Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
25 pages
1 file
Center (WTC) di Amerika tanggal 11 september 2001. Aksi-aksi yang dilakukan oleh para teroris juga sudah banyak kita dengar dimana-mana melalui media masa dan banyak aksi teror tersebut tidak hanya ada di suatu wilayah atau daerah tetapi kelompok ini mempunyai jaringan internasional. Tidak hanya di Timur Tengah , jaringan teroris juga menyebar sampai ke Asia Tenggara dan Indonesia juga menjadi negara yang menjadi sasaran aksi teror tetapi bahkan menjadi pusat dari jaringan di kawasan. Aksi teroris ini ini membuat masyarakat cemas karena serangan yang mengejutkan , sasaran yang sulit terlacak dan tentu menimbulkan korban jiwa.
terorisme adalah salah satu masalah yang perlu penanganan intensif karena korban yang ditimbulkan bisa mencapai ribuan orang. apa itu terorisme? bagaimana kaitannya dengan kriminologi?
ASTUTI, 2019
TUGAS UAS PAPER POLITIK HUKUM PEMBRANTASAN TERORISME
Sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya, istilah terorisme mengandung pengertian yang luas. Karena itu, ketika mendiskusikan istilah terorisme, ia tidak mengacu kepada suatu definisi tunggal. Ini juga yang menjadi jadi satu alasan mengapa PBB dan sejumlah besar negara di dunia belum mencapai satu konsensus tentang terorisme. Akan berbahaya jika kita secara terburu-buru mempersepsikan terorisme dengan " kekerasan politik ". Sebab dalam dunia politik dan kenegaraan, kekerasan politik bisa mengambil banyak bentuk dan tipe, bergantung pada konteks lokal dan nasional di negara yang bersangkutan. Atas pertimbangan ini, memposisikan kekerasan politik sebagai sesuatu yang sama dengan terorisme atau secara sederhana menjadikanya sebagai sub-kategori terorisme akan keliru (Schmid, 2011: 5). Satu hal yang perlu dicatat adalah, gerakan terorisme tidak muncul secara tiba-tiba. Dari berbagai penelusuran tentang gagasan, jaringan, sel dan organisasi politik radikal, bisa dilihat bahwa terorisme adalah fenomena sosial, politik dan kekerasan yang terbentuk dalam rentang waktu yang panjang. Mengonseptualisasikan terorisme dan paham radikalisme dalam cara ini mengandaikan suatu pemahaman bahwa perkembangan gerakan atau organisasi terorisme biasanya terkait erat dengan dengan proses-proses historis pembentukan negara (state formation). Pada bab ini akan dipaparkan bagaimana gagasan, jaringan, sel atau organisasi terorisme muncul dalam suatu negara. Dengan demikian hubungan antara negara, masyarakat, dan gerakan perlawanan menjadi topik bahasan utama. Proses-proses historis dalam pembentukan negara, khususnya dalam konteks memperebutkan visi dominan dan bentuk-bentuk kehidupan yang dicita-citakan mengandaikan adanya kelompok yang berhasil dalam perebutan visi tadi dan ada pula yang gagal (winners and losers). Ketidaksiapan salah satu dari keduanya dalam melakukan stabilisasi tatanan kehidupan bernegara dan mengorganisir kembali kekuatan mereka dalam konteks kehidupan sipil berpotensi untuk memicu munculnya fenomena terorisme, baik yang dijalankan negara/rezim ataupun yang dilakukan oleh gerakan-gerakan perlawanan. Karena itu, pembahasan dalam bab ini diarahkan pada dua topik utama. Pertama adalah tentang terorisme yang dilakukan atau disponsori negara. Dalam tataran ini, negara menjadi arena perebutan, baik dalam hal visi, ideologi, maupun institusi, antara kelompok yang telah berkuasa maupun kelompok yang ingin menggulingkan kekuasaan yang telah diakui. Pada sejumlah kecil kasus, negara sendiri melakukan teror terhadap warganya yang memberontak atau
Seberapa jauh novel-novel Indonesia merepresentasikan terorisme? Penelusuran terhadap pertanyaan tersebut membutuhkan adanya batasan dan ruang lingkup mengenai konsep terorisme. Selama ini ada semacam kerancuan, penyempitan, bahkan pemutarbalikkan makna berkaitan dengan apa itu terorisme. Tentu saja pemaknaan terhadap pengertian teror (terorisme) berpengaruh terhadap wacana teror di dalam novel-novel. Tulisan ini melakukan penelusuran terhadap beberapa novel untuk mengetahui mengapa wacana teror dihadirkan dalam bentuk-bentuk yang mungkin berlainan. Selain itu, apakah wacana teror itu sesuai dengan kehendak kekuasaan, ataukah secara implisit menegaskan makna-makna yang berbeda, akan menjadi pertanyaan-pertanyaan selanjutnya yang berusaha dijawab tulisan ini.
Umbu Poy, 2023
PAPER TES TENGAH SEMESTER TEOLOGI AGAMA-AGAMA “Analisis Sikap Berteologi Ala Yesus dan Perempuan Siro-Fenisia Berdasarkan Teks Injil Markus 7:24-30 dan Implikasinya bagi Pluralitas Agama di Nusa Tenggara Timur ”
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Fardhal V. Ramadhan, 2019