Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
7 pages
1 file
Bullying merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi tingkah laku agresif yang dilakukan oleh remaja. Tindakan-tindakan seperti menghina, menebar gosip, memukul, menendang, dikunci di suatu ruangan, dan lain-lain sering terjadi di sekolah. Tindakan-tindakan tersebut dapat membuat para remaja merasa tertekan (stres). Untuk dapat mengatasi stres yang remaja rasakan, maka remaja melakukan coping stress. Coping stress menurut Lazarus dan Folkman (1984) adalah respon stres dan perubahan kognitif secara terus-menerus serta upaya-upaya dalam memenuhi tuntutan eksternal dan internal yang dinilai melebihi kemampuan individu. Berdasarkan fungsinya coping stress dibagi menjadi dua, yaitu problem focused coping dan emotional focused coping.
Tugas sosiologi, 2024
Makalah ini menceritakan kenakalan remaja bullying di lingkungan sekolah dan persepsi guru terhadap bullying di sekolah dan cara menanggulangi masalah bullying di lingkungan sekolah
Perilaku bullying pada faktanya banyak terjadi di dunia pendidikan kita. Berdasarkan hal tersebut, penulis akan mencoba menguraikan bagaimana pencegahan perilaku bullying yang paling efektif dengan mengidentifikasi terlebih dahulu definisi, karakter, penyebab, mitos, dan fakta dari perilaku bullying. Pencegahan perilaku bullying pada akhirnya harus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi. Kerjasama antara pihak sekolah dan orangtua murid juga mutlak untuk dilakukan.
Hasan Basri Ramadan, 2018
Maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak usia sekolah saat ini sangat memprihatinkan bagi para pendidik dan orang tua. Bullying di lingkungan sekolah telah menjadi masalah serius dalam ruang lingkup global. Tujuan dari penelitian ini mencoba untuk mengetahui pengaruh iklim sekolah, konformitas, self-esteem dan jenis kelamin terhadap perilaku bullying pada remaja awal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah responden berjumlah 306 siswa-siswa di salah satu sekolah swasta di tangerang selatan. Pengambilan sampel menggunakan non-probality sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu peneliti mngembangkan dari teori perilaku bullying dari Rigby (2007), teori iklim sekolah dari Gage dan Larson (2014), dan peneliti menggunakan alat ukur self-esteem yaitu self-liking and scale resived (SLCS-R) yang dikembangkan oleh Tafarodi dan Swam (2001). CFA (Comfirmatory Faktor Analysis) digunakan untuk menguji validitas alat ukur dan teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian adalah regresi berganda. Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan iklim sekolah, konformitas, self-esteem, dan jenis kelamin terhadap perilaku bullying ramaja awal dengan kontribusi sebesar 9,8%. Berdasarkan hasil uji hipotesis minor terdapat satu variabel yang signifikan yaitu jenis kelamin.
The purpose of this study is to describe how friendship quality possessed by victims of bullying and to make a description about how that friendship could provide a certain impact for victims. The basic definition of bullying is underlying in negative actions that repeated over time, intension to do that negative actions, and there is a certain imbalance of power or strength. Researcher used several limitations such as using participants from vocational school and focusing only on high-quality friendship. This study used qualitative methods and involved three participants that were selected based on specific criterias, including experienced bullying in school as a victim, adolescent aged, and at least has one bestfriend. Analytical techniques used in this study is thematic analysis with theory driven approach. The results of this study indicate that the three participants who experienced school bullying capable to have a high-quality friendship, although with different characteristics. Friendship quality is also able to bring positive impact to the victims of school bullying, such as reduction the negative impact of school bullying. But associated with that reduction of the negative impact, we should notice to the other factors such as the individual environment, mindset, and the openness between individuals. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi yang menggambarkan bagaimana persahabatan berkualitas yang dimiliki oleh remaja korban school bullying dan juga memberikan gambaran bagaimana persahabatan tersebut dapat memberikan dampak tertentu bagi korban school bullying. Kriteria yang harus terpenuhi agar suatu perilaku bisa dikatakan sebagai bullying adalah adanya perilaku yang menyakiti/mengganggu individu lain, maksud/intensi untuk menyakiti/mengganggu, dilakukan secara berulang-ulang, dan adanya ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban. Agar dapat memfokuskan penelitian ini penulis menggunakan beberapa batasan masalah, seperti menggunakan subjek korban school bullying yang bersekolah di SMK dan membatasi pada hubungan persahabatan yang berkualitas.
Filsafat, 2019
Abstrak: Perilaku bullying sudah menjadi masalah serius di sekolah dan terjadi di seluruh Negara. Kecenderungan anak menjadi pelaku dan korban bullying ditinjau dari kualitas kelekatan dengan ibu yang bekerja.Subjek penelitian adalah 336 siswa (175 laki-laki dan 161 perempuan) yang memiliki ibu yang bekerja.Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kualitas kelekatan yang rendah dengan ibunya yang bekerja memiliki kecenderungan menjadi pelaku dan korban bullying dibanding siswa yang memiliki kualitas kelekatan yang tinggi.Siswa yang kelasnya lebih tinggi cenderung melakukan bullying dibanding kelas lebih rendah, dan siswa laki-laki juga lebih tinggi kecenderungan melakukan bullying dibanding siswa perempuan. Untuk jam kerja ibu, tidak ada perbedaan perilaku bullying-nya. Sedangkan kecenderungan menjadi korban, tidak terdapat perbedaan berdasarkan kelas dan jenis kelamin. Namun jam kerja ibu yang lebih lama menjadikan anak mudah menjadi korban bullying.
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang perbedaan tingkat stres pada mahasiswa yang terlibat dalam cyberbullying. Populasi penelitian adalah 94 mahasiswa aktif di Unversitas “X”. Dan sampel yang berjumlah 94 orang mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik analisis uji Mann-Whitney. Hasil analisis yang didapatkan dari penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat stres terhadap pelaku cyberbullying di Universitas “X
KESADARAN AKAN PERLINDUNGAN HUKUM, 2023
This research explores the issue of legal protection for adolescents from bullying cases in the school environment through a qualitative review analysis approach. The results of literature analysis indicate that bullying has serious impacts on the well-being of adolescents, necessitating holistic legal protection. Although regulations in education and child protection have been implemented, their implementation still encounters challenges. Case studies reveal disparities in handling cases across various educational institutions. The importance of societal awareness is reflected through antibullying campaign initiatives. The research conclusion emphasizes the continuous efforts needed to improve policy implementation, enhance public awareness, and promote a supportive school culture.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahaya bullying pada lingkungan sekolah, seperti yang diketahui kasus bullying banyak sekali terjadi kota-kota besar. Pembullying selalu ingin mengontrol, mendominasi dan tidak menghargai orang lain. Mereka melalula bullying sebagai bentuk balas dendam. kehidupan keluarga yang tidak harmonis juga bisa menjadi penyebab muncul pelaku bullying. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu menngunakan wawancara informan. Bullyng adalah tindakan mengintimidasi dan memaksa seorang individu atau kelompok yang lebih lemah untuk melakukan sesuatu diluar kehendak mereka, dengan maksud untuk membahayakan fisik, mental atau emosional melaui pelecahan dan penyerangan. Bullying merupakan istilah untuk tindakan kekerasan atau penindasan yang dilakukan oleh pihak yang lebih kuat baik dari segi umur, kekuatan, kekuasaan kepada pihak yang lemah. Bentuk dari perilaku bullying yaitu bullying fisik, bullying verbal dan bullying mental/psikologis yang dapat ber dampak buruk kepada korbannya, seperti lebam, luka, sakit, penakut, dan lain sebagainya dan untuk jangka panjang yaitu terganggunya kondisi psikologis dan penyesuaian social yang buruk. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor memiliki peranan penting dalam mencegah dan menanggulangi bullying di sekolah, untuk itu diperlukan pelayanan yang efisien dan komprehensif ke pada seluruh siswa dengan menggunakan berbagaiketerampilan dan media yang dapat membantu kinerja guru BK/Konselor dalam menangani bullying.
Putri Amanda Oktavia, 2022
Nasib anak-anak di Indonesia memang suram, baik di media massa, media elektronik maupun media sosial, kita bisa melihat sisi gelap perkembangan kehidupan anak dalam pemberitaan, selain itu kita juga bisa langsung melihatnya dalam kehidupan sehari-hari. kenyataan pahit di mana anakanak dipaksa hidup di jalanan, anak-anak ini telah menjadi tulang punggung kehidupan keluarga, Penelitian ini mengunakan metode kuantitatif dan juga Penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif yang dimana menggunakan metode pengumpulan bahan hukum merupakan studi kepustakaan atau studi domentasi (documentary study), bahan hukum yang digunakan pula ialah bahan hukum primer ialah semacam sekumpulan peraturan perundang- undangan dari UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, UU, Setiap orang memiliki Hak Konstitusional yang dimana merupakan sebuah hak-hak individu(individual right) yang dimiliki oleh setiap orang tanpa pengecualian dan tentu harus mendapatkan penjaminan terhadap suatu hak tersebut oleh sebuah Negara. Pemikiran tersebut bersumber dari doktrin yang bermula dari Negara barat,yang dimana hak-hak individu dikonsepsikan sebagai hak-hak alamiah (natural right) yang tercampur dalam hukum alam. Di zaman sekarang dapat disimpulkan bahwasannya nilai-nilai Hak Asasi Manusia seringkali terabaikan, pelanggaran HAM banyak sekali terjadi dilingkungan masyarakat atau bahkan di lingkungan sekolah yang dimana sering ditemukannya seperti kasus bullying atau perundungan di sekolah. Kasus bullying atau perundungan secara psikologis berdampak buruk kepada pelaku ataupun korban.Oleh karena itu maka harus dicari solusi untuk meminimalisir terjadinya kasus perundungan tersebut Kata kunci: HAM, Perundungan,Bullying
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Alternatif Wacana Ilmiah Interkultural, 2022
strategi layanan bk di sma untuk mengatasi perilaku bullying, 2022
ARTIKEL, 2022
Izham Giffari, 2023
Juvika Ayu Oktavia, 2024
Widy Aminarti, 2022
Natania Anita, 2022
MAKALAH VIKTIMOLOGI, 2020
MUSRIFIN, S.Pd. M.Pd, 2019