Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2017
The existence of social media moves the interpersonal interaction communication from reallity to virtual communication. Indirect interaction has positive and negative impact. Disputes arising on social media have caused chaos on reality. However, as a public entity, Muslim can’t be separated from this era, including using social media. Discourse Fiqh of Social Media be attended by Moslems, although its rared. Fiqh of Social Media is the new terminology that has’t been discussed at classical fiqh. The Aims of this article to explane of fiqh relevances to be ethical codes at online communication. Based on the argument of al-Qur’an and Hadith, there are three rules that must be understood by user of social media at reinformating the information obtained from social media. There are: First, know the validity of the news. Second, informing the helpful news. Third, consider the maslahat aspect of the news, even the news is true.Keyword : fiqh of social media, ethics, online communic...
ASY SYAR'IYYAH: JURNAL ILMU SYARI'AH DAN PERBANKAN ISLAM, 2020
This study aims to reveal the philosophical values of Islamic law in the three ethical codes of NetizMu Muhammadiyah. This research is a literature review. The type of Islamic legal research in this study is a philosophical normative Islamic law research with an Islamic legal philosophy approach. The primary data source of this research, namely the NetizMU Muhammadiyah code of ethics), and secondary data using various relevant scientific researches. The theory used is a systems philosophy approach in Islamic law initiated by Jasser Auda.. This study concludes that there are values of Islamic law philosophy in the three NetizMU codes of ethics. First, the value of religious protection (hifz al-din) in the context of making the prophetic social values of religion the main basis for the code of ethics for the use of social media. Second, the value of public benefit (al-maslahat al-ammah) in the code of ethics for the use of social media as a medium for humanization (amar makruf) an...
2017
Changes in patterns of communication at internet age allows everyone active use the social media. Netizen, almost no restrictions or specific ethics to respect others at virtual world, that is actually the members of the real life. Thus, the boundary between ilusy and reality becomes unclear. Ethics at interacting like at real life abandoned at virtual life. Phenomena using social media certainly confront Muslims, as a part of the public entity itself. Whereas, at the rules of Islam ,submission of information or interaction or false news was banned. This article aims to makes people aware about the fiqh of journalism. For people who use media social. In addition to not disturb the second life, should not be thanks to rude, instslting, spreading slander, spreading pornographic and pornography, and May no sell an illegal things.
2020
Tulisan ini membahas mengenai Etika berkomunikasi dalam menggunakan media sosial. Manusia sebagai makhluk sosial, tentu melalukan proses komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Proses komunikasi pun bisa dilakukan dengan menggunakan peran media yang ada. Semakin berkembangnya teknologi, maka perkembangan media pun menjadi semakin canggih. Salah satunya adalah keberadaan media sosial. Saat ini, proses komunikasi pun menjadi semakin mudah, sehingga kita pun mengenal komunikasi bermedia, yakni dalam penelitian ini adalah melalui media sosial. Dalam menggunakan media sosial, tentunya tidak bisa seenaknya, tetapi ada etika komunikasi yang perlu diperhatikan. Etika komunikasi dalam media sosial inilah yang akan dikaji oleh peneliti. Dalam era digital ini, perkembangan media sosial pun sudah masuk ke dalam kehidupan di zaman sekarang. Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah: (1) mengetahui etika komunikasi dalam menggunakan media sosial (2) mengetahui jenis media sosial yang diguna...
Sultan Agung Fundamental Research Journal, 2021
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kesantunan berkomunikasi di era digital. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Digital Civility Index (DCI) Microsoft, bahwa risiko terbesar netizen Indonesia adalah kabar hoax dan penipuan yang naik 13%, ujaran kebencian naik 5%, namun diskriminasi turun 2%. Sementara itu, Indonesia menduduki ranking ke-29 dari 32 negara yang diteliti Microsoft, sehingga posisinya paling buncit di Asia Tenggara. Indonesia hanya unggul dari Meksiko (DCI 76), Rusia (DCI 80), dan Afrika Selatan (DCI 81) dalam hal kesopanan online di survey tersebut. Dalam riset ini, tingkat kesopanan pengguna internet di Indonesia memburuk delapan poin ke angka 76, dan menempatkan warganet Indonesia di urutan terbawah se-Asia Tenggara. Semakin besar poin yang didapatkan, berarti semakin buruk tingkat kesopanan. Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan angket dan observasi dalam sosial media antara lain Twitter, Instagram, dan Fecebook. Hasil yang diperoleh melalui observasi dan angket sangat berbeda, angket menunjukkan kesantunan tetap ada pada lingkungan sekitar, tetapi melalui observasi, banyak sekali yang tidak menggunakan etika dalam berkomentar. Data angket menunjukan kesopanan dalam berkomunikasi masih diatas 60%, namun berbeda dari hasil observasi di media sosial Twitter, Instagram, dan Facebook, kesantunan dalam berkomunikasi masih sangat rendah dibawah 40%. Saran dari kami untuk pembaca adalah jangan mudah terbawa arus globalisasi, seperti bertutur kata kebarat-baratan dan meninggalkan bahasa kita sendiri, bahasa persatuan yang menjunjung tinggi kesopan santunan.
