Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2020
…
13 pages
1 file
Media is one of the important needs for the community, but the media has an effect on the community both directly and indirectly. In Media Effects Theory three paradigms are used by the media to find out the effects of these media. The first paradigm, called the powerful effects paradigm (Direct Effects Models), the media is said to have enormous power so that members of the isolated and anonymous audience of this mass audience will surrender immediately. The second paradigm is the minimalist effect or the limited effects paradigm (Limited Effects Models), the media seen in audience control over selectivity. The third paradigm of cumulative effects (Cumulative Effects Models), the community has too much potential for media in limited exposure. At present, the research on the theory of media effects has developed sufficiently to the extent of several specific sub-areas of research Key word : Theory of media effects
Peran Media dalam Kehidupan Sosial Peran media dalam kehidupan sosial, terutama dalam masyarakat modern (era globalisasi) tidak ada yang menyangkal, menurut McQuail dalam bukunya Mass Communication Theories (2000 : 66), ada enam perspektif dalam hal melihat peran media: Pertama, melihat media massa seabagai window on event and experience. Media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi di luar sana. Atau media merupakan sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa. Kedua, media juga sering dianggap sebagai a mirror of event in society and the world, implying a faithful reflection. Cermin berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa adanya. Karenanya para pengelola media sering merasa tidak "bersalah" jika isi media penuh dengan kekerasan, konflik, pornografi dan berbagai keburukan lain, karena memang menurut mereka faktanya demikian, media hanya sebagai refleksi fakta, terlepas dari suka atau tidak suka. Padahal sesungguhnya, angle, arah dan framing dari isi yang dianggap sebagai cermin realitas tersebut diputuskan oleh para profesional media, dan khalayak tidak sepenuhnya bebas untuk mengetahui apa yang mereka inginkan. Ketiga, memandang media sebagai filter, atau gatekeeper yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Media senantiasa memilih isu, informasi atau bentuk content yang lain berdasar standar para pengelolanya. Di sini khalayak "dipilihkan" oleh media tentang apa-apa yang layak diketahui dan mendapat perhatian. Keempat, media acapkali pula dipandang sebagai guide, penunjuk jalan atau interpreter, yang menerjemahkan dan menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian, atau alternatif yang beragam. Kelima, melihat media sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkin terjadinya tanggapan dan umpan balik. Keenam, media sebagai interlocutor, yang tidak hanya sekadar tempat berlalu-lalangnya informasi, tetapi juga partner komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif. Pendeknya, semua itu ingin menunjukkkan, peran media dalam kehidupan sosial bukan sekedar sarana diversion, pelepas ketegangan atau hiburan, tetapi isi dan informasi yang disajikan, mempunyai peran yang signifikan dalam proses sosial. Isi media merupakan konsumsi otak bagi khalayaknya, sehingga apa yang ada di media akan mempengaruhi realitas subjektif pelaku interaksi sosial. Gambaran tentang realitas yang dibentuk oleh isi