Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
6 pages
1 file
IHF telah berhasil mengembangkan sebuah model Pendidikan Holistik Berbasis Karakter yang telah diujicobakan dan diterapkan di TK KARAKTER dan SD KARAKTER, serta Semai Benih Bangsa (SBB) sebuah kegiatan TK alternatif milik masyarakat berbagai daerah Indonesia (khusus untuk SBB, telah ada lebih dari 600 lokasi-data November 2008). Model ini telah dibuktikan keberhasilannya dalam mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak melalui sebuah penelitian independen (lihat lampiran).
Artikel ini bertujuan untuk: (1) mengkaji gagasan pembaharuan pendidikan yang diajukan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan serta kiprahnya dalam perjuangan pendidikan pada masa kolonial; (2) mengkaji dimensi pendidikan karakter dalam konsep pendidikan Kyai Haji Ahmad Dahlan sebagai dasar menghadapi situasi pada zamannya; (3) mengkaji lebih lanjut pendidikan karakter berbasis agama menurut Kyai Haji Ahmad Dahlan.
Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT karena hanya dengan nikmat dan karuniaNya-lah, penelitian tentang Model pengembangan pendidikan karakter (studi pada SMP di Kota Samarinda) ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta Salam juga senantiasa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW serta para sahabat dan pewaris risalahnya. Hanya dengan pancarasan syafaat beliaulah, kami mendapatkan pencerahan intelektual. Semoga pencerahan seperti ini bisa kami pertahankan dan gunakan dalam pengembangan keilmuan Islam Dengan segenap kerendahan hati, kami harus akui, bahwa terselesaikannya karya penelitian ini berkat perhatian dan bantuan beberapa pihak. Untuk itu, kami haturkan rasa terima kasih sedalam-dalamnya. Hanya karena merekalah, kami bisa menyelesaikan tugas keilmuan ini dengan baik. Mereka adalah: 1. Rektor IAIN Samarinda, Bapak Dr. H. Mukhamad Ilyasin, M.pd beserta segenap wakil Rektor yang memeberi kesempatan kepada penulis dapat terlibat dalam penelitian ini. 2. Kepala Sekolah SMPN 1 samarinda (Ibu Hj. Iswardati Hudzaifah, M.Pd), Kepala Sekolah SMP Plus Melati (Bapak Saparun Bakar, S.pd.I, MM), dan Kepala Sekolah SMPN 27 Samarinda (Bapak M. Rizal, S.Pd., M.Psi) yang telah memberikan ijin penelitian di sekolah yang pimpinnya serta menajdi teman diskusi serta luangan waktunya untuk menggali data penelitian 3. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Samarinda yang memberikan support sebagai dosen di fakultas yang dipimpinnya. 4. kepala Lembaga penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Samarinda beserta Jajaran nya yang memberikan kesempatan untuk dapat terlibat dalam program penelitian 2015. 5. Segenap civitas akademika IAIN Samarinda baik dosen, karyawan IAIN Samarinda. 6. Segenap orang-orang terdekat dan para sahabat kami, atas bantuan diskusi dan humornya, karya ini bisa terwujud. Selain itu, penulisa yakin masih banyak hal-hal kekurangan pada penelitian ini, untuk itu, penulisa berharap atas saran konstruktif pembaca, khususnya civitas akademika STAIN Samarinda demi perbaikan penelitian ini dan penelitian-penelitian lain di masa yang akan datang. Penulis juga berharap, hasil penelitian ini dapat bermanfaat secara kelembagaan dalam konteks pengembangan pendidikan Karakter dan bermanfaat khususnya bagi prodi PAI dan MPI IAIN Samarinda Samarinda. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bisa bermanfaat, terutama dalam pengembangan kajian pemikiran pendidikan Islam. Amin.
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PANCASILA, 2019
Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan memahami mendiskrpsikan pendidikan karakter berbasis pancasila untuk menjadikan generasi muda menjadi warga yabaik dan cerdas cinta tanah air. Penelitian ini menggunakan meted pendekatan kualitatif. Alat peraga yang digunakan adalah hasil observasi dan analisis data. Dari analisis dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter berbasis pancasila sangat lah penting karena dalam pengembangan Karakter yang sesuai dan ditunjukkan sikap yang berkaitan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, yaitu nilai karakter yang religius, peduli sosial, kemandirian, semangat kebangsaan, demokratis, toleransi, dan disiplin. Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila dalam Proses Pendidikan dilakukan dengan pengembangan pendidikan karakter melalui kegiatan belajar mengajar PENDAHULUAN Masalah masalah mengenai karakter hamper pada setiap elemen yang ada, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat umum, bahkan para pejabat yang merupakan wakil rakyat di pemerintahan. Mengenai karakter Nampak setiap hari melalui prilaku buruknya warga Negara terpapar jelas dari pemberitaan yang ada di berbagai media massa baik cetak maupun
Makalah ini membahas masalah tentang pendidikan karakter. Pendidikan karakter menjadi sorotan perhatian belakangan ini karena mengalami kemunduran yang mengakibatkan kemerosotan moral. Dalam al-Qur'an, karakter menggunakan term "akhlaq" yang diartikan kehendak yang dibiasakan. Kehendak dan kebiasaan menimbulkan kekuatan. Apabila kebiasaan menghasilkan suatu perbuatan baik disebut akhlakul karimah. Pendidikan karakter merupakan usaha secara sengaja untuk membantu pengembangan karakter dengan optimal. Pendidikan karakter tidak bisa hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan atau melatih suatu keterampilan tertentu. Pendidikan karakter perlu proses, contoh teladan, dan pembiasaan atau pembudayaan dalam lingkungan peserta didik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun lingkungan masyarakat. Pendidikan karakter dalam al-Qur'an perlu memperhatikan pentingnya dimensi penanaman akhlak terpuji (akhlakul karimah).
