25
2020 25-Mar-20
ITNY Slide 26
2020 25-Mar-20
Analisis Longsoran Tipe Rotasional
Untuk lereng tanah atau lereng batuan lemah pada umumnya longsoran
terjadi karena kekuatan geser material sepanjang bidang runtuh tidak
mampu menahan gaya geser yang bekerja. Pada kasus ini, biasanya
bidang runtuh berupa sebuah busur lingkaran atau berupa bidang
lengkung. Metode kesetimbangan batas merupakan metode yang
sangat populer untuk tipe longsoran tersebut. Secara umum metode
untuk menganalisis longsoran tipe rotasional dapat dibagi dua yaitu:
metode massa dan metode irisan.

Metode Massa
Pendekatan yang digunakan dalam metode ini yaitu massa di atas bidang
runtuh dianggap sebagai sebuah benda kaku dan bidang runtuh dianggap
berupa sebuah busur lingkaran. Asumsi lainnya yang digunakan yaitu
paramater kekuatan geser hanya ditentukan oleh kohesi saja. Metode ini
cocok sekali digunakan pada lereng lempung.
Faktor keamanan lereng merupakan perbandingan antara momen penahan
dan momen guling.

ITNY Slide 27
2020 25-Mar-20
ITNY Slide 28
2020 25-Mar-20
Metode Irisan
Metode irisan merupakan metode paling populer dalam analisis kestabilan
lereng dengan tipe keruntuhan rotasional. Salah satu karakteristik dari
metode irisan yaitu geometri dari bidang gelinciran harus ditentukan atau
diasumsikan terlebih dahulu.
Untuk menyederhanakan perhitungan, bidang runtuh biasanya dianggap
berupa sebuah busur lingkaran, gabungan busur lingkaran dengan garis
lurus, atau gabungan dari beberapa garis lurus.

Setelah geometri dari bidang runtuh ditentukan kemudian massa di atas


bidang runtuh dibagi ke dalam sejumlah irisan tertentu. Tujuan dari
pembagian tersebut adalah untuk mempertimbangkan adanya variasi
kekuatan geser dan tekanan air pori sepanjang bidang runtuh. Langkah
selanjutnya adalah menghitung data-data untuk setiap irisan.
Dengan menggunakan data-data pada setiap irisan besarnya faktor
keamanan dapat dihitung menggunakan persamaan kesetimbangan.

ITNY Slide 29
2020 25-Mar-20
Berdasarkan kondisi kesetimbangan yang dapat dipenuhi, metode irisan dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori.

1. Metode yang tidak memenuhi semua kondisi kesetimbangan gaya dan


momen, antara lain yaitu metode Irisan Biasa, metode Bishop Yang
Disederhanakan (Simplified Bishop Method) dan metode Janbu Yang
Disederhanakan (Simplified Janbu Method).
2. Metode yang memenuhi semua kondisi kesetimbangan gaya dan momen,
antara lain yaitu Metode Spencer, Metode Morgenstern-Price dan Metode
Kesetimbangan, Batas Umum (Generalized Limit Equilibrium Method)

Terdapatnya sejumlah variasi dari metode irisan, dikarenakan oleh perbedaan


asumsi-asumsi yang digunakan dan kondisi kesetimbangan yang dapat
dipenuhi

ITNY Slide 30
2020 25-Mar-20
ITNY Slide 31
2020 25-Mar-20
ITNY Slide 32
2020 25-Mar-20
ITNY Slide 33
2020 25-Mar-20
Perhitungan faktor keamanan harus dilakukan pada sejumlah
bidang runtuh sehingga diperoleh suatu bidang runtuh kritis.
Bidang runtuh kritis adalah bidang runtuh yang menghasilkan
faktor keamanan terkecil.

Penentuan bidang runtuh kritis dapat dilakukan dengan cara


coba-coba atau menggunakan metode optimasi. Untuk kasus
analisis balik, apabila geometri bidang runtuh dapat diketahui
dari penyelidikan lapangan maka penentuan bidang kritis tidak
perlu dilakukan.

