Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
5 pages
1 file
Bahan-bahan dicampurkan, lalu dilakukan dua kali refluks, yaitu :
Mayang Nabila Agustin, Jauhar Isbamami Adam, Farah Maulidya Rosa, Shilvia Zaha Mahiya, Nirmala Inggit Pramesti, 2023
Praktikum Ingenhousz bertujuan untuk memahami peran cahaya dan karbon dioksida (CO2) dalam proses fotosintesis pada tanaman menggunakan Hydrilla verticillata sebagai subjek eksperimen. Tanaman ini dipaparkan pada kondisi cahaya yang berbeda dan mendapat penambahan CO2 melalui natrium bikarbonat (NaHCO3). Hasil percobaan menunjukkan bahwa paparan cahaya yang optimal meningkatkan produksi oksigen, sementara penambahan CO2 melalui NaHCO3 juga berkontribusi pada peningkatan laju fotosintesis. Kesimpulan praktikum ini memberikan wawasan tentang interaksi kompleks antara cahaya dan CO2 dalam mendukung proses fotosintesis tanaman. Saran untuk praktikum mendukung pemilihan tanaman yang sehat, pelaksanaan pada waktu dengan kondisi cahaya matahari optimal, dan pemantauan kesehatan tanaman selama percobaan. Praktikum ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang mekanisme fotosintesis, berkontribusi pada peningkatan hasil tanaman, dan memiliki implikasi penting dalam bidang pertanian dan ilmu lingkungan.
mutia, 2022
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan dan menghaturkan banyak terima kasih kepada Ibu Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si. sebagai dosen pengampu pada mata kuliah Botani Farmasi pada Program Studi Sarjana Farmasi Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah yang telah banyak memberikan arahan baik pada perkuliahan maupun dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari segala kekurangan, dan masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya guna kesempurnaan dan sebagai pertimbangan karya tulis yang akan datang. Terima kasih. Wassalamu'alaikum wr wb. Penulis Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah dilimpahkan kepada baginda alam Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mandiri pada mata kuliah Biologi Sel Farmasi pada Program Studi Sarjana Farmasi Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah, Tahun Ajaran 2022-2023, dengan judul makalah yang ditulis yaitu "Leptospirosis".
Menentukan kadar protein dalam larutan sampel dengan metode Biuret.
Telah dilakukan suatu praktikum tentang sistem kesetimbangan gaya dengan tujuan untuk menyelidiki kondisi-kondisi kesetimbangan statis pada sistem tuas dua lengan dan untuk menentukan momen gaya sistem tuas dua lengan berdasarkan prinsip kesetimbangan. Kondisi yang harus dipenuhi oleh benda setimbang ada dua yakni kesetimbangan translasi dan kesetimbangan rotasi. Kesetimbangan translasi berarti bahwa vektor resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda harus sama dengan nol. Sedangkan kesetimbangan rotasi berarti bahwa vektor resultan dari semua momen gaya yang bekerja harus sama dengan nol. Diperoleh besar total momen gaya secara berturut-turut setiap kegiatan sebesar 1,80 x 10 -2 Nm, 1,05 x 10 -2 Nm, 0,75 x 10 -2 Nm, 1,05 x 10 -2 Nm, 1,20 x 10 -2 Nm. Dilihat dari besar momen gaya total yang diperoleh ternyata tidak sesuai dengan teori. Dimana hasil yang diperoleh tidak sama dengan nol, sehingga praktikum ini dapat dikatakan bahwa tidak membuktikan teori ∑ = 0. Kata kunci: Kesetimbangan, Rotasi, Torsi, Translasi. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana kondisi-kondisi kesetimbangan statis pada sistem tuas dua lengan ? 2. Berapa besar momen gaya sistem tuas dua lengan berdasarkan prinsip kesetimbangan ? TUJUAN 1. Menyelidiki kondisi-kondisi kesetimbangan statis pada system tuas dua lengan 2. Menentukan momen gaya system tuas dua lengan berdasarkan prinsip kesetimbangan METODOLOGI EKSPERIMEN Teori Singkat Ada dua kondisi yang harus dipenuhi oleh sebuah benda untuk dapat mencapai keseimbangan statis. Pertama benda tersebut harus dalam keadaan kesetimbangan translasi yang berarti bahwa vektor resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda harus sama dengan nol. Kondisi yang lain adalah harus dalam keadaan kesetimbangan rotasinya. Jarak tegak lurus dari pusat putaran terhadap garis gaya aksi disebut lengan gaya. Torka τ merupakan besaran vektor yang didefinisikan :
