Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
7 pages
1 file
pembelajaran berbasis keadaan nyata
Contextual Teaching and Learning (CTL) terpengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yang digagas oleh Mark Baldwin dan selanjutnya dikembangan oleh Jean Peaget. Aliran filsafat konstruktivisme berangkat dari pemikiran epistemologi Giambatsta Vico. Menurut Vico pengetahuan tidak lepas dari orang (subjek) yang tahu. Pengetahuan merupakan struktur konsep dari subjek yang mengamati. Selanjutnya, belajar bukanlah sekadar menghafal, tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil "pemberian" dari orang lain seperti guru, tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu.
Pembelajaran Kontekstual
Contextual Teaching and Learning, 2020
Contextual Teaching and Learning yaitu pembelajaran kontekstual atau prosesproses pembelajaran yang dikaitkan dengan konteks dimana siswa berada.
Penelitian ini merupakan awal dari kegiatan capacity building bertahap untuk fungsi supervisi di tingkat pemerintah kota ini. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh perwujudan kegiatan supervisi di kabupaten/kota yang tertata rapi sehingga peningkatan program pendidikan di wilayah yang bersangkutan agar dapat terlaksana dengan baik. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk memperoleh bentuk kepengawasan dan supervisi kepemerintahan yang baik dan tertata dari unsur-unsur kegiatan kepengawasan, yang dimulai dari unsur perwujudan luar yang sifatnya statis, sampai dengan unsur-unsur dinamis yang bersifat memperlancar kegiatan supervisi. Penelitian ini menggunakan model Research and Development (Kaji Tindak) untuk mengkaji dan mengembangkan model pengawasan pendidikan yang baik dari segi struktur, instrumen, dan teknis pelaksanaannya. Di akhir penelitian ini diharapkan dihasilkan tiga hal yaitu: (1) struktur organisasi kepengawasan; (2) instrumen pengawasan; dan (3) pedoman teknis pelaksanaan kepengawasan. Untuk tahap ini dikonsentrasikan pemotretan kepengawasan pendidikan di Kota Yogyakarta, sebagai landasan pijak pada pengamatan berikutnya. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 7 (tujuh) bulan, terhitung sejak bulan Mei sampai Nopember 2004. Tempat penelitian di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Subjek penelitian melibatkan para pengawas, kepala sekolah, dan guru TK/SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, SMK, Dewan Pendidikan, dan Lembaga Pengawas Internal (LPI) Kota Yogyakarta. Objek atau variabel yang diteliti meliputi struktur organisasi pengawas, kegiatan kepengawasan, dan instrumen kepengawasan. Sampel pengawas, kepala sekolah, guru, Dewan Pendidikan, dan unsur Lembaga Pengawas Internal diambil purposive sampling, untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap dan representatif tentang kepengawasan pendidikan di Kota Yogyakarta. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik angket terbuka, didukung dengan wawancara melalui diskusi terbatas (focus group discussion) yang melibatkan Pengawas, Kepala sekolah, Guru, LPI, dan Dewan Pendidikan. Kesimpulan yang diperoleh adalah :(1) Struktur organisasi pengawasan sekolah dan pola pengawasan yang berjalan sampai saat ini belum dapat mengakomodasi kejelasan pembagian tugas diantara komponenkomponen pengawas, yaitu pengawas sekolah, pengawas Pendidikan Agama Islam, LPI, maupun Dewan Pendidikan. Pengawasan sekolah yang berjalan saat ini masih terpisah antara unsur pengawas yang satu dengan lainnya, dan belum menunjukkan keterpaduan yang kolaboratif. (2) Kinerja pengawas di sekolah dapat dilihat dari enam komponen obyek pengawasan, yaitu komponen siswa, guru, kurikulum, sarana prasarana dan dana, manajemen sekolah, dan lingkungan/kultur sekolah. Dari keenam obyek tersebut, yang belum tergarap secara intensif adalah pengawasan terhadap komponen kultur sekolah. (3) Instrumen yang sering digunakan oleh pengawas dalam melaksanakan pengawasan terhadap keenam komponen obyek pengawasan tersebut adalah pedoman observasi, angket, kunjungan kelas/sekolah. (4) Pengawas yang akan datang diharapkan lebih professional, dimulai dari pola rekrutmen yang tepat, memiliki kemampuan manajerial yang kuat, kemampuan pengembangan kurikulum yang tinggi, dapat memberikan contoh pembelajaran, dan dapat memilih dan menggunakan instrumen pengawasan secara tepat.
