Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
1999, Agus rudiyanto
Gender issues are issues that are often discussed in all aspects of life, including Islamic education. The term gender is not only intended for women, but also for men. In fact, womens are in ignored position, so this discussion in women aspect. One of the basic rights of both men and women is to get an equal education. In the field of education there is no doubt, the Qur'an and Hadith give a lot of praise to women who have achievements in science.
Jurnal Pendidikan Profesi Guru
Kajian yang berjudul kesetaraan gender dalam pendidikan Islam telah mewakili ide yang mencoba untuk mengungkapkan beberapa masalah yang berkaitan dengan kesetaraan gender di lingkup pendidikan Islam, khususnya ide-ide pendidikan Islam dari salah satu mufassir Indonesia modern. Target yang ingin dicapai dari penelitian ini berdasarkan kesetaraan gender dalam dunia pendidikan dan perspektif agama islam. Penelitian ini juga menjelaskan tentang relevansi ide-ie dalam mengembangkan sistem pendidikan nasional. Awal isu kesetaraan gender itu dimulai ketika RA Kartini membuka sekolah khusus perempuan terus kondisi sekarang yang masih ada ketidaksetaraan gender akibat patriarki terus kita bikin gerakan melawan patriarki di sekolah.
HAWARI : Jurnal Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
Penelitaian ini bertujuan untuk mengetahui peran gender dalam perspektif Islam terutama dalam pendididikan. Masih banyak yang beranggapan membedakan peran dan kedudukan laki-laki dan perempuan. Faktor penyebab pembedaan kedudukan ini diantaranya adanya kesalahan pemahaman dalam mengkonstruksi peran sosial antara laki-laki dan perempuan sebagai akibat dari interpretasi teks suci al- Qur’an secara particular dn terkesan tidak utuh. Hal ini tentu mengakibatkan terjadinya konsepsi-konsepsi yang tidak seimbang dalam menempatkan posisi laki-laki dan perempuan dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan metode desripsi kualitatif, dengan pendekatan kepustakaan atau library research. Hasil dari penelitian ini Islam selalu menempatkan semua hal pada posisi yang se- imbang. Islam juga menempatkan Laki-laki dan perempuan sebagai manusia yang memiliki posisi seimbang dan sama. meletakkan kedudukan laki-laki dan perempuan secara seimbang sesuai dengan kadar keimanan dan keta...
Tarbawiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2018
Education is a human right for every individual and must be given without distinguish of sex. Therefore, education must be reached everyone without distinguish of sexs. But in practice, there are still among the moslems bound the women to get education. This is due to failure in understanding of women obligation to study. The mistaken in understanding text in the Al-Quran or hadith will cause errors in its application and can cause do harm to women
sebuah tulisan yang di sari dari berbagai sumber
2016
Social construction in society which proposed as superior is stereotype concept that has meaning woman as domestic workers and men as breadwinner at outside (public workers). The problem of inequality between women and men in employment area cause imbalance gender direct to reconstruction and reformulation of social system and religion which close to Islamic ideal ambition, that is justice. The key mission of Al Qur’an and As Sunnah is freeing humanity from anarchy, inequality, and injustice. In this case, if there is different interpretation based on justice principles and human rights, it should be revisited. Allah is Justice (al-‘Adl), His scripture must right. The struggle of woman position (muslimah) is not enough only from their thoughts, making theory/concepts, but also needed collective effort from the result of study, investigation, social analysis, education and advocacy.
Kesetaraan Gender Terhadap Perempuan Melalui Pendidikan Islam : Pemikiran, 2023
Kesetaraan gender merupakan hal yang masih tabu bagi Masyarakat Indonesia. Kesetaraan gender yang paling menonjol bermula pada Pendidikan. Pendidikan memberikan peluang Perempuan untuk belajar dan memahami di luar konteks patriarki yang ada. Tokoh Perempuan Bernama Rahmah El Yunusiyah merupakan seorang Perempuan yang pertama kali mendirikan sekolah. Penerapan konsep Pendidikan yang di terapkan oleh beliau relevan dengan pemikiran kesetaraan gender masa kini, Seperti dengan pemisahan kelas antara Perempuan dan laki laki.
