Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
7 pages
1 file
Saya, sebagai Muslim, pasti ingin mengatakan bahwa al-Qur"an adalah kitab Suci yang tidak ada sedikitpun keraguan di dalamnya. Namun, sebagai peneliti, saya selalu ingin tahu kenapa jika al-Qur"an itu Suci, umat Islam tidak mau membaca atau menjadikannya sebagai bahan pedoman. Apakah karena kesuciannya, al-Qur"an tidak bisa dikatakan tidak "suci." Kita anggap saja bahwa itu Suci, tetapi karena kesuciannya, kita tidak bisa menangkap makna yang terkandung di dalamnya. Terlebih lagi bagaimana kita menghubungkan dengan alam semesta. Banyak sudah kajian para ahli yang mengatakan bahwa al-Qur"an itu adalah sumber ilmu pengetahuan. Namun, kenapa pula ketika banyak hasil dari ilmu pengetahuan tidak banyak yang dekat dengan al-Qur"an. Di samping itu, isu al-Qur"an dan alam semesta merupakan salah satu isu yang selalu disebutkan di dalam kitab suci ini mulai dari sisi penciptaan manusia dan alam semesta, sampai pada rahasia-rahasia bagaimana keteraturan alam dijadikan oleh Allāh SWT. Dalam makalah singkat ini, saya akan mencoba mengupas bagaimana posisi al-Qur"an dan alam semesta, dan dimana posisi kita sebagai objek dari perintah al-Qur"an pada saat yang sama juga merupakan bagian dari alam semesta juga.
Saya, sebagai Muslim, pasti ingin mengatakan bahwa al-Qur"an adalah kitab Suci yang tidak ada sedikitpun keraguan di dalamnya. Namun, sebagai peneliti, saya selalu ingin tahu kenapa jika al-Qur"an itu Suci, umat Islam tidak mau membaca atau menjadikannya sebagai bahan pedoman. Apakah karena kesuciannya, al-Qur"an tidak bisa dikatakan tidak "suci." Kita anggap saja bahwa itu Suci, tetapi karena kesuciannya, kita tidak bisa menangkap makna yang terkandung di dalamnya. Terlebih lagi bagaimana kita menghubungkan dengan alam semesta. Banyak sudah kajian para ahli yang mengatakan bahwa al-Qur"an itu adalah sumber ilmu pengetahuan. Namun, kenapa pula ketika banyak hasil dari ilmu pengetahuan tidak banyak yang dekat dengan al-Qur"an. Di samping itu, isu al-Qur"an dan alam semesta merupakan salah satu isu yang selalu disebutkan di dalam kitab suci ini mulai dari sisi penciptaan manusia dan alam semesta, sampai pada rahasia-rahasia bagaimana keteraturan alam dijadikan oleh Allāh SWT. Dalam makalah singkat ini, saya akan mencoba mengupas bagaimana posisi al-Qur"an dan alam semesta, dan dimana posisi kita sebagai objek dari perintah al-Qur"an pada saat yang sama juga merupakan bagian dari alam semesta juga.
Jurnal Akademika, 2013
Kosmologi sebagai ilmu yang membahas tentang alam semesta telah dijelaskan dalam Al-Qur"an dengan berbagai penjelasan tentang gejala alam. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, orang mulai melakukan pengamatan lebih rasional terhadap alam semesta. Astronomi berkembang, dari pengamatan bintang dan planet melebar ke studi struktur dan evolusi alam semesta. Lahirlah Kosmolgi, sains yang mencari pemahaman fundamental alam semesta. Tulisan ini membehas tentang kosmologi dan sains dalam perspektif Islam. Tulisan ini merupakan hasil telaah mendalam terhadap data kepustakaan yang kemudian dianalisa dan dideskripsikan. Hasil telaah menunjukkan bahwa kosmologi dalam Islam berbicara bukan hanya satu tatanan kosmos yaitu tatanan fisik tetapi juga meliputi tatanan dunia lain yang non fisik. Dalam hal sains, secara mendasar, kaum muslimin dibimbing oleh ajaran-ajaran Wahyu. Kepercayaan pada kesatuan seluruh fenomena seperti yang ditunjukkan dalam Al-Quran, bersama dengan klasifikasi sains seperti filosofis, mendorong penelitian kosmologis yang secara keseluruhan, mencerminkan luasnya pendekatan. Pada satu sisi terdapat spekulasi metafisika dan mistis yang melampaui benda-benda yang dapat diungkap melalui pengamatan langsung atau pengujian rasional murni. Di sisi lain terdapat pengamatan astronomi langsung dan analisis tentang fenomena yang diamati.