learning adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Untuk itu ada beberapa catatan dalam penerapan CTL sebagai suatu strategi pembelajaran, diantaranya:
2021
Terdapat beberapa permasalahan dalam pencapaian tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada pembelajaran menulis teks prosedur kompleks. Pertama, guru mempunyai keterbatasan dari segi waktu dalam menyusun sendiri bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa. Oleh karena itu, guru mewajibkan siswa untuk selalu menggunakan buku paket dan Lembar Kerja Siswa (LKS) atau Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) saat pembelajaran di dalam kelas. Kedua, siswa kurang memperkaya sumber belajar yang relevan dengan materi yang dipelajari. Ketiga, fasilitas sumber belajar yang disediakan perpustakaan belum maksimal dalam memenuhi kebutuhan sumber belajar pelengkap bagi siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dikembangkan sebuah bahan ajar berupa modul untuk siswa guna menunjang pembelajaran menulis teks prosedur kompleks. Modul tersebut dikembangkan dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Bersamaan dengan itu, modul juga diintegrasikan dengan pendidikan karakter....
Jurnal Administrasi Pendidikan
Hasil belajar merupakan tujuan utama dari setiap penyelenggara pendidikan, dengan demikian untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, maka setiap guru harus dapat menguasai berbagai konsep dan metode dalam pembelajaran di sekolah. Salah satu metode yang paling popular pada saat ini adalah dengan adanya implementasi pendekatan metode contextual teaching and learning, yang mana di dalam pendekatan ini guru harus dapat mengkolaborasikan berbagai keterampilannya untuk dapat memotivasi dan memberikan inovasi belajar sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan secara aktif, kreatif, epektif, dan menyenangkan, konsep contextual teaching and learning dalam belajar belajar dapat membantu guru dalam mengkaitkan antara materi yang dipelajarinya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan sesuai dengan harapan bersama.
Jurnal DinamikA
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) sebagai sebuah alternatif pembelajaran pada masa pandemi COVID-19. Bahwa, pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia dua tahun terakhir ini memperburuk kondisi pendidikan di Indonesia khususnya sekolah yang ada di daerah 3T (Terdepan Terluar Tertinggal). Oleh karena itu, diperlukan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dalam upaya adaptasi dan strategi yang tepat pada masa pandemi COVID-19. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kepustakaan. Pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan sumber kepustakaan seperti buku, dokumen dan artikel jurnal. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pembelajaran CTL adalah pendekatan yang tepat dalam pembelajaran di masa pandemi COVID-19 mengingat CTL menekankan pada tiga hal. Pertama, CTL menekankan pada proses keterlibatan peserta didik untuk menemukan materi pelajaran. Kedua, CTL mendorong peserta didik agar dapat menemukan hubungan antar...
Contextual Teaching and Learning menggunakan rencana belajar dengan guru memberikan Substansi yang diajarkan dalam dunia nyata dan dapat mengajak peserta didik dapat menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari hari . Proses pembelajaran tidak lepas dari penggunaan gaya belajar siswa. Beberapa jenis penggunaan gaya belajar dalam proses pembelajaran akan mendukung peningkatan terhadap prestasi belajar yang di dapatkan siswa . Seorang Pendidik memiliki Peran sebagai Fasilitator yang dimana guru dituntut agar dapat membuat siswa menjadi aktif dengan menguasai Beragam macam Model Pembelajaran. Model ini mengharuskan siswa bekerja dalam kelompok sehingga siswa menjadi aktif dan guru hanya menjadi pembimbing proses pembelajaran berlangsung (Ansori & Sari, 2016), terdapat tujuh elemen dasar pembelajaran efisien dalam kegiatan pembelajaran yaitu bertanya, menemukan, masyarakat belajar, konstruktivisme, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya . Model pembelajaran ini secara alamiah, yaitu siswa bekerja dan menjalani bukan hanya menerima pengetahuan (Hasibuan, 2014), strategi pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil . Hakekat model pembelajaran ini yaitu makna, bermakna, dan dibermaknakan . Pendekatan yang digunakan dalam model ini, yaitu problem based learning, authentic instruction, inquiry based learning, project based learning, work based learning dan cooperative based learning (Sulfemi & Yuliani, 2019).
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Elementeris : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Islam
Prima Magistra, 2024
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 2013
FARABI: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 2021
SUSTAINABLE: Jurnal Kajian Mutu Pendidikan, 2018
Prosiding Seminar Nasional Fisika Dan Pendidikan Fisika, 2012