Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2022, Tafsir Jalan Lain
…
221 pages
1 file
Sejak kemunculannya di tengah-tengah masyarakat muslim, Tafsir Jalan Lain telah banyak memberikan mimpi-mimpi indah tentang kemajuan dan juga kejayaan. Akan tetapi, sudahkah janji tersebut terpenuhi? Benarkah para pengusungnya mampu mengeluarkan umat dari keterpurukan? Apakah mereka berhasil melakukan inovasi yang menyinari jalan menuju kebangkitan? Buku sederhana namun sangat bergizi dan sarat ilmu ini berhasil meng-capture fenomena tafsir anti mainstream yang dipopulerkan oleh kalangan modernis Islam, disertai dengan analisa dan kritik yang tepat sasaran, tidak bertele-tele dan dinarasikan dengan bahasa yang relatif “membumi”.
I. PENDAHULUAN Membahas hubungan antara Al Qur'an dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dari banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya, tetapi yang lebih utama adalah melihat: adakah Al Qur'an atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu pengetahuan atau mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya diukur melalui sumbangan yang diberikan kepada masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat-syarat psikologis dan sosial yang diwujudkan, sehingga mempunyai pengaruh (positif atau negative) terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Sejarah membuktikan bahwa Galileo ketika mengungkapkan penemuan ilmiahnya tidak mendapat tantangan dari satu lembaga ilmiah, kecuali dari masyarakat di mana ia hidup. Mereka memberikan tantangan kepadanya atas dasar kepercayaan agama. Akibatnya, Galileo pada akhirnya menjadi korban penemuannya sendiri. Dalam Al Qur'an ditemukan kata-kata "ilmu" dalam berbagai bentuknya yang terulang sebanyak 854 kali. Di samping itu, banyak pula ayat-ayat Al Qur'an yang menganjurkan untuk menggunakan akal pikiran, penalaran, dan sebagainya. Kaitannya dengan ilmu pengetahuan, dunia telah membuktikan dengan banyaknya temuan-temuan terkini yang sejatinya mempunyai referensi berupa Al-Quran. Temuan tentang alam semesta, nuklir maupun kejadian di masa kini atau jawaban atas pertanyaan tentang masa lalu, semuanya sudah termaktub dalam Al-Quran. Penafsiran Al-Quran sendiri seolah tidak pernah selesai, karena setiap saat bisa muncul sesuatu yang baru, sehingga Al-Quran terasa selalu segar karena dapat mengikuti perkembangan zaman. 1 Pendapat tersebut diperkuat oleh salah satu pemikir Islam bernama Mohammed Arkoun yang mengatakan bahwa Al-Quran memberikan kemungkinan arti yang tidak terbatas, ayat-ayatnya selalu terbuka untuk interpretasi yang baru. Mengenai fungsi Al-Quran sebagai sumber dari segala sumber ilmu, seringkali dikatakan bahwa seandainya lautan yang ada di dunia ini dijadikan tinta untuk menuliskan tafsiran-tafsiran ayat Quran, maka sampai lautan itu keringpun ayat-ayat Al-Quran belum selesai ditafsirkan. Pernyataan ini sekedar menggambarkan betapa luasnya isi kandungan kitab suci umat Islam ini. Betapa PAGE 2 1
Takwil,tafsir,dan terjemah merupakan disiplin ilmu yang menjelaskan tentang kandungan al-Qur'an. Takwil lebih menitikberatkan pada penjelasan kandungan makna al-Qur'an, sementara tafsir lebih memfokuskan pada penjelasan lafalnya. Dan terjemah memindahkan kata-kata dari suatu bahasa yang sinonim dengan bahasa yang lain. Dari segi sejarah, penafsiran al-Qur'an secara menyeluruh baru dilakukan pada awal abad keempat. Setelah itu muncul tafsir-tafsir lain dengan berbagai pendekatan disiplin ilmu. Namun belakangan ini, muncul pendapat dari beberapa ilmuan Muslim yang mengusulkan perlunya penafsiran al-Qur'an dengan pendekatan baru. Salah satu ilmuan itu adalah Abdullah Saeed. Dalam kaitan ini Saeed melihat bahwa dewasa ini telah terjadi perubahan yang signifikan dalam sejarah manusia. Sebab itu, menurutnya perlu adanya upaya pendekatan kontekstual dalam menafsirkan al-Qur'an. Penafsiran pendekatan kontekstual yang dimaksud adalah A. LATAR BELAKANG Al-Qur'an merupakan pedoman hidup bagi ummat Islam. Karena Al-Qur'an itu berbahasa Arab tidak dipungkiri dari ayat-ayatnya masih banyak yang besifat global. Sehingga tidak bisa dipahami secara tekstual, untuk itu perlu penerjemahan dan penafsiran sehingga Al-Qur'an bisa di pahami secara tekstual. Dalam menafsirkan ayat-ayat Allah Subhanahu Wata'ala yaitu Al-quran, tidak boleh ditafsirkan sesuka hati, karena ada tata cara dan undang-undangnya dalam menafsirkan Al-quran. Misalnya, dalam rangka menafsirkan kata-kata ٌ ْب ي ِ ر َ غ (aneh, ganjil) atau mentakwilkan ٌ ْب ي ِ ك َرْ ت (susunan kalimat). Al Qur`an merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Di samping itu, dalam ayat dan surat yang sama, diinformasikan juga bahwa al Qur`an sekaligus menjadi penjelasan (bayyinaat) dari petunjuk tersebut sehingga kemudian mampu menjadi pembeda (furqaan) antara yang baik dan yang buruk. Di sinilah manusia mendapatkan petunjuk dari al Qur`an. Manusia akan mengerjakan yang baik dan akan meninggalkan yang buruk atas dasar pertimbangannya terhadap petunjuk al Qur`an tersebut. Al Qur`an adalah kalaamullaah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. dengan media malaikat Jibril as. Dalam fungsinya sebagai petunjuk, al Qur`an dijaga keasliannya oleh Allah swt. Salah satu hikmah dari penjagaan keaslian dan kesucian al Qur`an tersebut adalah agar manusia mampu menjalani kehidupan di dunia ini dengan benar menurut Sang 1