2013
Artikel ini mengulas temuan kosmologi modern denganmenggunakan pendekatan teologis, dengan mengemukakanargumen dari teolog, fiosof dan ilmuwan tentang kosmologimodern. Salah satu argumen dari mereka adalah bahwa alamsemesta telah diciptakan oleh Tuhan (Allah) dengan bukti-buktiyang telah banyak dilihat, dibaca, dan dipelajari dari al-Qur’an. Halyang terpenting dalam penemuan kosmologi modern menyerukanuntuk dipelajari secara teologi juga. Di antara pendapat tentangperan Tuhan sebagai pencipta alam semesta, seperti yangdikemukakan oleh Mulla Sadra, Guidarno dan lainnya. Inti daristatemen mereka yaitu bahwa alam semesta itu dinamis danmemperbaharui dirinya sendiri sesuai dengan sunnatullah. Dalamhal ini ada Zat yang mempunyai kuasa untuk melakukannya,yaitu Tuhan dengan hak prerogatif-Nya. Karenanya, keberadaanTuhan akan terasa dekat dengan kreasi-kreasi yang telah dilakukandi alam semesta sampai alam yang kita rasakan sekarang yangmenunjukan bahwa Tuhan itu ada. Mereka mengatakan bahw...
PALAPA, 2019
Where is the Islamic view of the hermeneutics of the Qur'an? This article describes the eternal philosophy, I assert that the study of the Qur’an with a hermeneutical approach is very necessary in this era of globalization. This article uses the method of psychological interpretation. The Psychological approach uses cooperative and hunches in understanding the author's soul. This is not only to understand the author from a psychological point of view, but also to get the author's intent from within the text. This article is here to understand and analyze the understanding of the meaning of the esoteric verses of the Qur'an. Contemplation and debate are evidence of the loss of esoteric spiritual-religious understanding of the Qur'an, this understanding recognizes the Qur'an as a sacred / divine reflection that has moral strength, and becomes a moral-spiritual teacher of man. This essay focuses on the idea that the Qur'anic hermeneutics serves to explore th...
2018
Abstrak: Sebagai seorang muslim kita dapat mengambil makna dari alam semesta atau kosmologi yang merupakan sebuah tanda untuk mengenal lebih jauh kepada sang Pencipta dan memahami Islam sebagai agama yang telah diridloi-Nya. Alam semesta diciptakan oleh sang Pencipta tidak lain untuk kemaslahatan manusia dan keberlangsungan kehidupan generasi selanjutnya. Selain itu sebagai tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang seharusnya dijadikan manusia sebagai bahan renungan bahwa manusia hanyalah sebagian kecil dari alam semesta. Dalam pembahasan ini akan sedikit dibahas tentang kosmologi yang berhubungan erat dengan eksistensi Allah SWT. Juga sebagai sebuah pendekatan untuk memahami Islam sebagai agama yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW
2020
Allah Subhanahu wa Taala, sebagai Tuhan alam semesta yang maha Esa dan Maha Kuasa. Alam semesta ini menjadi suatu hal yang menarik untuk di pelajari. Bagaimana alam semesta ini terbentuk tak luput dari bagaimana proses penciptaan alam semesta ini. Para ilmuan memiliki teori bagaimana awal mula terbentuknya dunia ini yang disebut teori Big Bang. Namun jauh sebelum teoti itu muncul al-Quran sudah menjelaskan kepada umat manusia bagaimana proses penciptaan alam semesta ini dengan enam tahapan. Semua terjelaskan bagaimana dulunya dunia ini bermula dari suatu masa dan terpisah sehingga terbagi dalam bagian bagian dalam tatasurya yang dikenal sebagai galaksi-galaksi, lalu siang dan malam, air, gunung serta manusia dan hewan. Semua sesuai dengan para ilmuan itu temukan dalam ilmu Kosmologi. Sebagai umat muslim kita harus percaya bahwa al-Quran benar-benar petunjuk yang Allah berikan untuk membimbing manusia agar selamat dunia dan akhirat. Kata kunci: Kosmologi, Pendekatan, kajian Islam.