ITNY Slide 34
2020 25-Mar-20
ITNY Slide 35
2020 25-Mar-20
3. Analisis Keruntuhan Gulingan

Metode kesetimbangan batas dapat juga diaplikasikan pada keruntuhan


gulingan tipe gulingan langsung (direct-toppling). Suatu blok batuan dapat
langsung terguling apabila titik beratnya berada di luar dari zona kritis dan
sudah melewati batas kritis terhadap momen guling. Selain kemungkinan
tergulingnya blok batuan, hal lain yang harus dipertimbangkan yaitu
kemungkinan blok untuk tergelincir saja atau blok akan tergelincir dan
terguling secara bersamaan.

Analisis kestabilan untuk tipe gulingan dengan metode kesetimbangan batas


harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya gulingan dan atau
gelinciran secara bersamaan. Gaya-gaya yang bekerja pada setiap blok serta
kondisi kesetimbangan batas. Pada model tersebut diasumsikan lereng dalam
kondisi kering. Prosedur penyelesaian pada model tersebut dikembangkan
oleh Hoek dan Bray (1981).

ITNY Slide 36
2020 25-Mar-20
ITNY Slide 37
2020 25-Mar-20
ITNY Slide 38
2020 25-Mar-20
Analisis Batuan Jatuh
Salah satu tujuan dari analisis kestabilan lereng batuan adalah untuk
merencanakan tindakan perbaikan atau pencegahan apabila terjadi pergerakan
batuan. Untuk kasus keruntuhan batuan adalah hampir tidak mungkin untuk
mengamankan semua blok batuan sehingga harus dirancang suatu sistem
pelindungan terhadap manusia atau bangunan dari bahaya yang ditimbulkan
oleh batuan-batuan yang jatuh. Persoalan utama dari perancangan sistem
perlindungan tersebut adalah menentukan lintasan dan
jalur dari batuan-batuan yang lepas dan jatuh dari lereng.

Penyelesaian analitis dalam analisis batuan jatuh dilakukan dengan menganggap


blok batuan sebagai suatu partikel yang mempunyai massa dan akan bergerak di
udara dengan lintasan balistik kemudian blok batuan tersebut akan memantul,
terguling atau tergelincir setelah jatuh pada permukaan bumi.

Penentuan lintasan batuan jatuh dilakukan dengan membalikkan dan


mengurangi komponen normal dan tangential dari kecepatan blok batuan. Kedua
koefisien tumbukan tersebut digunakan sebagai alat ukur untuk karakteristik
tumbukan, deformasi, kontak gelinciran dan perubahan dari momentum
rotasional ke momentum translational dan sebaliknya. Berdasarkan prinsip
tersebut maka dapat diperkirakan kecepatan dari batuan jatuh, tinggi pantulan
serta tempat berhentinya batuan jatuh
ITNY Slide 39
2020 25-Mar-20
ITNY Slide 40
2020 25-Mar-20
Metode Numerik
Metode konvensional hanya cocok digunakan untuk menganalisis lereng
yang relatif sederhana. Untuk lereng dengan mekanisme keruntuhan yang
cukup komplek, lereng dengan material yang bersifat anisotropi, lereng
yang mempunyai karakteristik tegangan-regangan yang nonlinier, metode
konvensional tidak dapat memberikan hasil analisis yang memuaskan.
Oleh sebab itu pada kasus-kasus yang rumit tersebut untuk mendapatkan
hasil yang memuaskan, maka analisis kestabilan lereng harus dilakukan
dengan menggunakan metode numerik.

Beberapa keuntungan lain dari penggunaan metode numerik dalam


analisis kestabilan lereng antara lain yaitu:
1. Dapat digunakan untuk menganalisis lereng dengan mekanisme
longsoran yang komplek.
2. Kondisi tegangan dan regangan yang ada pada lereng dapat
dimasukkan dalam perhitungan kestabilan lereng.
3. Berbagai macam kriteria keruntuhan baik yang linear maupun nonlinier
dapat digunakan.
4. Efek perkuatan pada lereng dapat dimasukkan dengan mudah dalam
analisis kestabilan lereng.

