Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
9 pages
1 file
menelaah perbedaan budaya
Manusia dalam ajaran agama diciptakan terdiri dari beragam suku dan bangsa yang kesemuanya itu ditujukan untuk saling mengenal budaya, adat istiadat, cara beribadah, cara bermuamalah dan sebagainya. Di Indonesia saja terdiri atas beragam suku yang mendiami pulau-pulau yang bertebaran di seluruh pelosok Indonesia. Belum lagi penduduk dunia yang dihuni milyaran manusia juga terdiri dari berbagai suku, bangsa, agama, dan bahasa. Kesemuanya memiliki cara pandang dan cara hidup yang berbeda antara satu dengan lainnya. Namun, tidak selamanya keragaman budaya, agama, dan bahasa dapat berjalan beriringan, adakalanya terjadi gesekan-gesekan kecil maupun besar yang apabila tidak diselesaikan akan menjadi masalah yang lebih besar. Maka dari itu konseling dibutuhkan sebagai solusi atas permasalahan yang timbul. Terlebih lagi yang dihadapi konselor terdiri dari manusia yang berbeda latar belakang budayanya. Karenanya, konselor lintas budaya harus memiliki karakteristik tertentu yakni, pertama: konselor lintas budaya harus sadar terhadap nilai-nilai pribadi yang dimilikinya, kedua, konselor lintas budaya harus sadar terhadap karakteristik konseling secara umum, ketiga, konselor lintas budaya harus mengetahui pengaruh kesukuan, dan mereka harus mempunyai perhatian terhadap lingkungannya, keempat, konselor lintas budaya tidak boleh mendorong seseorang klien untuk memahami Suwarni 118 KONSELING RELIGI: Jurnal Bimbingan Konseling Islam budayanya (nilai-nilai yang dimiliki konselor), dan kelima, konselor lintas budaya dalam melaksanakan konseling harus mempergunakan pendekatan eklektik.
Bagaimana 'Budaya Populer' itu terbentuk dan hadir ditengah-tengah kita?
Abstrak Jika di era orde lama, kon ik horisontal lebih dominan akibat pertentangan ideologis, sementara era Orde Baru lebih pada perebutan sumber ekonomi, maka di era reformasi sumber kon ik semakin variatif dan kompleks. Kini sumber kon ik tidak saja karena keduanya, tetapi dampak integrasi budaya asing dengan kebudayaan sendiri telah menjadi sumber kon ik yang melengkapi dinamika kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Tidak semua anggota masyarakat mampu melakukan adopsi dan adaptasi dengan gencarnya kebudayaan baru yang masuk ke Indonesia. Pergesekan antara mereka yang menerima dan menolak kebudayaan baru di era reformasi menjadi sumber kon ik horisontal baru yang penting didiskusikan secara lebih luas. Kata Kunci: konflik antar budaya, budaya populer, pembangunan sosial. Abstract While ideological incompatibility became the main issue to trigger some horizontal conô icts during the era of the Old Order, and economic resources drove to most conô icts in the New Order era, horizontal conflicts has now been becoming more varied and complicated in nature since the Reformation era. The sources of conô ict are not only driven by ideology and economic resources, as the ô rst two regimes displayed, but also emerging from cultural aspect especially the clash of the integration of foreign and local cultures. Given this sophisticated reality, horizontal conô ict generates a more dynamic social condition in Indonesia. It is generally accepted that individuals within particular society has different attitude toward different culture, this in turn gives rise to a new feature of horizontal conô ict in Indonesia especially after Reformation onwards.
Muhammad Fadhlurrahman, 2019
Indonesia terdiri dari ribuan suku, dari setiap suku menghasilkan begitu banyak budaya. Budaya bangsa ini bisa sebagai tantangan dan juga bisa sebagai peluang dalam kehidupan keberagaman.
KOMPAS, RUBRIK OPINI, 8 Juli 2023
Salah satu faktor pendorong yang berkontribusi pada persistensi antraks adalah perilaku masyarakat. Penting untuk menerapkan pengendalian antraks dengan mempertimbangkan faktor sosial budaya, dan perilaku Masyarakat.