Dinul Koyyimah, 2019
Abstrak Dewasa ini, perhatian dunia semakin meningkat terhadap kesetaraan gender sebagai bagian penting dalam mencapai kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan. Orientasi keberagamaan kita hari ini masih didominasi oleh wacana normatif yang bias kepentingan perempuan. Khususnya menyangkut relasi gender. Kita sebetulnya menyadari bahwa banyak hukum agama, misalnya hukum personal keluarga, praktik keagamaan, dan termasuk pula soal keabsahan kepemimpinan sosial politik apalagi keagamaan bagi perempuan, disusun berdasarkan asumsi patriarkhi dan seksisme. Sistem yang berdasarkan patriarkhi dan seksisme ini, biasanya mengasingkan perempuan di rumah, dengan demikian laki-laki lebih bisa menguasai kaum perempuan. Diskursus gender dalam pendidikan Islam jelas mempunyai relevansi yang sangat penting. Islam tidak membedakan antara hak dan kewajiban yang ada pada anatomi manusia, hak dan kewajiban itu selalu sama di mata Islam bagi kedua anatomi yang berbeda tersebut. Islam mengedepankan konsep keadilan bagi siapun dan untuk siapapun tanpa melihat jenis kelamin mereka. Islam adalah agama yang telah membebaskan belenggu tirani perbudakan, persamaan hak dan tidak pernah mengedapankan dan menonjolkan salah satu ko-munitas anatomi saja. Islam hadir sebagai agama yang menyebarkan kasih sayang bagi siapa saja. Kata Kunci: Diskursus, Gender, Islam Pendahuluan Sejarah mencatat bahwa perjalanan untuk memperjuangkan masyarakat yang setara dan adil, gender dapat diterima oleh masyarakat secara proporsional diwarnai dengan saratnya problematika, baik secara keagamaan, sosial maupun politik. Faktor penting yang menjadi kendala dalam proses tersebut adalah adanya pemahaman doktrin teologis yang telah diyakini kebenarannya dalam masyarakat di samping mitos sosial yang berlangsung dapat lama dalam sejarang peradaban manusia (Mufidah, 2009, 5). Gender merupakan pandangan atau keyakinan yang terbentuk dalam masyarakat tentang bagaimana seharusnya seorang perempuan atau laki-laki bertingkah laku maupun berpikir (Mohammad Hafid, 1). Dalam mitos sosial sering dijumpai adanya kecenderungan memposisikan laki-laki pada ranah publik dan perempuan berada dalam lingkup domestik telah terjadi dalam hampir setiap perjalanan sejarah peradaban manusia dalam perkembangannya, posisi semacam itu telah melahirkan jurang ketimpangan kekuasaan yang berkepanjangan diantara kedua jenis kelamin yang berbeda tersebut. Laki-laki dianggap lebih bertanggung jawab dalam urusan kehiatan publik (dunia kerja) seperti bidang ekonomi, politik dan institusi-institusi masyarakat modern, sementara perempuan tidak lebih sebagai
Tasfiyah
On Ibn ' Arabi's view, both man and woman were created to be able to represent cosmic entity, even more they are manifestations of Allah's attributes considering His Jalāl (Greatness) and Jamāl (Beauty). Lately, the people have been preoccupied by various gender issues promoted by feminist activists. They criticize on the relationship between men and women arranged by the Islamic religion that it harms the law and the equality. This movement continues to influence Muslims' lives and thoughts through education, technology, and any discussions held. Therefore, this article could counter their accusation toward Islam and could prove that they are wrong. It is because Islam has a very good order in regulating relationship between men and women to maintain the stability of human life.
PSIKOWIPA (Psikologi Wijaya Putra)
This study was conducted to determine the understanding of gender in Islam. The study used a quantitative design method by distributing a questionnaire in the form of a google form to students at the University of Indonesia Education to obtain the necessary data. The sample in this study were active students at the Indonesian Education University and were Muslim. The data collection technique in this research is a questionnaire (questionnaire). The result of this study is that the average respondent already knows in general about gender, but has not studied much in terms of the Qur'an and Hadith.
