Process Capability
ESTIMASI KEMAMPUAN PROSES
Dapatkah proses yang terkendali sepenuhnya sesuai
dengan keinginan konsumen?
Contoh:
Perkiraan nilai rata-rata (CL pada peta kendali) = 74
Perkiraan deviasi standar proses:
R
ˆ 0.0099
d2
Spesifikasi konsumen: 74 0.05
ESTIMASI KEMAMPUAN PROSES
Perkiraan proporsi produk yang tidak memenuhi
spesifikasi?
pˆ P X 73.95 P X 74.05
73.95 74 74.05 74
P Z P X
0.0099 0.0099
P Z 5.15 1 P X 4.04
0.00002
Artinya: 20 parts/million (PPM)
Process Capability
Control charts can tell us when a process is in control,
but
not whether the output from the process meets
specification.
Process capability is a measure of the ability of the in
control
process to produce product which meets specification.
Two widely used measures of process capability are Cp
and Cpk.
PROCESS CAPABILITY
(KEMAMPUAN PROSES)
Kemampuan proses adalah suatu perhitungan melalui
perbandingan antara output produk dengan spesifikasi disain.
Jika peralatan mempunyai kemampuan secara konsisten
memenuhi batas rentang kualitas yang diharapkan, maka kualitas
dan biaya produksi dapat optimal.
Jika mesin tidak mampu secara konsisten memenuhi tingkat
kualitas yang diharapkan, maka biaya akan menjadi tinggi karena
produk cacat (reject) dan pengerjaan ulang (rework)
Penggunaan analisa kemampuan proses
-memperkirakan variasi output dari proses
-mempermudah pemilihan proses produksi
-menentukan pemilihan mesin
-membantu program pengendalian kualitas
Cp
Cp is an appropriate measure
of process capability if the
process distribution is
centered on the nominal
LSL USL value.
Nominal
Value
Lower Upper
Specification Specification
Limit Limit
Cp
The same variables data can be used to construct the X-bar
chart and also to calculate Cp. To construct the X-bar
and range control charts, the sample means are used. To
calculate Cp the individual values are used. An estimate of
the process standard deviation is often determined using
R
ˆ x d 2
where d2 is a constant obtained from a table.
Cp
After collecting at least 25 samples from the process, the
X-bar and range charts are constructed. If the process is
determined to be in control, the process standard deviation
is estimated. If the process is centered on the nominal value
of the specification, Cp can be calculated.
USL LSL
Cp 6
x
Cp
Suppose the process standard deviation is estimated as 1.5.
Given specifications of 100 - 110, Cp would be calculated as
USL LSL 110 100
Cp 6 1.11
x 6 1.5
A Cp of 1.33 or greater is usually used as an indicator
that the process is capable. In this case, the process is
not capable.
Cpk
Cpk is an appropriate measure
of process capability if the
process distribution is not
centered on the nominal
LSL USL value.
Nominal
Value
Lower Upper
Specification Specification
Limit Limit
Cpk
After collecting at least 25 samples from the process, the
X-bar and range charts are constructed. If the process is
determined to be in control, the process standard deviation
is estimated. If the process is not centered on the nominal
value of the specification, Cpk can be calculated.
Cpk = min.(Cpl,Cpu)
where
USL LSL
C pu 3
x C pl
3 x
Cpk
Suppose the process standard deviation is estimated as 1.5
and the process mean, , is 103. Given specifications of
100 - 110, Cpk would be calculated as
USL 110 103
C 1.56
pu
3 x
3 1.5 Cpk = 0.67
LSL 103 100
C 0.67
pl
3 x
3 1.5
A Cpk of 1.33 or greater is usually used as an indicator
that the process is capable. In this case, the process is
not capable.
INDEKS KEMAMPUAN PROSES
Indeks kemampuan proses
USL LSL
PCR
6
Rentang 6 merupakan dasar pendefinisian kemampuan
proses. Estimasi dari data: ˆ R d2
Rasio kemampuan proses:
USL LSL 74.05 73.95
PCR 1.68
6ˆ 6(0.0099)
INDEKS KEMAMPUAN PROSES
PCR > 1
PCR = 1
PCR < 1
RUMUS DASAR
Apabila proses berada dalam pengendalian statistikal (proses stabil), hitung indeks
kapabilitas proses, Cp, dan indeks performansi Kane, Cpk sbb :
Kemampuan proses = 6σ, σ = standar deviasi, nilai σ didekati dengan s,
s = R/d2
Jika rata-rata proses = pertengahan batas spesifikasi, dan proses
terdistribusi normal, maka 99,73% output proses tersebut akan berada
dalam rentang
Rumus diatas hanya menunjukkan kemampuan proses, tetapi tidak menunjukkan
apakah proses tersebut mampu memenuhi batas spesifikasi yang diharapkan.
