Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
31 pages
1 file
Pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia atau upaya membantu manusia agar mampu mewujudkan diri sesuai dengan martabat kemanusiannya. Diartikan sebagai kupasan konseptual terhadap kenyataan-kenyataan kehidupan manusia baik disadari maupun tidak disadari manusia telah melaksanakan pendidikan mulai dari keberadaan manusia zaman primitif sampai dengan zaman modern, bahkan selama masih ada kehidupan di dunia, pendidikan akan tetap berlangsung. Pendidikan merupakan salah satu persoalan penting bagi kemajuan bangsa. Dalam hal ini sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan tempat terjadinya proses pembelajaran. Pembangunan di bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian khusus guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kendala dalam pembelajaran, antara lain para siswa membuat kegaduhan, siswa malas, siswa tidak mampu berkonsentrasi, minat belajar semakin berkurang, sebagian siswa tidak menguasai bahan pelajaran yang telah disampaikan guru, dan masih banyak lagi kendala lain yang harus dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam mempelajari problematika pendidikan terdapat banyak landasan yang dapat digunakan, antara lain berdasarkan landasan filosofis, sosiologis, psikologis, kultural, ekonomi, teknologi, dan landasan yuridis.
MANAJEMEN PENDIDIK DI MADRASAH DINIYAH PONDOK PESANTREN WAHID HASYIM DEPOK SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
SUATU PERSPEKTIF DEGRADASI LINGKUNGAN , 2017
Degradasi lingkungan yaitu runtutan peristiwa dari penurunan mutu lingkungan atau penurunan kemampuan dyaa dukung lingkungan yang diakibaatkan oleh maunusia maupun oleh alam
shopos berarti bijaksana. Jadi filosofis berarti kecintaan terhadap kebijaksanaan. Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis. Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan usaha mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan filosofis tentang : apakah manusia itu ? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan filosofis tersebut, tentunya tidak dapat dilepaskan dari berbagai aliran filsafat yang ada, mulai dari filsafat klasik sampai dengan filsafat modern dan bahkan filsafat post-modern. 1) Hakikat Manusia Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis Barat (Victor Frankl, Patterson, Alblaster & Lukes, Thompson & Rudolph, dalam Prayitno dan Erman Amti, 2004:140) telah mendeskripsikan tentang hakikat manusia sebagai berikut : a. Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya. b. Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya. c. Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri khususnya melalui pendidikan. d. Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidaktidaknya mengontrol keburukan. e. Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji secara mendalam. f. Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri. g. Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri. h. Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri.
PERENCANAAN WILAYAH PERTAHANAN, 2018
Faktor geostrategis ke dalam mengarahkan pembuatan kebijakan pertahanan untuk menciptakan sistem pertahanan yang tangguh yang didasarkan atas konsep unified approach yang mencakup seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Sedangkan faktor geostrategic ke luar memerlukan kebijakan pertahanan untuk mengembangkan kemampuan penangkal yang tangguh melalui pengembangan teknologi pengintaian dan system peringatan dini. Upaya untuk mengatasi kendala tersebut ditentukan dengan adanya aspek legalitas dan kerjasama yang harmonis antara Komando Kewilayahan dan Pemerintah Daerah. Untuk mengatur tata ruang yang berkaitan dengan fungsi pertahanan sebagai bagian dari sistem RTRW Nasional perlu dibuat RTRW Hanrat oleh jajaran Komando Kewilayahan dalam rangka merencanakan, menyiapkan dan mewujudkan sistem pertahanan semesta (Sishanta) pada masa damai
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Landasan bimbingan dan konseling
Ahmad Ridhoni Idham Halid, 2024