media inilah yang nantinya mendasari respon dan sikap khalayak terhadap berbagai objek sosial. Informasi yang salah dari media akan memunculkan gambaran yang salah pula terhadap objek sosial itu. Karenanya media dituntut menyampaikan informasi secara akurat dan berkualitas. Kualitas informasi inilah yang merupakan tuntutan etis dan moral penyajian media. Globalisasi Media dan Dampaknya pada Indonesia sebagai Negara Berkembang Bertolak dari besarnya peran media dalam mempengaruhi pemikiran khalayaknya, tentulah perkembangan media di Indonesia pada akan datang harus dipikirkan lagi. Apalagi menghadapi globalisasi media yang tak terelakan lagi. Globalisasi media merupakan proses yang secara alami terjadi, sebagaimana jatuhnya sinar matahari, sebagaimana jatuhnya hujan atau meteor. Pendekatan profesional menjadi kata kunci, masalah dasarnya mudah diterka. Pada titik-titik tertentu, terjadi benturan antar budaya dari luar negeri yang tak dikenal oleh bangsa Indonesia. Jadi kekhawatiran besar terasakan benar adanya ancaman, serbuan, penaklukan, pelunturan karena nilai-nilai luhur dalam paham kebangsaan. Imbasnya adalah munculnya majalah-majalah Amerika
Abstrak : Kajian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dan hubungan yang wujud antara media elektronik dengan keruntuhan akhlak pelajar. Fokus kajian meliputi pemerhatian terhadap kandungan bahan-bahan yang ditayangkan, penayangan waktu siaran, pemantauan ibu bapa, dan penampilan personaliti televisyen. Kajian ini dijalankan di Fakulti Pendidikan Universiti Teknologi Malaysia, Skudai. Satu set soal selidik yang mengandungi 33 item telah diedarkan kepada 91 responden daripada tiga kursus yang dipilih sebagai responden kajian. Walau bagaimanapun, hanya 87 responden yang mengembalikan. Ianya dianalisis secara deskriptif bagi mendapatkan nilai kekerapan, peratusan, dan min dengan menggunakan Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 13.0 for Windows. Hasil kajian rintis menunjukkan nilai Cronbach's Alpha 0.808. Secara keseluruhannya, dapatan kajian menunjukkan bahawa kecenderungan responden terhadap permasalahan akhlak membabitkan pelajar adalah sederhana iaitu pada tahap min 3.50. Di samping itu, kandungan bahan-bahan yang ditayangkan, penayangan waktu siaran, pemantauan ibu bapa, dan penampilan personaliti televisyen berada pada tahap min yang sederhana iaitu masing-masing 3.50, 3.10, 3.59, dan 3.28. Analisis secara inferensi dilakukan menggunakan pekali korelasi Pearson (r) dan regrasi (r2) untuk melihat hubungan dan pengaruh yang wujud antara kedua-dua angkubah. Faktor-faktor media elektronik memberikan input yang besar terhadap keruntuhan akhlak pelajar berdasarkan kandungan bahan-bahan yang ditayangkan dengan nilai r = 0.925, r2 = 0.855, penayangan waktu siaran dengan nilai r = 0.764, r2 = 0.584, pemantauan ibu bapa dengan nilai r = 0.853, r2= 0.727, dan penampilan personaliti televisyen dengan nilai r = 0.798, r2= 0.637.
2023
This article contains a review of scientific journals related to mass media theories. Packaged in several charts created to make it easier for reviewers and general readers to understand.
Kembali lagi diblog saya.. Pada tulisan ini saya akan membahas tentang "sejarah perkembangan media (media cetak, elektronik, telegram/telegraf, telepon, dan digital)" Adapun tujuan penulisan pada materi ini, yaitu untuk memenuhi tugas pada mata kuliah perkembangan teknologi komunikasi.
