Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
8 pages
1 file
Pada mulanya di zaman purbakala banyak bangsa-bangsa yang bermukim sepanjang sungaisungai besar. Bangsa Mesir sepanjang sungai Nil di Afrika, bangsa Babilonia sepanjang sungai Tigris dan Eufrat, bangsa Hindu sepanjang sungai Indus dan Gangga, bangsa Cina sepanjang sungai Huang Ho dan Yang Tze. Bangsa-bangsa itu memerlukan keterampilan untuk mengendalikan banjir, mengeringkan rawa-rawa, membuat irigasi untuk mengolah tanah sepanjang sungai menjadi daerah pertanian untuk itu diperlukan pengetahuan praktis, yaitu pengetahuan teknik dan matematika bersama-sama. Sejarah menunjukkan bahwa permulaan Matematika berasal dari bangsa yang bermukim sepanjang aliran sungai tersebut. Mereka memerlukan perhitungan, penanggalan yang bisa dipakai sesuai dengan perubahan musim. Diperlukan alat-alat pengukur untuk mengukur persil-persil tanah yang dimiliki. Peningkatan peradaban memerlukan cara menilai kegiatan perdagangan, keuangan dan pemungutan pajak. Untuk keperluan praktis itu diperlukan bilangan-bilangan.
khususnya sebelum perubahan UUD 1945, serta sebelum di tetapkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, terdapat berbagai ketentuan yang dijadikan dasar hukum dalam proses pembentukan undangundang, di luar yang disebutkan dalam Undang-Undang Dasar yang berlaku saat itu (UUD 1945 Pra-amandemen). Sejarah perundang-undangan dapat dikemukakan, bahwa sejak proklamasi 17 Agustus 1945, hingga periode sekarang, setidaknya sudah 4 kali Indonesia mengalami pergantian Undang-Undang Dasar, yaitu: (1)Undang-Undang Dasar 1945; (2) Konstitusi Republik Indonesia Serikat; (3) Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia; (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 amandemen, dengan empat kali perubahan 1. UUD 1945 (sebelum perubahan) tidak secara lengkap menjelaskan tentang proses pembentukan undang-undang, melainkan sekedar menegaskan bahwa presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan DPR. Mengenai proses pembentukan undang-undang, hanya disebutkan bahwa Rancangan Undang-Undang yang tidak mendapat persetujuan DPR tidak boleh diajukan lagi pada masa persidangan berikutnya 2 .
Sensus di Amerika tahun 1880 telah memakan waktu yang lama dalam publikasinya, yaitu 7 tahun setelah sensus. Sehingga hasil publikasi data sensus terlihat agak kadaluarsa. Karena pertumbuhan yang cepat penduduk AS 1880-1890 (karena imigrasi) diperkirakan sensus tahun 1890 akan memakan waktu lebih lama yaitu 13 tahun untuk menyelesaikannya, padahal sensus di Amerika dilaksanakan setiap 10 tahun sekali. Untuk itu Dr. Herman Hollerith, ahli statistik dari Biro Sensus Amerika Serikat, menyelesaikan sebuah mesin untuk membantu pengolahan hasil sensus tahun 1890.
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karuniaNya kami dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul "Teladan Para Tokoh Persatuan". Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya.
terdengar menjelang abad XII. Setidaknya pada abad XII-XV Banten sudah menjadi pelabuhan kerajaan Sunda. Menurut Ten Dam di daerah sekitar ibu kota kerajaan Sunda yakni Pajajaran, yang lokasinya sekitar Bogor sekarang, sudah ada dua jalur jalan darat penting yang menghubungkan daerah pantai utara dengan ibukota. Salah satu dan jalur darat itu ialah jalan dan ibukota Pajajaran menuju Jasinga, kemudian membelok ke utara Rangkasbitung, dan berakhir di Banten Girang, yang terletak kira-kira ± 3 km di sebelah selatan kota Serang atau sekitar ±13 km dan Banten Lama. Pada waktu Tome Pires mengunjungi Banten tahun 1513, Banten merupakan pelabuhan kedua terbesar setelah Sunda Kelapa di kerajaan Sunda. Hubungan dagang telah banyak dilakukan antara Banten dengan Sumatera dan banyak perahu yang berlabuh di Banten. Pada waktu itu Banten sudah merupakan pelabuhan pengekspor beras, bahan makanan, dan lada. Sedangkan sekitar tahun 1522 Banten sudah merupakan pelabuhan yang cukup berarti, di mana kerajaan Sunda Kelapa sudah mengekspor 1000 bahar lada pertahun. Ketika kerajaan Islam berdiri, pusat kekuasaan di wilayah ini yang semula berkedudukan di Banten Girang, dipindahkan ke keraton Surosowan di Banten Lama dekat pantai. Dari sudut politik dan ekonomi, pemindahan ini dimaksudkan untuk memudahkan hubungan antara pesisir utara Jawa dengan pesisir Sumatera melalui selat Sunda dan Samudera Indonesia. Situasi ini berkaitan dengan kondisi politik di Asia Tenggara masa itu di mana Malaka sudah jatuh di bawah kekuasaan Portugis, sehingga pedagang-pedagang mengalihkan jalur dagangnya melalui Selat Sunda. Berdirinya keraton Surosowan sebagai ibu kota kerajaan Banten adalah atas petunjuk dan perintah Sunan Gunung Jati kepada putranya Hasanuddin yang kemudian menjadi raja Banten pertama. Kedatangan penguasa Islam ke daerah Banten terjadi kira-kira 1524-1525 pada saat mana daerah Banten masih berada dalam kekuasaan kerajaan Sunda dengan penguasanya bernama Rabu Pucuk Umum. Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah yang menjadi penguasa pertama di Banten tidak mentasbihkan diri menjadi raja pertama tetapi menyerahkan kekuasaannya kepada putranya Maulana Hasanuddin. Sultan Hasanuddin dinobatkan menjadi raja Banten pada tahun 1552. Selain membangun keraton Sunosowan, Hasanuddin juga membangun mesjid di sekitar Banten Lama sekarang. Hasanuddin digantikan oleh Maulana Yusuf sebagai raja Banten yang kedua (1570-15 80). Ia telah memperluas wilayah kekuasaan kerajaan Banten sampai jauh ke pedalaman yang semula masih dikuasai kerajaan Sunda dan berhasil menduduki ibukota keraja.an di Pakuwan. Maulana Yusuf memperluas bangunan Mesjid Agung dengan membuat serambi dan juga telah membangun sebuah mesjid lain di Kasunyatan (selatan Banten Lama). Waktu Maulana Yusuf wafat yang berhak naik tahta ialah Pangeran Muhammad. Karena waktu itu pangeran Muhammad masih kecil maka yang bertindak sebagai wali raja ialah Pangeran Aria Japara.
Berbicara sejarah peradilan agama yang ada di Indonesia berarti mengingatkan kita pada awal mula islam masuk di Indonesia yang untuk pertama kali pada abad pertama hijriah (1 H/ 7 M) yang dibawa langsung dari Arab oleh saudagar -saudagar dari Mekkah dan Madinah yang masyarakat mulai melaksanakan ajaran dan aturan agama Islam dalam kehidupan sehari -hari yang tersumber pada kitab fiqih.
Bulan September tahun 2009, UNESCO memberikan pengakuan internasional kepada batik Indonesia ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia. Pengakuan ini dilakukan secara resmi pada sidang UNESCO di Abu Dhabi. Sebagai ungkapan rasa bahagia, maka setiap tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik. Batik Indonesia dinilai sarat teknik, simbol, dan budaya yang terkait dengan kehidupan masyarakat. Hal ini tentu saja membanggakan kita karena sebelumnya batik juga diklaim oleh negara lain sebagai warisan nenek moyang mereka. Memang sejak lama ada berbagai pengaruh luar yang terdapat pada batik. Namun, akulturasi atau adaptasi budaya tersebut tidak mungkin dihindarkan. Contohnya saja Candi Borobudur. Berbagai pengaruh budaya India, tampak jelas dari keagamaan yang diwakili atau relief cerita yang terpahat pada dinding candi. Namun Candi Borobudur tetap diakui sebagai karya agung bangsa Indonesia sampai sekarang. Asli Indonesia Sebenarnya wacana tentang batik sebagai karya adiluhur mulai terlontar pada abad ke-19. Ketika itu pakar budaya Hindia Belanda, JLA Brandes mengatakan bahwa batik merupakan peninggalan asli milik bangsa Indonesia. Menurutnya, segala unsur dalam batik itu tidak dipengaruhi kebudayaan India, baik yang bercirikan Hinduisme maupun Buddhisme. Pada awalnya pendapat Brandes itu mendapat tentangan dari sejumlah pakar budaya lain, di antaranya NJ Krom. Dia mengatakan bahwa batik sudah lama dikenal di India. Contohnya adalah seni batik yang berkembang di pantai Koromandel. Dari India, menurut Krom, seni itu dibawa ke Indonesia melalui jalur perdagangan. Ada sebuah mitos bahwa pada abad ke-7 seorang pangeran dari pantai timur Jenggala bernama Lembu Amiluhur memperisteri seorang puteri bangsawan dari Koromandel. Puteri itu lalu mengajari seni membatik, menenun, dan mewarnai kain kepada para dayangnya. Maka dari itu orang-orang Jawa memiliki kemampuan membatik.
korelasi antara sejarah, peradaban, dan masa depan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.