Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2023, Imelda Jequiline
…
10 pages
1 file
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan upaya pembinaan warga gereja berbasis digital. ada pun hasil dari peneliatian ini, bagaimana cara pembinaan warga gereja dapat berjalan sesuai aturan yang ada dan metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang berdasarkan studi literatur. Ada beberapa cara pembinaan warga gereja dilakukan kepada jemaat Kristen untuk melakukan pelayanan dan terlibat dalam suatu gereja lokal dan menghendaki agar setiap jemaat dapat memahami setiap pengajaran yang diberikan sehingga tidak timbulnya rasa keterpaksaan dalam pembinaan yang dilakukan gereja maka dari itu kuncinya adalah para pendeta, hamba Tuhan berfokus pada keberlangsungan pembinaan warga gereja pendek, menengah dan panjang. Pendeta membuat program agar tiap jemaat mulai membaca Alkitab setiap hari. Pendeta mengutus setiap warga gereja memengaruhi di era 5.0 yang bepusat pada manusia dan media digital. Kata Kunci: Pembinaan warga gereja, Pandemic, Media digital.
Gereja adalah komunitas orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, dan komunitas ini tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia yang selalu berubah. Gereja tidak bisa acuh tak acuh dalam menghadapi era baru ini. Dalam tulisan ini, penulis mengkaji bentuk – bentuk serta perilaku warga gereja pada era 5.0. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif berdasarkan beberapa studi literatur, hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pembinaan gereja sudah memanfaatkan perkembangan era digital ini. Gereja harus mengikuti perkembangan agar tetap relevan dengan masyarakat pada era ini.
2022
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui peran gereja dalam pengembangan pembinaan warga gereja di era digital. Gereja harus berperan aktif dan kreatif dalam
Liturgi Berbasis Digital, 2021
The digital world has in fact merged with today's life. His presence has not only changed many things in the order of social life, but has also changed religious behavior. Worship behavior which has been limited by space and time, and has become the standard of one's faith, is no longer the case. It is not only related to the space and time of worship, even more so the church liturgy which has been sacred so far has also changed. The purpose of this study was to determine whether the implementation of the digital-based liturgy is still relevant to the truth of God's Word. To achieve this goal, the researchers conducted research using the observation method of books and journals. From the results of the study, it was found that the implementation of a digital-based liturgy does not conflict with the Bible, in fact this is a good thing, because the church must be contextualized with the times that demand the church towards a digitalization era. There are advantages and disadvantages to implementing a digital-based liturgy, but when everything is done for the glory of God, then God will make everything beautiful.
NENENG TRI WIJAYANTI, 2022
Permasalahan gereja yang sampai saat ini masih sering kita temuai adalah mengenai Pembinaan Warga Gereja yang dapat memberikan dampak yang baik juga Pembinaan Warga Gereja yang efektif sesuai dengan kebutuhan dan menjawab masalah yang ada dengan tepat. Tujuan dari pada sebuah Pembinaan Warga Gereja adalah menghasilkan sebuah pertumbuhan, pertumbuhan dalam kuantitas maupun kualitas. Banyak gereja yang berkembang atau bertumbung secara kuantitas, tapi banyak di dalamnya jemaat yang secara kualitasnya kurang bertumbuh bahkan tidak bertumbuh. Untuk mencapai pertumbuhan jemaat secara kualitas, Gereja harus melakukan tugas dan juga fungsi gereja dengan baik, yaitu yang disebut dengan Pembinaan Warga Gereja (PWG) atau pembinaan warga jemaat. Karena Pembinaan Warga Gereja ini merupakan tugas dari pada gereja untuk mengajarkan dan membimbing jemaat agar jemaat bertumbuh secara iman atau kerohaniannya. Salah satu alasan mendasar pentingnya pembinaan rohani seperti dijelaskan Sumarto yakni kesulitan jemaat-jemaat memilih antara nilai-nilai adat atau firman
Ariyanto Agus Handoyo, 2021
Gereja dapat diartikan menurut rohani dan fisik. Gereja dapat diartikan sebagai perkumpulan umat manusia yang percaya dengan Yesus dan beriman merupakan arti menurut rohani. Sedangkan, menurut arti fisik, gereja merupakan bangunan dimana umat kristiani menjalankan ibadah maupun kegiatan kerohanian lain. Jemaat di dalam suatu gereja harus mendapatkan pembinaan secara kontinyu dan materi yang diberikan harus sesuai dengan prinsip dasar Alkitab. dan inilah tugas gereja baik sebelum dan selama, bahkan sesudah pandemi Covid 19 nanti, jemaat terus dibekali dengan kebenaran yang berasal dari Tuhan dan mengaplikasikannya dalam hidup sehari-hari
Visio Dei: Jurnal Teologi Kristen, 2019
In the digital era, the role of the church in developing entrepreneurial programs is facing new challenge thorough the application. Many entrepreneurship development models, for example, church located in a mall. There are also cooperatives within the church which selling snacks, many kinds of small and medium businesses, food stalls and others. The church is required to be creative in developing entrepreneurship, especially in this digital era. The research method used in this article is a qualitative research method with descriptive analysis. The research found entrepreneurial diversity, that showed dissimilar numerous things to another. Therefore, the Church must be active both in fulfilling spiritual and physical needs. Abstrak: Peran Gereja dalam mengembangkan program kewirausahaan dalam menghadapi era digital adalah mencoba tantangan baru melalui aplikasi. Banyak model pengembangan kewirausahaan misalnya, Gereja dengan mall satu lokasi. Ada juga koperasi, menjual makanan ringan, usaha kecil dan menengah, warung makan dan lain-lain. Gereja dituntut untuk kreatif dalam memngembangkan kewirausahaan, terutama di era digital ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode penelitian kualitatif. Di mana metode kualitatif bersifat deskriptif analisis. Peneli-ti menemukan keragaman kewirausahaan, sehingga tidak ada yang sama persis dengan yang lain. Karena itu, Gereja harus aktif baik dalam pemenuhan kebutuhan rohani maupun jasmani. Kata kunci: kewirausahaan, gereja, era digital Dalam pengamatan penulis perkambangan gereja di Indonesia sampai hari ini cukup signifikan. Di beberapa daerah ada pos pekabaran Injil atau gereja baru. Namun seiring perkembangan tersebut seringkali gereja melupakan tugasnya dalam memberdayakan ekonomi jemaat yang ada dalam gereja. Bahkan Gereja-Gereja sekarang ini umumnya hanya mengandalkan persembahan dari jemaat, seperti perpuluhan. Tetapi gereja tidak pernah gereja memikirkan bagaimana membangun ekonomi jemaat tersebut.
Coaching is something that is important for leaders to do to their congregations in good character and so on, but the problem is that if it is done face-to-face then the outreach is limited in distance and time so that leaders can use social media as a forum or advice for coaching members of the congregation The method used is literature study which is sourced from electronic and nonelectronic books and documents, the results obtained using social media consistently and efficiently are certainly very helpful in the coaching process
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
European Research Studies Journal (ERSJ)- ISSN :1108-2976, 2017
yunias gracia, 2023
Communnity Development Journal Vol.4 No.3 Tahun 2023, Hal. 6053- 6059, 2023
Ade Zaenal Mutaqin, 2020
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Jurnal Pembinaan Warga Gereja, 2023