Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
184 pages
1 file
Dalam catatan kuliah ini diberikan beberapa materi dari mata kuliah aljabar untuk program sarjana S2 jurusan matematika FMIPA-ITS. Materi kuliah berupa perencanaan yang disajikan agar mempermudah peserta ajar dalam proses belajar mengajar. Peserta ajar diharapkan mempersiapkan diri melalui pemahaman yang dipunyai sebelumnya dan menambah kekurangan pemahaman pengetahuannya yang dirasa kurang saat proses belajar mengajar di kelas. Juga agar mempermudah proses belajar mengajar digunakan alat bantu perangkat lunak SageMath versi 5.0.
Dalam catatan kuliah ini diberikan beberapa materi dari mata kuliah aljabar untuk program sarjana S2 jurusan matematika FMIPA-ITS. Materi kuliah berupa perencanaan yang disajikan agar mempermudah peserta ajar dalam proses belajar mengajar. Peserta ajar diharapkan mempersiapkan diri melalui pemahaman yang dipunyai sebelumnya dan menambah kekurangan pemahaman pengetahuannya yang dirasa kurang saat proses belajar mengajar di kelas. Juga agar mempermudah proses belajar mengajar digunakan alat bantu perangkat lunak SageMath versi 5.0.
Bentuk aljabar , maka 3a memiliki faktor-faktor, yaitu 2 dan a. Faktor 2 disebut faktor angka atau faktor numerik. Faktor ini sering disebut juga koefisein dari a. Faktor a disebut faktor huruf atau faktor alfabetik. Agar lebih mengerti perhatikan contoh-contoh berikut. t u e t u u t u u 2. FAKTOR PERKALIAN, KOEFISIEN, KONSTANTA, SUKU DAN SUKU SEJENIS
Prosiding : Konferensi Nasional Matematika dan IPA Universitas PGRI Banyuwangi, 2019
Miskonsepsi siswa merupakan kejadian dimana siswa salah menafsirkan suatu konsep. Kesalahan yang terjadi disebabkan karna pemahaman siswa itu sendiri. Salah satu miskonsepsi siswa adalah pada materi pecahan aljabar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :(1) Miskonsepsi siswa dalam pemecahan materi aljabar; (2) Faktor yang mempengaruhi miskonsepsi siswa pada pembelajaran materi aljabar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Calon subjek adalah siswa SMP kelas VIII sebanyak 7 dan terpilih 3 subjek penelitian. Teknik penelitian ini adalah tes tulis dan pedoman wawancara. Tes tulis digunakan untuk memperoleh data tentang kesulitan siswa dalam memecahkan soal. Sedangkan wawancara untuk memperdalam letak miskonsepsi pada siswa. Kemudian analisis data dilakukan dengan menggunakan indikator yang sudah ditentukan peneliti.kesimpulan hasil penelitian ini adalah ; (1) siswa kurang mahir dalam melakukan perkalian silang dan belum terlalu paham tentang prinsip konsep materi pecahan aljabar (2) siswa tidak menyamakan penyebut, tidak memfaktorkan dan salah dalam menafsirkan prinsip pencoretan (3) siswa kurang teliti dalam melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian pada materi pecahan aljabar. Direkomendasikan guru sebagai fasilitator dapat memberikan solusi yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang dialami siswa dalam mengatasi miskinsepsi. Seperti metode yang digunakan dapat bervariasi. Untuk kesalahan penyampaian materi maka seharusnya guru dapat meluruskan dan memberikan pelajaran secara jelas, benar, dan tepat kepada siswa, khususnya pada materi pecahan aljabar.
Sebelum membaca Al-Qur'an, hendaklah mengetahui tata cara menyambung dan memutus bacaan pada dua tempat, yaitu :
Salah satu fase remaja yaitu rasa ketertarikan terhadap lawan jenis disertai rasa ingin memiliki. Pengaruh kemajuan teknologi dan memudarnya kontrol sosial masyarakat, sehingga perubahan besar dirasakan oleh remaja karena mereka cenderung lebih banyak mengikuti trend tanpa memikirkan resiko baik buruknya, termasuk dalam perilaku berpacaran. Artikel ini mendeskripsikan hasil penelitian penulis berupa upaya guru bimbingan konseling dalam mengatasi perilaku menyimpang berpacaran siswa di SMAN 1 WAWO kabupaten Bima. Upaya ini merupakan suatu usaha yang dilakukan guru SMAN 1 WAWO untuk mencapai apa yang dikehendaki. Upaya guru bimbingan konseling dalam mengatasi perilaku menyimpang berpacaran merupakan suatu usaha dalam menguasai keadaan yang dilakukan oleh peserta didik hal ini dilakukan untuk mencegah perilaku atau aktivitas yang dilakukan peserta didik di luar batas aturan norma yang berlaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku berpacaran dan upaya mencegah siswa SMAN 1 WAWO melakukan aktivitas berpacaran. Jenis yang digunakan dalam artikel ini metode survey online dan juga wawancara secara daring kepada siswa SMAN 1 WAWO. Hasil artikel menunjukkan bahwa perilaku berpacaran yang dilakukan siswa diantaranya jalan berdua, mengobrol, bercanda, berpelukan, dan meraba. Menurut hasil penelitian, upaya dalam menangani remaja berpacaran ada 3 yaitu preventif, kuratif, dan pembinaan. Namun, upaya yang dilakukan guru bimbingan konseling untuk mencegah penyimpangan berpacaran adalah cenderung dengan upaya preventif, berupa layanan informasi secara klasikal dengan media video terkait bahaya pacaran pada remaja awal untuk membina dan mengendalikan siswa dengan baik serta mengadakan surat perjanjian dan sosialisasi.
ANDI KARTUM, 2016
Setelah mempelajari materi bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
AKSIOMA Journal of Mathematics Education, 2017
Teorema: Teori dan Riset Matematika
UNION: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Jurnal Gantang, 2019