Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2020, Genta Hredaya: Media Informasi Ilmiah Jurusan Brahma Widya STAHN Mpu Kuturan Singaraja
…
7 pages
1 file
Lontar Gong Besi is one of the referens of Hindus especially mazab shiva. Lontar is written a mahakawi, as well as the rajakerta Hindu community in Bali, named Mpu Kuturan. Many teachings can be learned from reading this ejection. Careful scrutiny, descriptions for the description of the eons of Gong Gong found, the Concept of Godhead, the omnipotence of Bhatara Dalem, Hyang Parameswara (ista Dewata) saktiya Siwa. The omnipotence of the soul becomes the source of creation (utpati), the maintenance (stiti), and the power restores to its origin (pralina). In the tradition of Hindu community life in Bali, the concept of the lontar cadence of Gong Wesi is manifested in the form of worship, both at the village level of pakraman, and at the family level. Sanggah/Studio as linggih (stana) Hyang Tunggal, Hyang Atma in Kamulan Tengen (right room) is Bapanta, Paratma in Kemulan Kiwa (left room) is Ibunta, and Hyang Siwatma in Kemulan Madya (living room) is raganta. Susunatma is meme, father and ragane go back to Dalem become Hyang Tunggal. Conclusion, the concept of divinity in ejection Gong Wesi in the religious social life of Hindu society in Bali.
Mendengar bunyi lonceng gereja yang merobek-robek kesenyapan pagi di tiap hari minggu bukan hal baru bagi sebagian besar penduduk NTT yang mayoritas beragama Kristen. Penulis sendiri mengalami hal ini sejak masa kecil. Sebagai anak yang lahir dan dibesarkan dalam keluarga Kristen, apalagi beribukan seorang pendeta jemaat yang berakibat beruman tinggal di dekat gedung kebaktian, mendengar bunyi ketukan lonceng sudah merupakan sebuah kelaziman. Bagi keluarga kami, bunyi lonceng menyampaikan pesan khusus. Ia bisa merupakan panggilan agar warga jemaat yang sedang di rumah atau di tempat kerja bersiapsiap menghadiri ibadah, tetapi bisa juga pengumuman bahwa seorang warga jemaat telah meninggal dunia.
2020
Religion is the system of human belief about the existence of God as the origin and return of all forms of life. The concept of divinity (theology) in Hinduism expressly states the existence of God in the form of Nirguna Brahman and Saguna Brahman. The main sources of divinity in Hinduism can be extracted from the Vedic sacred library (Sruti). Besides that divine teachings in Hinduism can be extracted from literature such as Brahma Sutra, Upanisad, Purana, Ithihasa and archipelago texts in the form of lontar. One of the lontar which describes the Hindu theology is Tattwa Jñāna. Tattwa Jñāna means knowledge about tattwa, Śivaistis pattern contains the teachings of Shiva. Verses in this lontar used Old Javanese. This book guides people who want to be free from misery and reincarnation. Sanghyang Tattwa Jñāna that must be known in advance, which is the basis of all tattwa. By recognizing Sanghyang Tattwa Jñāna, humans can understand the life and life they receive now. In TattwaJñāna, the existence of God in the form of Nirguna Brahman is mentioned as Bhaţţara Parama Śiva , while God in the form of Saguna Brahman is declared as Bhaţţara Sadā Śiva. Parama Śiva is cetana / purusa or psychiatric / highest consciousness (God), holy -pure, not yet totally influenced by cyberspace (acetana / prakerti / pradhana), calm calm, eternal eternal, not beginning, not ending; so he was given the name Nirguna Brahman. SadāŚiva is Saguna Brahman, meaning that God has begun to take or be affected by the influence of māyā (acetana), and already has properties, functions and activities. The influence of māyā is not yet great, only in the form of use or the law of his own omnipotence which is often referred to as "Sakti", so that His holiness is still greater than the influence of māyā. Keyword: The concept of God, Tattwa Jnana. Agama merupakan ajaran yang di dalamnya menguraikan tentang keyakinan terhadap Tuhan dan Usaha manusia untuk mengetahui serta menghubungkan diri dengan Tuhan. Keyakinan manusia terhadap keberadaan mahkluk adi kodrati ( Tuhan ) yang menjadi sumber dan kembalinya seluruh tatanan kehidupan di alam semesta ini merupakan dasar dari agama. Pencarian manusia kepada Tuhan sebagai asal mula dan kembalinya seluruh ciptaan adalah tujuan dari agama.
