Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2020, alashriyyah
This writing is the result of a library research, that tries to examine how the relationship between nature and humans in the perspective of the Qur'an. It used in the perspective of the Qur'an through a thematic interpretation approach. The purpose is to find out how the Qur'an view the concepts of nature and humans. The relationship between humans and the universe that is in the Koran indicates the direction of humans who have a greater role in creating prosperity. human synergy as caliph on earth must follow the existing sunnatullah, must not violate, because this nature is objective, not favoritism, anyone who violates, will be subject to his punishment, whatever the reason for the violation, including ignorance or negligence.
2017
Perbincangan tentang manusia merupakan perbincangan yang tidak pernah ada akhirnya. Perbincangan tersebut bak bola salju, semakin lama semakin membesar dan berkembang. Dalam bukunya Man The Unknown, A. Carrel menjelaskan tentang kesuitan yang dihadapi untuk mengetahui hakikat manusia kendatipun banyak para ilmuan, filosof, sastrawan dan rohaniawan telah banyak membahasnya. Tapi kita hanya mampu mengetahui beberapa segi tertentu dari diri kita dan hanya menurut tata cara kita sendiri. Kita tidak mengetahui hakikat manusia secara utuh. Keterbatasan pengetahuan manusia tentang dirinya karena masalah manusia adalah multikompleks. Ibarat benang kusut kita sulit mengurai ujungnya. Beberapa pertanyaan yang patut diajukan dalam pembahasan tentang manusia dengan segala keterbatasan yang ada adalah bagaimana terminology manusia dalam alqur’an, proses kejadiannya, rahasia keragamannya, peran dan tanggung jawabnya.
Prodi S2 Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung eBooks, 2020
TAFSE: Journal of Qur'anic Studies, 2018
Kosmologi dalam al-Qur'an dapat digambarkan bahwa Allah telah menciptakan tujuh lapis langit dan meletakkan yang satu di atas yang lain di atas bumi, dalam tatanan yang sempurna dan tanpa cela, masing-masing berorbit pada jalannya sendiri. Karena alam semesta dan proses-proses yang terjadi di dalamnya sering kali dinyatakan sebagai ayat-ayat Allah, maka memeriksa dan meneliti kosmos atau alam semesta dapat diartikan juga membaca ayat-ayat tersebut. Dengan memperhatikan alam semesta maka akan dapat merinci dan menguraikan serta menerangkan ayat-ayat di dalam al-Qur'an yang pada umumnya merupakan garis-garis besar saja
Penciptaan alam merupakan bukti kekuasaan dan kebesaran Allah Swt. Kenyataan tersebut membuktikan kemahaluasan ilmu Allah dibandingkan pengetahuan yang kita miliki. Tidak ada kesulitan bagi Allah untuk mencipta juga menghancurkan alam semesta ini. Ungkapan kesyukuran atas segala nikmat alam semesta ini dibuktikan dengan sikap bersahabat dengan alam yang lebih baik. Ayat-ayat kosmologis dalam Al-Qur’an merupakan petanda lain dari fakta alam semesta. Keduanya saling menjelaskan satu sama lain. Makro-kosmos dan mikrokosmos merupakan bukti nyata akan belas kasih-Nya terhadap manusia di muka bumi
2021
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek ekologis manusia, hewan dan tumbuhan dalam Al-Qur’an. Dalam berbagai bidang, manusia cenderung mengadopsi pandangan antroposentris, tidak terkecuali dalam kajian sastra. Dalam kajian ekokritik, sangat dibutuhkan karya sastra yang menjadikan alam sebagai subjek dan pokok pembahasan, tidak hanya sebagai latar dan objek figuratif. Terdapat dua rumusan masalah yang diangkat dalam tesis ini, yaitu: (1) bagaimana penggambaran manusia, hewan dan tumbuhan dalam Al-Qur’an? Dan (2) bagaimana hubungan paradigma nature-culture-nurture manusia, hewan dan tumbuhan dalam Al-Qur’an? Penelitian ini berjenis library research dengan menggunakan metode penelitian deskriptif interpretatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekokritik dengan paradigma nature-culture-nurture. Metode penelitian deskriptif interpretatif digunakan untuk mencari data dari sumber dengan jalan menginterpretasikan data dan mendespkripsikannya. Pendekatan ekokritik digunakan untu...
Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam, 2020
Penelitian ini tentang kecerdasan interpersonal humanistik dalam perspektif Al-Qur’an mengusung teori humanis. Hal ini berdasarkan deskripsi Al-Qur’an mengenai intraksi manusia yang satu dengan yang lain. Bahwa manusia yang hidup berdampingan harus saling memahami agar terbentuknya ketentraman majemuk bagi lingkungan sekitarnya. menarik yang ditemukan dalam penelitian ini. Bahwa kecerdasan interpersonal humanistik terbagi menjadi dua. Pertama Internal. Kedua eskternal. Pertama, Internal berisi: a. Repleks Positif terhadap orang yang berkebutuhan khusus, yang diterangkan dalam Surat ‘Abasa/80: 1-4, b. Tidak Menyakiti dengan Tangan, yang termaktub dalam Surat Al-Lahab/111:1-5 dan Surat Al-Humazah/104:1-2, c. Berbagi /Share Nasehat, yang dijelaskan pada Surat Al-‘Ashar/103: 1-3, d. Kepekaan Intelektualitas, yang terdapat Surat Al-‘Alaq/96:1-7, e. Tidak Over Konfident, yang tertulis pada Surat al-Hujarat/49:10-13, f. Pendidikan Dialog Efektif, yang tersurat pada Surat Lukman/31:12-19, g...
Indonesia terkenal dengan kekayan sumber daya alam yang melimpah, air, minyak, gas dan tanah yang subur membuat Indonesia menjadi negara yang kaya dari segi sumber daya alamnya. Sumber daya alam yang melimpah membutuhkan pengelolaan dan pemanfaatan yang baik dan tidak merugikan lingkungan atau merusak lingkungan. Caranya adalah dengan mengahlikan diri dalam mengelola alam sekitarnya, untuk memperoleh kemampuan itu harus mengenal dan alam lingkungan dengan baik dan mempertimbangkan gejala-gejala yang timbul. 1 Sumber daya alam seperti air, udara, lahan minyak, ikan hutan, dan lain-lain merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilangnya atau berkurangnya ketersedian sumber daya alam seperti tercemarnya air sehingga susah mendapatkan air bersih, rusaknya lahan karna pertambangan seperti PT. Lapindo Brantas dengan kasus semburan lumpur panas didaerah sudoarjo dan sekitarnya. 2 Kasus-kasus seperti ini akan berdampak besar pada kelangsungan hidup manusia dibumi ini. pengelolaan sumber daya alam yang baik akan meningkatkan kesejahteraan umat manusia, dan sebaliknya pengelolaan sumber daya alam yang tidak baik akan berdampak buruk bagi lingkungan hidup. Oleh karena itu, persoalan mendasar sehubungan dengan pengelolan sumber daya alam adalah bagaimana mengelola sumber daya alam tersebut agar menghasilkan * Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir semester pada mata kuliah tafdsir ijtima"i ** Mahasiswa Tafsir Hadis fak. Ushuludiin angkatan 2011 UIN Syarif Hidayatullah
Jurnal Literasiologi, 2023
Human self-potential is a basic ability possessed by humans that is still hidden inside them waiting to be realized into a real benefit in human life. This research was designed in the form of a library research or Library research that uses various sources of literature as a data source that relates to the thinking of a character who at a certain time, cultural conditions, the community at that time, along with documents, then the methodologically used approach is interpretation. The results showed that human potential consists of the potential of the senses, qalb / heart ,العقل/aql الفؤاد/fu'ad and .األذن/'dzan
Relasi Manusia dengan Lingkungan dalam Al-Qur'an -Agus Iswanto 1 Relasi Manusia dengan Lingkungan dalam Al-Qur'an Upaya Membangun Eco-Theology Agus Iswanto Balai Litbang Agama, Jakarta. [email protected] Tulisan ini mencoba mengeksplorasi relasi manusia dengan lingkungan dalam Islam melalui konsep-konsep kunci dalam al-Qur'an. Diawali dengan enam pandangan mengenai relasi manusia dengan lingkungan. Kemudian, penulis mengeksplorasi relasi manusia dan lingkungan dalam al-Qur'an melalui dua konsep: tujuan penciptaan alam semesta dan tujuan penciptaan manusia. Ada empat konsep untuk membangun sebuah eco-teologi yaitu taskhīr, 'abd, khalīfah and amānah. Dan untuk membangun sebuah keseimbangan ekosistem berdasarkan pemahaman keagamaan, dibutuhkan kesimbangan konsep antara taskhīr -khalīfah dan 'abd -amānah. Kata kunci: Al-Qur'an, Manusia dan lingkungan. This writing tries to explore the relation between the humankind and the environment in Islam through the keywords in the Qur'an. It is begun by examining six perspectives concerning the relation between the humankind and the environment. Further, the writer explores the relation of the humankind and the environment in the Qur'an by using two concepts: the first is the goal of the creation of the universe and the goal of the creation of humankind. There are four concepts for building eco theology. They are: taskhīr,( the submission) 'abd,(servant) khalīfah (vicegerent) and amānah (trust).Therefore, to build the harmony of the eco-system based on religious understanding, the balance of the four concept mentioned above is needed.