Hubungan antara kemampuan proses (6σ) dengan batas spesifikasi dapat dinyatakan
dengan rasio kemampuan (capability ratio, Cp)
Cp = RASIO KEMAMPUAN = BATAS SPESIFIKASI = BSA – BSB
KEMAMPUAN PROSES 6σ
BSA = batas spesifikasi atas (upper specification limit, USL)
BSB = batas spesifikasi bawah (lower specification limit, LSL)
NILAI Cp
KRITERIA PENILAIAN
Jika Cp > 1,33, maka kapabilitas proses sangat baik
Jika 1,00 Cp 1,33, maka kapabilitas proses baik, namun perlu
pengendalian ketat apabila Cp mendekati 1,00
Jika Cp < 1,00, maka kapabilitas proses rendah, sehingga perlu
ditingkatkan performansinya melalui perbaikan proses itu
CATATAN :
Indeks kapabilitas proses baru layak untuk dihitung apabila proses
berada dalam pengendalian statistikal
RASIO Cpk
Penggunaan Cp dalam menilai kemampuan proses
berdasarkan asumsi bahwa rata-rata proses tepat
berada di pertengahan batas spesifikasi
Dalam kenyataan, hal ini jarang tercapai. Untuk
memperbaiki kelemahan diatas, digunakan rasio Cpk
Cpk menyatakan posisi rata-rata proses dibandingkan
dengan batas spesifikasi.
Makin tinggi nilai Cpk makin kecil presentasi produk
yang terletak di luar batas spesifikasi.
Rumusnya: Cpk = min (CPL, CPU)
Cpk = min
| X –BSB , BSA - X
3σ 3σ
|
NILAI Cp
NILAI Cpk
Nilai Cpk negatif menunjukkan bahwa rata-rata proses terletak di luar
batas spesifikasi
Nilai Cpk sama dengan nol menunjukkan rata-rata proses sama dengan
salah satu batas spesifikasi
Nilai Cpk diantara nol dan satu menunjukkan rata-rata proses terletak
dalam batas spesifikasi tetapi beberapa bagian dari variasi proses
terletak di luar batas spesifikasi
Nilai Cpk yang lebih besar dari satu menunjukkan seluruh variasi
proses berada dalam batas spesifikasi
Nilai Cpk sama dengan nilai Cp menunjukkan bahwa rata-rata proses
terletak tepat ditengah-tengah spesifikasi
NILAI Cpk
Besaran CPL dan CPU dapat juga dibandingkan terhadap kriteria
berikut :
KRITERIA PENILAIAN CPL
Jika CPL > 1,33, proses akan mampu memenuhi batas spesifikasi
bawah (LSL)
Jika 1,00 CPL 1,33, proses masih mampu memenuhi batas
spesifikasi bawah (LSL), namun perlu pengendalian ketat apabila
CPL telah mendekati 1,00
Jika CPL < 1,00, proses tidak mampu memenuhi batas spsifikasi
bawah (LSL)
NILAI Cpk
Besaran CPL dan CPU dapat juga dibandingkan terhadap kriteria
berikut :
KRITERIA PENILAIAN CPU
Jika CPU > 1,33, proses akan mampu memenuhi batas spesifikasi
bawah (USL)
Jika 1,00 CPU 1,33, proses masih mampu memenuhi batas
spesifikasi bawah (USL), namun perlu pengendalian ketat apabila
CPU telah mendekati 1,00
Jika CPU < 1,00, proses tidak mampu memenuhi batas spsifikasi
bawah (USL)
INDEKS KEMAMPUAN PROSES
PCR tidak memperhatikan dimaan lokasi pemusatan data
(rata-rata).