The concept of equality of men and women or feminism concept offered by the West, and it can not be accepted by most people, especially the Muslim community. This is because the legitimacy of religious dogma, which is unbalanced and disposed to the side with men, which is adopted by most Muslims, has been going on up to now. The concept of equality between men and women are expected by Islam can be obtained by further examining the guidelines of Islam (Al-Quran and Al-Hadis). The concept of equality that is desired by Islam, that is inspired from the equation in terms of creation, function and position in the world and freedom of tawheed and worship to the God among men and women
TSAQAFAH, 2015
Liberalism and gender equity has influenced the society so much that the different roles between men and women are minimized. Social agreements based on traditions, cultures, and religion are deliberately violated. Women are given opportunity to enter "masculine world", such as becoming a president or a soldier. Men are given the opportunity to enter "feminine world", such as becoming a women hair stylist or an OBGYN (a doctor that specializes in women's reproductive's health). Everyone is given the freedom to choose their own gender, furthermore, to change their sex organ when they feel comfortable with their choice of gender. Special education based on human's natural gender is envisaged as discriminative and out dated. Literature research is conducted to understand if special education based on gender is a fruitless idea, if men and women have no unique needs according to their gender differences, and what Islamic perspective is on women education. The finding is an eye-opening. This article shows that brain research reveals a distinguished anatomy and function between male's and female's brains. Thus, it is only natural that each gender has unique needs. Further study shows, not only that men and women entail special education to fulfill their distinct needs, divergent methods of teaching are also important to boost both male and female students' performance.
Irfani
Fokus penelitian pada analisis dan pengembangan materi pembelajaran Fikih di MAN 1 Kota Gorontalo). Hasil penelitian ini bahwa: Analisis materi pembelajaran pada buku peserta didik mata pelajaran fikih terdapat empat aspek materi terkesan bias gender pada topik wali dan saksi dalam pernikahan, peradilan dalam Islam dan akikah dari segi syarat dan jumlah yang mendominasikan laki-laki dari pada perempuan sehingga menimbulkan pemahaman keliru karena penyajian guru yang kurang tepat sehingga guru kurang mengembangkan materi melalui pemerkayaan, perluasan, dan pendalaman melalui contoh-contoh dan pandangan yang berbeda dari referensi atau informasi sebagai sumber belajar. Pengembangan materi fikih terkesan bias gender dibedakan menjadi dua bentuk yaitu: perencanaan penggunaan buku fikih dan penggunaan buku fikih dalam pembelajaran. Pengunaan buku peserta didik pada materi fikih salah satu kesulitan guru fikih adalah menyampaikan materi pelajaran dalam bahasa yang dipahami peserta didik, ...
The issue of gender is an issue that often be discussed in all aspects of life, including Islamic education. The term of gender is not only for women, but also for men. In fact, women are in marginalized position, so this discussion is much more for woman autorities. On the other hand, men that are reputed as persons who have higher levels in several aspects of life. The marginalized position of women is expected to encourage mindset changes in various segments of social life. Gender is determined by several factors, created, and socialized, and implemented by means of social and religion. Islamic education in Indonesia is provided for all citizens. This article is as the explanation of the role of gender of Islamic education in Indonesia.
ANWARUL
This study discusses "Gender Equality in Islamic and Christian Perspectives". Gender equality is a goal that must be achieved by all human beings in the world, so that no one feels that they are better than others. Gender injustice is a system or structure in which both men and women become victims of the system. In this study using the method of library research (library research). The source of research data is primary data obtained in the Al-Quran and the Bible (gospel). And secondary data, namely those whose sources are obtained from books, journals, articles. The results of this study indicate that gender is a perspective that distinguishes the roles of men and women, gender equality in the content of this material is in the form of sentences showing equal access and opportunities between men and women in various activities, fulfillment of rights and responsibilities without any differences in treatment between both. In Islam, women and men are both servants of Allah ...
Pendidikan merupakan salah satu sarana yang strategis dalam mentrasformasikan budaya yang berkembang dalam masyarakat. Diskursus tentang gender menjadi hal menarik, baik secara historis maupun realita modern saat ini. Epistimologi pendidikan islam memberikan ruang terhadap perempuan sebagai "mitra sejajar" dengan laki-laki, sebagaimana al-quran memposisikan hak dan kewajiban bagi kedua anatomi yang berbeda tersebut. Islam mengedepankan konsep keadilan bagi siapapun dan untuk siapa pun tanpa melihat jenis kelamin mereka.
Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman
Pemikiran Islam tradisional secara general memberikan keterbatasan peran perempuan sebagai istri dan ibu. Berdasarkan pandangan teks dan literature Islam klasik tersebut masih terlihat bahwa kaum perempuan masih termarjinalkan, atau dengan kata lain perempuan masih berada di bawah dominasi laki-laki. Oleh karenanya, wacana atau konstruk perempuan harus menurut kehendak teks. Tak dapat dipungkiri bahwa penafsiran ulama-ulama klasik tentang konsep persamaan laki-laki dan perempuan jika dilihat dari perspektif saat ini bisa saja dinilai sebagai bias. Sebab penafsiran-penafsiran masa lampau itu tidak dapat dilepaskan dengan konteks sosio-historis saat itu. Berangkat dari permasalahan tersebut di atas maka tulisan ini ingin melihat dan menganalisa bagaimana konsep yang ditawarkan dan dikemukakan Islam dalam memandang kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan
2019
Sejarah menunjukkan bahwa perempuan pada masa awal islam mendapat penghargaan tinggi. Islam mengangkat harkat dan martabat perempuan dari posisi yang kurang beruntung pada zaman jahiliyah. Di dalam al-Qur’an persoalan kesetaraan laki-laki dan perempuan ditegaskan secara eksplisit. Meskipun demikian, masyarakat muslim secara umum tidak memandang laki-laki dan perempuan secara setara. Akar medalam yang mendasari penolakan dalam masyarakat muslim adalah keyakinan bahwa perempuan adalah makhluk Allah SWT yang lebih rendah karena diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Selain itu, perempuan dianggap sebagai makhluk yang kurang akalnya sehingga harus selalu berada dalam bimbingan laki-laki. Akibatnya, produk-produk pemikiran islam sering memposisikan perempuan sebagai subordinat. Kenyataan ini tentu sangat memprihatinkan, karena islam pada prinsipnya menjunjung tinggi kesetaraan dan tidak membedakan manusia berdasarkan jenis kelamin. Oleh karena itu, doktrin maupun pandangan yang menga...
2020
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk setiap manusia memperoleh perlakuan yang sama, adil, dan merata dalam kehidupan kesehariannya didalam segi aspek apapun terlebih dalam dunia pendidikan. Dan juga menghapus ideologi patriarki yang mengaharuskan kedudukan laki-laki di atas perempuan. Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode kualitatif deskriptif, di dalamnya penulis mencoba menjabarkan apa saja yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Fatima Mernissi memandang bahwa pendidikan adalah suatu tahap awal dalam pendidikan Islam. Dimana orang tua berperan sebagai guru pertama di rumah. Materi bahan pembelajaran maupun pengetahuan agama, kebudayaan dan adat istiadat sosial. Dalam hal ini Fatima menjelaskan bahwa antara kaum perempuan dan laki-laki, keduanya adalah seorang pendidik dan peserta didik, mereka semua mempunyai kesempatan belajar yang sama karena mereka memilki tanggung jawab yang sama. Hal tersebut sudah terjadi pa...
Islamuna: Jurnal Studi Islam, 2015
Bias gender dalam pendidikan masih kerap terjadi. Padahal ini akan berimplikasi pada kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam sejumlah aspek kehidupan. Karena itu, penting terus dilakukan upaya mengatasi bias gender dalam pendidikan, di antaranya melalui; (1) reintepretasi ayat-ayat al-Qur"an dan hadits yang bias gender dilakukan secara kontinyu agar ajaran agama tidak dijadikan justifikasi yang salah; (2) pengembangan kurikulum berbasis kesetaraan, keadilan dan keseimbangan; (3) pemberdayaan kaum perempuan di sektor pendidikan informal; (4) pemberdayaan di sektor ekonomi untuk meningkatkan pendapatan keluarga terutama dalam kegiatan industri rumah tangga; (5) pendidikan politik bagi perempuan agar dilakukan secara intensif; (6) pemberdayaan di sektor keterampilan, baik keterampilan untuk kebutuhan rumah tangga maupun yang memiliki nilai jual; dan (7) sosialisasi undang-undang anti kekerasan dalam rumah tangga lebih intens.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.