Prinsip dasar hubungan manusia dengan alam atau makhluk lain di sekitarnya pada dasarnya ada dua: pertama, kewajiban menggali dan mengelola alam dengan segala kekayaannya; dan kedua, manusia sebagai pengelola alam tidak diperkenankan merusak lingkungan, karena pada kahirnya hal itu akan merusak kehidupan umat manusia itu sendiri. Mengenai prinsip yang pertama, Allah berfirman dalam Al-Quran surat Hud ayat 61: ها ه ي في ف م ي ك ك ر ه م ه ع ي ت ه س ي وسا ه ض ف ر ي ل ي ه سا ن ه م ف م ي ك ك أ ه ش ه ن ي أ ه و ه ه ك Artinya: "Dia (Allah) telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan memerintahkan kalian memakmurkannya (mengurusnya)". Adapun mengenai prinsip yang kedua, yaitu agar manusia jangan merusak alam, dinyatakan oleh Allah melalui berbagai ayat dalam Al-Quran, di antaranya dalam surat Al-A'raf ayat 56: ها ه ح ف ل ه ص ي إ ف عهد ي ب ه ض ف ر ي ل ي سا ف ى ف وسا ي سكد ف ف ي ت ك ل ه و ه Artinya: "Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya". Dengan demikian, dapat dipahami dengan jelas bahwa kesadaran melestarikan lingkungan, sebagaimana yang dikampanyekan oleh orang-orang sekarang ini, dasar-dasarnya telah digariskan oleh Islam sejak lima belas abad yang lalu. Hanya saja, karena keterbelakangan, kemiskinan, dan kebodohannya sendiri, umat Islam seringkali kurang memahami arti dari ayatayat dari Al-Quran. Oleh karena itu, salah satu tugas utama Islam adalah menghapus keterbelakangan, kemiskinan, dan kebodohan dari kehidupan umat. Apa yang dikemukakan diatas merupakan prinsip dasar hubungan manusia dengan alam sekitar, yaitu prinsip pemanfaatan dan sekaligus pelestarian lingkungan alam. Agama memberi motivasi kepada manusia untuk mewujudkan kedua hubungan itu dengan sebaik-baiknya. Ada dua macam golongan yang dibenci dalam Islam dalam memandang harta dan kekayaan. Satu golongan mengatakan bahwasannya harta merupakan segala-galanya. Harta dianggap sebagai solusi problematika umat. Sehingga golongan tersebut menjadikan harta sebagai ilah (tuhan)nya. Mereka menganggap bahwasannya manusia diciptakan di dunia hanyalah untuk mengejar dan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Adapun golongan lain menganggap bahwasannya manusia "tidak butuh" harta. Mereka merasa dicukupkan atas aktifitasnya dalam cakupan ibadah mahdlalh saja, karena harta bagi mereka merupakan syaithan yang harus dihindari secara total dalam kehidupan dunia. Sehingga,….tidak jarang kehidupan mereka sangat tergantung pada orang lain. Hidup di م ر ظعي ك ع ن ري ر ج ع أ ن هي م د ن ن ع ع ك هي ن ل ن ني ال ن أ ن و ن ةي ر ن ن ت ع ف ك مي ع ك م د م ول ع أ ن و ن مي ع ك م ل م نوا ن م ع أ ن مواي ن ن ن أ ن منواي م ل ن ع ع وا ن "Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar" [QS. Al-Anfaal : 28]. ….perbaikan umat harus dimulai dari yang paling dasar, yaitu perbaikan mengenai masalah Tauhid dan menjauhkan mereka dari syirik. Selain itu, menjelaskan pada umat tentang kewajiban yang dibebankan kepada mereka dari syari'at Islam secara bertahap. Karena banyak saat ini umat Islam yang jahil terhadap agamanya sendiri, tidak menjalankan apaapa yang dibebankan kepada mereka, dan mereka malah mengerjakan apa-apa yang dilarang atas mereka. Itulah yang menjadi tugas setiap muslimin yang mempunyai kemampuan untuk menyampaikannya. Yaitu menyampaikan aqidah Tauhid secara murni, melarang perbuatan syirik, menyampaikan Sunnah, dan melarang maksiat serta bid'ah.
