Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
15 pages
1 file
2004
Pembangunan sesebuah bandar acapkali menjadi pemangkin terpanggilnya kumpulan manusia untuk merentasi sempadan daerah, negeri malah negara untuk melakukan penghijrahan. Dalam konteks Sabah, proses migrasi juga rancak digerakkan oleh imigran dan Filipina dan Indonesia selain daripada proses penghijrahan dalaman negeri ini sendiri. Pergerakan masuk kumpulan pendatang pula mengalami peningkatan darsawara kebelakangan ini. Misalnya tahun 2000, jumlah imigran di Sabah seramai 614, 824 yang memperlihatkan pertambahan sebanyak 103, 273 orang berbanding tahun 1990. Mereka ini mewakili 23.6 peratus daripada jumlah keseluruhan penduduk negeri Sabah (Banci Penduduk dan Perumahan Malaysia, 2001). Kebanjiran pendatang asing ini seperti yang disabitkan oleh Dayang Suria (2000) mempunyai kaitan dengan kemunculan kawasan setinggan di negeri ini. Kawasan setinggan lazimnya dilihat sebagai `barah' yang boleh merencatkan pembangunan fizikal sesebuah bandar. Malah banyak kajian dilakukan sebelum in...
2017
Laporan Tenaga Buruh 2012 menyatakan wanita merupakan salah satu komponen penting dalam memajukan ekonomi negara. Kemahiran Abad ke-21 enGuage merupakan kemahiran yang diperlukan oleh wanita berkerjaya untuk terus berdaya saing dalam menangkis cabaran era globalisasi. Tujuan kajian ini adalah untuk mengkaji persepsi wanita yang berkecimpung dalam dunia ICT, mengenai kompetensi mereka terhadap Kemahiran Abad ke-21 enGuage dalam menghadapi era globalisasi serta cabaran yang akan datang. Dua persoalan kajian dibina bagi membantu kajian ini:(1) Apakah persepsi wanita dalam ICT mengenai Kemahiran Abad ke-21 yang dimiliki untuk mengharungi globalisasi?, dan (2) Apakah perbezaan antara Kemahiran Abad ke-21, yang dimiliki oleh wanita mengikut bidang pekerjaan?. Borang kaji selidik disebarkan menerusi atas talian dengan bantuan aplikasi “google form”. Kutipan data menerusi kaedah „snow ball’ membantu memperoleh 389 responden dari wanita yang bekerja dalam bidang ICT yang berada di sekitar Ma...
Mempersoalkan posisi sosial perempuang dalam sastra Indonesia
Isu ketidak adilan gender pertama kali diusung oleh gerakan feminism di dunia barat akibat dari terampasnya hak asasi dan terpojokannya kaum wanita oleh tatanan masyarakat male dominated. Kemudian berkembang dengan format internasional dengan diadakannya konverensi oleh Majelis umum PBB dengan tema “Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Againts Woment” pada tahun 1979 dimana sebelumnya pada tahun 1975 telah ditetapkannya sebagai Tahunnya perempuan melalui konferensi dunia pertama tentang perempuan yang diadakan di Mexico.
Globalisasi telah menjadi magnet baru yang menyita perhatian hampir seluruh masyarakat dunia. Masyarakat dunia -dimana saja-tidak bisa lagi mengelak kehadiran dunia baru yang di pengaruhi oleh globalisasi. Melalui teknologi informasi dan komunikasi, globalisasi telah menjadikan dunia layaknya perkampungan global. Sebuah perkampungan
Domestikasi wanita telah menjadikan eksistensi dan peran wanita sangat minor dan hanya dianggap sebagai makhluk " dalam rumah ". Budaya yang mengakar kuat dan turun-temurun seolah menjadi alat justifikasi bahwa keberadaan wanita memang seadanya demikian. Beberapa konsep agama kontemporer pun membawa pandangan pramatis sempit yang menempatkan wanita dalam kedudukan di bawah laki-laki dan jauh dari segala aktivitas " luar rumah ". Menjadikan ruang gerak mereka sangat terbatas dan jauh dari konsep kebebasan. Sayangnya, budaya tidak dapat dijadikan sebagai alasan yang tepat untuk menempatkan wanita dalam posisi yang sedemikian rupa karena budaya dan sejarah pernah memberikan ruang bagi signifikansi peran wanita. Dalam perkembangannya, wanita kemudian mencoba menyuarakan hak atas kebebasan dan kesetaraan mereka hingga menghasilkan berbagai kemajuan signifikan. Namun, realitas domestikasi wanita nyatanya masih tetap ada dan menjadi paradoks kebebasan tersendiri di era global kontemporer.
2001
Wacana tentang wanita di era cyberspace tidak terlepas dari bahasa media yang merepresentasikan realitas wanita dalam kerangka yang telah diagendakan. Wacana ini merentang mulai dari diskusi seputar perpindahan dari “kekerasan domestik” ke “kekerasan simbolik” yang lekat dengan kehidupan wanita, seksualitas di ruang maya (cyberspace dan cyberporn), serta migrasi simbolik para artis sebagai wujud perburuan popularitas dalam kebudayaan pop. Wacana kekerasan simbolik menghadirkan pemajangan atau display tubuh wanita sebagai objek tontonan untuk memenuhi hasrat laki-laki, dan sebagai objek imajinasi serta fantasi seksual laki-laki. Ini terkait dengan wacana seksualitas di ruang maya yang menawarkan kebebasan tanpa batas untuk berpartisipasi dalam segala bentuk, sehingga terjadi pergeseran ke arah hypersexuality yang sulit diterima akal sehat karena sudah terlalu melebihi kondisi normal. Pada perburuan popularitas dalam kebudayaan pop, terdapat kecenderungan di antara para artis wanita u...
cabaran umat islam moden
Peringatan Hari Kartini selama ini selalu identik dengan busana nasional dan kata emansipasi. Terkadang pemaknaan emansipasi masih disamakan dengan partisipasi. Padahal sesungguhnya keduanya mempunyai makna berbeda. Emansipasi adalah proses perubahan dan pilihan perempuan untuk berkiprah dan berperan sebagai “siapa” dalam masyarakat. Emansipasi juga tak akan terwujud tanpa “empowerment” dari perempuan itu sendiri. Empowerment lebih berarti sebagai "keberdayaan", sehingga maknanya adalah "daya yang dimiliki” perempuan. Ketika perempuan sudah memiliki “self empowerment”, maka perempuan tersebut akan dapat mengambil keputusan-keputusan dalam memilih dan menjalankan peran.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak, 2021
2020
Az-Zahra: Journal of Gender and Family Studies
Prosiding Seminar Nasional & Call for Paper "Peran Perempuan Sebagai Pahlawan di Era Pandemi" PSGESI LPPM UWP
EDU SOCIATA ( JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI ), 2020
International Journal of Islam and Contemporary Affairs, 2021
wanita sebelum dan sesudah islam , 2018
Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam
Persona:Jurnal Psikologi Indonesia, 2016
KARSA: Jurnal Sosial dan Budaya Keislaman, 2015
MANU Jurnal Pusat Penataran Ilmu dan Bahasa (PPIB)
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi
IPTEK Journal of Proceedings Series, 2018
Marwah: Jurnal Perempuan, Agama dan Jender, 2022
Journal de Jure, 2010
KESETARAAN GENDER DALAM PANDANGAN POSTMODERNISME, 2023
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 2020