Berbicara sosial media sekarang ini memang sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat,
ABSTRAK Kewujudan bahan-bahan negatif dari majalah hiburan (dari dalam atau luar negeri), suratkhabar hiburan, VCD, TV, radio serta internet telah menimbulkan masalah yang begitu serius kepada perkembangan remaja masa kini. Hasil dari perkembangan dan kemajuan teknologi dan kemudahan asas yang sempurna, kesan dan pengaruh media massa bukan sahaja dirasai oleh remaja di kawasan bandar, malah ianya turut melibatkan golongan remaja dikawasan luar bandar. Objektif utama kertas kerja ini adalah untuk membincangkan satu kajian yang telah dijalankan di daerah Sabak Bernam, Selangor. Objektif kajian ini antaranya ialah untuk mengenal pasti tahap pendedahan media massa di kalangan pelajar-pelajar luar bandar, mengenal pasti jenis-jenis kandungan dalam media yang memberi kesan positif dan negatif kepada nilai dan akhlak mereka, mengkaji pegangan nilai akhlak pelajar-pelajar, dan menganalisa hubungan pendedahan media massa dan minat pelajar terhadap kandungan media massa dengan pegangan nilai akhlak mereka. Kajian ini menggunakan satu set borang soal selidik dan diedarkan kepada 61 pelajar-pelajar Tingkatan 5 yang dikategorikan sebagai golongan fakir miskin di daerah Sabak Bernam, Selangor. 1. Pendahuluan Secara umumnya, masyarakat telah mengetahui sepintas lalu tentang gejala sosial atau masalah-masalah keruntuhan akhlak yang sedang wujud dalam umat Islam di negara ini. Walaupun gejala sosial ini wujud juga di kalangan masyarakat bukan Islam, tetapi apa yang lebih menonjol ialah permasalahan di kalangan umat Islam Permasalahan ini tidak boleh dikesampingkan begitu sahaja dan perlu dihadapi dan ditanggani oleh masyarakat Islam dengan penuh hikmah dan bijaksana. Hampir setiap hari kita juga dilaporkan oleh media dengan permasalahan sosial yang`biasa' berlaku seperti rogol, lari rumah, seks bebas, sumbang mahram, dadah, ponteng, dera dan kes pukul. Isu gejala sosial telah mendapat
Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kegiatan interaksi dan komunikasi. Komunikasi merupakan bagian integral kehidupan manusia, apapun statusnya di masyarakat. Komunikasi adalah hubungan antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari tidak di sadari bahwa komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, paling tidak ia sudah berhubungan dengan lingkungannya. Wilbur schram menyatakan bahwa luas sempitnya ruang kehidupan seseorang, yang awalnya ditentukan pada kemampuan baca tulis, selanjutnya ditentukan oleh seberapa banyak ia bergaul dengan media massa. Artinya media memiliki pengaruh yang segnifikan pada kehidupan manusia. Dengan adanya pengaruh media massa yang di timbulkan kepada masyarakat, pasti akan banyak efek yang di timbulkan dari efek afektif, efek kognitif, hingga efek behavioral, untuk itu penulis akan menjabarkan berbagai efek yang di timbulkan oleh media massa. Paul lazarsfeld dan Robert K Merton telah mengidentifikasi empat sumber keprihatinan masyarakat terhadap media massa. Pertama, banyak orang khawatir akan ubiquity atau sifat hadir di mana-mana. Kedua, sebagian orang merasa takut bahwa kelompok-kelompok dengan kepentingan ekonomi dapat mengunakan media massa untuk menjamin ketundukan masyarakat pada status quo sosial dan ekonomi. Ketiga, melayani khalayak luas para kritikus dapat menyebabkan kemerosotan cita-rasa estetis dan standar budaya populer. Akhirnya, sebagian orang mengkritik media massa karena menghilangkan sukses sosial yang merupakan jeripayah para pembaharu selama puluhan tahun. Teknologi secara fungsional telah menguasai masyarakat, bahkan pada fungsi yang substansial, mengatur beberapa sistem norma di masyarakat, umpamanya sistem lalu lintas di jalan raya, sistem komunikasi, seni pertunjukan, dan sebagainya. Manusia cenderung untuk meniru perbuatan orang, semata-mata karena hal itu merupakan bagian dari sifat biologis mereka untuk melakukan hal tersebut. Semua orang memiliki kecenderungan yang kuat untuk menandingi (menyamai atau melebihi) tindakan sekitarnya (Tarde,1903).
Universitas Pelita Harapan, 2020
Sadar atau tidak, dampak dari media akan mempengaruhi beberapa aspek dalam kehidupan. Salah satu aspek yang turut dipengaruhi dari dampak media ialah dari sisi psikologis.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Nurul Fitriyana Ahmad, 2018
Sadharananikarana: Jurnal Ilmiah Komunikasi Hindu
Nun: Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara
Jurnal Selasar KPI : Referensi Media Komunikasi dan Dakwah, 2021