zaman sekarang konsep yang sangat menarik untuk digali dan dikaji dalam al-Quran adalah tentang Manusia (humanistik), teologi dan astronomi. dalam hal ini akan dikemukakan bagaimana pandangan al-Quran tentang manusia. bagaimana al-Quran dengan mengungkapkan pandangannya terhadp manusia dengan ciri kebahasaannya yang khas. pembahasan ini mjuga menerangkan tentang pandangan ulama dan intelek kontemporer seperti Toshihiko Izutsu, Harun Nasution, dan Quraisy Shihab. tulisan ini disadur dari Tesisnya Sulaiman Ibrahim tentang "Konsep Takdir Menurut al-Quran."
Pollution should be dealt with seriously by all relevant parties. The media discovered a number of environmental offenses including toxic dumping and illegal logging. The need to understand fiqh al-bi’ah has been there in Islamic law. There is a need to address the failure of understanding the importance of this matter. Placing fiqh al-bi’ah in its proper place ensures the sustainability of the environment thus encourages the community growth in cleaner environment. This article aims to discuss the Syari’ah principles with regards to human and environment relationship based on Islamic legal texts of al-Quran and al-Sunnah. The surrounding discussion in this paper focuses the role of human, given the faculty of mind, as administrators of the earth towards it betterment and not the vice versa. The study of fiqh al-bi’ah unveils the beauty of Islam in addressing environmental concerns and matters related to it.
Journal of Natural Science and Integration, 2018
Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplor konsep manusia dalam persfektif alQur‟an, saintis Muslim dan saintis Barat (sekuler). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode content analisis. Sumber data penelitian ini berupa Al Qur`an dan buku-buku literatur yang berkaitan dengan sejarah perkembangan manusia, baik dari persfektif sain Islam maupun sain Barat. Kajian-kajian literatur yang dihimpun akan dikategorisasikan, direduksi, dibandingkan, diverifikasi dan kahirnya ditarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa; Pertama; Al-Qur‟an sebagai sumber ilmu telah menggambarkan bagaimana hakekat kemanusiaan mulai dari asal usul penciptaan manusia, potensi yang diberikan Allah kepada manusia dan tugas serta tujuan dari penciptaan manusia itu sendiri. Kedua; Manusia dalam persfektif saintis Muslim memperkuat dan membuktikan kesesuaian antara konsep al-Qur‟an dan konsep ilmu pengetahuan. Ketiga; Konsep manusia dalam persfektif sain Barat (sekuler) meni...
