Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
28 pages
1 file
Pers dapat tumbuh di Indonesia sejak abad ke-17 pada masa Kolonial Belanda di mana pada saat itu kemerdekaan masih belum Indonesia miliki, hingga pers menjadi salah satu yang sangat penting bagi Negara Indonesia sendiri seperti sekarang ini .
freedom of the press", kadangala melampaui batas-batas kesompanan. Malahan mendekati caracara yang biasanya dilakukan oleh pers di negara-negara liberal seperti Amerika Serikat. 5 Para Wartawana kita dalam masa Liberal ini banyak yang dihinggapi oleh jiwa liberalistis dan penyakit sinisme. Presiden Sukarn sendiri menkonstatir di masa ini timbulnya lima macam krisis dalam masyarakat kita, yaitu krisis kewibawaan, krisis politik, krisis pandangan dalam Angkatang Bersenjata dan krisis moril 6 . Pada masa Demokasi Liberal ini Koran-koran sangat banyak bermunculan mulai dari surat kabar Belanda , seperti Java Bode, de Locomotief, Algemeen Indisch Dagblad de Preanger Bode, Nieuwgier dan Nieuwe Courant. Koran-koran Belanda tersebut diberikan kebebasan untuk mengeluarkan segala macam pendapat, seperti dalam masalah Irian Barat banyak surat kabar Belanda, mendukung kebijaksanaan Pemerintah Belanda.
ABSTRAK Abstrak: Perkembangan Pers di Indonesia tidak pernah bisa lepas pada masa penjajahan negara Belanda dan Jepang. Berikut ini merupakan ulasan tentang pers Indonesia di zaman pendudukan Negara Belanda dan Jepang. Pers Indonesia di zaman Belanda juga dikelola oleh para pemimpin gerakan kebangsaan dan keagamaan di Indonesia yang sekaligus merangkap menjadi pemimpin redaksi atau pembantu dari majalah atau surat kabar Metode yang digunakan adalah metode histories dan dokumenter, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik kepustakaan, dokumentasi, dan wawancara.Kemudian teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif maksud dari teknik ini adalah teknik yang memaparkan dan menggambarkan data yang telah dianalisis. Penggunaan pers dimasa sekarang sudah semakin modern dan infromasi tidak hanya melalui surat kabar tapi sudah merambah ke gawai (gadget) yang semakin mudah dengan tersedianya konektivitas internet sehinga berita dan siaran bisa dilihat oleh khalayak ramai tapi perss tidak diatur dengan ketat akan menimbulkan berita palsu (HOAX) atau merugikan negara kasus ini hampir sama tahun 1950-1959 dengan adanya pembredelan kantor berita Suara Merdeka,Keng Po, Lembaga dan hal ini dilanjut pada masa demokrasi terpimpin, orde baru yang sejatinya perss hanya sebagai terompet penguasa sejatinya perss bisa independen dan teguh pada prisnip sesuai dengan kode etik perss. Kata Kunci: Sejarah Perss, Perss Modern, Agent of control 1. PENDAHULUAN
Langkah dadakan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dengan menghapus keberadaan Departemen Penerangan dalam jajaran Kabinet Persatuan Nasional yang dipimpinnya, pada Oktober 1999, seolah-olah menjadi klimaks mengejutkan dalam proses keterbukaan dan demokratisasi kehidupan pers di Indonesia.
Jejak-jejak awal mula pers Islam di Indonesia
Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam, 2018
Sejarah pers di Indonesia diawali dengan munculnya berbagai media pers yang dipelopori oleh Bangsa Eropa khususnya Belanda. Selain itu, ada juga media pers yang diterbitkan oleh kaum Indo Belanda. Dalam sejarah Indonesia media pers ini dikenal sebagai Pers kolonial. Selain menggunakan Bahasa Belanda pers kolonial juga menggunakan Bahasa Melayu dan bahkan ada yang menggunakan bahasa daerah. Selain membawa kepentingan pemerintah kolonial Pers Kolonial juga ada yang membawa kepentingan agama Kristen (misionaris).
