Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
23 pages
1 file
This study aims to analyze and observes the effect of inflation, disposable income, interest rates and the previous period consumption to inflation in Indonesia. (2) the effect of consumption, interest rate and excange rates and the money supply to Indonesia Inflation. The type of research is descriptive and associative studies. The type of data that used is documentary data, the source of data is secondary data sources. data is in the form of time series from first quarter of 2000to fourth quarter of 2010. This study utilize a simultaneous equation model analysis by means of two stages Least Squared method (TSLS). Endogenous variable in this study is the consumption and inflation. While the eksogen variable is the excange rate,money supply,interest rates disposable income, and previous period consumption. The study yields conclusion that
Inflasi dalam perekonomian indonesia, 2022
Isu kenaikan harga juga dikenal sebagai inflasi merupakan salah satu isu yang cukup terkenal dalam perekonomian, oleh karena itu penelitian ini berfokus pada inflasi Indonesia. Dalam penelitian ini, variabel model Vitaliano yang digunakan untuk menjelaskan variabel inflasi adalah uang penawaran, pendapatan nasional, dan pengeluaran pemerintah.Metode analisis yang digunakan adalah kuadrat terkecil biasa.Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel jumlah uang beredar dan pendapatan nasional berpengaruh terhadap inflasi, tetapi tidak terhadap pengeluaran pemerintah.Kesimpulan ini menunjukkan bahwa pengelolaan uang beredar berperan dalam pengendalian kebijakan moneter terhadap inflasi Indonesia.
Devi Multiana, 2020
Abstrak Untuk mengetahui tingkat perkembangan Inflasi dan Penganguran di Indonesia maka saya melihat lagi data data yang sudah terkumpul. Semakin tinggi tingkat pengangguran maka semakin cepat pula kenaikan tingkat upah dan harga, dan semakin tinggi harapan inflasi semakin cepat pula kenaikan tingkat upah. BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Dapat kita lihat bahwa tingkat pengangguran bergantung pada berbagai ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturan upah minimum, kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan upah efisiensi dan seberapa efektifnya proses pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama sekali bergantung pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral, oleh sebab itu, pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran secara garis besar bukanlah dua masalah yang saling berkaitan. Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter dan fiskal dapat memindahkan perekonomian sepanjang kurva phillips. Kenaikan jumlah uang yang beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak meningkatkan permintaan agregat dan memindahkan perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips dengan tingkat pengangguran yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Begitu juga sebaliknya. Dengan pemahaman ini kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan kombinasi antara inflasi dan penangguran kepada para pembuat kebijakan B. Rumusan Masalah a. Apa itu inflasi? b. Bagaimana hubungan antara tingkat harga dan pengangguran? BAB II PEMBAHASAN Pengertian Inflasi Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Bila ditinjau dalam jangka panjang, sejak kemerdekaan, upaya Pemerintah Indonesia menjaga kestabilan mata uang telah menuju ke arah yang lebih baik. Prof. M. Sadli, 2005, mengungkapkan bahwa inflasi di Indonesia tinggi sekali di zaman Presiden Sukarno, karena kebijakan fiskal dan moneter sama sekali tidak prudent (kalau perlu uang, cetak saja). Di zaman Suharto pemerintah berusaha menekan inflasi akan tetapi tidak bisa di bawah 10% setahun rata-rata, antara lain oleh karena Bank Indonesia masih punya misi ganda, antara lain sebagai agent of development, yang bisa mengucurkan kredit likuiditas tanpa batas. Baru di zaman reformasi, mulai di zaman Presiden Habibie maka fungsi Bank Indonesia mengutamakan penjagaan nilai rupiah. Tetapi karena sejarah dan karena inflationary expectations masyarakat (yang bertolak ke belakang, artinya bercermin kepada sejarah) maka "inflasi inti" masih lebih besar daripada 5 persen setahun.
Fenomena kenaikan serta penurunan harga terhadap suatu barang maupun jasa merupakan hal yang biasa yang terjadi dalam perekonomian di Indonesia. Banyak beberapa penyebab yang mengakibatkan harga-harga tersebut menjadi tinggi dari harga sebelumnya, bisa dikarenakan faktor cuaca atau karena faktor dari dampak ekonomi global, dan minyak dunia. Namun, menurut Soediyono dalam Setyawan , sebab inflasi dapat ditimbulkan karena adanya peningkatana pemrmintaan masyarakat (deman pull inflation), karena desakan menaiknya biaya produksi, (cost push), serta karena keduanya (mixed inflation). Beberapa faktor penyebab lain dari inflasi yang masuk kedalam jenis demand pull inflation antara lain: likuiditas perekonomian yang ditandai dengan meningkatnya jumlah uang beredar, kenaikan, harga minyak bumi, nilai tukar rupiah yang terapresiasi, produktivitas, hingga jenis inflasi dari permintaan musiman saat hari raya Idul fitri, dan tahun baru. Sementara yang masuk dari penyebab inflasi cost-push adalah depresiasi nilai rupiah, penceklik, kenaikan upah minimum provinsi oleh pemerintah (UMP), dan dari jenis inflasi administrasi, seperi kenaika harga BBM, tarif listrik, harga rokok dan bea masuk impor bahan baku.