Jambura Journal Civic Education, 2022
Semakin pesatnya perkembangan dunia, diimbangi dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seringkali membuat manusia melakukan tindakan
Jurnal PkM MIFTEK
Masa pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai menjadi sebuah ketidakpastian sendiri bagi masyarakat, ditambah dengan keresahan dari banyaknya hoax mengenai pandemi covid-19 yang bertebaran diberbagai media semakin memperburuk keadaan. Literasi etika digital merupakan salah satu bentuk upaya untuk menghadapi hoax di masa pandemi ini. Untuk itu, kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dengan tema pengabdian pada komunitas maya menjadi sarana untuk meningkatkan literasi masyarakat dalam beretika digital, seperti bagaimana cara mengenali, mencegah penyebaran dan mengatasi berita hoax yang sudah tersebar di lingkungannya. Metode yang dilakukan dengan cara mengukur pengetahuan komunitas maya melalui penyuluhan etika digital yang diawali oleh Pre-test, penyampaian materi, kemudian Post-test. Dengan ini diharapkan masyarakat dapat lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan berita pada
Zaaken: Journal of Civil and Business Law
The purposes of this study are: 1) To find out and analyze the form of seller's good faith in buying and selling online through social media. 2) To find out and analyze the legal consequences of sellers who do not have good intentions in online buying and selling transactions through social media. Problem formulation: 1). What is the form of seller's good faith in online buying and selling transactions through social media. 2). What are the legal consequences for sellers who do not have good intentions in online buying and selling transactions through social media. Research method: the research method used is normative juridical law research. The results of the study are: 1) Good intentions in starting activities, namely delivering goods according to the agreement, providing correct information on the conditions and guarantees of goods or services. 2). As a result of the law against sellers who do not have good intentions in online buying and selling transactions through soc...
Jurnal Telematika, vol. 10 no. 2, 2015
Abstrak— Komunikasi merupakan kebutuhan yang penting bagi manusia sebagai mahluk sosial. Sejak ditemukannya media sosial, komunikasi mulai dilakukan secara bebas dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Di satu sisi, media sosial membantu menghubungkan manusia dengan manusia lainnya tanpa dibatasi jarak dan waktu, namun di lain sisi, komunikasi di dalam media sosial cenderung memperbesar resiko terjadinya kesalahan komunikasi khususnya pada remaja di Indonesia yang memiliki 72 juta pengguna aktif media sosial. Kini, media sosial seakan-akan menjadi kebutuhan primer dan bukan sebagai alat pendukung kebutuhan lagi. Tujuan media sosial yang sebelumnya digunakan untuk bersosialisasi dengan sesama, justru saat ini banyak menghasilkan generasi antisosial dan antipati terhadap sesamanya. Oleh sebab itu, kaum remaja perlu diingatkan mengenai pentingnya mempraktekkan etika berkomunikasi dalam media sosial supaya menghasilkan generasi yang lebih santun dan peduli terhadap sesama. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah perancangan kampanye. Diharapkan melalui penelitian ini, remaja dapat menggunakan media sosial dengan etika yang baik sehingga menghasilkan dampak positif bagi generasi muda. Kata Kunci— Komunikasi, Media Sosial, Etika Berkomunikasi Abstract— Communication process is a crucial need for human as a social beings. Since the invention of social media, communication started to be applied freely, not being limited by time and places. Social media helps connecting people, but in other side, communication process in social media tend to increase miscommunication risks, especially for Indonesian's teenagers as part of our 72 million active social media users. Nowadays, people seem to perceive social media as a primary needs and not as a complementary needs anymore.Previously, social media has purpose to socialize each other, but present, it has shifted a lot, creating an antisocial and antipathetic generation. Therefore, the teenagers need to be reminded about the importance to value the communication ethics in social media to produce a more respectful generation. One of the solution is to create a social campaign. With this study and research, hopefully the teenagers generation could apply the proper ethical communication in social media to give a positive impact for the young generations to come.
Penelitian ini berisi tentang pemahaman masyarakat yang memiliki sosial media mengenai tindakan beretika dalam menggunakan sosial media. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman masyarakat mengenai etika dalam penggunaan sosial media yang bertanggung jawab. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengisian kuesioner melalui Google form. Hasil data dilihat dari jawaban yang terdapat di kuesioner dengan menggunakan teori dari buku dan jurnal sebelumnya.