ITNY Slide 41
2020 25-Mar-20
Secara garis besar terdapat dua pendekatan yang digunakan untuk
menyelesaikan persoalan geomekanika yaitu:
1. Pertama, batuan atau tanah dianggap sebagai suatu massa yang
kontinu atau menerus (Metode Kontinum)
2. Kedua, batuan atau tanah dianggap sebagai suatu benda yang tidak
kontinu/tidak menerus (Metode Diskontinum).
3. Kedua pendekatan tersebut dapat juga digabung untuk memperoleh
kelebihan dari masing-masing metode, pendekatan ini disebut Metode
Campuran (hybrid).

ITNY Slide 42
2020 25-Mar-20
Metode Kontinum (Continuum Method)

Metode kontinum sangat cocok digunakan untuk menganalisis


kestabilan lereng tanah, lereng batuan yang masif, dan lereng batuan
dengan rekahan yang sangat intensif.

Analisis kestabilan lereng dengan metode kontinum dapat dilakukan


dengan menggunakan dua metode sebagai berikut:
1. Metode beda hingga (Finite-difference method).
2. Metode elemen hingga (Finite-element method).

Pada metode kontinum tidak ada bidang runtuh aktual yang terbentuk,
akan tetapi dengan mempertimbangkan konsentrasi tegangan geser
pada model, lokasi bidang runtuh dapat ditentukan.

ITNY Slide 43
2020 25-Mar-20
Metode Beda-Hingga
Metode beda-hingga berdasarkan pembagian domain kedalam sejumlah
sekumpulan simpul yang saling berkaitan dimana sistem persamaan
diferensial pengatur diterapkan.
Sistem persamaan diferensial pengatur yaitu persamaan kondisi
kesetimbangan, hubungan tegangan-regangan dan hubungan regangan-
perpindahan.
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam analisis kestabilan lereng
dengan metode beda-hingga adalah metode pengurangan kekuatan geser.
Prinsip dari metode pengurangan kekuatan geser yaitu kekuatan geser
material nilainya dikurangi secara bertahap sampai terbentuk suatu
mekanisme keruntuhan pada lereng.
Pengurangan parameter kohesi (c) dan sudut gesek (f) dapat dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut:

dimana: SRF = faktor reduksi kekuatan geser. Faktor keamanan (F) besarnya
sama dengan nilai SRF pada saat tepat terjadi keruntuhan.
ITNY Slide 44
2020 25-Mar-20
ITNY Slide 45
2020 25-Mar-20
Metode Elemen Hingga
Dalam metode elemen-hingga domain dari daerah yang dianalisis dibagi
kedalam sejumlah zone-zone yang lebih kecil. Zone-zone kecil tersebut
dinamakan elemen. Elemen-elemen tersebut dianggap saling berkaitan satu
sama lain pada sejumlah titik-titik simpul. Perpindahan pada setiap titik-titik
simpul dihitung terlebih dahulu, kemudian dengan sejumlah fungsi
interpolasi yang diasumsikan, perpindahan padasembarang titik dapat
dihitung berdasarkan nilai perpindahan pada titik-titik simpul.

Selanjutnya regangan yang terjadi pada setiap elemen dihitung berdasarkan


besarnya perpindahan pada masing-masing titik simpul. Berdasarkan nilai
regangan tersebut dapat dihitung tegangan yang bekerja pada setiap elemen.

Terdapat dua pendekatan yang umum digunakan dalam analisis kestabilan


lereng dengan menggunakan metode elemen hingga, yaitu:
1. Metode Pengurangan Kekuatan Geser (Strength reduction method)
2. Metode Penambahan Gravitasi (Gravity increase method)

ITNY Slide 46
2020 25-Mar-20
Metode Pengurangan Kekuatan Geser
Prinsip dari metode ini yaitu kekuatan geser material nilainya dikurangi secara
bertahap sampai terbentuk suatu mekanisme keruntuhan pada lereng.
Pengurangan parameter kohesi (C) dan sudut gesek (f) dapat dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut:

dimana: SRF = faktor reduksi kekuatan geser. Faktor keamanan (F) besarnya
sama dengan nilai SRF pada saat tepat terjadi keruntuhan.