theojaka, 2020
ABSTRAK Tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun yang masih dijalankan oleh masyarakat dengan anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar. Dalam penelitian ini menyajikan suatu realita masyarakat Jawa bahwa seorang adik dilarang mendahului kakaknya menikah, meskipun adik telah siap lahir batin untuk melakukan pernikahan. Hal ini dipandang tidak etis (kurang sopan), karena jika hal demikian terjadi menurut kepercayaan adat akan menimbulkan bencana di dalam rumah tangga yang akan dibina maupun keluarga, khususnya pada kakaknya yang dilangkahi. Penelitian ini menggunakan pendekatan living Qur’an yang lebih menekankan pada partisipasi masyarakat dalam mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an untuk melihat bagaimana interaksi tradisi Jawa tentang pelangkah serta menggali korelasi nilai etika Jawa dari sudut pandang Al-Qur’an. Dalam metode pengumpulan data di ambil dari beberapa sample lapangan atau medan terjadinya gejala dengan mempelajari latar belakang, interaksi lingkungan yang terjadi pada suatu unit sosial, individu, kelompok, dan lembaga masyarakat. Penelitian ini fokus pada tradisi pelangkah yang terjadi di masyarakat Jawa secara umum. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi pelangkah tidak ada kontra (bertolak belakang) dengan kandungan ayat-ayatnya. Karena di dalamnya mengajarkan budi pekerti luhur sebagai wujud dari matang nya dalam beragama, yang mana memiliki nilai religious yakni menanamkan rasa hormat, permintaan maaf dan sekaligus meminta restu dari kakak yang dilangkahi. Sudah hal wajar ini disebut sebagai akhlak karimah kepada sesama terutama akhlak kepada yag lebih tua. Mengajarkan bagaimana cara untuk saling memahami dan menjaga perasaan satu dengan yang lainnya. Hal demikian juga di anjurkan didalam Al-Qur’an agar setiap Muslim memiliki rasa kepekaan rasa yang tinggi terhadap sesama. Keyword: Fenomena, adab, pelangkah perkawinan
Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, 2017
This article describes the concepts of relationship of God and man from theological point of view along with Sufism. It focuses on Ibrāhīm al-Kurānī’s view on the issue. This article confirms that al-Kurānī attempts to reconcile theological views of Ash‘arīyah and the divine worldviews of the Sufis, especially that of Ibn ‘Arabī’s philosophical Sufism. Al-Kurānī argues that there has been interconnectedness between common concepts expressed by the Sufis such as waḥdat al-wujūd and tajallī and the concept of al-kasb promulgated by Ash‘arīyah. The author finds that the concepts of ittiḥād and ḥulūl are not two mystical concepts that explain the relationship of God and man, rather these two concepts are a mere psychological condition sensed and experienced by the Sufis who try to enter the realm of ma‘rifat. Al-Kūrānī also argues that the relation of God and man can be explained through the concept of tajallī. He sees that this concept is compatible with Ash‘arīyah’s concept of al-kasb...
ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam, 2015
Quranic perspectives on gender-oriented ecology propose eco humanist theocentric theory. This is based on the Quranic description regarding the interconnection and harmonious interaction between a human and him/her self, a human with another human, a human with the universe, and a human with God, regardless male or female. This study employs tafsir maudu'i (thematic), historical-critical-contextual methods, and qualitative approach. The result shows three representations of gender identity, namely biology paired features, various terms referring to men and women interactions, and the balance of femininity and masculinity within every human being. It indicates the possible equal quality of intellectual, emotion and roles in their social life. In addition, the Quran illustrates that both masculine and feminine characteristics have positive and negative sides. This, in fact, has been a debatable notion in the academic world related to men and women stereotyping, which has influenced their social role divisions. While in natural ecology, gender identity is found in three representations, namely biology paired features, pairing in terms of feminine and masculine characteristics/qualities, and pronouns/damir referring to the male and female.
SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i
This paper discusses two basic issues regarding the problem of the ecological crisis in relation to religion. First, because of the belief that the root of the catastrophe of environmental damage is caused by the dwindling spirituality of modern humans. This thinness of spirituality causes them to lose touch with the sacredness of all things. Until in the end they assumed that nature was only limited to objects that could be exploited freely. Meanwhile, spiritual issues are a core part of every religion. Second, there are accusations that religion has become the inspiration behind the environmental crisis. Religion, with all its doctrines, is considered to have inspired followers of related religions to exploit nature. The method used is qualitative and in the discussion it uses descriptive analysis to reveal and explain ecospiritual in the Qur'an. This paper concludes that in fact religions view the ecospiritual, especially regarding the creation of nature, the sacredness of na...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.