Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2017
…
482 pages
1 file
Sebuah karya cipta seni tidak mungkin dilepaskan dari penciptanya. Wujud seni hadir di hadapan penonton melalui sebuah proses kreasi panjang yang tidak pernah diketahui oleh penonton, dan bahkan sering disepelekan oleh para pengamat. Ciptaannya diawali dari munculnya kehendak seniman untuk melakukan penciptaan, pengendapan ide yang menjadi sumber garapan, penggarapannya, sampai karya seni tersebut siap hadir di hadapan penonton. Seorang pencipta seni adalah seorang kreator, atau menurut Arthur Nalan sebagai homocreator, yaitu orang-orang kreatif yang mempunyai keberanian untuk mengikuti gagasannya dan melaksanakannya sampai selesai. Kreativitas miliknya tersebut bukan karya individual semata, tetapi karya yang memiliki tentang sebuah semangat zaman bertumbuh, menyebar, dan mengendap dalam hati sanubari masyarakat. Perubahan dan dinamika hidup masyarakat zaman tertentu terekam secara konkret melalui paradigma (paradigm), tata pikir (mind set), dan nilai-nilai (values) hidup manusia. ...
BIDIK: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 2021
The purpose of this training activity is (1) to provide an understanding of the stages of managing a show or event. (2) So that the event can be walk on the planned. To achieve this, training activities are needed including (1) Providing performing arts management materials, (2) Assisting partners and to be holding Komunitas Kesara that will launch a poetry musical album.
2011
Buku ini dibagi menjadi VII bab, pada bab I disampaikan pokok persoalan yang yang terkait dengan keberadaan seni kriya dan kerajinan termasuk makna seni kriya dan kerajinan, proses kreatifitas dan komparasinya. Pada bab II, membahas tentang sisi ekonomi seni kriya dan kerajinan, serta seni kriya dalam ekonomi kreatif. Bab III, akibat gempa bumi 2006 di Yogyakarta, krisis global 2008, dan lesunya pemasaran membuat seni kerajinan mengalami stagnasi yang luar biasa, dan bagaimana cara keluarnya. Bab IV menyajikan profil kriyawan yang kreatif yang memberi dapak perubahan pada perkembangan seni kerajinan di Indonesia. Bab V pertumbuhan sentra industry seni kerajinan yang menjadi tujuan para pebinisnis seni kerajinan dunia. Bab VI, sebuah pola pembinaan lalu lintas kreatifitas yang penulis munculkan sebagai salah satu solusi dalam carut-marut penataan desain, termasuk pada hak dan kuwajiban kriyawan dan perajin. Dan bab VII Penutup
Unsur Rupawi yang merupakan salah satu pendukung di dalam Sandiwara Cirebon terlihat sangat dominan mewarnai pada setiap pertunjukan. Beradasarkan pengamatan penulis dalam beberapa pertunjukan, ada kecenderungan yang hampir serupa, yakni pewarnaan yang sangat kuat. Sebelum pertunjukan dimulai, penonton sudah bisa melihat panggung yang dipenuhi oleh gambar, baik yang bersifat dekoratif.
2013
Kelebihan buku ini adalah mampu menuntun mahasiswa dan semua yang tertarik pada penelitian seni pertunjukan dari tidak tahu masalah hingga mempu merusmuskan masalah, merancang proposal penelitian, dan menyajikan hasil dengan tetap menjunjung etika penelitian. Buku ini dirancang dan disusun bagi mahasiswa yang mempersiapkan tugas akhir di Fakultas seni pertunjukan atau fakultas pendidikan bahasa dan seni. Setiap akhir bab pada buku dilengkapi soal latihan dengan harapan setiap pembaca akan mampu melakukan penelitian. Seperti telah diketahui bahwa melakukan penelitian merupakan sebuah keterampilan yang dapat diperoleh dengan latihan terus menerus.