Metode Penambahan Gravitasi


Prinsip dari metode penambahan gravitasi yaitu nilai gravitasi dinaikkan secara
bertahap sampai terbentuk suatu mekanisme keruntuhan pada lereng. Faktor
keamanan dalam pendekatan ini didefinisikan sebagai berikut

dimana gactual adalah konstanta gravitasi (9.81 kN/m3) serta glimit adalah nilai
gravitasi yang tepat menyebabkan terjadi suatu keruntuhan pada lereng
ITNY Slide 47
2020 25-Mar-20
Metode Diskontinum
Metode diskontinum mengasumsikan domain dari daerah yang dianalisis
merupakan kumpulan dari blok-blok yang saling berinteraksi satu sama
lainnya, blok-blok tersebut dapat mengalami pembebanan dari gaya-gaya luar
serta dapat mengalami pergerakan atau perpindahan dalam rentang waktu
tertentu. Permodelan diskontinum cocok diterapkan pada lereng dimana
mekanisme keruntuhannya dikontrol oleh adanya bidang-bidang tak menerus.
Metode ini kadang-kadang juga disebut sebagai metode elemen diskrit
(discrete element).

Dasar dari metode elemen diskrit adalah penerapan sistem persamaan


kesetimbangan dinamik untuk setiap blok batuan, kemudian sistem
persamaan tersebut diselesaikan dengan memenuhi beberapa kondisi batas
mengenai interaksi dan pergerakan dari blok-blok dapat dipenuhi, seperti yang
diilustrasikan pada Gambar 41. Metode elemen diskrit juga dapat memasukkan
adanya interaksi nonlinear yang terjadi diantara blok.

ITNY Slide 48
2020 25-Mar-20
Karakteristik utama dari metode diskrit element yaitu
1. Sebuah elemen dapat mengalami perpindahan translasional maupun
rotasional, serta dapat terlepas atau terpisah ikatannya dari elemen
lainnya.
2. Kondisi kontak atau persentuhan diantara elemen akan dirubah dan
disesuaikan pada setiap proses perhitungan berlangsung.

Beberapa metode yang termasuk pada metode discrete element, yaitu:


a) Distinct element methods
b) Discontinuum deformation analysis
c) Particle flow codes

ITNY Slide 49
2020 25-Mar-20
Distinct Element Method
Metode distinct-element yang dikembangkan oleh Cundall (1971) merupakan
metode pertama yang mengganggap massa batuan yang takmenerus sebagai
kumpulan blok semi-rigid yang dapat terdeformasi, dimana blok-blok tersebut
dapat saling berinteraksi.
Metode distinct-element menggunakan hukum gaya-perpindahan untuk
mengatur interaksi diantara blok-blok batuan yang dapat terdeformasi, serta
hukum pergerakan untuk menentukan perpindahan dari blok-blok yang
berada dalam kondisi tidak setimbang. Sambungan diantara blok tidak
dianggap sebagai elemen tersendiri melainkan sebagai kondisi batas (kiri).
Deformasi dari blok-blok diperhitungkan melalui diskretisasi dari blok-blok ke
dalam beberapa element yang memiliki sifat regangan yang konstan (kanan)

Karateristik dari metode distinct-element sangat cocok untuk menyelesaikan


persoalan kestabilan pada lereng yang memiliki banyak rekahan. Metode ini
juga dapat digunakan untuk menganalisis keruntuhan translasional dimana
mekanisme keruntuhannya dikontrol oleh bidang takmenerus. Selain itu juga
dapat dipakai untuk mensimulasikan perpindahan yang cukup besar pada
lereng sebagai akibat dari suatu gelinciran. Selain itu metode distinct-element
juga dapat digunakan untuk menganalisa keruntuhan flexural toppling.
ITNY Slide 50
2020 25-Mar-20
ITNY Slide 51
2020 25-Mar-20
Metode distinct-element juga merupakan alat yang canggih dalam
permodelan lereng batuan yang mengalami gaya-gaya seismik akibat dari
gempa bumi atau peledakan. Untuk kasus ini model yang digunakan harus
terdiri dari tiga komponen utama yaitu kondisi batas, redaman mekanik dan
pembebanan dinamik. Batasan untuk persoalan ini dapat dipilih sedemikian
rupa sehingga memungkinkan terjadinya radiasi energi dan dapat
membatasi adanya propagasi gelombang keluar dengan menggunakan
dashpot sebagai elemen damping viscous yang ditempatkan pada sekitar
batas daerah yang dianalisis. Untuk memasukkan damping alamiah dari
energi getaran dan kehilangan energi dilakukan dengan menambahkan
suatu damping mekanik ke dalam model. Gaya dinamik ditambahkan pada
model dalam bentuk suatu tegangan gelombang yang merambah ke atas
yang berasal dari bagian bawah dari batas model.

