Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
10 pages
1 file
pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi dan memsesasikan sesuatu stimulus, hasil persepsi, atensi, dan sensasi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu lain.karena persepsi dan sensasi bersifat individual. Yang lebih jelasnya, atensi dan sensasi mempengaruhi persepsi, jadi keduanya saling berhubungan satu sama lain B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka didapat rumusan masalah: 1. Apa konsep, sensasi, atensi, dan memori? 2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pemprosesan informasi? 3. Bagaimana pemanfaatan informasi dalam belajar? 4. Bagaimana proses terjadinya lupa? 5. Apa faktor penyebab lupa dan apa kiat menguranginya? C. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Mengetahui konsep sensasi, atensi, persepsi, dan memori. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemprosesan informasi. 3. Mengetahui pemanfaatan pemprosesan informasi dalam belajar. 4. Mengetahui bagaimana proses terjadinya lupa 5. Mengetahui faktor lupa serta kiat mengurangi lupa. Kelompok 7 1
Abad dua puluh satu telah memberikan babak baru dalam perubahan tatanan dunia saat ini, hal ini ditandai dengan munculnya revolusi teknologi informasi, yang telah memberikan bonus ledakan informasi (information explosion) sehingga terjadi perubahan yang revolusioner dan sangat cepat dalam bidang akses dan pengembangan teknologi informasi. Data tidak hanya sebatas kumpulan tulisan atau lambang-lambang yang dapat diabaikan begitu saja. Data diorganisasikan atau diolah menjadi sesuatu yang mempunyai nilai bagi penggunanya, baik organisasi, lembaga atau pihak lainnya, yang berbentuk informasi. Informasi ditangan seorang pengelola informasi, baik itu pustakawan maupun arsiparis merupakan sumber yang dapat dikelola sehingga mempunyai nilai bagi penggunanya atau pihak-pihak yang membutuhkannya. Globalisasi menjadi bahasa yang mendunia baik itu dalam bidang perekonomian, industri, dan perdagangan. Globalisasi juga telah menjadikan informasi sebagai salah satu sumber daya yang sangat berharga sehingga mempunyai nilai di mata pihak yang memerlukannya dan menggunakannya. Hal itu dikarenakan informasi menjadi sebuah elemen yang sangat penting bagi organisasi ataupun pihak-pihak tertentu, untuk meraih dan memenangkan peluang-peluang baru bagi kegiatan-kegiatan opersional dan bisnis dalam persaingan global. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa informasi merupakan aset strategis bagi tiap organisasi atau pihak-pihak tertentu yang membutuhkan dan memilikinya. Dalam era globalisasi, dengan sarana teknologi komunikasi yang canggih, informasi telah mengubah dunia. Sebagaimana menurut laksmi1 informasi bukan memperbudak dunia, melainkan menjadi sesuatu yang sangat berharga. Keberlimpahan dan kemudahan akses informasi menghilangkan jarak dan mempersingkat waktu seseorang di satu belahan bumi untuk memperoleh informasi atau mengetahui peristiwa yang sedang terjadi di belahan bumi lainnya. Jadi tidak ada masalah dengan geografi. Komunikasi yang lancar tersebut otomatis memperlancar perdagangan dunia, dengan demikian dapat dikatakan bahwa masyarakat yang kaya informasi, tingkat perekonomiannya juga tinggi. ekonomi tinggi memunculkan kehidupan sejahtera.
Istilah keterbukaan/transparansi dalam bentuk konteks pendidikan, sangatlah jelas yaitu kepolosan apa adanya, tidak bohong, jujur dan terbuka terhadap publik tentang apa yang dikerjakan oleh sekolah, dimana data yang dilaporkan sekolah mencermikan realitas yang sebenarnya dan setiap perubahan harus diungkapkan secara sebenarnya dan dengan segera kepada semua pihak yang terkait. Sifat terbuka mengandung dua hal, melakukan berbagai perubahan secara internal dengan maksud untuk menyesuaikan dengan lingkungannya dan sistem terbuka ini tidak hanya bagi lingkangannya melainkan juga bagi dirinya sendiri. Sekolah perlu memiliki informasi yang jelas tentang keseluruhan program yang netral dan transparan, karena dari informasi tersebut seseorang akan mengetahui kondisi sekolah. Keterbukaan manajerial kepala sekolah/madrasah dalam penelitian ini adalah sifat yang dimiliki oleh perasaan teloransi dan keterbukaan hati kepala sekolah/madrasah yang diwujudkan dengan sikap jujur, rendah hati, adil, serta mau menerima pendapat dan kritik dari orang lain dalam melaksanakan kemanajerialan di sekolah/madrasah dan tidak menutupi apa yang dikerjakannya sehingga menjadi jelas, mudah dipahami dan tidak di sangsikan lagi kebenarannya. Dalam panangan islam menyebarkaan informasi atau kabar baik adalah termasuk amal baik. Berbagi kabar baik atau infomasi dapat melapangkan dada dan memberikan kebahagiaan kepada sesama muslim dan akan mempererat tali persaudaraan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian keterbukaan informasi sangatlah penting bagi pihak-pihak terkait dalam lembaga-lembaga pendidikan.