oleh PENYARIAN MINYAK ATSIRI DENGAN METODE ENFLEURASI DINGIN I. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara mengisolasi minyak atsiri dengan metode enfleurasi dingin. 2. Mahasiswa dapat mengisolasi minyak atsiri dari bunga Melati (Jasminum sambac) dengan metode enfleurasi dingin. 3. Mahasiswa dapat melakukan kontrol kualitas minyak atsiri dari bunga Melati (Jasminum sambac) II. DASAR TEORI Teknologi enfleurasi Metode enfleurasi adalah metode penarikan bau minyak atsiri yang dilekatkan pada media lilin. Metode ini digunakan karena diketahui ada beberapa jenis bunga yang setelah dipetik, enzimnya masih menunjukkan kegiatan dalam menghasilkan minyak atsiri sampai beberapa hari atau minggu. Misalnya pada bunga melati Jasminum sambac, sehingga perlu perlakuan yang tidak merusak aktivitas enzim tersebut secara langsung (Didik gunawan, dkk., 2004). Metode penyulingan memiliki banyak kelemahan yang berpengaruh terhadap kualitas minyak atsiri yang dihasilkan, karena adanya panas dan uap air. Dilaporkan bahwa, komponen fenil etil alkohol tidak terdapat dalam minyak mawar yang di ekstraksi dengan cara penyulingan, karena komponen ini larut dalam air destilat. Untuk meningkatkan mutu dan rendemen minyak bunga, Moates dan Reynolds (1991) menyarankan penggunaan teknik solvent extraction atau enfleurasi (Ketaren, 1985). Teknik enfleurasi dingin merupakan salah satu cara pengambilan minyak atsiri bunga dari lemak sebagai absorben yang telah jenuh dengan aroma wangi, di mana proses penyerapan aroma oleh lemak terjadi dalam keadaan tanpa pemanasan. Metode ini sudah lama digunakan di wilayah Perancis Selatan yang sangat terkenal dengan kualitas parfumnya. Penggunaan teknik enfleurasi pada pembuatan minyak melati dilaporkan dapat meningkatkan rendemen minyak hingga 4-5 kali lebih besar bila dibandingkan dengan cara penyulingan (Yulianingsih,dkk., 2007). Dalam proses enfleurasi minyak bunga, faktor absorben berpengaruh terhadap kualitas dan rendemen absolut. Lemak yang digunakan sebagai absorben harus bebas dari kotoran atau zat lain, warna dan bau spesifik, yang akan mempengaruhi proses absorbsi minyak bunga serta aroma absolut bunga yang dihasilkan (Yulianingsih, dkk., 2007). Kandungan asam lemak bebas yang tinggi akan menyebabkan lemak mudah rusak dan tidak tahan lama. Adanya warna dan bau yang tidak diinginkan dari lemak yang akan digunakan sebagai absorben mempengaruhi warna dan aroma absolut dari bunga (Ketaren, 1985). Dalam menggunakan teknik enfleurasi untuk produksi minyak bunga, jenis lemak yang berperan sebagai absorben sangat menentukan rendemen dan kualitas minyak bunga yang diperoleh. Adapun campuran lemak sapi dan lemak babi dengan perbandingan 1:2 mempunyai konsistensi yang baik apabila digunakan sebagai absorben dalam proses enfleurasi bunga sedap malam (Tjiptadi dan Wahyu, 1986). Minyak dari bungan-bungan sangat cocok diekstrak dengan metode enfluerasi karena sifat bunga yang masih melanjutkan kegiatan fisiologisnya dan menghasilkan minyak yang menguap dengan waktu singkat walaupun sudah dipetik. Selain itu, kegiatan bunga akan terhenti dan mati bila terkena panas atau terendam dalam pelarut organik, sehingga metode ekstraksi pada suhu tinggi atau yang menggunakan pelarut akan menghasilkan rendemen yang rendah bila diterapkan sebagai metode ektraksi minyak dari bunga-bungaan. Syarat-syatat lemak yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis lemak untuk metode ini diantaranya adalah : 1. Lemak tidak berbau, karena bila berbau akan mencemari bau minyak atsiri yang dihasilkan. Bila yang ada hanya lemak yang berbau maka terlebih dahulu harus dilakukan proses deodorisasi terhadap lemak tersebut. 2. Konsistensi lemak yang sesuai, karena lemak yang terlalu keras akan memiliki daya absorbsi yang rendah, sedangkan bila terlalu lunak, maka lemak akan banyak melekat pada bunga dan susah untuk dipisahkan. Pengaturan konsistensi lemak ini bisa dilakukan dengan mencampur beberapa jenis lemak bisa lemak nabati maupun hewani. 3. Lemak harus halal karena dibeberapa negara masalah kehalalan sangat diperhatikan 4. Harga lemak yang akan digunakan, bila minyak yang dihasilkan terletak pada kelas mutu yang sama maka tentunya harga lemak yang murah tentu jadi pilihan (Ketaren, 1985) Minyak Atsiri Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris atau minyak esensial karena pada suhu biasa mudah menguap di udara terbuka. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan tidak tercemar, murni dan segar, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun pada penyimpanan dapat teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya menjadi lebih gelap atau tua. Untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus terlindungi dari pengaruh cahaya, misal disimpan di dalam bejana gelas yang berwarna gelap. Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkin sehingga tidak memungkinkan berhubungan langsung dengan oksigen di udara, ditutup rapat, serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk (Didik gunawan, dkk., 2004).
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Laporan Praktikum Teknik Laboratorium "Mikroskop", 2020