Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2021, Air dalam Injil Yohanes
…
11 pages
1 file
Penggunaan bahasa simbol merupakan ciri khas Injil Yohanes. Salah satu simbol yang digunakan adalah air. Dalam PL, air dilihat sebagai sumber kehidupan dan kematian. Simbol air dalam PL telah tergenapi dalam PB yakni dalam diri Yesus. Dengan demikian, air menjadi simbol kehidupan, yakni Yesus sendiri bagi orang yang percaya kepada-Nya. Dalam tulisan ini, hendak dijelaskan tentang simbol air dalam Injil Yohanes.
Gereja Katolik banyak memiliki simbol dalam segala aspek peribadan. Air menjadi unsur paling banyak digunakan oleh Gereja Katolik untuk menyimbolkan banyak hal. Selain di Gereja Katolik, air juga unsur terkuat dalam berbagai agama. Apa makna air bagi kehidupan religiusitas manusia?
KURIOS
This is a qualitative research article with an exegesis approach to finding the meaning of the miracle of the water turning into wine in the marriage at Cana which is recorded in John 2:1-11. The miracle of water turning into wine in the perspective of the Gospel of John is the first miracle that Jesus did to reveal Himself as the Son of God which fulfilled God's Covenant in the Old Testament. The miracle of water turning into wine is a miracle that must be understood in the theological perspective and the agenda of the Gospel of John which is intended to display the presence of Jesus and all that He did in history as an expression of Jesus' identity as the Son of God as well as the fulfillment of God's promise in the Old Testament.AbstrakPenelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan eksegesis untuk menemukan makna dari peristiwa mujizat air berubah menjadi anggur dalam perkawinan di Kana yang dicatat dalam Yohanes 2:1-11. Mujizat air berubah menjadi angg...
(1) Ada tradisi yang kuat, didukung oleh bukti dari sumber-sumber purba, yang menyatakan bahwa penulis Injil Yohanes adalah rasul Yohanes. Dalam Injil ini sendiri tidak ada hunjukan tentang siapa penulisnya. Karena itu perlu dipertimbangkan dengan seksama bukti luar itu untuk menentukan apakah ia dapat dipercayai. Sekurang-kurangnya pada masa Irenaeus (kira-kira 150 Masehi) orang mengakui bahwa Injil ini ditulis oleh rasul Yohanes, dan kesaksian Irenaeus ini diperkuat oleh kemungkinan bahwa ia berkenalan dengan tradisi otentik melalui perkenalannya yang terdahulu dengan Polykarpus. Polykarpus tidak menghunjuk kepada atau mengutip dari Injil Yohanes dalam suratnya kepada orang Filipi, tapi ini tidak berarti bahwa dia tidak kenal Injil ini. Satu-satunya penolakan terhadap kepenulisan oleh rasul Yohanes datang dari suatu kelompok yang dikenal dengan nama Alogoi, yang rupa-rupanya adalah suatu kelompok pecahan kecil di Roma. Pandangan mereka ditolak oleh Hyppolytus yang menulis pembelaan atas Injil Yohanes. Tidaklah mudah memastikan sejarah Yohanes sebelum Irenaeus. Tapi tentunya Injil Yohanes telah dianggap selaku kitab yang berwibawa untuk waktu yang cukup lama jika ditempatkan secara tak tertampkk pada taraf yang sama dengan ketiga injil lainnya selaku bagian dari Injil yang rangkap empat. (2) Beberapa pertimbangan yang bersumberkan isi Injil Yohanes memperkuat, walaupun tidak memastikan kebenaran tradisi, sebagaimana misalnya: Yohanes 19:35, "Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebesaran, supaya kamu juga percaya." Yohanes 21:24, "Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar." Walaupun seluruh hunjukan ini dipahami secara berlainan oleh sementara ahli-ahli, namun adalah masuk akal untuk melihat ayat-ayat ini selaku tuntutan penulis sendiri bahwa ia adalah saksi mata. Lagipula, Yohanes, anak Zebedeus, tidak disinggung dalam Injil ini, sedangkan Yohanes Pembaptis hanya disebut Yohanes, tanpa penjelasan selanjutnya. Hal ini pastilah lebih dapat dipahami jika penulis adalah Yohanes anak Zebedeus. Suatu pertimbangan selanjutnya ialah sebutan tanpa menyebut nama tentang "murid yang dikasihi Yesus", yang mungkin merupakan hunjukan kepada Yohanes, rasul itu. Beberapa orang menyanggah bahwa Yohanes menggambarkan dirinya dengan cara ini dan lebih cenderung memandang ini selaku bukti bahwa rasul 'bukanlah' penulis. Sementara orang lain memahami "murid yang dikasihi" itu sebagai Lazarus atau salah seorang pengikut lainnya dari Yesus. Tidaklah mungkin untuk sama sekali pasti, tapi hubungan dekat murid tersebut dengan Petrus menunjang pandangan, bahwa ia adalah Yohanes. Pandangan ini ditunjang pula dengan beberapa hunjukan yang menunjukkan hubungan
Jurnal Teruna Bhakti, 2019
The issue of Christology from time to time is one very interesting theological topics to be discussed, both in intellectual circles, even church leaders in communities grow together in a group of local churches. The spread understanding or information about Christology are numerous and easy to find, therefore believers should to select sources so as not to cause a false understanding that led to the loss of the substance of Christology. It's inevitable that people who are in this modern era of greatly affect the issue and the development of Christology. This discussion includes the concept Christology from the Bible, and then outlines how where fathers or figures of Christian thinkers to formulate it in a Christian doctrine that Christians are ultimately used in the history of Christianity. Christology that comes from understanding the Bible is acceptable and justified by the believer. In particular, in the Gospel of John is very fullgar when talking about Christology, both His nature as well as the work of God and man and his mission for the salvation of mankind.