Musikolastika, 2023
Penelitian ini bertujuan menjelaskan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung pada pertunjukan drama musikal Randai Rantau Malin yang ditampilkan oleh kelompok seni Palito Nyalo di Kecamatan Pauh Kota Padang. Krisis karakter yang sedang terjadi saat ini membuat dampak yang cukup mengkhawatirkan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Maraknya perkembangan teknologi saat ini, membawa pengaruh negatif bagi generasi muda. Pemerintah mulai menekankan penguatan pendidikan karakter pada setiap lembaga pendidikan baik itu pendidikan formal dan pendidikan nonformal, salah satunya dengan memberikan pelatihan seni tradisi. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data yang di ambil melalui observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif yang diperoleh dari data primer dan sekunder. Hasil dan Pembahasan: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang ikut mempelajari dan terlibat dalam pertunjukan drama musikal Randai Rantau Malin lebih memahami nilai-nilai karakter dan menanamkan nilainilai tersebut pada kehidupannya sehari-sehari. Mereka merealisasikan nilai-nilai karakter seperti: nilai religius, nilai jujur, nilai toleransi, nilai disiplin, kreatif, dan gotongroyong. Dalam pertunjukan Rantau Malin terdapat banyak nilai dan pesan yang dapat diambil hikmahnya, karena fungsi awal dari kesenian ini sendiri tidak hanya sebagai hiburan semata namun terdapat banyak unsur-unsur nilai dan pesan untuk kehidupan sehari-hari yang dapat direalisasikan ditengah keluarga dan masyarakat. Dengan sendirinya nilai-nilai yang terdapat dalam kesenian ini dapat membentuk karakter pada generasi muda saat ini.
This paper is a study of the representation of multiculturalism and globalization in seven contemporary art works of Putu Sutawijaya between 1998 an d0201 as a creative journey and process of the contemporary artist through his visual cultural ideas from his exhibition at the National Galery in Jakarta (Legacy of Sagacity, 20—30 November 2008) and one sculpture (Merasa Bebas) in the Art Apreciation Park in the Faculty of Culture at Universitas Indonesia in Depok (2010). Through preliminary study visual culture of the seven contemporary works which are diverse and dynamics can be discovered that Putu Sutawijay always maintain a consistent concept and full authority in his creative process where " Idea is Form " in passing his message. This paper is expected will be able to recognize various multicutural interpretation and globalization through the seven contemporary art works by Putu Sutawijaya as an artis who resides in two cultural regions—Bali and Yogyakart, as ide of his participation in residency programs in Switzerland and Malaysia. Abstrak Makalah ini akan mengkaji representasi multikulturalisme dan globalisasi dalam tujuh karya seni rupa kontemporer Putu Sutawijaya 1998—2010 sebagai proses perjalanan kreatif sang seniman kontemporer melalui lintasan ide-ide budaya visualnya dari pameran tunggalnya di Galeri Nasional Jakarta Pusat (Legacy of Sagacity, 20—30 November 2008) dan satu karya patung (Merasa Bebas) di Taman Apresiasi Seni Rupa di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok (2010). Dalam penelitian awal budaya visual tujuh karya seni rupa kontemporer Putu Sutawijaya yang sangat beragam dan dinamis tersebut telah diketemukan bahwa Putu Sutawijaya senantiasa memiliki konsep yang konsisten dan memiliki otoritas penuh dalam proses kreatifnya, dimana ide sebagai bentuk (Idea is Form) dalam menyampaikan pesannya. Penulisan makalah ini diharapkan mampu mengenali berbagai tafsir multikulturalisme dan globalisasi melalui budaya visual tujuh karya seni rupa kontemporer Putu Sutawijaya sebagai seniman yang berdomisili di dua kota besar Indonesia—Kota Budaya; Bali dan Yogyakarta. Selain itu, Putu Sutawijaya juga telah menjalani residensial di beberapa negara, antara lain di Swiss dan Malaysia.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Aftaru Annisa, Benita Lailani, Bimo Prabowo, Budiman Rahmadhan
Gorga : Jurnal Seni Rupa
Allamsina, 2021
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 2020
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)