2015
Ritual adalah wujud upacara persembahan atau pemujaan sebagai sebuah momentum peringatan terhadap anugrah Tuhan. Ritual Hindu yang dilaksanakan di Desa Kedis selalu menghadirkan gong kebyar sebagai bagian atau pengiring upacara ritual. Musik seperti yang diungkapkan para yogi menggunakan bunyi musik chakra sebagai kendaraan atma-nya untuk menyatu dengan Sang Pencipta. Musik termasuk gong kebyar dikatakan sebagai media spiritual dalam aktivitas ritual menuju Tuhan Yang Maha Esa. Dari fenomena yang telah disebutkan peneliti memilih gong kebyar di Desa Kedis sebagai objek penelitian. Gong kebyar di Desa Kedis memiliki beberapa keunikan sehingga, bentuk gamelan gong kebyar di Desa Kedis sangat perlu di ketahui karena untuk mengetahui aspek apa saja yang menjelaskan bahwa gong kebyar dapat dipandang sebagai media spiritual dalam ritual agama Hindu. Etnomusikologi sebagai teori untuk membedah permasalahan gong kebyar sebagai media pendakian spiritual. Didukung metode etnografi sebagai pan...
Jurnal Sosiologi Agama
Ajaran Kristen mainstream meyakini Tritunggal secara dogmatis. Dogma Tritunggal mengimani ketuhanan Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus sekaligus sebagaimana tercantum dalam kredo iman rasuli. Ketiga pribadi itu adalah pribadi Allah dan ketiga pribadi tersebut adalah Allah. Allah adalah Tuhan, Yesus adalah Tuhan, dan Roh Kudus juga Tuhan. Terdapat aliran Kristen yang bernama Saksi-Saksi Yehuwa yang menolak dogma Tritunggal ini. Menurut Saksi-Saksi Yehuwa, Tuhan itu Satu bernama Yehuwa. Hanya Yehuwa Yang Maha Kuasa dan Pencipta. Konsekwensinya, Yesus bukanlah Tuhan karena ia diciptakan atau makhluk. Konsep ketuhanan Saksi-Saksi Yehuwa ini bersifat monoteistik. Konsep ketuhanan yang monoteistik ini dijelaskan bahwa Hanya ada Satu Tuhan, Tidak ada Tuhan selain Yehuwa dalam ajaran Kristen Saksi Yehuwa (Kejadian 17:1); Tuhan memiliki sifat-sifat; dalam Alkitab dijelaskan Allah Yehuwa itu Maha Tinggi (Mazmur 83:18), Maha Kuasa (Penyingkapan 15:3), Raja kekekalan (Mazmur 90:2), Pencipta (P...
Jurnal Budaya Nusantara
Tulisan ini bertujuan untuk memperkenalkan suatu konsep Tuhan menurut orang Ngada, sebelum dipengaruhi oleh agama-agama besar dunia. Konsep ketuhanan ini dapat dikatakan sebagai bagian dari konsep yang berkontribusi pada sila pertama Pancasila. Tulisan ini berfokus pada empat poin penting yakni; panggilan atau sebutan, serta peran Tuhan dalam kehidupan konkrit, pengakuan adanya Tuhan dalam bentuk bangunan, dan salah satu pengakuan adanya Tuhan yang diaktualisasikan dalam upacara adat orang Ngada, serta kaitannya dengan Pancasila. Metode yang digunakan adalah kualitatif yang bersumber pada studi kepustakaan. Ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yakni; Pancasila merupakan hasil dari kristalisasi nilai primordial, sejak zaman purba bangsa Indonesia adalah bangsa yang ber-Tuhan, dan nilai-nilai Pancasila tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Pancasila sebagai satu kesatuan nilai yang mempersatukan perbedaan dan harus dipertahankan. Dari konsep ketuhanan dalam masyar...
