Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
18 pages
1 file
pengannguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja,bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mencari pekerjaan
Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi pengangguran. Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan (BPS, 2001: 8).
Republika.co.id, 2016
Gelar sarjana tidak menjamin seseorang untuk mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2014, di Indonesia ada 9,5 persen (688.660 orang) dari total penganggur yang merupakan alumni perguruan tinggi. Mereka memiliki ijazah diploma tiga atau ijazah strata satu (S-1). Dari jumlah itu, penganggur paling tinggi merupakan lulusan universitas bergelar S-1 sebanyak 495.143 orang. Ternyata yang paling banyak menanggur di Indonesia bukan lulusan SMA ke bawah melainkan lulusan perguruan tinggi. Berdasarkan hasil studi Willis Towers Watson tentang Talent Management and Rewards sejak tahun 2014 mengungkap, delapan dari sepuluh perusahaan di Indonesia kesulitan mendapatkan lulusan perguruan tinggi yang siap pakai. Fakta ini menunjukkan banyaknya sarjana yang tidak terserap dunia kerja. Yang ada kemudian adalah masih diadakan pelatihan seperti management trainee bagi lulusan oleh perusahaan. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah mengapa banyak lulusan perguruan tinggi yang tidak mendapatkan pekerjaan? Stidaknya ada tiga alasan yang bisa menjelaskan fenomena ini. Pertama adalah banyaknya sarjana yang tidak memiliki kemampuan wajib sebagai seorang lulusan universitas. Richard Arum dalam bukunya yang berjudul Academically Adrift: Limited Learning on College Campuses mengatakan bahwa ada tiga kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh seorang sarjana. Pertama adalah kemampuan berfikir kritis, yakni kemampuan untuk memeriksa validitas, reliabilitas, dan konsistensi logika atas sebuah informasi. Kedua adalah kemampuan komunikasi, yakni kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan ini meliputi berbicara, mendengar, menyimak, dan menempatkan diri dalam interaksi. Ketiga adalah kemampuan menulis, yakni kemampuan untuk menuliskan gagasan, ide, dan informasi dalam alur yang logis, mudah dipahami, dan relevan terhadap masalah. Banyak sarjana di Indonesia tidak memiliki ketiga kemampuan ini. Dalam kemampuan berfikir kritis misalnya, banyak sekali lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang sangat lemah dalam memeriksa validitas dan reliabilitas, alur logika, dan relevansi sebuah informasi yang ada di hadapan mereka. Ketika disodori sebuah permasalahan dalam dunia kerja, mereka tidak mampu mengurai masalah, mencari akar masalah, membedakan antara fakta, opini, pengalaman, kepercayaan dan hasil observasi dalam masalah tersebut. Akhrinya mereka tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut. Rendahnya kemampuan untuk menyelesaikan masalah ini menunjukkan gagalnya pendidikan tinggi kita hari ini.
This paper seeks to show that government policies that restrict intervention or no intervention at all in the unemployment rate become a-historical view and even irrational. The Postulat is in historical data that occurs at the time of al-Amin and al-Ma'mun and "initiation al-Shaybanı" -if not be called "theory of al-Shaybanı". In line with the context of the economic crisis at the time of al-Amin, the initiation of al-Shaybani which isimplemented by al-Ma'mun may be referred to unemployment"stabilization policy". The idea of al-Shaybani on social security establishedthe coherence with contractual policy which is substantively has six features: (1) share work and early retirement. (2) A policy in favor of the cost of labor turnover. (3) Profit sharing. (4) Low wages subsidy and a reduction in payroll taxes. (5) Subsidy of recruitment of new workers. (6) The transfer of profits. This contractual policy is voiced by Lindbeck and Snower (1988), M. Weitzman (1984).
Unemployment is a serious problem faced by Indonesia government. It has direct effect to poverty, crimes and other social and politic problems. There are many factors caused unemployment in Indonesia, besides of the low investment, education also blame as a factor caused increasing unemployment problems. The failure is on education system in order to generate human resource which has ability to employee themselves. The paper addresses government's effort dealing with unemployment problems in Indonesia. Some strategies and policies is needed in order to enhace investment environment and education system in Indonesia.
Kesenjangan Sosial di Masyarakat, 2024
Di era globalisasi sekarang seperti ini, pengangguran menurut pandangan saya sebagai penulis suatu persaingan orang mencari pekerjaan sangat kompetitif dikarenakan ketersediaan lapangan pekerjaan yang lebih kecil di banding orang yang mencari kerja.
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kami berbagai nikmat. Nikmat iman, islam, serta kesehatan sehingga bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "Strategi Mengatasi Pengangguran Bangsa Indonesia" tepat pada waktunya.
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Dari tahun ke tahun penggangguran semakin bertambah, dikarenakan jumlah lulusan baik itu dari SMA, atau perguruan tinggi makin banyak. Namun kesempatan pekerjaan atau jumlah pekerjaannya tidak bertambah. Adapun macam dari pengangguran, antara lain: 1. Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. 2. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu. 3. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal. Tentu saja orang mengganggur itu ada penyebabnya, maka adapun macam pengangguran menurut penyebabnya, yaitu: • Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi. • Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti : Akibat permintaan berkurang, Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi, Akibat kebijakan pemerintah • Pengangguran friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela. • Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen. • Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin • Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand). Demi memaksimalkan pengagngguran atau dalam kata lain mengurangi pengangguran yang ada, pemerintah sebaiknya menambah lapangan pekerjaan yang ada. Selain pemerintah juga, diri pribadi dari kita harus bisa menciptakan peluang usaha, agar kita bisa bekerja dan mempekerjakan orang lain.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
AKSELERASI: Jurnal Ilmiah Nasional
Malaysian Journal of Social Sciences and Humanities (MJSSH), 2020
Selvi Mei Rani, 2025
Jurnal Manajemen dan Organisasi