Sherly Anggraini , 2022
Toleransi merupakan sikap menghargai sesame yang berbeda suku, ras, agama, maupun budaya. Sikap toleransi sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Yang artinya terdiri dari banyak pulau dan hal tersebut menjadikan negara Indonesia memilik berbagai suku, budaya, dan adat masing-masing. Dengan itu, harus adanya toleransi di Indonesia agar Indonesia tetap bersatu dan tidak terpecah belah. Manfaat dari toleransi yaitu menjaga keharmonisan masyarakat. Sikap toleransi dapat menjaga hubungan masyarakat agar tetap harmonis di tengah perbedaan, mencegah terjadinya perpecahan akibat banyaknya perbedaan, menyatukan perbedaan, dan meningkatkan perdamaian. Terjadinya perpecahan yang dapat merugikan masing-masing individu dalam melakukan aktivitas sosialnya. Toleransi diciptakan untuk saling melengkapi dan menyatukan perbedaan karena perbedaan berpotensi menyebabkan konflik.
Kata Bhinneka Tunggal Ika sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit. Kata tersebut berasal dari kitab Sutasoma karya Empu Tantular. Dalam kitab itu tertulis Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Artinya berbeda-beda, tetapi tetap satu jua. Selanjutnya kata Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan bangsa Indonesia, yang tertulis pada lambang negara Burung Garuda Pancasila. Pada perisai dada Burung Garuda Pancasila terdapat gambar-gambar yang melambangkan sila-sila Pancasila. Burung Garuda Pancasila berwarna kuning emas menghadap ke samping kanan, mencengkeram pita yang bertuliskan semboyan negara. Gambar 4.1 Lambang Negara Indonesia. Keanekaragaman suku bangsa Indonesia.
2021
Research on cultural diversity as the identity of Tualang people in playing kompang music, is the development of previous kompang music research. In finding the identity of tualang people must start things for themselves, certainly not easy in the discovery of that identity, as a characteristic of heterogeneous areas. The purpose of maintaining the existence of kompang music for the Tualang community as a binding solidarity of the community area. Data is collected through observation, field research, interviews, and documentation. Analyzed with qualitative descriptive techniques, interpretative analysis. Interviews were conducted by purposive sampling. The result of the study : the context of kompang music in Tualang community, namely at wedding celebrations, aqiqah, welcoming party for important guest, festival events and religious celebrations. Its exixtence is seen inthe development of kompang music area in Tualang area. The concept of kompang music is inseperable from the philo...
Nanang Aris Kurniyawan, 2024
Tulisan ini mengangkat pengalaman pribadi penulis dalam perjumpaan budaya antara Jawa dan Batak, yang diwarnai dengan pergulatan dan penyesuaian diri terhadap lingkungan baru. Kehadiran di Tanah Batak sebagai bagian dari tugas pastoral tidak hanya membawa tantangan bahasa dan pola pikir, tetapi juga memperkaya pemahaman tentang kehidupan dan relasi antarbudaya. Penulis mengalami proses belajar berbahasa Batak Karo dan Toba, serta harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan masyarakat setempat yang berbeda dari budaya Jawa. Pergeseran dalam cara berpikir dan keterbukaan dalam berkomunikasi menjadi bagian penting dari transformasi diri. Konflik budaya, seperti perbedaan dalam tata krama atau pola interaksi sosial, mengajarkan pentingnya keterusterangan dan penerimaan dalam menjalin hubungan. Tulisan ini menegaskan bahwa perjumpaan budaya adalah proses yang mengubah, memperkaya, dan memberikan makna baru dalam hidup. Dengan bersikap terbuka dan berdialog, pengalaman budaya yang berbeda dapat menjadi sarana pembelajaran dan memperluas wawasan hidup.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Mediator: Jurnal Komunikasi
JURNAL SIMBOLIKA: Research and Learning in Communication Study, 2020
Jurnal Ilmiah Media Engineering, 2011
Purwadita : Jurnal Agama dan Budaya, 2021
Jurnal Kewarganegaraan, 2021
DIALEKTIKA: JURNAL BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA