Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2011, Literasi Jurnal Ilmu Ilmu Humaniora
…
6 pages
1 file
perempuan adalah matahari yang tak akan pernah tenggelam dengan keadilan dan kesetaraan gender perempuan akan melihat dunia"
2015
Indonesia Menonton Senyap menjadi tajuk acara sekaligus perayaan hari Hak Asasi Manusia di Indonesia. Secara simbolis, pemutaran perdana film Senyap diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki Jakarta, menandai pemutaran film Senyap di seluruh wilayah Indonesia. Semenjak itu, secara gratis, kepingan film Senyap didistribusikan, dan sampai ke penyelenggara-penyelenggara acara pemutaran Senyap, baik terbuka maupun terbatas, di seluruh penjuru Nusantara. Sejak itu pula, kita mendapat laporan pemutaran, tulisan, diskusi, liputan, bahkan ancaman, pembubaran paksa dan pengumuman pembatalan acara menonton bersama. Dari seluruh hiruk pikuk yang berlangsung di sekitar film Senyap, pertanyaan yang menjadi penting adalah, mengapa kita tetap menonton Senyap hari ini? Apa urgensinya? Tulisan ini berusaha menjawab pertanyaan ini, dengan melihat latar politis yang membingkai film Senyap. Kemudian, akan coba dijawab, urgensi menonton film ini dalam konteks hari ini. *** Usaha untuk menunjukan dan mengkompilasikan, bahkan mengarsipkan segala sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa 1965 sebenarnya telah dilakukan. Secara terbatas berbagai dokumentasi, kajian ilmiah, bahkan memoar yang menjelaskan duduk peristiwa 1965 dan peran serta beragam aktor, serta posisi dan pandangannya masing-masing terhadap peristiwa telah banyak diterbitkan. John Roosa, pada tahun 2009, menuliskan Bibliography on the Events of 1965-1966. 3 Dalam bibliografinya itu ia mengkompilasikan daftar seluruh sumber yang berkaitan tentang peristiwa 1965. Cakupan dari daftar sumber itu, dikelompokan menjadi enam kelompok, yang dapat dilihat sebagai pembabakan secara kronologis, berdasarkan tema dan kajian yang menjadi fokus dari masing-masing sumber. Enam pengelompokan tersebut kemudian dibagi lagi berdasarkan jenis sumber, tema dan fokus kajian dari masing-masing tersebut. Hampir seluruh dari daftar sumber itu memuat tulisan, baik dokumentasi, hasil wawancara, kajian akademis, atau pun artikel dengan tema peristiwa 1965. Informasi mengenai film bertemakan Peristiwa 1965, baru dapat saya temukan pada bagian ketiga, The Mass Arrest and Killings, pada sub kelompok nomor delapan, 5
Mongabay Indonesia, 2019
Kekhasan tata sosial masyarakat adat ini, seringkali tak dipahami masyarakat luas. Persepsi umum masih diselimuti prasangka negatif tentang cara hidup mereka, misal, julukan orang udik, primitif, anti pembangunan, dan stereotip lain.
Jurnal Jaffray, 2005
Pemberdayaan Masyarakat, 2021
Fungsi teori perubahan sosial adalah untuk menganalisis kondisi masayarakat secara objektif dan hasil dari analisa tersebut bisa dijadikan referensi untuk menerapkan model pemberdayaan masyarakat. Program pemberdayaan masyarakat lahir didasari bahwa sistem kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya masyarakat yang ada tidak memihak terhadap proses memanusiakan manusia "dehumanisasi" sehingga masyarakat berada pada kondisi tidak manusiawi pada semua sektor. Sejak orde reformasi hingga kini berbagai upaya dilakukan pemerintah dan pihak-pihak tertentu untuk memberdayakan masyarakat. Berbagai analisa dilakukan guna mendapatkan formula yang pas, sehingga tujuan "humanisasi" yang salah satu agendanya adalah pengentasan kemiskinan dapat terwujud ditengah-tengah masyarakat. Berbagai macam teori perubahan sosial telah ditulis para ilmuwan untuk menganalisa persoalan sosial. Salah satunya adalah teori yang dicetuskan oleh Paulo Freire (1970) yang tertuang dalam bukunya Pedagogy of the Oppressed, yaitu dengan menganalisa kesadaran atau pandangan hidup masyarakat terhadap diri mereka sendiri. Freire mengelompokan kesadaran manusia menjadi tiga kelompok : Kesadaran Magis (magical consciousness) Kesadaran magis adalah kesadaran yang tidak mampu mengkaitkan antara satu faktor dengan faktor lainya, misal masyarakat tidak mampu menganalisa persoalan kemiskinan yang timbul dengan kondisi politik dan budaya yang ada. Ciri dari kesadaran magis bahwa masalah-masalah yang terjadi di masyarakat lebih disebabkan oleh faktor faktor di luar manusia baik natural maupun super natural. Kesadaran masyarakat seperti biasanya terjadi pada masyarakat primitif dan terpencil. Kesadaran Naif (naival consciousness) Yang dimaksud dengan kesadaran naif disini bahwa akar masalah yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh faktor manusia itu sendiri. Misalnya, kemiskinan yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh manusia itu sendiri yang malas, tidak memiliki jiwa wirausaha dan lainya. Ciri khas dari teori ini kesadaran masyarakat tidak mempersoalkan sistem dan struktur. Mereka menganggap bahwa sistem dan struktur sudah dianggap baik, masyarakatlah yang harus menyesuaikan diri dengan sistem dan struktur sehingga persoalan-persoalan dimasyarakat dapat teratasi. Pada kondisi masyarakat seperti ini yang dibutuhkan adalah man power development untuk menggerakan sistem yang sudah dianggap baik tadi. Kesadaran Kritis (critical consciousness) Kesadaran ini menganggap bahwa persoalan yang terjadi di masyarakat akar masalahnya pada sistem dan struktur. Kesadaran kritis mencoba menganalisa struktur dan sistem kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya dikaitkan dengan kondisi masyarakat yang ada. Pada teori ini masyarakat dituntut mampu menganalisa, misal apakah kemiskinan itu ada kaitanya dengan sistem dan struktur dan mampu menganalisa bagaimana sistem dan struktur itu bekerja.
Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 2014
This article describes the FGD as data collection methods and techniques in social research and as part of a participatory approach to identify the circumstances, needs, problems and potential development opportunities into the community and social capital in development. In accordance with its use, is expected introductory discussion on this article in helping researchers understand the basics and implementation steps FGD as one of the research data collection techniques. Similarly for the practitioner community development facilitators to better facilitate group discussion as one of the expertise in running role as community care and development.
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan, 2019
Raja Ampat Indigenous People is a community of fisherman that practices one of its traditions, called Sasi. Research results show Raja Ampat has become the largest conservation area in Indonesia with a zoning system established under government regulations. However, this zoning system could not solve the the problem of marine ecosystem destruction, as there are still desctructive fishing activities to coral reefs. Economic reasons, and the zoning system implemented by the government and marine conservation NGOs, which is considered as a product from outside/modern, becoming one of the reasons for the community to disobey, and often doing destructive avtivities in the zonation. Therefore, the activity of Sasi needs to be reactivated and used to support the marine conservation efforts, based on indigenous/local people with the role of traditional and religious leaders in the rituals, so that coral reef desctruction and damages can be avoided.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Ledalero, 2017
Geotimes, 2017
Akuntansi Musyarakah pada Usaha Barokah Kebab Pizza Turkey, 2021
Mengentaskan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Masyarakat, 2020
Journal of Health and Behavioral Science
Lensa Budaya: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Budaya, 2017
HIS Shelter Community Indonesia, 2007