ABSTRAK Pada masa sekarang, kita mengenal dua strategi dalam mencapai reformasi, yaitu dengan cara radikal dan moderat. Radikal diartikan dengan genjatan senjata sedangkan moderat dengan cara lunak atau dengan organisasi. Pada masa moderat ini mulai tumbuh organisasi pergerakan. Organisasi tersebut tidak akan tersebar luas jika tidak ada yang menyebarkannya. Di sinilah pers berfungsi untuk menyebarkannya. Pada awalnya pers hanya sebagai media massa semata, seiring waktu pers berubah menjadi sebagai tombak pergerakan dan mencapai kemerdekaan Indonesia bahkan munculnya reformasi. Penelitian ini bertujuan untuk:
merupakan suatu zaman yang paling cemerlang dalam sejarah Indonesia, hak-hak Indonesia akan kemerdekaan ditunjukkan oleh pengorbanan-pengorbanan yang luar biasa oleh bangsa Indonesia. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan hanya merupakan suatu kisah sentral dalam sejarah Indonesia melainkan merupakan suatu unsur yang kuat di dalam persepsi bangsa Indonesia itu sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas baru, untuk persatuan dalam menghadapi kekuasaan asing, dan untuk suatu tatanan sosial yang lebih adil akhirnya membuahkan hasil pada masa-masa sesudah perang dunia II. Untuk pertama kalinya di dalam kehidupan kebanyakan rakyat Indonesia segala sesuatu yang serba paksaan yang berasal dari kekuasaan asing hilang secara tiba-tiba. Tradisi nasional yang mengatakan bahwa rakyat Indonesia berjuang bahu-membahu selama revolusi hanya merupakan sedikit dasar sejarah. 1 Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II (1939-1945) membawa pengaruh bagi perkembangan sosial-politik di Indonesia. Tentara pendudukannya yang otoriter dan represif tidak lagi berdaya di Indonesia. Pada pertengahan bulan Agustus 1945 keadaan yang terjadi sedemikian rupa sehingga mengarah ke dislokasi sosial. Kekuatan-kekuatan bersifat revolusioner dari masyarakatyang selama ini dibungkam oleh rezim militermencuat ke permukaan dan mengalir laksana air bah yang dahsyat. Arus revolusi, dengan demikian, telah dimulai dan sepertinya sulit untuk dikendalikan. 2 Dalam suasana yang seperti itulah pers republik bermunculan. Kehadirannya dimaksudkan selain untuk memberikan penerangan dan koordinasi bagi hasrat besar masyarakat yang ingin bebas-merdeka, juga 1 Yahwa, Revolusi Fisik, dalam http://yahwa-ki.blogspot.co.id/2014/02/revolusi-fisik.html, di akses pada tanggal 18 September 2015 pukul 13.45 WIB. Dalam tulisan aslinya tahun 1945-1950 kemudian oleh pemakalah diganti menjadi tahun 1945-1949, karena pada umumnya periode Revolusi Fisik adalah tahun 1945-1949.
Abstrak Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui perkembangan awal pers di Hindia Belanda, (2) mengetahui peran Kapitalisme cetak dalam persebaran kesadaran nasional Indonesia, (3) mengetahui kaitan pers dan bangkitnya kesadaran nasional Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang dijabarkan oleh Kuntowijoyo. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perkembangan pers selalu terkait dengan kondisi sosial politik zaman yang berkaitan. Pers pada awal abad XX dipengaruhi oleh kebijakan politik etis yang mengidealkan kemajuan bangsa pribumi.Perkembangan pers didukung oleh adanya Kapitalisme cetak. Kapitalisme cetak memungkinkan tersebarnya kesadaran nasional Indonesia.Kesadaran nasional mula-mula terwujud dalam persebaran wacana kemajuan di kalangan pribumi terpelajar serta persebaran penggunaan bahasa melayu pasar sebagai lingua franca di Hindia Belanda. Kaitan antara pers dan bangkitnya kesadaran nasional Indonesia terlihat dalam surat kabar Bintang Hindia dan Medan Prijaji. Bintang Hindia merupakan surat kabar yang banyak memuat wacana kemajuan. Sejumlah gagasan penting dalam surat kabar ini antara lain Kaoem Moeda dan Bangsawan Pikiran. Kedua gagasan tersebut memberikan stimulus bagi kesadaran politik kaum pribumi terpelajar. Sementara itu, Medan Prijaji merupakan surat kabar yang lebih radikal daripada Bintang Hindia. Tulisan dalam Medan Prijaji banyak memuat kritik terhadap pemerintah kolonial dan memberikan bantuan hukum bagi pembaca yang membutuhkan. Abstract This study aims to: (1) find out the initial development of the press in the Dutch East Indies, (2) find out the role of print capitalism in the distribution of national consciousness Indonesia, (3) find out the related of press and the rise of Indonesian national consciousness. This study was conducted using the historcal method as described by Kuntowijoyo. The result of the study showed that the development of the press is always related to the social and political conditions related to age. The press in the early twentieth century was influenced by the ethical policies which idealize the advanced of indigenous peoples. The development of press is supported by print capitalism. Print capitalism allowed the spread of Indonesian national consciousness. National consciousness first manifested itself in the spread of the discourse of advances among the educated natives as well as the spread of the use of the Malay language as the lingua franca in the East Indies. The relation between the press and the rise of Indonesian national consciousness is seen in Bintang Hindia and Medan Prijaji. Bintang Hindia is a newspaper that contains many advances discourse. A number of important ideas in this newspaper among others Kaoem Moeda and Bangsawan Fikiran. Both of these ideas provide a stimulus for the political consciousness of the educated natives. Meanwhile, Medan Prijaji is a newspaper to be more radical than Bintang Hindia. The article in Medan Prijaji contains many criticisms to the colonial government and provide legal assistance to the reader which needed.