Indonesia is the country with the largest Muslim population in the world. It is of course also has a significant correlation with the need for a true understanding of the Koran as the main guideline in the life of a Muslim. This paper attempts to discuss the development of interpretation studies in Indonesia. However, because of the many works of commentary that exist in Indonesia, then this paper will explain in more detail in the full interpretation 30 chapters, while the commentaries that are thematic, and which only focus on certain papers will cover more briefly author so hopefully this study will cover the whole work of interpretation that exist in Indonesia comprehensively but solid content. The development of the interpretation of the Koran in Indonesia is somewhat different. Study commentary in the Arab world develop quickly and rapidly, because Arabic is the language, so they do not experience significant difficulties to understand the Koran. This is different to the Indonesian people whose native language is not Arabic.
The article attempts to expose various types of studying the Qur'anic exegesis in the state ofKelantan. The teaching of Qur'anic exegesis has
Puji syukur kepada Allah swt. Yang telah memberi nikmat dan karunia kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan semampu kami. Tak lupa juga kita bershalawat kepada junjungan Nabi kita Muhammad saw. Yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang menderang ini.
Tafsir al Manâr merupakan salah satu kitab tafsir populer dikalangan peminat studi alQur'ân, majalah al Manâr, yang memuat tafsir ini secara berkala pada awal abad ke XX tesebar luas ke seluruh penjuru dunia Islam, dan mempunyai peranan yang tidak kecil dalam pencerahan pemikiran serta penyuluhan agama. Itu semua tidak terlepas dari pengaruh Syekh Muhammad Abduh, lebih-lebih sang murid Sayyid Muhammad Rasyîd Ridhâ pemimpin dan pemilik majalah tersebut serta penulis tasir al Manâr, yang pemikiran keagamaanya sangat terkenal di Indonesia.
Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yangganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya " (Al Furqan [25] : 33). Az-Zarkasyi mendefinisikan tafsir sebagai ilmu tentang turunnya ayat Al-Qur'an, surat-suratnya, kisah-kisahnya, isyaraat-isyarat yang turun bersamanya, makiyah dan madaniayahnya, mukham dan mutasyabihatnya, nasikh dan mansukhnya, am dan khasnya, muthlaq dan muqayyadnya serta mujmal dan mufashalnya, dan lainlani. 2 As-Suyuthimenukil pandangan Abu Hayyan yang mengatakan bahwa tafsir adalah ilmu yang membahas tentang cara-cara pengucapan lafadzh-lafadzh Al-Qur'an, tentang petunjuk-petunjuknya, hukum-hukumnya, baik ketika berdiri sendiri maupun ketika tersusun, dan makna-makna yang dimungkin baginya tersusun, serta hal-hal lain yang melengkapinya. 3 Takwil menurut bahasa adalah kembali pada asal atau menjelaskan suatu perkataan. Secara istilah para ulama mendfinisikan takwil dengan memalingkan lafadz dari makna yang tersurat kepada makna yang tersirat karena ada dalil yang menghendakinya. 4 Sementara ulama salaf mendefinisikan takkwil dengan menjelaskan makna asal suatu ayat atau kalimat yang ada dalam Al-qur'an , sesuai dengan kaidah islam dasar dan berdasarkan penelitian yang mendalam. Sebagian yang mendefinisikan takwil sama dengan tafsir. Lainnya membedakan anatara tafsir dengan takwil; tafsir berarti menjelaskan lafadz dengan riwayah sementara takwil adalah menejelaskan lafadz dengan dirayah, tafsir adalah menjelaskan makna-makna dengan ibrah sementara takwil menjelaskan dengan isyarah. 5 Terjamah berasal dari bahasa arab , Tajamah atau Turjumah yang berarti (a) Menyampaikan perkataan pada orang yang beleum mengetahuinya, (b) menjelaskan perkataan dengan bahasa aslinya, (c) menjelaskan perkataan dengan bahasa lain, (d) mengalihkan bahasa satu ke bahasa lain. Tetapi kebiasaan tarjamah biasa di pahami dengan makna yang keempat yakni mengalihkan bahasa 1
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
TAFSIR AYAT ILMU PENGETAHUAN, 2018