Jurnal Filsafat dan Teologi Katolik
Sebagai seorang Pujangga Gereja dan mistikus yang agung, Santo Yohanes dari Salib dikenal melalui tulisan-tulisannya yang dapat menjadi tuntunan pada pengalaman persatuan dengan Allah. Dapat dicermati bahwa Kitab Suci menjadi dasar dan sumber utama di dalam hidup dan karya-karyanya. Oleh karena itu, timbul pertanyaan, bagaimana hubungan antara ungkapan dari pengalaman rohani yang ia alami dengan ungkapan-ungkapan Kitab Suci yang ia gunakan? Tulisan ini menyampaikan tinjauan tentang pemahaman dari Santo Yohanes dari Salib dan penggunaan Kitab Suci dalam karya-karyanya. Adapun bahasa Kitab Suci, yang dikenali oleh orang yang memiliki hidup batin, tidak memiliki kesan subjektif, sehingga mampu memberikan pandangan dan saran. Dengan demikian, dalam karya-karyanya penggunaan Kitab Suci menjadi sarana yang tidak tergantikan dari pengalaman rohani mendalam yang hendak ia sampaikan.
Manna Rafflesia, 1970
This paper wants to explain the Divinity of Jesus Christ according to the Gospel of John. This writing begins with the problematic present, namely the emergence of misconceptions about the person of Jesus Christ, such as the understanding of the Gnostic and pluralist groups today. To evaluate the wrong understanding needs a solid foundation, which is the gospel. The very gospel which deals with the person of Jesus Christ is the Gospel of John. With an explanation of the Divinity of Jesus Christ provides protection and answers to those who ask who Jesus Christ is.
STT Indonesia Jakarta, 2021
Injil Yohanes menghadirkan kaum perempuan dengan positif, dan kaum perempuan memainkan peran yang sangat penting dalam cerita.Dalam episode misionaris ini sang penginjil membuat perempuan menjadi pusat karakter cerita. Ini adalah salah satu teks dalam Injil di mana masalah perempuan secara terbuka dimunculkan dengan karakter dan tanggapan dari Yesus. Hal ini tidak hanya merefleksikan kenyataan sosial-budaya dari masyarakat Yohanes tetapi juga aspirasi-aspirasi dan pergumulan-pergumulan perempuan dalam mewujuskan misi Allah. Perempuan Samaria sebagai contoh rekan dialog yang kritis dan kreatif bersama Yesus yang dengan aktif berpartisipasi dalam pelayanan apostolik dapat menjadi model bagi perempuan masa kini. Hal ini nyata karena episode ini menantang pengkajian akan pemahaman Gereja, sehingga pemahaman akan terfokus pada kehadiran Allah yang memimpin kepada kepenuhan dan outentik kemanusiaan baik perempuan dan laki-laki
Abstrak. Aktivitas dan perilaku sosial masyarakat dibulan Ramadan telah berubah seperti meningkatnya pola konsumsi makanan, aktivitas ekonomi dan aktivitas sosial masyarakat sehingga diduga mempengaruhi kimia-fisika lingkungan, total Coliform dan kualitas perairan. Tujuan penelitian ini mengetahui (i) perubahan kualitas perairan berdasarkan kimia-fisika perairan, total Coliform dan fekal Coliform dan (ii) mengetahui hubungan parameter kimia-fisika perairan terhadap fekal Coliform di periode sebelum, saat dan setelah Ramadan. Penelitian ini dilakukan di Situ Gintung pada periode sebelum, saat dan setelah Ramadan tahun 2016 (1437 Hijriah). Kimia-fisika perairan tidak berbeda nyata (ANOVA, p >0.05) kecuali total dissolved solid (TDS) dan electrical conductivity (EC) berbeda nyata (ANOVA, p < 0.05) di semua periode. Nilai total Coliform di semua periode Ramadan >1100 MPN/100 mL. Kualitas perairan Situ Gintung berada di luar baku mutu air kelas I berdasarkan total Coliform di semua periode Ramadan. Hasil CCA (Canonical Correspondence Analysis) menunjukkan bahwa keberadaan kelompok fekal Coliform yaitu Salmonella dipengaruhi EC dan TDS, Escherichia coli dipengaruhi kecerahan dan Proteus tidak dipengaruhi semua parameter. Proteus dan E. coli mengalami peningkatan jumlah selama periode Ramadan dimana jumlah Salmonella tertinggi pada saat Ramadan. Perbedaan kimia-fisika perairan (EC dan TDS), total Coliform dan kualitas perairan Situ Gintung mengindikasikan telah dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat pada semua periode. Abstract, Social of activities and behavior in Ramadan was changed such as food consumption patterns increasing, economic and social activities of society where it is suggested influence the chemical and physical of environmental, total Coliform, and water quality. The aims of the study were to determine (i) water quality depends on the parameter of chemical and physical waters, total Coliform, and fecal Coliform and (ii) correlation between of waters chemical and physical with Coliform fecal in before, during and after Ramadan periods. The study was conducted in Situ Gintung on before, during, and after Ramadan periods (2016/1437
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Missio Ecclesiae /Missio Ecclesiae, 2024
el-Moona: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, 2023
Journal of Fatwa Management and Research