merupakan suatu zaman yang paling cemerlang dalam sejarah Indonesia, hak-hak Indonesia akan kemerdekaan ditunjukkan oleh pengorbanan-pengorbanan yang luar biasa oleh bangsa Indonesia. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan hanya merupakan suatu kisah sentral dalam sejarah Indonesia melainkan merupakan suatu unsur yang kuat di dalam persepsi bangsa Indonesia itu sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas baru, untuk persatuan dalam menghadapi kekuasaan asing, dan untuk suatu tatanan sosial yang lebih adil akhirnya membuahkan hasil pada masa-masa sesudah perang dunia II. Untuk pertama kalinya di dalam kehidupan kebanyakan rakyat Indonesia segala sesuatu yang serba paksaan yang berasal dari kekuasaan asing hilang secara tiba-tiba. Tradisi nasional yang mengatakan bahwa rakyat Indonesia berjuang bahu-membahu selama revolusi hanya merupakan sedikit dasar sejarah. 1 Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II (1939-1945) membawa pengaruh bagi perkembangan sosial-politik di Indonesia. Tentara pendudukannya yang otoriter dan represif tidak lagi berdaya di Indonesia. Pada pertengahan bulan Agustus 1945 keadaan yang terjadi sedemikian rupa sehingga mengarah ke dislokasi sosial. Kekuatan-kekuatan bersifat revolusioner dari masyarakat -yang selama ini dibungkam oleh rezim militermencuat ke permukaan dan mengalir laksana air bah yang dahsyat. Arus revolusi, dengan demikian, telah dimulai dan sepertinya sulit untuk dikendalikan. 2 Dalam suasana yang seperti itulah pers republik bermunculan. Kehadirannya dimaksudkan selain untuk memberikan penerangan dan koordinasi bagi hasrat besar masyarakat yang ingin bebas-1 Yahwa, Revolusi Fisik, dalam http://yahwa-ki.blogspot.co.id/2014/02/revolusi-fisik.html, di akses pada tanggal 18 September 2015 pukul 13.45 WIB. Dalam tulisan aslinya tahun 1945-1950 kemudian oleh pemakalah diganti menjadi tahun 1945-1949, karena pada umumnya periode Revolusi Fisik adalah tahun 1945-1949.
2008
his article addresses the research on media history in Indonesia. The VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) period of the seventeenth/eighteenth century, also known as the early modern period, is regarded as a starting point in this study. It was during this time that printing machines were imported from Europe by the VOC authorities. The availability of paper and printing ink also made it possible for the production of printed matter such as forms, books, and other material. The first known printed media was the Bataviasche Nouvelles, which served as a kind of newspaper. This period saw three types of publishing houses: (1) urban publishing; (2) publishing houses working under contract; and (3) royal publishing houses. Basically however, all these different publishing activities were aimed at supporting the existence of the VOC. Publishing companies were generally engaged in providing service to the Church and meeting the VOC's administrative requirements. Communication media, based on enhancing freedom of opinion and disseminating information, would pose a problem as it would come face to face with VOC's power monopoly.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
BUKU SEJARAH KELAS X SEMESTER 2, 2022
Paternus Eka Nugraha, 2020
Nun: Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara
Buku Teks Sejarah Kelas 10 Sejarah Indonesia Masa Persebaran Islam Sampai Zaman VOC, 2022
PALITA: Journal of Social - Religion Research, 2016
Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam, 2019
PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial)
dalam Jurnal Penelitian …, 2009
Jurnal ilmu Komunikasi, 2008
Gema Teologi, 2012
Sejarah Masa Islam dan VOC, 2022