Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2017, BASINDO : jurnal kajian bahasa, sastra Indonesia, dan pembelajarannya
…
14 pages
1 file
Tulisan ini memakai konsep kearifan lokal Ahimsa Putra dan konsep naturalisasi Roland Bartes. Sampiran menaturalisasi yang sifatnya kultural. Kearifan tradisi ada pada sampiran, sedangkan kearifan modern dan bahkan pascamodern ada pada isi. Lelakak adalah kearifan yang bersumber pada ciri khas lokalitasnya seperti makanan dan budaya khas Sasak. Antara yang tradisi dan modern dalam lelakak adalah sebuah kebutuhan bahwa olah-olah dan sekolah, serta setakilan dan kejarian manusia adalah kebutuhan, baik dalam konteks tradisi, modern, dan bahkan pascamodern.
Abstrak: Sastra lisan lelakaq merupakan salah satu bentuk kebudayaan daerah yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Sasak di Lombok ynag diwariskan secara turun-temurun secara lisan. lelakaq adalah salah satu sastra lisan yang dianggap penting oleh pemakai atau pendukungnya. Lelakaq adalah sejenis puisi lama yang berbentuk pantun karena terdiri atas empat baris yang berisi sampiran dan isi serta berirama a-b-a-b. Lelakaq berfiungsi sebagai sarana pendidikan budi pekerti yang di dalamnya terkandung nasehat-nasehat, sindiran, serta nilai-nilai budaya yang sangat berguna bagi kehidupan warga masyarakat.Dengan demikian, lelakaq pada umumnya adalah pencerminan alarn fisik dan nonfisik tempat kolektifnya hidup.Oleh karena itu, faktor geografis dan latar belakang sosial masyarakat terkait langsung dengan nilai-nilai budaya setempat. Nilai-nilai budaya yang terkandung di dalarnnya dipahami melalui simbol-simbol yang diambil dari pengalaman-pengalaman, kejadian-kejadian, nama hewan, tumbuh-tumbuhan, api/cahaya, dan benda-benda lain yang disesuaikan dengan makna serta nilai yang terkandung di dalamnya. A. PENDAHULUAN Sastra lisan adalah kesusastraan yang mencakup ekspresi kesusastraan warga suatu kebudayaan yang disebarkan secara lisan (dari mulut ke mulut).Perlu diketahui bahwa sastra lisan dalam masyarakat tradisional bersifat komunal, milik bersarma (Hotomo, 1991:3).Salah satu hasil sastra lisan daerah yang menjadi pengembangan budaya daerah adalah lelakaq yang ada di Pulau Lombok. Sastra lisan lelakaq merupakan salah satu bentuk kebudayaan daerah yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Sasak di Lombok ynag diwariskan secara turun-temurun secara lisan. lelakaq adalah salah satu sastra lisan yang dianggap penting oleh pemakai atau pendukungnya. Lelakaq adalah sejenis puisi lama yang berbentuk pantun karena terdiri atas empat baris yang berisi sampiran dan isi serta berirama a-b-a-b. Lelakaq memiliki nilai yang menggambarkan aktivitas masyarakat yang berupa anjuran, larangan, pedoman untuk bertindak yang patut dipertahankan karena bermanfaat positif dalam menentukan sikap hidup. Nilai yang dirnaksud adalah segala sesuatu tentang yang baik dan yang buruk.