Inflasi didefinisikan sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua macam barang saja tidak dapat dikatakan sebagai inflasi kecuali kenaikan tersebut membawa dampak terhadap kenaikan harga sebagian besar barang-barang lain. Kecenderungan untuk menaik terus-menerus berarti kenaikan harga selama satu musim atau selama satu periode waktu saja tidak dapat dikatakan sebagai inflasi, seperti misalnya kenaikan harga menjelang hari raya. Kata kecenderungan pada definisi inflasi tersebut perlu diperhatikan. Jika seandainya harga sebagian besar barang-barang ditentukan dan diatur oleh pemerintah, maka harga-harga yang dicatat adalah harga resmi yang diatur oleh pemerintahsehingga mungkin tidak menunjukkan kenaikan apapun, tapi mungkin dalam kenyataannya harga yang terjadi dimasyarakat cenderung untuk terus naik. Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjdi inflasi, yaitu: • Kenaikan harga • Bersifat umum • Berlangsung terus menerus Penggolongan Inflasi ▲ Menurut laju inflasi pertahun Inflasi dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: • Inflasi ringan (dibawah 10% setahun) • Inflasi sedang (antara 10%-30% setahun) • Inflasi berat (antara 30%-100% setahun) • Hiperinflasi (diatas 100% setahun) ▲ Atas dasar sebab terjadinya Inflasi Berdasarkan penggolongan ini, inflasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (sukirno, 1997, hal.303): • Demand pull inflation, yaitu inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat dan permintaan ini tidak diimbangi dengan tersedianya barang yang disediakan oleh suatu perekonomian. Misalnya, bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan mencetak uang, atau bertambahnya permintaan luar negeri akan barang-barang ekspor atau juga karena bertambahnya investasi karena adaya kredit yang murah.[4] Inflasi tekanan permintaan (Demand pull inflation) adalah inflasi yang terjadi karena dominanya tekanan permintaan agregat. Tekanan permintaan meneybabkan output perekonomian bertanbah, tetapi disertai inflasi, doilihat dari makin tingginya harga umum. Dalam inflasi ini tidak selalu berarti penawaran agregat tidak bertambah. Yang pasti, kalaupun terjadi penawaran agregat, jumlahnya lebih kecil dibanding peningkatan permintaan agregat.[5]
Krisis moneter yang melanda negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, telah menyebabkan rusaknya sendi-sendi perekonomian nasional. Krisis moneter menyebabkan terjadinya imported inflation sebagai akibat dari terdepresiasinya secara tajam nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, yang selanjutnya mengakibatkan tekanan inflasi yang berat bagi Indonesia.
The long-run relationship between inflation and economic growth has been recognized by macroeconomist in the last three decades. This leads to the implementation of inflation targeting as monetary policy frameworks both in developed and developing countries including Indonesia. For developing countries inflation effect on economic growth is more supply side phenomena or economic fluctuation than demand side (Basu, 2000), theoretically, the insignificance response of output to the increasing of effective demand (such as higher employment rate). On the other hand, the stable and low inflation rate in, the long run will promote higher output growth. This theoretical hypothesis could be tested with Granger causality test between inflation and growth in Indonesia. For the long run relationship between inflation and growth, this research use Johansen cointegration test. Base on these methods, this research find significance two-way causality between inflation and growth in Indonesia and there is no long-run relationship between inflation and economic growth. the Implication of these finding is: Indonesia needs a supply-side policy in order to promote stable and low inflation for better and effective inflation targeting monetary policy framework. There is an indication of the non-linearity relationship between inflation and economic growth in Indonesia.
Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Inflasi adalah suatu keadaan dimana terdapat kenaikan harga umum secara terus-menerus. Jadi, bukan harga satu atau dua acam barang saja, melainkan kenaikan harga dari sebagian besar barang dan jasa, dan pula bukan hanya satu atau dua kali kenaikan harga secara terus menerus. Inflasi di dunia ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan inflasi dapat mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktifitas ekonomi investasi, kenaikan biaya modal, dan ketidakjelasan ongkos serta pendapatan di masa yang akan datang. Keberadaan permasalahan inflasi dan tidak stabilnya sektor riil dari waktu ke waktu senantiasa menjadi perhatian sebuah rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas moneter . Maka dari itu munculah kebijakan moneter, Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Giarti, 2019
Persoalan mengenai inflasi bisa terjadi di setiap negara. Inflasi yang baik adalah inflasi yang bisa dikendalikan. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan data inflasi di Indonesia dari tahun ke tahun, penyebab inflasi di Indonesia dan cara menanggulanginya
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Dinamika konstitusi Indonesia, 2021
https://puslit.dpr.go.id/produk/info-singkat, 2022
Artikel Ilmiah Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Tingkat Inflasi Indonesia, 2021
Jurnal inflasi, 2019
KARYA ILMIAH MAHASISWA S1 SISTEM …, 2011