Journal Of Hadith Studies
Social media interactions are more widespread in the digital world than conventional social interactions that take place physically and are limited to small groups of people. Although various social media applications have made people’s lives easier, on the other hand, they also cause users to engage in interactions that are free to violate boundaries, resulting in negative phenomena and harming other users. Religion should play an important role in digital social interactions on social media, just as it does in conventional social interactions. Prophet Muhammad SAW is the best example for social media interaction. This paper examines the problem of social media misconduct and presents a general guide to digital interaction, especially in the use of social media, with reference to several hadiths with the theme of Prophetic communication as the main reference. This research involves qualitative data through literature review by examining research documents and reports related to soc...
2022
Aplikasi Tik Tok sudah menjadi media sosial yang kerap digunakan oleh masyarakatsekarang. Semua informasi dan interaksi sosial dilakukan di Tik Tok. Perkembanganteknologi dalam berkomunikasi sangatlah cepat dan kebebasan masyarakat dalammemberikan sebuah informasi dan mengutarakan pendapat tidak dapatdikendalikan. Seringkali dijumpai dalam aplikasi Tik Tok banyaknya beredarinformasi yang tidak sesuai dan bahkan banyak sekali perilaku atau tindakan yangmengganggu kesejahteraan masyarakat sehingga menimbulkan dampak negatif. Halini tentu butuh ditelaah dan diberikan pengetahuan mengenai etika yang baik dalamberkomunikasi dalam aplikasi Tik Tok. Penelitian ini bertujuan untuk memberiwawasan kepada masyarakat mengenai etika yang baik dalam berkomunikasi atauberinteraksi sosial dalam media sosial agar dampak dari tindakan yang dilakukanmenghasilkan nilai yang positif dan bermanfaat. Dengan pertanyaan penelitianberupa, Mengapa etika dalam berkomunikasi di sosial media Tik Toksangat pentin...
2022
Socialmedia is now attached to social circles, especially the current millennial generation. almost all teenagers, adults and even children have social media. Not only one but several social media, freedom of expression on social media is a place for people to express their desires, but because of that there are some people who cannot control their behavior on social media. Purpose: This study aims to socialize the importance of ethics in social media in early childhood. Method: The research method used in this research is the case study method. Result: Counseling on ethics in social media is in addition to being able to get to know more about some of the characteristics of the Sampali Village Community, especially among elementary school children, it is also expected to provide useful knowledge related to the counseling carried out. Conclusion: Social media users in interacting must first know the ethics of social media such as in communicating, including avoiding SARA (Ethnicity, Religion, Race) and knowing the rules that apply to ethics in social media, namely articles 27 to 30 of the ITE Law.
Journal of Communication Studies, 2021
This paper discusses the phenomenon of the development of communication tools in the ancient era until it has grown rapidly until now. Many uncovered stories that are not true from people who are not responsible, either from certain groups or from personal interests. Communication from social media is very dangerous if it is not accompanied by proper ethics in communicating, especially in social media. AS-Syaukani, for example, defines the keyword al-bayan as the ability to communicate. Besides that, in the al-quran there is another keyword, namely qoul. The commands to say in the al-quran and hadith are an indication of the obligation for Muslims to apply the nature of honesty and correct speech which in the concept of al-quran is known as qaulan sadidan.
Jurnal Komunikasi
Berita di media dalam jaringan (online) memanfaatkan sensasi, misalnya dalam berita kematian mahasiswi. Penggunaan bahasa berupa diksi yang "wah," penyebutan identitas lengkap, tidak mengindahkan kode etik jumalistik serta tidak menunjukkan empati pada korban. Dalam isu yang sama, kematian tidak wajar seorang mahasiswi, pesan atau gambar di media sosial juga cenderung sensasional. Ada unsur pomografi atau perendahan martabat perempuan dalam bermedia sosial memanfaatkan WhatsApp. Etika jurnalistik seharusnya memasukkan perspektifjender.
Al-Hikmah: Jurnal Dakwah dan Komunikasi
Current technological developments, especially informatics and communication have reached a golden point, one of which is social media. This is evidenced by human activities, which range from children, teenagers to the elderly who are completely dependent on social media and have become a necessity of their life. Social media has quite a lot of positive impacts on people's lives, but it can also have negative impacts if its users are too excessive. Therefore, the self-awareness of media users is very important to be improved and supported by ethics or Islamic teachings in social media. This is considering that what is media content will be able to influence self-image and affect the relationships that exist with other parties. Freedom of opinion, the freedom of sharing offered by social media should be addressed wisely by paying attention to Islamic ethics in social media. The purpose of writing this paper is to analyze how the ethics of social media in the Islamic view. The wri...
