Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2020, Ganjar Gumilar
…
34 pages
1 file
Ganjar Gumilar, 2021
Sebagai sebuah paradigma, pluralisme telah begitu baik diterima jika bukan dirayakan oleh masyarakat mutakhir. Bagaimana tidak? Ia menolak pemikiran yang hegemonik, mempromosikan kesejajaran, bersifat demokratis, serta terbuka dan akomodatif terhadap (hampir) segalanya. Dalam praktik seni kontemporer, pluralisme menjadi manifestasi dari kembalinya seni pada peradaban, menjadi tempat dimana ragam persoalan kemanusiaan bersama-sama dibicarakan secara bersamaan. Pluralisme dibayangkan membawa sikap toleran yang merangkul, netral yang tanpa prasangka, dan menghargai segala kepentingan. Dilandasinya seni kemudian menjadi sarana untuk mengadvokasikan kepentingan: politik identitas, perjuangan kelas, juga advokasi bagi yang ‘Liyan’. Apa benar pluralisme itu demikian? Jika ia netral dan tidak pernah memihak, apa semua penilaian menjadi serba relatif? Bukankan premis ‘semua serba relatif’ menganulir dirinya sendiri dengan menjadi absolut? Pluralisme boleh jadi menerima dan menghargai segala perbedaan, namun melaluinya menyatakan ‘kebenaran’ kemudian menjadi beresiko, ia dapat menjadi kabur dan tanpa acuan. Bagaimana mungkin satu hal menjadi benar ketika negasinya tidak bisa menjadi salah? Semenjak di titik terjauhnya konteks apapun dapat dibangun untuk melegitimasi (secara relatif) sebuah versi kebenaran. Bukan berarti bahwa monisme kemudian perlu ditegakkan, bukan pula mengajukan dualisme antagonis sebagai jawaban, namun mendekati kenyataan dengan pluralisme pun sepertinya tidak sepenuhnya menjelaskan. Sebuah pameran tentunya memiliki keterbatasan jangkauan pembahasan, dan persoalan yang sebelumnya diulas pun belum pula dapat tuntas dibicarakan. Influx: Extended berupaya untuk setidaknya dapat membuka tabir persoalan sehingga perbincangan lanjutan dapat mulai dilakukan. Dalam pameran ini, keberagaman patut diakui masih disikapi secara ‘diplomatis’ dengan menjadi deskriptif melakukan penjangkaran kontekstual pada landasan sosio-kultural-lingkungan dari tiap-tiap unit perkembangan. Setidaknya melalui deskripsi ini sebuah dinamika dapat terbaca, untuk kemudian didalami dan ditelusuri, jika bukan menggambarkan perkembangan seni rupa kontemporer kita selama kurang lebih tiga dekade terakhir. Terdapat setidaknya 4 ragam gejala, atau sensibilitas estetik yang cukup mengemuka dari karya-karya yang dihadirkan: pertama adalah upaya ‘kembali ke estetika’ dalam ekspresi idiosinkratik paska fenomena seni pembebasan sosial di akhir dekade 1990an, kemudian representasi seni yang masih menjadi dominan pada dekade 2000an, kemudian eksplorasi seni media yang ditopang perkembangan teknologi di dekade yang sama, dan terakhir adalah gejala seni paska representasi yang termanifestasikan dalam bentuk abstrak kontemporer akhir-akhir ini. Terlihat adanya satu siklus dimana relevansi estetika pada kebudayaan terus menjadi hal yang dibicarakan dan dipentingkan: sempat diutamakan dalam semangat penerimaan modernitas, ditampik mengabdi pada isu sosial dalam krisis politik, menelusup ke dalam individualitas seniman seraya membongkar persoalan kultural dan kontekstual di era pembebasan, hingga kembali direnungkan di tataran fundamental ketika representasi menjadi dominan. Ini menunjukkan bagaimana praktik seni rupa kontemporer, terlepas dari keberagaman yang terasa begitu nyata, sebetulnya tidak berjalan statis tenggelam dalam bentuk eksplorasi tak terbatas dengan mengikuti keberpihakan masing-masing seniman, melainkan terus berkait, berkelindan, dan berdialog dengan arus perkembangan zaman.