ITNY Slide 52
2020 25-Mar-20
Meskipun metode distinct-element cocok digunakan untuk menganalisis
persolan kestabilan lereng, akan tetapi harus diperhatikan bahwa data
struktur geologi yang dimasukkan harus representatif. Data masukan
struktur geologi yang tidak representatif akan mengakibatkan hasil yang
tidak representatif juga. Apabila memungkinkan hasil simulasi harus
diverifikasi dengan hasil pengukuran di lapangan

ITNY Slide 53
2020 25-Mar-20
Discontinuous Deformation Analysis
Metode discontinuous deformation analysis (DDA) yang dikembangkan oleh
Shi (1989, 1993) juga dapat memberikan hasil yang cukup memuaskan pada
permodelan longsoran dengan mekanisme gelinciran, gulingan maupun
jatuhan pada lereng dengan massa batuan yang tak menerus

Mekanisme keruntuhan pada sebuah bidang runtuh busur lingkaran:


(a) rotation, (b) translation and toppling

ITNY Slide 54
2020 25-Mar-20
Kelebihan dari metode DDA yaitu dapat memodelkan suatu deformasi
yang cukup besar dan perpindahan benda kaku serta dapat
mensimulasikan kondisi keruntuhan gabungan diantara blok-blok batuan
yang berhubungan. Sebagai contoh, jika gaya-gaya yang memisahkan
diantara blok-blok melebihi kekuatan tarik sepanjang bidang takmenerus
maka kekakuan diantara blok dihilangkan sehingga suatu blok dapat
terlepas dari blok yang lain

ITNY Slide 55
2020 25-Mar-20
Particle Flow Codes(PFC)
PFC merupakan salah satu dari perkembangan terakhir dari metode distinct
element.
Dalam metode ini massa batuan dianggap sebagai gabungan dari beberapa
partikel bulat yang berinteraksi satu sama lainnya dengan kontak gelinciran
geser.
Gabungan atau gugusan partikel bulat juga dapat saling terikat dengan
kekuatan ikat tertentu sehingga dapat mensimulasikan adanya joint bounded
blocks. Siklus perhitungan yang digunakan dalam metode ini berdasarkan
penerapan dari hukum perpindahan dari setiap partikel dan hukum gaya-
perpindahan pada setiap kontak di antara partikel.

ITNY Slide 56
2020 25-Mar-20
Metode ini dapat digunakan untuk memodelkan suatu aliran dari material
yang berbutir, pergerakan translasional dari blok-blok, rekahan yang terjadi
pada batuan utuh maupun simulasi dari respon lereng terhadap gaya
dinamik. Terlepaskan ikatan-ikatan diantara partikel merupakan simulasi dari
suatu proses retakan dan keruntuhan yang terjadi pada batuan utuh.
Deformasi diantara partikel akibat pengaruh dari gaya geser atau gaya tarik
juga dapat dimasukkan, dimana gelinciran diantara partikel ditentukan oleh
koefisien gesek yang membatasi kontak dari gaya geser.

PFC dapat juga digunakan untuk melakukan simulasi dalam ukuran makro
pada blok-blok batuan yang mengandung rekahan-rekahan dan sesar,
maupun untuk simulasi skala mikro dari kontak antar butiran partikel.
Dengan menggunakan metode ini memungkinkan untuk dilakukan suatu
simulasi dari beberapa mekanisme keruntuhan yang dapat terjadi pada
lereng batuan dan kemudian bergeraknya material yang runtuh ke arah
bawah dari lereng dan kemudian menuju ke lembah di bawahnya.

ITNY Slide 57
2020 25-Mar-20
Discussion

ITNY Slide 58
2020 25-Mar-20

You might also like