Sanjiwani: Jurnal Filsafat
Tattwa merupakan ajaran kebenaran dari hakekat Brahman (Tuhan) dan segala sesuatu yang terkait dengan kemahakuasaan Tuhan. Tuhan atau Brahman adalah asal segala yang ada, Brahman merupakan primacosa yang adanya bersifat mutlak. Karena sumber atas semua yang ada, tanpa ada Brahman maka tidak mungkin semuanya ada. Tattwa adalah kebenaran yang sejati dan hakiki. Tattwa ini sebagai konsep filsafat didasarkan atas tujuan yang hendak dicapai oleh filsafat itu yakni kebenaran yang tertinggi dan hakiki. Didalam lontar – lontar di Bali kata Tattwa inilah lebih sering digunakan jika dibandingkan dengan ke tiga istilah filsafat yang lainya, pendidikan, tempat suci, upacara yadnya, adat istiadat dan lainya, semua itu merupakan konsep dasar atau inti sarinya adalah Tattwa. Dengan demikian maka tattwa adalah suatu istilah filsafat agama yang diartikan kebenaran yang sejati dan hakiki yang didasari perenungan yang betul–betul memerlukan pemikiran yang cemerlang agar sampai kepada hakekat dan sifat...
Jurnal IKADBUDI, 2017
Aksara swara termasuk di dalam klasifikasi bunyi bahasa, yakni bunyi vokal. Aksara swara adalah suatu sistem lambang grafis atau lambang bunyi (aksara) yang digunakan untuk menuliskan bahasa Jawa. Jumlah aksara Jawa ada 6, yaitu a – i – u – e [e, æ] – o – e [ǝ]. Penulisan dengan Aksara swara telah berhasil mendokumentasikan dan mengabadikan ajaran konsepsi tentang Tuhan bernuansa rasa kejawen melalui naskah Serat Kridhasastra karya Mas Ngabei Mangunwijaya yang berisi salah satunya adalah teks Aksara Swara.Tulisan ini berusaha menyajikan suatu gagasan yang berhubungan dengan ajaran konsepsi tentang Tuhan. Gagasan mengangkat kembali ajaran konsepsi tentang Tuhan itu disajikan melalui kajian deskriptif terhadap teks berjudul Aksara Swara.Pengkajian teks berjudul Aksara Swara karya Mas Ngabei Mangunwijaya diharapkan dapat memahami makna teks bagi masyarakat pada zamannya, yakni pada masa lampau sebagai sejarah, dan pada masa kini sebagai pemertahanan eksistensi ajaran atau piwulang, dal...
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan
Memegang peranan sebagai seorang pengendang Bali di dalam sebuah barungan gamelan gong kebyar, ternyata tidak sesederhana yang terlihat. Menjadi seorang pengendang di dalam sebuah sekeha gamelan gong kebyar Bali, harus memiliki jiwa kepemimpinan, agar sebuah sekeha dapat menampilkan pertunjukan yang bagus. Tidak semua pengendang Bali memiliki jiwa seperti itu, itu dikarenakan tidak semua pengendang tekun dalam melatih dirinya agar memiliki teknik dan kepekaan musikal yang baik. Peneliti ingin mengetahui konsep seorang pengendang yang ada di dalam memimpin sebuah sekeha gamelan gong kebyar Bali. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif,yang dalam implementasinya menggunakan teknik observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Hasil yang ditemukan di dalam penelitian ini adalah konsep musikalitas seorang pengendang Bali di dalam memimpin sebuah pertunjukan gamelan gong kebyar Bali. Konsep musikalitas ini meliputi teknik bermain kendang, mengatur dinamika lagu, m...
MELINTAS, 2020
This article aims to dialogue the concept of divinity in Manggarai, Indonesia, with the teachings of the Catholic Church. The concept of God in the Manggarai community has some similarities with the doctrine of God in the Catholic Church, that is, concerning the acknowledgment of God’s existence, involvement, and care. However, there are also matters that are quite different and that are not found in each respective context. On the one hand, the similarities can help those involved in catechesis with fresh understandings. On the other hand, the differences may enrich the outlook into knowledge about the concept of divinity, both in the context of living the Church’s teachings as well as in the context of being member of the cultural community. The results of the dialogue as explored in this article open the possibilities to help decrease the practices of syncretism on matters of faith in the Manggarai Catholic community. The approaches used by the authors to trace the concept of div...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Agama dan Budaya Nusantara Pasca Kristenisasi, 2020
Arlan Kaharu, 2020
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi, 2022
Journal of Music Science, Technology, and Industry
Metahumaniora, 2017
J-Alif : Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah dan Budaya Islam
Konsep KeTuhanan Suku Batak Toba, 2022
JURNAL SATWIKA, 2019