penjelasan mengenai pemasangan infus, dan tata cara pemasangannya
Ada tiga bentuk penulisan notasi matematis di komputer, satu bentuk adalah yang umum digunakan manusia (sebagai input di komputer) yaitu infix, dan dua yang digunakan oleh komputer (sebagai proses), yaitu postfix dan infix. Berikut contoh-contohnya:
Anafilaksis adalah suatu reaksi alergi yang bersifat akut,menyeluruh dan bisa menjadi berat. Anafilaksis terjadi pada seseorang yang sebelumnya telah mengalami sensitisasi akibat pemaparan terhadap suatu alergen. ( Brunner dan Suddarth.2001).
Inflasi didefinisikan sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua macam barang saja tidak dapat dikatakan sebagai inflasi kecuali kenaikan tersebut membawa dampak terhadap kenaikan harga sebagian besar barang-barang lain. Kecenderungan untuk menaik terus-menerus berarti kenaikan harga selama satu musim atau selama satu periode waktu saja tidak dapat dikatakan sebagai inflasi, seperti misalnya kenaikan harga menjelang hari raya. Kata kecenderungan pada definisi inflasi tersebut perlu diperhatikan. Jika seandainya harga sebagian besar barang-barang ditentukan dan diatur oleh pemerintah, maka harga-harga yang dicatat adalah harga resmi yang diatur oleh pemerintahsehingga mungkin tidak menunjukkan kenaikan apapun, tapi mungkin dalam kenyataannya harga yang terjadi dimasyarakat cenderung untuk terus naik. Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjdi inflasi, yaitu: • Kenaikan harga • Bersifat umum • Berlangsung terus menerus Penggolongan Inflasi ▲ Menurut laju inflasi pertahun Inflasi dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: • Inflasi ringan (dibawah 10% setahun) • Inflasi sedang (antara 10%-30% setahun) • Inflasi berat (antara 30%-100% setahun) • Hiperinflasi (diatas 100% setahun) ▲ Atas dasar sebab terjadinya Inflasi Berdasarkan penggolongan ini, inflasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (sukirno, 1997, hal.303): • Demand pull inflation, yaitu inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat dan permintaan ini tidak diimbangi dengan tersedianya barang yang disediakan oleh suatu perekonomian. Misalnya, bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan mencetak uang, atau bertambahnya permintaan luar negeri akan barang-barang ekspor atau juga karena bertambahnya investasi karena adaya kredit yang murah.[4] Inflasi tekanan permintaan (Demand pull inflation) adalah inflasi yang terjadi karena dominanya tekanan permintaan agregat. Tekanan permintaan meneybabkan output perekonomian bertanbah, tetapi disertai inflasi, doilihat dari makin tingginya harga umum. Dalam inflasi ini tidak selalu berarti penawaran agregat tidak bertambah. Yang pasti, kalaupun terjadi penawaran agregat, jumlahnya lebih kecil dibanding peningkatan permintaan agregat.[5]
Infiltrasi dapat diartikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi (gerakan air ke arah vertikal). Setelah keadaan jenuh pada lapisan tanah bagian atas terlampaui, sebagian dari air tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi dan dikenal dengan proses perkolasi.
INFORMASI, 2011
Capital inflow can be interpreted as an increase in the amount of money available from external or foreign sources for the purchase of local capital assets such as securities, houses, buildings, land, machinery. These short-term asset purchase, so if at any time be withdrawn in large quantities, it will endanger the country's economy. The swift flow of foreign funds may be a threat to the country which became the capital inflow in the form of options: pressure of inflation, high cost economy, the defisit Central Bank balance, the economic turbulence, and the threat of economic growth. Improvement of high economic growth accompanied by rising foreign exchange reserves that high also, it turns out is not free from the risk of unbridled inflation and economic cricis, destabilizing the economy during those funds withdrawn by foreign investors. For the avoidance of economic risk, should the government together with the Central Bank made a rule to direct capital inflow into the real s...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
KONSERVASI DAN REKLAMASI LAHAN, 2018