Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2022
…
13 pages
1 file
Seminar Nasional “Profesional Learning Untuk Indonesia Emas”, 2015
Dasar dan prinsip pendidikan Kristen dalam diri anak berbasis Alkitab. Ada 4 pilar pendidikan Kristen yang menjadi fondasi untuk pembentukan iman dan karakter dalam diri anak. Dg menerapkan pendidikan dalam diri anak sesuai prinsip alkitab ini, akan membentuk pola pikir dan gaya hidup Kristen dalam diri anak yang akan direfleksikan pula dalam karakter yang meneladani Tuhan Yesus Kristus
Pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter peserta didik.
2021
Karya sastra cerpen dalam penelitian ini dibangun atas unsur-unsur intrinsik yang membentuk suatu struktur sastra yang memiiki keunikannya tersendiri. Cerpen dalam penelitian ini memiliki kandungan pendidikan karakter yang cukup lengkap untuk membangun manusia yang berbudi pekerti luhur. Karya sastra (cerpen) menyuguhkan metode-metode pendidikan karakter melalui berbagai bentuk dan ragam cerita. Dalam cerpen ini, karya sastra melakukan tugasnya sebagai pendidik. Cerpen ini mendidik para pembacanya untuk melihat berbagai kemungkinan yang terjadi dalam kehidupan dengan memaparkan rentetan hukum-hukum yang bekerja dalam kehidupan secara pasti.
Jurnal Penelitian Pendidikan Islam
Curriculum plays an important role in realizing future generations that are useful for the nation and state. Who has the nature of responsibility, creative, innovative, and become an expert. The curriculum is the heart of a school and the school is the heart of society and the society is the heart of the nation. So that the nation will advance if it has high quality and high quality of human resources. However, curriculum development often finds many problems that require consideration and solution from the discussion of definitions, scope, characteristics, principles, objectives, concepts, as well as curriculum development and as well as learning and character education which are emphasized in the national curriculum. The understanding of character, components, elements, goals, functions, principles, character values, methods of character education concepts, to curriculum problems and character education learning is so important for us to understand.
Istilah karakter dipakai secara khusus dalam konteks pendidikan baru muncul pada akhir abad ke-18, dan untuk pertama kalinya dicetuskan oleh pedagog Jerman F.W. Foerster. Terminologi ini mengacu pada sebuah pendekatan idealis spiritual dalam pendidikan yang jug adikenal dengan normatif. Yang menjadi prioritas adalah nilai-nilai transeden yang dipercaya sebagai penggerak sejarah, baik bagi individu maupun bagi sebuah perubahan sosial. Namun, sebenarnya pendidikan karakter telah lama menjadi bagian inti sejarah pendidikan itu sendiri. Lahirnya pendidikan bisa dikatakan sebagai sebuah usaha untuk menghidupkan kembali padagogi ideal spiritual yang sempat hilang diterjang gelombang positivisme yang dipelopori oleh filsuf Prancis Auguste comte. Forester menolak gagasan yang meredusir pengalaman manusia pada sekadar bentuk murni hidup ilmiah. Gagasan pembangunan bangsa unggul sebenarnya telah ada sejak kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Presiden soekarno menyatakan perlunya nation and character building sebagai bagian integral dari pembangunan bangsa. Beliau menyadari bahwa karakter suatu bangsa yang kuat berperan besar dalam mencapai tingkat keberhasilan dan kemajuan bangsa. Namun sungguh memprihatinkan kondisi bangsa dan Negara pada era globalisasi ini. Nilai-nilai luhur yang tinggi yang bermuatan etika atau akhlak atau budi pekerti yang diwariskan oleh nenek moyang hancur begitu saja ketika disiram oleh global dan dibawa pula oleh arus global yang amat laju. Nilai-nilai luhur yang diwariskan melalui budaya, dituangkan dalam sisa-sisa pancasila dan penjabarannya yang dijiwai oleh nilai-nilai luhur agama tampaknya kurang memberi bekas dalam kepribadian anak bangsa. Pentingnya pembangunan karakter/budi pekerti bangsa telah disadari oleh pemerintah. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dan instruksi presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pencepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010 merupakan dasar Hukum yang penting bahwa pemerintah sangat serius untuk membangun karakter/budi pekerti bangsa. Pemerintah sekarang bertekad membangunkan karakter/budi pekerti bangsa sebagai salah satu fokus utama pembangunan nasional.
Sebagaimana kita ketahui, karakter bangsa ini tengah terdegradasi. Seperti ditandai dengan tawuran antarpelajar, antarmahasiswa, antarkampung, dan sebagainya. Praktek plagiasi atas hak cipta, perjokian seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SMPTN), perjokian ujian nasional (Unas), dan praktek korupsi yang kental mewarnai kehidupan kenegaraan kita. Semua itu hanya sekian dari contoh "amburadulnya" moralitas dan karakter bangsa kita saat ini. Pendidikan karakter hadir sebagai solusi problem moralitas dan karakter itu. Meskipun bukan sebagai sesuatu yang baru, pendidikan karakter cukup menjadi semacam gereget bagi dunia pendidikan pada khususnya untuk membenahi moralitas generasi muda.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.