Contoh: Spesifikasi diameter piston ring: 50 12
Kasus 1: Rata-rata diameter 50, & deviasi standar 2
USL LSL 24
PCR 2
6 12
LSL USL
6
INDEKS KEMAMPUAN PROSES
Kasus 2: Rata-rata diameter 65, & deviasi standar 2
USL LSL 24
PCR 2 , nilai yang sama
6 12
LSL USL
6
INDEKS KEMAMPUAN PROSES
Process Capability Ratio (PCR atau CP) yang
sesungguhnya mengukur kemampuan proses dan
memperhatikan lokasi rata-rata:
PCRk min PCRU , PCRL atau CPK
Kasus 1:
USL LSL
PCRk min ,
3 3
min 2, 2 2
Kasus 2:
PCRk min 0.5, 4.5 0.5
INDEKS KEMAMPUAN PROSES
Nilai PCRk akan berarti jika dibandingkan dengan PCR
Besar nilai PCRk relatif terhadap PCR menunjukkan
seberapa jauh pemusatan data dari target
PCR PCRk proses memusat pada target
PCR PCRk proses tidak memusat pada target
Jika PCR PCRk artinya adalah:
PCRk 0 Rata-rata proses dalam spesifikasi
PCRk 0 Rata-rata proses =USL atau LSL
PCRk 0 Rata-rata proses di luar spesifikasi
INDEKS KEMAMPUAN PROSES
Proses A Proses B
50 57.5
5 2.5
Spesifikasi: 50 15
B
LSL USL
A
PCRkA PCRkB 1.0 [apa artinya?]
Seharusnya:
Proses A: PCR PCRk 1 memusat
Proses B: PCR 2 PCRk 1.0 tidak memusat
INDEKS KEMAMPUAN PROSES
USL LSL
PCRkm
6 2 T
2
dimana T target 2 USL LSL
1
PCR
Indeks kemampuan proses : PCRkm
1 2
T
dimana
PCRkm memposisikan setiap proses pada skala yang sama sebelum
dilakukan penghitungan indeks
INDEKS KEMAMPUAN PROSES
Spesifikasi: 50 15 T 12 65 35 50
Proses A (memusat)
T 50 50
0
5
PCR 1
PCRkm 1
1 2
1 0
Proses B (tidak memusat)
T 50 57.5
3
2.5
PCR 2
PCRkm 0.63
1 2
1 9
INDEKS KEMAMPUAN PROSES
Pernyataan umum: semakin besar nilai PCRkm kemampuan proses
semakin baik
Jika T maka PCRkm PCR
Jika T maka PCRkm PCR
Dalam hal T , maka PCRkm 0
PCR
Estimasi PCRkm :
PCR km
1V 2
T ˆ
dimana V ˆ
INDEKS KEMAMPUAN PROSES
Pro dan kontra:
Pelanggan ingin mengetahui kemampouan produsen
Banyak digunakan untuk system pemasok
Tidak memerlukan pemahaman statistik canggih
Proses harus dalam kendali
Jumlah sample harus cukup besar n (approx > 20)
Sensitif tehadap non-normality
“Oversimplification of complex phenomenon”
KEMAMPUAN PENGUKURAN
Contoh: kasus dimana proses “in-control”:
Peta X: CL 223 , UCL 237.4 , LCL 208.6
Peta R: CL 34.3 , UCL 66.0 , LCL 2.6
Spesifikasi: 220 35
Apakah proses capable?
Hitung indeks kemampuan proses
ˆ R d2 34.3 2.7 12.7
PCR USL LSL 6ˆ 70 76.2 0.92 1
Kesimpulan: proses tidak memenuhi spesifikasi.
KEMAMPUAN PENGUKURAN
Bagaimana pemusatannya? ˆ x 223
PCR k min PCRU , PCRL
USL ˆ ˆ LSL
min ,
3 ˆ 3ˆ
255 223 223 185
min ,
3 12.7 3 12.7
min 0.84,1.0 0.84
Proses tidak memusat (thd spesifikasi) karena: PCR 0.92 PCRk 0.89
Berapa indeks PCRkm ?