Cakrawala Linguista, 2023
Penelitian ini mengkaji foklor lisan masyarakat sasak dari sisi tematis pada mantra dan mitos pemali sasak. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap secara nilai-nilai dalam kearifan local Sasak yang terdapaat dalam mantra dan mitos mitos pemali Sasak yang terkait dengan Islam. Rancangan penelitian ini adalah bersifat interpretasi menggunakan pendekatatan deskriptif kualitatif. Desain ini dipilih dengan beberapa alasan: (1) menggunakan dokumen mantra dan mitos pemali sebagai sumber data utama, (2) sumber data yaitu data tertulis, (3) penelitian ini memfokuskan pada kajiannya dengan penafsiran. Analisis data menggunakan pendekatan hermeneutik, yaitu dengan menafsirkan teks mantra dan mitos pemali Sasak sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Pengumpulan data dengan teknik studi dokumentasi. Peneliti sendiri (human itrumen) sebagai instrument kunci. Analisis data mengikuti langkah-langkah: mengidentifikasi data, menyeleksi data, mereduksi data, mengklaasifikasi data, dan mengalisis serta menginterpretasi data. Hasil penelitian ini, yaitu wujud keraifan lokal Sasak yang terkait dengan nilai-nilai Islam tercermin dalam mantra pengobatan, penolak penyakit, persalinan, asih-seariah, dan lain-lain. Wujud keraifan lokal Sasak dalam mitos pemali berupa larangan tidur menjelang dan atau ketika salat magrib, larangan membaca tulisan nisan kuburan, dan larangan bercakap-cakap waktu makan. Pantangan-pantangan ini ada yang didasarkan langsung pada hadits Nabi Muhammad Saw, ada juga yang merupakan perwujudan dari etika atau akhlak Islam.
2017
Dalam Islam, Fikih merupakan bagian terpenting dari pelaksanaan ajaran-ajaran Islam yang terkandung dalam al-Quran dan Hadits. Melalui Fikih, ajaran-ajaran Islam yang turun di Tanah Arab mampu meresap keberbagai bentuk kebudayaan yang pada dasarnya berbeda bentuk dengan kebudayaan orang-orang Arab itu sendiri. Ini bisa dilihat pada tradisi menggunakan hijab yang hanya ada di Arab, namun bermetamorfosa menjadi tradisi berjilbab di Indonesia. Di Indonesia, peran signifikan fikih dalam akulturasi ajaran-ajaran Islam dengan sebuah tradisi dalam kebudayaan lokal bisa dilihat pada perkembangan fikih diantara orang-orang Sasak di Lombok yang dikenal dengan ketaatannya dalam beragama dan juga kekuatan tradisi lokalnya. Diantara orang-orang Sasak, fikih dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Fikih menjadi dasar dari kebudayaan, dan sebaliknya, kebudayaan memberikan warna terhadap fikih itu sendiri.
Artikel ini buat teman-teman yang ingin menjadikan sebagai sumber pada tugas kuliahnya
Kembalilah wahai negara pada kearifan lokal" (Raden M Rais, Kepala Desa Mambalang, Lombok Utara) Pada Awalnya Rencana FGD di Nusa Tenggara Barat (khususnya untuk wilayah Lombok) dipenuhi rasa optimis, setidaknya bagi saya sebagai fasilitator yang sedikit banyak sudah membaca beberapa laporan tentang dinamika desa-desa di Lombok. Sejak era penelitian BUMDes oleh ACCESS/FPPD tahun 2010 gambaran geliat desa dapat saya tangkap, bahwa ada serangkaian bibit-bibit tradisi berdesa yang sedang menyemai di sana. Sikap optimis kedua, diprovokasi oleh selembar Koran Bali Post edisi 10 Februari 2014 yang diberikan flight attendant Garuda saat berangkat dari Yogyakarta. Di halaman depan bagian bawah menyampaikan hasil surve redaksi melalui telepon sehubungan dengan Undang-Undang Desa yang baru saja diundangkan. Hasil survey Bali Post menjelaskan bahwa sebanyak 60 persen responden memberikan harapan posotof terhadap regulasi baru itu. Sedangkan yang tidak begitu yakin kalau undang-undang ini tidak member jaminan perubahan signifikan pada desa sebesar 36 persen. Hanya 4 persen yang menyatakan sama sekali tidak tahu menyangkut peraturan baru itu. Sepertinya isu undang-undang tentang desa cukup menyita perhatian media di Bali. Apakah ini dipicu oleh dinamika desa di sana dalam mencari posisi dualisme antara Desa Pakraman dan Desa Dinas, atau sebatas menjadikannya trending topic? Dari sini saya ingin memulai 1 Tulisan ini adalah rangkuman dua seri Focus Group Discussion untuk perwakilan desa-desa dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Nusa Tenggara Barat. FGD di NTB merupakan salah satu dari empat FGD di lokasi berbeda, diselenggarakan dalam rangka mendapatkan masukan bagi tim perumus Peraturan Pemerintah sebagai turunan UU No 6/2014 tentang Desa. 2 Staf Pengajar di STPMD "APMD" Yogyakarta, belajar Antropologi di Fakultas Ilmu Budaya UGM. Korespondensi dapat melalui: [email protected].
Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 2020
Penelitian ini bertujuan untuk mengenalkan nilai yang terkandung pada setiap pola artsitektur rumah adat Limbungan Desa Perigi Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini meupakan penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menjukkan bahwa, (1) Rumah adat limbungan ini terbuat dari bahan-bahan alami yang masih mudah didapatkan seperti: kayu, daun ilalang, bambu, dan getah pohon, (2) Rumah adat limbungan ini terdiri dari komponen-komponen dan memiliki ciri khas masing-masing, diantaranya terdiri dari atap, pondasi, dinding, pintu, jendela, tangga, lantai/teras, (3) Nilai atau makna dari setiap komponen rumah adat ini meliputi : nilai tata karma, kepedulian sosial, kepercayaan, sedangkan pada atap yang semakin menjorok ke bawah menunjukan rasa hormat, dinding rumah adat ini mengandung nilai kesederhanaan yang dapat diterapkan dalam kehidupan, dan untuk pintu ...
MABASAN, 2019
Sesenggak merupakan salah satu dari sekian banyak sastra lisan yang dimiliki oleh suku Sasak. Dalam sesenggak banyak terdapat perbandingan, perumpamaan, nasihat, perinsip hidup atau aturan tingkah laku. Dengan demikian sesenggak menjadi bentuk simbolis yang dimiliki oleh masyarakat Sasak. Sebagai bentuk simbolis, sesenggak dapat dijadikan sebagai cermin untuk mengetahui nilai budaya yang dimiliki masyarakat pemiliknya, dalam hal ini suku Sasak. Nilai budaya yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah nilai budaya masyarakat Sasak yang berhubungan dengan hakikat karya.
Nature : National Academic Journal of Architecture
Literally, the genius loci is the soul of space and time, locality and region-region where architecture grows and develops that triggers the growth of the spirit of "place" (spirit of place) where the spirit that makes a place that can "live". The genius loci in this study is divided into two, namely the genius loci of the settlement area and genius loci in neigborhood of the traditional village of Sasak tribe in the village of Senaru.
Buletin Ilmiah Pendidikan
Penelitian ini bertujuan untuk menumbuhkan literasi membaca cerita legenda sasak dan mengetahui minat baca peserta didik dalam membaca cerita legenda sasak. Penelitian ini dilaksakan di SD Negeri 2 Menceh. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas 5 yang berjumlah 25 orang peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa deskriptif melalui obsevasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan peneliti beruapa reduksi data, penyajian data dan penartikan kesimpulan. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa deskriptif melalui obsevasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan peneliti beruapa reduksi data, penyajian data dan penartikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa peserta didik kelas 5 SD Negeri 2 Menceh terdap...
Historis | FKIP UMMat
Tujuan penelitian mengkaji nilai-nilai dalam prosesi adat “ merariq”, menganalisis pergeseran nilai adat “merariq” seiring dinamika perubahan sosial masyarakatnya serta menganalisis implikasi adat “merariq” terhadap kehidupan keluarga, sosial dan hukum formal. Metode yang digunakan kualitatif bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validitas data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangkaian prosesi merariq mengandung nilai-nilai budaya, nilai-nilai pendidikan, nilai agama, nilai ekonomi dan nilai seni. Pergeseran nilai adat “merariq” meliputi proses midang dan proses merariq yang saat ini tidak dilakukan secara lengkap. Implikasi adat “merariq” menurut KUH Pidana merariq atau membawa lari perempuan merupakan suatu tindak pidana karena telah mengambil anak gadis dari kekuasaan orang tuanya. Tetapi pada kenyataa...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Culture and Society : Journal of Anthropological Research, 2022
Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI), 2021
Jurnal Kajian Seni
Jurnal Pendidikan Sosial Keberagaman, 2018
Jurnal Golden Age
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan
Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan
Window of Health : Jurnal Kesehatan, 2018
Comparativa: Jurnal Ilmiah Perbandingan Mazhab dan Hukum
Berajah Journal
CENDEKIA: Journal of Education and Teaching, 2017
FON : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, 2021
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan, 2017
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 2021