Mulla Sadra's cosmological philosophy combined with the Qur'an which is rich in spiritual values can be used as a basis for building a new environmental ethic. Some of the basic principles of Mulla Sadrā's cosmological philosophy include: first, everything that exists, including Allah and His creation, has various hierarchies and strata of existence, which have basic and important similarities. God and His creation have an indivisible unity. Being (creation) is absolutely dependent on its Creator. Second, just as the universe with all its levels is a sign (āyah) for Allah Ta'ala, so is the Qur'an. The universe is a Big Book (Kitab Takwini), while the Qur'an is a Small Book (Kitab Tadwini). Third, as God's most perfect creation, humans have a central position and role in the hierarchy of levels of nature's existence, namely giving meaning to the reality of that existence. As the caliph of Allah, humans must do their best to maintain the balance of nature and interact fairly/correctly with other creatures (majud-majud).
AL-QUR'AN DAN LAHIRNYA SAINS TEISTIK
Sejak pertama kali turun pada empat belas abad silam, Al-Quran tak menyebut diri sebagai kitab ilmiah. Namun ia memuat isyarat-isyarat ilmiah yang kemudian hari di tegaskan dan di jabarkan oleh temuan-temuan ilmiah modern. Terkadang tanpa kita sadari kita hanya melihat alam sekitar ataupun suatu pengalaman atau kejadian yang kita lihat merupakan sesuatu yang kita anggap sebagai suatu ilmu pengetahuan. Padahal apa yang kita lihat kejadian-kejadian sekarang yang kita alami itu telah lama sebelumnya dijelaskan di dalam Al-Quran, bahkan jika kita mengkaji Al-Quran itu lebih dalam mungkin kita akan mengetahui dengan sejelas-jelasnya. Dan akan tersadar bahwa Al-Quran tidak dapat dipisahkan dengan realita yang kita alami sekarang.
Sejarah islam dari abad awal sampai kejayaannya takan bisa terpisah dari isi dan kandungan dalam Al-Qur'an semua sejarah masa lalu banyak kita jumpai.begitu pula dengan semua hal yang kita pelajari sekarang antara lain bentuk-bentuk peristiwa yang melatar belakangi ada nya ilmu-ilmu yang kita pelajari sekarang sangat beragam, di antaranya berupa: hasil pemikiran dari pakar-pakar tafsir Al-Qur'an, penelitian-penelitian kandungan dari ayat-ayat Al-Qur'an, dan masih banyak lagi yang belum kita ketahui. Dengan adanya itu kami ingin mengetahui makna atau arti kandungan yang sesungguhnya dari surat-surat yang diberikan ALLAH SWT semoga dengan adanya makalah ini kita semakin menebalkan iman kita kepada sang pencipta yaitu ALLAH SWT amin ya robbal alamin.
Vidya Darśan: Jurnal Mahasiswa Filsafat Hindu, 2020
Cosmology is the study of the universe. Cosmology is not only studied in science but also studied in Hinduism called Hindu Cosmology. In addition, in the view of Samkhya who is part of Sad Darsana also studies cosmology. Darśana is a part of Hindu writing which requires sharp intelligence, reasoning and feeling, because the main problem it discusses is the essence of overall Vedic understanding in the field of philosophy. Philosophy is a rational aspect of religion and is an integral part of religion. Other names or terms from the Darśana are; Mananaśāstra (philosophical thoughts or reflections), Vicaraśāstra (investigating philosophical truth), tarka (speculation), Śraddhā (belief or faith).
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Paradigma: Jurnal Kalam dan Filsafat
Filsafat Agama, 2019
Madrasah Malem Reboan (MMR) & Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2018