Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
39 pages
1 file
Penggunaan pupuk dalam meningkatkan produksi pertanian terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan jumlah petani, kenaikan tingkat intensifikasi serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian.
Disusun oleh : KELOMPOK : 13 (Rabu, 07.30-09.10) ASISTEN : Cynthia Monica Sugiono PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian telah melahirkan petani yang sangat tergantung pada pupuk kimia. Di lain pihak, penggunaan lahan secara terus menerus berakibat pada penurunan bahan organik tanah dan bahkan sebagian besar lahan pertanian mengandung bahan organik rendah (< 2 %), padahal kandungan yang ideal adalah > 3 %. Tanah dengan kandungan bahan organik rendah akan berkurang kemampuannya dalam mengikat pupuk kimia, sehingga efektivitas dan efisiensinya menurun akibat pencucian dan fiksasi. Perbaikan kesuburan tanah dan peningkatan bahan organik tanah dapat dilakukan melalui penambahan bahan organik atau kompos. Namun demikian, kandungan hara pupuk organik tergolong rendah dan sifatnya slow release, sehingga diperlukan dalam jumlah yang banyak. Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan/atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Secara umum, manfaat pupuk organik adalah : memperbaiki struktur dan kesuburan tanah, meningkatkan daya simpan dan daya serap air, memperbaiki kondisi biologi dan kimia tanah, memperkaya unsur hara makro dan mikro serta tidak mencemari lingkungan dan aman bagi manusia. Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisatanaman dan kotoran hewan yang telah mengalami prosesdekomposisi atau pelapukan. Selama ini sisa tanaman dankotoran hewan tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagaipengganti pupuk buatan. Kompos yang baik adalah yang sudahcukup mengalami pelapukan dan dicirikan oleh warna yang sudahberbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak berbau, kadarair rendah dan sesuai suhu ruang. Proses pembuatan danpemanfaatan kompos dirasa masih perlu ditingkatkan agar dapatdimanfaatkan secara lebih efektif, menambah pendapatanpeternak dan mengatasi pencemaran lingkungan. Pada praktikum Teknologi Pupuk dan Pemupukan kita memepelajari tentang pembuatan pupuk kompos dengan berbagai bahan dan perlakuan yang berbeda-beda untuk mengetahui hasil pupuk kompos yang terbaik.
Tanah merupakan suatu sistem yang ada dalam suatu keseimbangan dinamis dengan lingkungannya (lingkungan hidup atau lingkungan lainnya). Tanah tersusun atas lima komponen yaitu partikel mineral berupa fraksi an-organik hasil perombakan bahan-bahan batuan yang terdapat di permukaan bumi; bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang; air; udara tanah; dan kehidupan jasad renik. Tanah memegang peranan vital bagi semua kehidupan makhluk hidup karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan unsur hara dan air serta sebagai penopang akar tumbuhan. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga sebagai habitat hidup berbagai organisme. Selain itu dari segi klimatologi tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah itu sendiri bisa tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Seluruh sistem bumi berinteraksi di dalam tanah, yang tersusun dari materi organik tak terlarut yang dihasilkan oleh pelapukan dan penghancuran batuan, mineral, dan sedimen; bahan makanan digunakan oleh tumbuh-tumbuhan; bermacam-macam materi organik, organisme baik hidup maupun mati, udara dan gas-gas lain serta air. Setiap orang berkepentingan terhadap tanah. Tanah sebagai sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai macam aktivitas guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanah sebagai sumberdaya yang digunakan untuk keperluan pertanian dapat bersifat sebagai sumberdaya yang dapat pulih (reversible) dan dapat pula sebagai sumberdaya yang dapat habis. Dalam usaha pertanian tanah mempunyai fungsi utama sebagai sumber penggunaan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, dan sebagai tempat tumbuh dan berpegangnya akar serta tempat penyimpan air yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup tumbuhan.
Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karna interaksi antara, hidrosfer,atmosfer,litosfer dan biosfer ini adalah campuran dari konstituen mineral dan organic yang dalam keadaan padat,gas, dan cair. Dalam kehidupan sehari-hari, proses pelapukan sering terjadi. Batu kecil yang terus ditetesi oleh air hujan maupun air biasa lama kelamaan akan melapuk dan menjadi tanah. Batuan-batuan di permukaan bumi akan mengalami proses pelapukan, yang memerlukan waktu yang relatif lama. Karena proses pembentukannya yang sangat lama itu (ribuan higga jutaan tahun) kita tidak dapat menyaksikan bagaimana tanah itu terbentuk. Dalam kehidupan sehari-hari, proses pelapukan sering terjadi. batu kecil yang terus ditetesi oleh air hujan maupun air biasa lama kelamaan akan melapuk dan menjadi tanah, batu yang ditumbuhi lumut lama kelamaan akan pecah dan hancur, tercampurnya batu oleh limbah pabrik yang mengandung bahan kimia, dan masih banyak lagi contoh-contoh pelapukan lainya. Pelapukan di setiap daerah berbeda beda tergantung unsur unsur dari daerah tersebut. Misalnya di daerah tropis yang pengaruh suhu dan air sangat dominan, tebal pelapukan dapat mencapai seratus meter, sedangkan daerah sub tropis pelapukannya hanya beberapa meter saja. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan diskusi mengenai pelapukan tanah. 1.2. Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari praktikum tanah sebagai hasil pelapukan adalah untuk mengetahui bahwa tanah sebagai materi yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan sifat tanah ditentukan oleh sifat batuan/bahan induk yang membentuknya. Adapun kegunaan praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kepada pembaca khususnya mahasiswa untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan tanah sebagai hasil pelapukan batuan. II. TINJAUAN PUSTAKA
dalam penulisan ini dilakukan agar dapat bisa menyelesaikan praktikum fisika dasar 1
Pendahuluan Unsur hara mikro bersifat esensial bagi pertumbuhan tanaman , namun dibutuhkan tanaman dalam jumlah jauh lebih sedikit dibandingkan dengan unsur hara makro walaupun sama pentingnya. Fungsi unsur mikro tidak bisa tergantikan. Delapan unsur hara mikro adalah: boron (B), chloride (Cl), copper (Cu), iron (Fe), manganese (Mn), molybdenum (Mo), nickel (Ni), dan zinc (Zn). Lima unsur hara mikro (Cu, Fe, Mn, Ni, dan Zn) adalah logam, dan berbentuk kation dalam larutan tanah. Logam logam ini berperilaku serupa dalam tanah. Tiga unsur hara mikro (B, Cl, Mo) dalam larutan tanah biasanya berbentuk molekul netral atau bermuatan negatif ('anion unsur mikro'). Micronutrients: Cycling, Testing and Fertilizer Recommendations (by Clain Jones, Soil Chemist, and Jeff Jacobsen, Extension Soil Scientist). Unsur hara mikro mempunyai peran sangat penting dalam keberhasilan budidaya tanaman kelapa sawit terutama pada tanah gambut. Kekurangan unsur mikro pada tanaman kelapa sawit berdampak sangat buruk pada tanaman terutama pada pertumbuhan vegetatif pada masa TBM dan tidak optimalnya produksi pada masa TM. Tanah gambut kaya akan kandungan unsur mikro. Tanah yang berkadar bahan organik tinggi seperti gambut sebagaian besar unsur hara mikro terutama Cu dikhelat cukup kuat oleh bahan organik sehingga tidak tersedia bagi tanaman (Kanaspathy,1972). Grup karboksilat dan fenolat pada tapak reaktif gambut dapat membentuk senyawa kompleks dengan unsur mikro sehingga menyebabkan unsur mikro kurang tersedia cukup untuk tanaman. Asam asam organik dalam kosentrasi yang tinggi akan meracuni tanaman, terutama asam asam fenolat (Salampak,1999). Asam asam fenolat ini merupakan hasil biodegradasi anaerob dari senyawa lignin dalam bahan asal kayu-kayuan (Tsutsuki dan Kondo,1995). Pengaruh pengaruh buruk dari asam fenolat dapat dikurangi dengan pemberian kation-kation polivalen seperti Al,Fe,Cu,Zn (Saragih,1996). Selain itu adanya reduksi yang kuat menyebabkan unsur mikro direduksi menjadi bentuk logam yang tidak bermuatan. Kandungan unsur mikro pada tanah gambut lapisan bawah umumnya lebih rendah daripada lapisan atas namun bisa berlaku sebaliknya apabila terjadi percampuran dengan bahan tanah mineral yang ada di lapisan bawah gambut tersebut (Dreissen,1978).
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
LAPORAN PRAKTIK PEMAGANGAN "RISK MANAGEMENT PADA DIVISI WASTEWATER TREATMENT PLANT (WWTP) DI PT. PAPERTECH INDONESIA UNIT II MAGELANG", 2019
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 2024
Ma'ruf Asrori Vebriansyah, 2023