ABSTRAK Konservasi air bukan hanya upaya untuk mengendalikan sifat erosivitas hujan, tetapi juga penyelamatan dan perlindungan sumberdaya air, penggunaan air yang efisien dan efektif dan memenuhi kebutuhan air ekosistem. Perkebunan rakyat...
moreABSTRAK Konservasi air bukan hanya upaya untuk mengendalikan sifat erosivitas hujan, tetapi juga penyelamatan dan perlindungan sumberdaya air, penggunaan air yang efisien dan efektif dan memenuhi kebutuhan air ekosistem. Perkebunan rakyat yang banyak dilakukan di lahan miring, kebanyakan dikelola secara sederhana/konvensional yang cenderung mendorong kepada kehilangan bahan organik, penurunan infiltrasi dan daya simpan air tanah, peningkatan kapasitas aliran permukaan dan erosi. Makalah ini membahas prospek konservasi air dalam mewujudkan perkebunan berkelanjutan. Langkah awal dari konservasi air ialah mengenal kebutuhan air spesifik tanaman, memahami sifat hujan sebagai sumber air dan sifat fisiko-kimia tanah sebagai faktor yang mempengaruhi daya simpan air dan kehilangan air tanah. Minimnya aplikasi konservasi air menyebabkan tanaman rentan mengalami cekaman air karena curah hujan (CH) lebih banyak mengalir sebagai aliran permukaan. Hal itu menyebabkan pertumbuhan dan produksi tanaman terganggu. Teknologi konservasi air sudah selayaknya menjadi salah satu komponen utama dalam mengelola lahan perkebunan. Teknologi konservasi air yang aplikatif bisa berupa kolam pemanenan air hujan, struktur jebakan air seperti rorak dan guludan, strip rumput dan atau legum, serta memperbaiki daya pegang air tanah dengan pengayaan bahan organik melalui penanaman tanaman penutup, mulsa, pupuk organik, dan aplikasi teknologi irigasi suplemen yang efisien. Teknologi konservasi air harus dimulai semenjak dini dan dilakukan secara kontinu. Untuk hal itu perlu pengorbanan sebagian kecil dari lahan sebagai tempat teknologi konservasi air. Konservasi air akan lebih efektif bila dilakukan secara kolektif, melintasi batas teritorial dan kepedulian semua lapisan masyarakat, mulai dari pengambil kebijakan, agen-agen pembangunan, perguruan tinggi, peneliti sampai ke pengguna lahan. Kata kunci: Konservasi air, perkebunan rakyat, keberlanjutan, teknologi konservasi ABSTRACT Water conservation is not only to control the nature of rainfall erosivity, but also the rescue and protection of water resources, efficient and effective in water use and meet the water needs of ecosystems. Smallholder plantations in slopes are mostly managed in a conventional manner that tend to encourage organic material loss, decreased infiltration and groundwater storage, increased surface flow and erosion.This paper addresses the prospects for water conservation in the realization of sustainable plantations. The first step of water conservation is to recognize the plant water requirements, to understand the nature of rain as a water source and the soil physico-chemical properties as a factor affecting the soil water holding capacity and the water loss. The lack of water conservation applications causes plants to be susceptible to water stress because rainfall flows more as a runoff. This causes the growth and production of plants disturbed. Water conservation technology should be one of the main components in managing plantation land. Applicable water conservation technologies can be rainwater harvesting ponds, water trap structures, grass and legumes strips and improved soil water holding capacity by enriching organic materials through planting cover crops, mulches, organic fertilizers and application of efficiently supplementary irrigation technology. Water conservation technology should start early and be done continuously. Due to it is necessary to sacrifice a small part of the land asits place. The water conservation will be more effective when collectively, across territorial boundaries and the care of all levels of society, policy makers, development agencies, universities, researchers and land users.