Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
47 pages
1 file
Fotosintesis adalah suatu proses pembentukan bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan dari cahaya matahari. Fotosintesis juga biasa disebut proses asimilasi zat karbon karena bahan baku yang digunakan dalam fotosintesis salah satunya adalah karbondioksida. Umumnya tumbuhan melakukan proses fotosintesis saat siang, saat ada cahaya matahari dan fotosintesis hanya terjadi pada tumbuhan yang memiliki zat klorofil . Proses fotosintesis didukung oleh beberapa faktor diantaranya adalah luas daun, laju fotosintesis, dan faktor lingkungan sekitar tumbuhan. Luas daun berpengaruh pada fotosintesis karena berhubungan dengan kapasitas penyerapan cahaya oleh daun berbeda-beda, semakin luas permukaan daun, maka cahaya yang ditangkap atau diserap juga semakin banyak dan membuat fotosintesis semakin lancar. Cahaya berpengaruh pada fotosintesis karena berfungsi sebagai sintesis klorofil pada daun, yang nantinya akan dirubah menjadi energi kimia. Faktor lingkungan yang berpengaruh pada proses fotosintesis adalah suhu dan kondisi tanah disekitar tumbuhan (Setyanti dkk, 2013). Suhu yang rendah akan menyebabkan enzim yang mengkatalis proses fotosintesis kehilangan energinya. Saat suhu meningkat maka energi dari enzim juga akan meningkat, namun jika suhunya terlalu tinggi (suhu diatas 28 0 c) maka enzim akan mengalami denaturasi dan aktivitas fotosintesis akan menurun (Liang dkk, 2013).
Posted on03 January 2012. Tags: bengkel pertanian, bengkel pertanian adalah, bengkel pertanian ialah, benkel pertanian merupakan, yang dimaksud bengkel pertanian Pengertian bengkel secara umum tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Sedangkan Bengkel pertanian merupakan tempat untuk melakukan pembuatan, perbaikan, penyimpanan dan perawatan berbagai alat mesin pertanian. Di dalam bengkel harus terdapat alat-alat dan bahan-bahan yang menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di bengkel tersebut. Dan setiap pihak yang bersangkutan dengan kegiatan ini harus memahami masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
ACARA 1 PENGAMATAN PERILAKU KROMOSOM Semester: Ganjil 2015 Oleh: Winticha Sari A1L014201/9 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI PURWOKERTO 2015 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gen memiliki sifat yang sangat khas untuk setiap anakan yang terlahir dan sangat beragam. Tidak ada di dunia ini dua orang atau lebih yang memiliki kode genetik yang identik. Bahkan, orang yang terlahir kembar saja memiliki perbedaan pula, dari tinggi yang berbeda, letak tahi lalat, ataupun raut wajah bahkan jenis kelamin. Perilaku kromosom dapat dengan mudah diamati saat pembelahan mitosis. Kromosom akan berkondensasi, sehingga akan lebih mudah diamati karena sudah terpilin menjadi bentuk seperti "X". Saat itu, terlihat jelas bagaimana kromosom saling memisahkan diri sampai membentuk anakan baru dengan jumlah kromosom setengah dari indukannya. Menjadi sangat penting untuk kita untuk dapat mengerti bagaimana perilaku kromosom yang membawa gen-gen pembentuk sifat tanaman yang disilangkan. Setiap pasangan kromosom memiliki sifat yang berbeda, sehingga apabila terjadi pemisahan, maka akan dihasilkan anakan yang memiliki jumlah kromosom yang sama dengan indukannya dengan sifat yang sama dengan indukannya pula. Setiap pasang gen akan menimbulkan sifat-sifatnya masing-masing, yang nantinya akan diturunkan oleh anakan. Bentuk kromosom pun, menjadi sangat jelas saat pembelahan sel mitosis, terlebih saat fase metafase dan anafase. Kromosom merupakan kunci bagaimana manusia dapat mengetahui di mana sajakah letak lokus-lokus yang membawa suatu sifat tertentu. Oleh sebab itu, sebagai langkah awal mempelajari genetika tumbuha dibutuhkan pengetahuan-pengetahuan dasar, seperti mengamati perilaku kromosom pada pembelahan mitosis ini.
Ekosistem sungai merupakan salah satu ekosistem perairan yang memiliki keterakaitan yang erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Kualitas suatu ekosistem sungai sedikit banyak juga berpengaruh pada kualitas kehidupan makhluk hidup yang ada di sekitar sungai, baik manusia, tumbuhan, maupun hewan. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik ekosistem sungai dan faktor-faktor pembatasnya, mempelajari cara-cara pengambilan data tolokukur (parameter) fisik, kimia, dan biologik suatu perairan, mempelajari korelasi antara beberapa tolokukur lingkungan dengan komunitas biota perairan (plankton), dan mempelajari kualitas perairan sungai berdasarkan indeks diversitas biota perairan. Praktikum ini dilakukan di Sungai Winongo pada hari Kamis, 10 April 2014 pukul 13.30 WIB. Praktikum dilaksanakan dengan membagi daerah sungai menjadi 3 stasiun, yaitu stasiun 1 berada di hulu sungai, stasiun 2 berada di daerah tengah sungai, dan stasiun 3 berada di daerah hilir sungai. Metode yang digunakan adalah dengan metode plot, yaitu kayu yang dibentuk bujur sangkar seperti bingkai berukuran 40 x 40 cm. Berdasarkan indeks diversitas biota perairan Sungai Winongo, stasiun yang paling baik kondisinya adalah stasiun 1, yaitu daerah hulu sungai, dengan indeks diversitas plankton sebesar 4,32 ind/L.
This research aims to determine the relation between the electrical impedance and water content of the soil at several compaction levels. The benefit of the research is to provide an accurate technique in predicting soil water content. About 1 kg soil sample with 0 -2 mm in diameter was poured into a plastic container with known volume, weighed then the bulk density was calculated. Soil inside the container was then saturated with water, weighed and the gravimetric water content was calculated. The electrical impedance was measured using the digital Ohm-meter connected to the electrical circuit that producing the 1 kHz electrical current. Water was allowed to evaporate, water content and electrical impedance values were measured everyday. After soil water content decreased to about 0.2 kg kg -1 , soil sample was compacted and saturated, then the above processes were repeated. Results show that the relation between water content (O) and electrical impedance (Z) takes the nonlinear form of O = aZ -b . for UNIB-1 soil, the values of volumetric water content (O v ) can be predicted from the equation O v = (1/P b ) 0.24 Z -0,61 (R 2 = 0.964) where P b is bulk density. However, constant a = 0.24 should be modified to 0.14 when used to predict water content of adjacent soil having different texture, organic matter, cation and electrical conductivity.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Prodi Administrasi Publik Unas Jakarta, 2023