Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2014, Ellese Sulistianingsih
…
21 pages
1 file
Model pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa dapat belajar dengan cara bekerja sama dengan teman, bahwa teman yang lebih mampu dapat menolong teman yang lemah. Dan setiap anggota kelompok tetap memberi sumbangan pada prestasi kelompok. Para siswa juga mendapat kesempatan untuk bersosialisasi.
Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah mengembangkan aktivitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Arah pembelajaran seharusnya terfokus pada belajar seperti: learning how to learn, learning how to do, learning to live together, dan learning to be (a good citizen). Semua pembelajaran tersebut di atas dapat dibelajarkan melalui semua jenis mata pelajaran dengan menggunakan model cooperative learning atau pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dikembangkan dari pemikiran nilai-nilai demokrasi, belajar aktif, prilaku kerja sama dan menghargai pluralisme dalam masyarakat yang multikultural. Secara histories, model pembelajaran kooperatif bukanlah sesuatu yang baru.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen dan dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Jadi, dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Dalam menyelesaikan tugas, anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu siswa belum menguasai bahan pembelajaran. Rusman (2014, h. 201) juga menyatakan bahwa teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori konstruktivisme. Dalam teori kontruktivisme ini lebih mengutamakan pada pembelajaran siswa yang dihadapkan pada masalah-masalah kompleks untuk dicari solusinya. Selanjutnya menemukan bagian-bagian yang lebih sederhana atau keterampilam yang diharapkan.Kauchak dan Eggen (1998) juga menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam mencapai tujuan. Dari pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Jadi, dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Dalam menyelesaikan tugas, anggota saling bekerja sama dan membantu sama lain untuk memahami bahan pembelajaran. Tipe GI (Group Investigation) merupakan salah satu metode kompleks dalam pembelajaran kooperatif yang mengharuskan siswa untuk menggunakan skill berpikir level tinggi serta menekankan pada heterogenitas dan kerja sama antarsiswa, sementara guru hanya berperan sebagai fasilitator saja. Metode GI (Group Investigation) yang pertama kali dikembangkan oleh Sharan dan Sharan (1976) ini merupakan salah satu metode kompleks dalam pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk menggunakan skill berpikir level tinggi. Pada prinsipnya, metode GI (Group Investigation) sudah banyak diadopsi oleh berbagai bidang pengetahuan, baik humaniora maupun saintifik. Akan tetapi, dalam konteks pembelajaran kooperatif, metode GI (Group Investigation) tetap menekankan pada heterogenitas dan kerja sama antarsiswa. Menurut Rusman (2014, h. 22) mengemukakan beberpa kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah sebagai berikut:
Prodi : Pendidikan Matematika Jurusan : Matematika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007
DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA BAHASA INGGRIS SISWA SMP KELAS 7 MAKALAH Ditulis dan Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Seminar on ELT Oleh: LIA NUR RAHMAWATI (1612500019) LAELI YUNI ADHIANI (1612500066) Kelas 8A JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2016 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-NYA sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Penyusun juga panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena hanya dengan kerido'an-NYA Makalah dengan judul "Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dan Langkah-langkah Penerapan dalam Pembelajaran Membaca Bahasa Inggris Siswa SMP Kelas 7" ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan. Tegal, Maret 2016 Penulis
Manusia adalah makhluk individual, berbeda satu sama lain, karena sifatnya yang individual maka manusia yang satu membutuhkan manusia yang lainnya sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk beriteraksi dengan sesamanya, selain itu manusia memiliki potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Dari adanya perbedaan, manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan), saling membutuhkan maka harus ada interaksi yang silih asih (saling menyayangi atau saling mencintai). Perbedaan antarmanusia yang tidak terkelola secara baik dapat menimbulkan ketersinggungan dan kesalahpahaman antarsesamanya. Agar manusia terhindar dari ketersinggungan dan kesalahpahaman maka diperlukan interaksi yang silih asuh (saling tenggang rasa). Dalam dunia pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan formal banyak dijumpai perbedaan-perbedaan mulai dari perbedaan gender, suku, agama, dan lainlain. Dari karakter yang heterogen tersebut, timbul suatu pertanyaan bagaimana guru dapat memotivasi seluruh siswa mereka untuk belajar dan membantu saling belajar satu sama lain?
ASIS, 2018
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap hasil belajar. Serta untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap hasil belajar Al-Qur'an Hadits pada peserta didik kelas VII di MTs Assa'adah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif yang menekankan pada suatu penelitian yang benar-benar dilakukan. Adapun sampel dalam penelitian ini mengambil 2 kelas untuk dijadikan sampel, yaitu kelas VIIB dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas VIID dengan jumlah 33 siswa sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan tes (berupa pre-test dan pos-test) dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh secara signifikan hasil belajar Al-Qur'an Hadits antara kelompok eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional. Hal tersebut dibuktikan dari hasil t-test pada taraf signifikan 5% sebesar 2,01 sedangkan taraf signifikan 1% sebesar 2,68 dan t hasil 3,681 maka dapat ditulis 2,01< 3,681 >2,68. Kata Kunci:Model Pembelajaran Kooperatif, Make A Match, Hasil Belajar
Abdurrahman dan Bintoro memberi batasan model pembelajaran kooperatif sebagai pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup dalam masyarakat nyata (Nurhadi dan Senduk, 2003: 60). Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang diupayakan untuk dapat meningkatkan peran serta siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berinteraksi dan belajar secara bersama meskipun mereka berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. B. Landasan Teoritis Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif didasarkan teori konstruktivistik, bahwa siswa dapat menemukan dan memahami konsep-konsep yang dipelajari dengan cara mongkonsrruksi pengalamannya. Usaha untuk mengkonsrruksi pengalaman akan lebih mudah dilakukan jika mereka melakukannya dengan bekerja sama. Menurut Arends (2008: 37), akar intelektual pembelajaran kooperatif berasal dari tradisi pendidikan yang menekankan pemikiran dan praktis demokratis: belajar secara aktif, perilaku kooperatif, dan menghormati pluralisme di masyarakat yang multikultural.
Tujuan dari penelitian ini adlaah untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa pada implementasi model pembelajaran tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam materi bangun ruang sisi datar di SMP Negeri 4 Majalengka dan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah bangun ruang sisi datar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan penelitian deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi dan tes. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas peserta didik dan guru, serta tes hasil belajar untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap pemecahan masalah matematika. Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 4 Majalengka, dan juga guru yang mengajar matematika kelas VIII dan guru tersebut sebagai peneliti.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Chemistry Education, 2020
Mukmin Amsidi IMMawan, 2019
YULDINA HUSNA RITONGA FITK PMM 35134206, 2017
Aji Setiawan, 2024
IMPLIKASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS), 2020
Nasihadin_Paper, 2018