Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2020, Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)
…
13 pages
1 file
This article aims to analyse the ideological theory of communism by referring to the history of the early period of thought of Karl Marx and Frederick Engels. From a linguistic perspective, communism is a doctrine of liberating the proletariat to a classless society. In the following period, communism by Lenin, Stalin and Mao Zedong developed into a revolutionary movement and state leadership under the control of the communist party with individual cult theory. Communism has three basic concepts, namely: dialectics, historical materialism and classless. In conclusion, communism has historically evolved as a philosophy of life that emphasizes world materialism with its slogan ‘of each person according to ability, for each person as needed ‘and not just a political ideology that separates religious affairs from state affairs. So according to its nature, communism clearly denies the existence of the afterlife, even denying God in its applicative life. Therefore, the appropriate paradi...
2020
Karya-karyanya dapat dijumpai di sini I. Kepemilikan Bersama dan Waktu Luang MODEL kepemilikan yang berbeda atas alat-alat produksi juga akan mengubah secara radikal penghayatan tentang waktu dalam masyarakat. Dalam Kapital, Volume I, Marx mengungkapkan dengan begitu jelasnya alasan-alasan mengapa dalam kapitalisme 'pemendekan hari kerja adalah […] sama sekali bukan tujuan yang hendak dicapai dalam produksi kapitalis, di mana kerja manusia dijadikan laba dengan meningkatkan produktivitasnya'. Waktu yang sebenarnya tersedia bagi para individu berkat kemajuan sains dan teknologi, pada kenyataannya langsung dikonversikan menjadi nilai-lebih. Sasaran kelas yang berkuasa hanyalah 'pemendekan waktu kerja yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah tertentu komoditas'.
2020
Awaludin Yusuf, "I will paint living people who breath and feel and suffer and love". Karya-karyanya dapat dijumpai di sini I. Di mana dan Mengapa Marx Menulis tentang Komunisme MARX menetapkan bagi dirinya sendiri tugas yang sepenuhnya berbeda dengan kaum sosialis sebelumnya; prioritas mutlaknya adalah 'menyingkapkan hukum gerak ekonomi masyarakat modern'. Tujuannya ialah mengembangkan kritik menyeluruh atas moda produksi kapitalis, yang akan mendukung kaum proletar, subjek revolusioner yang utama, dalam menggulingkan sistem sosial-ekonomi yang ada sekarang. Selain itu, karena ia sama sekali tak berharap untuk menciptakan agama baru, Marx menahan diri untuk tidak mempromosikan gagasan yang menurutnya secara teoretis tidak berfaedah dan secara politis kontra-produktif: model universal masyarakat komunis. Karena alasan inilah, dalam 'Penutup Edisi Kedua' (1873) dari Kapital, Volume I (1867), ia menjelaskan bahwa dirinya tidak punya minat untuk 'menulis resep-resep bagi toko-toko masakan di masa depan'.
Pengelompokan anggota masyarakat berdasarkan divisi kerja merupakan persoalan yang menarik para filsuf sejak dulu. Diskursus mengenai persoalan ini bukan saja dimulai sejak era modern dan industrialisasi pasca-pencerahan. Pada era Yunani Klasik, misalnya, Plato sudah merumuskan bentuk masyarakat idealnya dengan membagi kelas masyarakat berdasarkan profesi: para filsuf sebagai kepala negara atau raja, para tentara sebagai pelindung negara, dan para pekerja (artisan dan unskilled worker) yang berfungsi sebagai produsen barang-barang yang dibutuhkan oleh orang banyak.
2020
Komunisme sebagai Perserikatan Merdeka DALAM Kapital, Volume I, Marx berargumen bahwa kapitalisme adalah suatu moda produksi sosial yang 'terdeterminasi secara historis', di mana produk kerja ditransformasikan menjadi komoditas, dengan akibat bahwa individu-individu hanya dinilai sebagai produsen, dan keberadaan manusia ditundukkan pada kegiatan 'produksi komoditas'. Karenanya, 'proses produksi' telah 'menguasai manusia, bukannya dikontrol olehnya'. Kapital 'tidak peduli sama sekali pada panjangnya kehidupan buruh' dan tidak menganggap penting peningkatan kondisi kehidupan kaum proletar. Kapital 'mencapai tujuan ini dengan memperpendek usia buruh, seperti halnya petani yang serakah mengambil lebih banyak hasil panen dari tanah dengan mencuri kesuburannya'. Dalam Grundrisse, Marx menyebut bahwa dalam kapitalisme, 'karena tujuan kerja bukanlah untuk menghasilkan produk tertentu [dalam hubungan dengan] kebutuhan-kebutuhan spesifik individu, melainkan untuk mendapatkan uang […], kerja keras individu tidak ada batasannya'. Dalam masyarakat yang demikian, 'seluruh waktu seseorang menjadi waktu kerja, dan konsekuensinya ia dijadikan sebagai buruh, ditundukkan untuk bekerja'. Namun ideologi borjuis mempresentasikan kenyataan ini seolah-olah individu-individu yang ada menikmati kebebasan lebih dan dilindungi oleh norma-norma legal yang bersifat adil dan sanggup untuk menjamin keadilan dan kesetaraan. Secara paradoks, meski faktanya perekonomian telah berkembang hingga level tertentu dan memampukan masyarakat untuk hidup dalam kondisi yang lebih baik dibanding sebelumnya, 'mesin paling canggih ini sekarang memaksa buruh untuk bekerja lebih lama, dibanding ketika ia masih menggunakan peralatan-peralatan sederhana'. Sebagai kontras, visi Marx tentang komunisme adalah 'perserikatan individu-individu merdeka, yang bekerja dengan menggunakan alat-alat produksi yang dimiliki bersama, dan mengerahkan tenaga kerjanya dengan kesadaran penuh sebagai satu kekuatan kerja sosial'. Definisi-definisi serupa juga muncul dalam banyak tulisan Marx. Dalam Grundrisse, ia menulis bahwa masyarakat pasca-kapitalis akan dibangun atas 'produksi kolektif'. Dalam Manuskrip-Manuskrip Ekonomi tahun 1863-1867, ia berbicara tentang 'transisi dari moda produksi kapitalis menuju moda produksi perserikatan buruh'.