JURNAL ILMU KOMUNIKASI, 2018
Media sosial belakangan ini menjadi fenomena media baru yang digemari oleh masyarakat Indonesia, khususnya kaum remaja hingga dewasa. Hal tersebut menjadikan berita dan informasi menyebar dengan begitu cepatnya dan sangat mudah didapatkannya. Bukan hanya itu, masyarakat pun dapat segera memberikan opini dan reaksinya sesaat setelah kejadian tersebut berlangsung, baik opini positif maupun negatif. Peneliti tertarik untuk membahas etika berkomunikasi netizen dalam menerima berita dan informasi pada halaman facebook E100 Radio Suara Surabaya. Penelitian ini bersiat kualitatif dengan studi etnografi virtual. Tinjauan pustaka yang peneliti gunakan antara lain : Komunikasi dan internet, cyber media, khalayak di cyber media, hukum dan etika di cyber media dan etnografi virtual. Informan dalam penelitian ini adalah netizen yang aktif memberikan komentar dalam akun Facebook E100 Radio Suara Surabaya. Hasil penelitian menunjukan ada lima tipe netizen dalam memberikan komentar di akun Facebook...
Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Ilmu Sosial
Penelitian ini membahas mengenai etika komunikasi sebagai kontrol kesalehan virtual dalam perilaku bermedia masyarakat di era digital. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan mengetahui peran etika komunikasi sebagai kontrol kesalehan virtual dalam perilaku bermedia masyarakat di era digital. Konsep etika komunikasi yang digunakan berdasarkan perspektif Haryatmoko dan dilengkapi oleh teori tindakan komunikasi Habermas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Data-data yang berhasil diperoleh kemudian dianalisis, dibandingkan, dan dipadukan sehingga terbentuk sebuah hasil kajian yang sistematis, padu, dan utuh. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa etika komunikasi merupakan seperangkat norma, nilai, atau ukuran tingkah laku yang baik dalam aktivitas komunikasi. Dalam hal ini, etika komunikasi sebagai kontrol kesalehan vi...
2014
instgram. Remaja seolah tanpa hambatan dalam membuka diri melalui status, foto bahkan video tentang diri, di sisi lain remaja kurang mempertimbangkan risiko yang mungkin muncul. Tulisan ini adalah telaah literatur berdasarkan 7 hasil penelitian empiris yang berfokus pada risiko berkomunikasi di media sosial dengan sampel remaja. Tujuan utama telaah literatur ini adalah untuk menjawab 3 pertayaan mendasar yakni: (1) Apa jenis-jenis risiko yang mungkin muncuk terkait dengan komunikasi di media sosial; (2) faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi munculnya risiko tersebut; dan (3) Bagaimana cara meminimalisir munculnya risiko berkomunikasi di media sosial. Berdasarkan analisis, eksploitasi seksual, cyberbullying , dan penyalahgunaan data adalah jenis utama risiko yang mungkin muncul. Faktor yang memperbesar munculnya risiko adalah: sifat naif terlalu membuka diri, keterbatasan internet literacy , dan minimnya mediasi orang tua. Lebih lanjut upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalisi...
2021
This study aims to examine communication ethics among Bandung City students in social media and its relation to the hoax phenomenon from an Islamic perspective. Based on field facts, social media users have, even often received and read hoax news. The research approach used is quantitative with data collection techniques through a Google From the questionnaire, then collects information from journals, books, and online media. The results of the study reveal that the impact of hoaxes can cause panic, trigger misunderstandings, incite hatred, divide the public, pit each other, contain slander and lies. The solution offered to deal with the hoax phenomenon is to apply Islamic communication ethics on social media by being tabyyun when receiving information, providing valid information to others, and maintaining words both verbally and in writing. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji etika komunikasi di kalangan Mahasiswa Kota Bandung dalam bermedia sosial, dan kaitannya dengan fenome...
2021
Sejak kemunculan wabah COVID-19 di akhir 2019 masyarakat dunia secara tidak disadari telah mengalami pandemi sekaligus infodemi secara pararel. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan dalam sambutan Konferensi Keamanan Dunia di Munich, Jerman pada 15 Februari 2020, ”we’re not just fighting an epidemic; we’re fighting an infodemic” Fenomena infodemi dapat dikatakan sama bahayanya dengan pandemi COVID19. Keberlimpahruahan informasi yang demikian besar menjadi masalah tersendiri, karena validitas berita tidak mudah untuk diverifikasi. Tulisan ini secara khusus memaparkan fenomena infodemi dalam media sosial yang selama ini kita gunakan, bahaya yang ditimbulkan bagi habitat baru yang kita huni yaitu infosphere dan tantangannya bagi etika informasi.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.