Pendidikan Karakter adalah upaya dalam rangka membangun karakter (character building) peserta didik untuk menjadi lebih baik. Sebab, karakter dan kepribadian peserta didik sangat mudah untuk dibentuk. Secara etimologis karakter dapat dimaknai sesuatu yang bersifat pembawaan yang mempengaruhi tingkah laku, budi pekerti, tabiat, ataupun perangai.
Jurnal Edureligia, 2017
; Pelaksanaan pendidikan karakter di lingkungan pendidikan formal memiliki Pengaruh yang efektif dalam mengatasi fenomena anarkisme, pengenaan kehendak, perkelahian Pelajar, proliferasi pengedar narkoba dan pengguna, krisis lingkungan, krisis moral, dan Berbagai kecenderungan sosial lainnya. Pendidikan formal adalah sistem pendidikan yang terorganisir, terarah, dan terukur. Kurikulum 2013 mengorientasikan dan menekankan pada Penguatan nilai moral, afektif, dan nilai konsep KI-1 (sikap spiritual), KI-2 (Sikap sosial), KI-3 (pengetahuan), dan KI-4 (penerapan pengetahuan). Implementasi dari Pendidikan karakter dalam Kurikulum tahun 2013 dapat dikembangkan dengan mengintegrasikan kognitif, Afektif, dan aspek psikomotor. Selain itu, untuk mendorong dan memfasilitasi realisasi Sinergi antara pendidikan formal, nonformal dan informal, dan mendorong untuk Terus meningkatkan kompetensi dan model peran para pendidik untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013.
Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah untuk manusia. Sebagai agama terakhir Islam dilengkapi dengan seluruh perangkat aturan (hukum) yang mampu menjangkau seluruh manusia di mana pun dan kapan pun. Untuk hal ini Allah menurunkan wahyu sebagai sumber dari segala sumber aturan yang dapat digunakan manusia dalam mengatur segala urusan dan persoalan. Wahyu dimaksud adalah al-Quran yang diturunkan kepada manusia melalui Nabi Muhammad saw. Al-Quran memuat wahyu yang isinya mencakup keseluruhan isi wahyu yang pernah diturunkan kepada para Nabi sebelum Muhammad. Isi al-Quran mencakup keseluruhan aspek kehidupan manusia, mulai dari masalah aqidah, syariah, dan akhlak, hingga masalah-masalah yang terkait dengan ilmu pengetahuan. Sebagai agama samawi terakhir, Islam membawa misi rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi semesta alam) (QS. al-Anbiya' [21]: 107). Artinya, risalah Islam menjangkau seluruh umat manusia di muka bumi ini hingga akhir zaman nanti. Siapa pun yang hidup pada masa Nabi Muhammad saw. dan setelahnya hingga hari akhir kelak, harus menerima risalah Islam. Karena itulah, Islam dijadikan Allah Swt. sebagai satu-satunya agama yang benar (QS. Ali 'Imran [3]: 19 dan 85) dan berlaku hingga akhir zaman nanti. Islam juga agama paling lengkap yang isinya mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik aspek kehidupan dalam keluarga dan di masyarakat, dalam hubungan kenegaraan, maupun hubungan ibadah kepada Tuhan. Untuk semua aspek ini al-Quran menetapkan prinsip-prinsip yang dapat dijadikan acuan dalam kehidupan sehari-hari.
Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education) dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter. Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakanbahwa karakter yang baikdidukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. Bagan di bawah ini merupakan bagan kterkaitan ketiga kerangka pikir ini. 1. Pendidikan Karakter Menurut Lickona Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
Internalizing good character values are a system that enhance whole learning components into students attitude: knowledge, conciousness, and the action to live with the values. It is indicated that, all school components should be worked indeed like curriculum content, process of learning and evaluation, learning conducting, school management, co-curricular, learning mobiler, fund and work ethics. In term of character education, whole learning activity that teacher do must be imitable by the student. Everything about the behavior of teachers should be an example of learners such as in speech, materials, and various other related matters. The purpose of internalizing the values of characters is to shape the personality of students to become good citizens. Abstrak: Internalisasi nilai-nilai karakter yang baik merupakan suatu sistem yang berupaya untuk menanamkan nilai-nilai luhur kepada peserta didik: pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Dalam pelaksanaannya, semua komponen sekolah harus dilibatkan, isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan kokurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan dan ethos kerja seluruh warga sekolah. Dalam pendidikan karakter, segala sesuatu yang dilakukan guru harus mampu mempengaruhi berkembangnya karakter peserta didik dimana guru menunjukan keteladanan. Segala hal tentang perilaku guru/dosen hendaknya menjadi contoh peserta didik, misalnya dalam berbicara, menyampaikan materi, dan berbagai hal terkait lainnya. Tujuan internalisasi nilai-nilai karakter adalah membentuk kepribadian peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik. SEJAK kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan hingga sekarang ini keadaan pendidikan di Indonesia semakin memperlihatkan adanya gejala peningkatan, baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas, sejalan dan seirama dengan meningkatnya pembangunan di segala bidang. Akan tetapi, dengan meningkatnya kualitas pendidikan, meningkatkan masyarakat Indonesia yang berpendidikan, hingga banyaknya alumni pendidikan menjadi
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
MENGENAL PENDIDIKAN KARAKTER ISLAM, 2019
FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, 2018
MOHAMMAD IQBAL ERRIVQI, 2019
Adi Mansah, 2023
BINTANG MAHARANI, 2024
LPPM UNIVERSITAS IBNU CHALDUN, 2018
Metodik Didaktik, 2016
UPT MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat, 2012
Pendidikan Karakter dalam islam, 2024
Annisa Nur Alfiyatin , 2023