Millah, 2001
This article explores the relationship be^een Islamand communism in Indo nesia, which couldbe learnt Jrpm thepolitical-ideologicalstruggleofMasyumi and PKI (Indonesian Communist Party) in the parliamentary democracy era.
Jurnal MIMBAR, 2021
Komunisme adalah paham kepemilikan bersama yang diusung oleh Karl Marx. Perkembangan paham komunis meluas sampai kepada system politik yang Nampak dictator terhadap rakyatnya sendiri. Pada keputusan TAP MPRS No. XXV/MPRS/1966 melarang organisasi komunis di Indonesia. Hamka seorang mufassir, cendekiawan tegas nan sopan dalam kitab tafsir Al-Azhar memberikan kritikan terhadap ajaran-ajaran komunis. Adapun pokok ajaran Komunisme adalah falsafah yang berdasarkan materialisme-historis, skeptis terhadap agama dan mengingkari adanya Tuhan, melenyapkan ikatan keluarga dan menjadikan wanita milik bersama, menghapuskan hak milik perseorangan atas alat-alat produksi dan kekayaan, memperjuangkan secara kasar dan melaksanakan cita-citanya dengan sistem diktator-proletar.
ahmad sahroni, 2020
Tentunya terdapat beberapa pertimbangan yang dijadikan dasar bagi pemerintahan negara tertentu untuk memakai salah satu ideologi sebagai ideologi ekonominya. Sama halnya dengan digunakannya ideologi sosialisme dalam kehidupan bernegara ini. Terdapat kelebihan yang menjadikannya berguna sebagai ideologi suatu negara. apa yang menjadi kelebihan dari ideologi, sosialisme dan komunisme. Kelebihan Ideologi Sosialisme Pertama tingkat efisiensi yang tinggi. Kelebihan pertama dari penggunaan ideologi sosialisme sebagai ideologi ekonomi suatu negara ialah adanya tingkat efisiensi yang tinggi dalam kegiatan ekonomi. Kita dapat memahami efisiensi sebagai ketepatan dari penggunaan atau pemanfaatan dari setiap sarana dan prasarana produksi. Faktanya, tingkat efisiensi dalam ideologi sosialisme ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan efisiensi dalam ideologi kapitalisme. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor, yaitu sarana prasarana produksi tidak mengalami tertinggalan dalam kekuatan pasar. Sarana produksi diatur dan dikendalikan oleh otoritas perencanaan negara untuk menuju target ekonomi yang sesuai, otoritas perencanaan tersebut membuat survei sumber daya secara lengkap dan memanfaatkannya dengan cara yang se-efisien mungkin. Kedua kesejahteraan masyarakat, jika di dalam ciri-ciri ideologi kapitalisme kita melihat adanya pembagian kasta dalam masyarakat karena tidak meratanya tingkat kesejahteraan, maka hal sebaliknya dapat kita temukan pada penerapan dari ideologi sosialisme ini, di dalam ideologi sosialisme, kesenjangan di antara tingkat kesejahteraan masyarakat lebih rendah. Masyarakat pun dianggap setara derajatnya dalam kehidupan bernegara. Hal tersebut dikarenakan di dalam ideologi sosialisme tidak terjadi kepemilikan pribadi atas sarana dan prasarana produksi, di dalam ideologi ini pula, sudah menjadi kewajiban setiap diri warga negara untuk bekerja keras dan membayar pajak sesuai kemampuan dan kemampuannya. Ketiga tingkat fluktuasi bisnis yang rendah. Salah satu kelebihan dari penerapan ideologi sosialis dalam sektor ekonomi suatu negara ialah dalam ideologi ini tingkat fluktuasi bisnis rendah atau cenderung tidak ada. Umumnya, kegiatan ekonomi telah terencana sehingga pemerintah dapat mengkoordinasikan tindakan dari berbagai unit produksi. Hal ini dapat mencegah adanya diskriminasi antara tabungan dan investasi. Selain itu, dengan perencanaan
ECONARCH Institute. E-book pdf ini adalah bebas dan tanpa biaya apapun. Siapapun yang menggunakan file ini, untuk tujuan apapun dan karenanya menjadi pertanggungan jawabnya sendiri. Pihak institusi, editor, atau individu yang terkait dengan ECONARCH Institute tidak dalam kapasitas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas isi dokumen atau file perihal transimisi elektronik dalam hal apapun.
2020
Kritik Marx terhadap Sosialisme Awal indoprogress.com/2020/02/kritik-marx-terhadap-sosialisme-awal/ "Phalanstère, proyek utopia Charlies Fourier. Sumber: thecharnelhouse.org
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Profetika: Jurnal Studi Islam, 2019
DIALEKTIKA : Jurnal Ekonomi dan Ilmu Sosial, 2018
www.retizen.republika.co.id, 2024
DOAJ (DOAJ: Directory of Open Access Journals), 2016
Syaiful Asrobuanam, 2003
IndoProgress, 2019
Khazanah: Jurnal Mahasiswa, 2021
Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani, 2021
IndoProgress, 2019
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan, 2021