Pemahaman didefinisikan proses berpikir dan belajar. Dikatakan demikian karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berpikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan cara memahami. Dalam Taksonomi Bloom, pemahaman adalah kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak dipertanyakan sebab untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal. Pemahaman dalam pembelajaran adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hapal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan. Ranah kognitif menunjukkan adanya tingkatan-tingkatan kemampuan yang dicapai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Dapat dikatakan bahwa pemahaman itu tingkatannya lebih tinggi daripada sekedar pengetahuan.
itine suritin, 2019
Sebagai tugas akhir modul 3 tentang pengorganisasian informasi atau pengetahuan dalam ingatan manusia
Adapun isi dari makalah ini adalah : BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari: Latar Belakang , Rumusan Masalah , Tujuan Penulisan BAB II PEMBAHASAN, terdiri dari: Pengertian Aplikasi Komputer , Macam-Macam Cara Pembelajaran , Implikasi Teknologi Informasi Pada Pendidikan Kejuruan, Aplikasi Komputer yang Digunakan dalam Dunia Pendidikan , Dampak Positif dan Negatif Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Bidang Pendidikan BAB III PENUTUP, terdiri dari: Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan cyber telah mengubah pola dan tata hubungan antar masyarakat maupun antara masyarakat dengan pemerintah. Pada era informasi sekarang ini penerapan teknologi informasi telah pula wajib dilakukan di instansi pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu, pemerintah juga dituntut untuk melakukan reformasi dalam penyelenggaraan pemerintahannya, termasuk dalam pelayanan kepada publik, yang berbasis teknologi informasi tersebut. Dalam konteks di atas, beberapa tahun terakhir ini pemerintah telah memanfaatkan kemajuan teknologi dalam berbagai aktifitasnya, di antaranya dalam pelayanan publik berbasis teknologi informasi. Di Indonesia teknologi informasi telah mendapat perhatian Pemerintah melalui penerapan electricgovernment (e-government) dan telah memperoleh komitmen atau dukungan yang kuat melalui Instruksi Presiden R.I Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government. Terkait dengan pembangunan sebuah Sitem Informasi Manajemen (SIM) di Indonesia, pada hakekatnya pernah dicetuskan pada awal dekade 1990-an. Dalam Tap MPR RI Nomor II/MPR/1993 tentang GBHN, diamanatkan pentingnya pengembangan sistem informasi dalam berbagai sektor yang sejalan dengan upaya untuk terus meningkatkan terciptanya jaringan informasi yang andal, efisien serta mampu mendukung
PENDAHULUAN Belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku seseorang dalam situasi tertentu yang disebabkan oleh " pengalaman berulang " terhadap situasi tersebut. Dalam tinjauan psikologi kognitif belajar diartikan sebagai The process of acquiring knowledge (proses memperoleh pengetahuan).[1] Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman hidup yang dialami oleh si pelajar agar menjadi mandiri. Belajar erat kaitannya dengan pengembangankognitif (penguasaan intelektual), afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) danpsikomotorik (keterampilan bertindak atau berprilaku). Dalam pandangan pakar psikologi belajar kognitifis, keberhasilan belajar di ukur oleh kematangan kognisi si pelajar, dalam hal ini otak sebagai organ tubuh yang berkaitan dengan intelejensi, menjadi sangat dominan sebagai pusat memori.[2] Teori pembelajaran pemrosesan informasi adalah bagian dari teori belajar sibernetik. Secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik adalah pengolahan informasi.[3] Dalam teori ini, seperti psikologi kognitif, bagi sibernetik mengkaji proses belajar penting dari hasil belajar, namun yang lebih penting dari kajian proses belajar itu sendiri adalah sistem informasi, sistem informasi inilah yang pada akhirnya akan menentukan proses belajar. Teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Asumsi ini didasarkan pada suatu pemahaman yaitu cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Dengan penjelasan saat seorang siswa dapat memperoleh informasi dengan satu proses dan siswa yang lain juga dapat memperoleh informasi yang sama namun dengan proses belajar yang berbeda. Pemrosesan informasi itu sendiri secara sederhana dapat diartikan suatu proses yang terjadi pada peserta didik untuk mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi tersebut dengan inti pendekatannya lebih kepada proses memori dan cara berpikir. Dalam teori pemrosesan informasi, terdapat beberapa model mengajar yang akan mendorong pengembangan pengetahuan dalam diri siswa dalam hal mengendalikan stimulus yaitu mengumpulkan dan mengorganisasikan data, menyadari dan memecahkan masalah, mengembangkan konsep sehingga mampu menggunakan lambang verbal dan non verbal dalam penyampaiannya. Bahkan orientasi utama pada modelnya mengarah kepada kemampuan siswa dalam mengolah, menguasai informasi sehingga dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang akan didapatkannya. Terlepas dari kekurangan dari makalah ini, penulis telah berusaha menyajikan pemahamannya tentang teori pemrosesan informasi yang dikembangkan oleh Robert Mills Gagne.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
TEKNOLOGI INFORMASI DI BIDANG PENDIDIKAN, 2018
Baca: Jurnal Dokumentasi dan Informasi, 2012
Artikel Bimbingan dan Konseling oleh Angel Felicia, 2022
Media pembelajaran TIK, 2023