PCR 0.92
PCR km 0.89
1V 2
1 0.24 2
V T ˆ ˆ 220 223 /12.7 0.24
T 12 USL LSL 220
KEMAMPUAN PENGUKURAN
Variabilitas data yang diobservasi dapat berasal dari:
1. 2
Variabilitas produk - product
2. Variabilitas alat ukur (Gage), misalkan kesalahan pengukuran -
gage
2
Variansi total yang diobservasi dari produk adalah:
total
2
product
2
gage
2
Permasalahan ini dikenal juga sebagai “Gage capability studies”
KEMAMPUAN PENGUKURAN
Contoh: ada 20 parts, masing-masing diukur oleh operator
sebanyak dua kali
Part Meas. 1 Meas. 2 x R
1 21 20 20.5 1
20 19 19 19 0
x 22.3 R 1.0
Estimasi deviasi standar dari kesalahan pengukuran:
gage R d2 1.0 1.128 0.887
Esimasi kemampuan gage: 6ˆ gage 6 0.887 5.32
Diperkirakan setiap pengukuran menyimpang: 3 gage
KEMAMPUAN PENGUKURAN
6ˆ gage
“Precision-to-tolerance ratio” P T
USL LSL
Spesifikasi: 32.5 27.5
6ˆ gage 6 0.887
PT 0.097
USL LSL 55
Keputusan (rule of thumb):
P T 0.1 Kemampuan gage dinilai cukup
KEMAMPUAN PENGUKURAN
Estimasi variansi total dengan seluruh data observasi: ˆ total S
2 2
1 n 1 n
i 10.05
2
S
2 2
x x x 22.3
n 1 i 1
i
39 i 1
Karena total product gage , maka:
2 2 2
ˆ product
2
ˆ total
2
ˆ gage
2
10.05 0.79 9.26
ˆ product 9.26 3.04
Nyatakan deviasi standar gage sebagai % deviasi
standar produk:
ˆ gage 0.887
100% 100% 29.2%
ˆ product 3.04
KEMAMPUAN PENGUKURAN
Interpretasi peta kendali & kemampuan pengukuran
Peta kendali menunjukkan out-of-control points
Peta x dapat menunjukkan kemampuan pengukuran
yang membedakan pengukuran antar unit
(discriminating power of instrument)
X-bar Chart for xbar
30
UCL = 24.18
28 CTR = 22.30
26 LCL = 20.42
X-bar
24
22
20
18
0 4 8 12 16 20
Subgroup
KEMAMPUAN PENGUKURAN
Peta R secara langsung menunjukkan kesalahan pengukuran
(gage capability)
Nilai R menunjukkan perbedaan antar pengukuran pada
sebuah unit dengan alat ukur yang sama
Range Chart for R
4
UCL = 3.27
CTR = 1.00
3
LCL = 0.00
Range
0
0 4 8 12 16 20
Subgroup
In-control: operator melakukan pengukuran secara konsisten
Out-of-control: operator sulit melakukan pengukuran secara
konsisten
REPEATABILITY & REPRODUCIBILITY
Kesalahan pengukuran terdiri dari dua komponen:
total
2
product
2
gage
2
repeatability
2
reproducibiliy
2
Repeatability: repeatability - Variansi dari instrument pengukuran
2
Reproducibility: reproduciblity
2
- Variansi dari (perbedaan) operator
Pembahasan ini dikenal sebagai “R&R studies”
REPEATABILITY & REPRODUCIBILITY
Contoh: ada 20 parts dan 3 operator. Setiap operator
mengukuran part sebanyak dua kali
x R
Operator 1 22.30 1.00
Operator 2 22.28 1.25
Operator 3 22.60 1.20
Estimasi repeatability:
R 13 R1 R2 R3
13 1.00 1.25 1.20 1.15
R 1.15
ˆ repeatabiltiy 1.02
d 2 1.128
(Gunakan d 2 untuk n =2 (karena setiap part diukur dua kali)
REPEATABILITY & REPRODUCIBILITY
Estimasi reproducibility:
Perbedaan pada xi menunjukkan bahwa operator bias karena semua
operator mengukuran part yang sama
xmax max x1 , x2 , x3 22.60
xmin min x1 , x2 , x3 22.28
Rx xmax xmin 0.32 ,
Rx 0.32
maka ˆ reproducibility 0.19
d 2 1.693
(gunakan d 2 untuk n 3 karena Rx diambil dari sample berukuran 3)
REPEATABILITY & REPRODUCIBILITY
Total variabilitsa gage:
ˆ gage
2
ˆ reproducibility
2
ˆ repeatability
2
ˆ gage 1.02 0.19 1.08
2 2 2
Standar deviasi gage (kesalahan pengukuran):
ˆ gage 1.08 1.04
Spesifikasi : USL = 60, LSL = 5
P 6ˆ gage 6 1.04
0.11
T USL LSL 60 5
Catatan: P T 0.11 0.1 , diinginkan P T < 0.1
REPEATABILITY & REPRODUCIBILITY
ˆ gage PT
Satu operator 0.887 0.097
Tiga operator 1.04 0.11
Kemampuan pengukuran tidak sebaik yang diharapkan, baik
pada reproducibility dan repeatability
Kesimpulan:
Latih kembali operator untuk mengurangi reproducibility
Karena repeatibility lebih besar, diperlukan usaha untuk
mencari alat inspeksi yang lebih baik.
Assumption of Normality
Both Cp and Cpk assume that the individual x’s are normally
distributed. It is possible to calculate process capability
indices for non-normal distributions. It is always wise to
plot the data to visually determine whether the distribution
is close to normal before calculating Cp or Cpk.
Summary
• Two measures of process capability for variable data are Cp
and Cpk.
• To obtain a valid measure of process capability the process
must be in control.