Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2016
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, spesifikasinya adalah interpretatif yang menggunakan pendekatan semiotika Rolland Barthes. Penulis tertarik menggunakan pendekatan semiotika Rolland Barthes ini untuk memperdalam bagaimana pola kerja dari analisis dua tahap semiotika Rolland Barthes. Semiotika Rolland Barthes digunakan untuk mencari makna denotasi, konotasi, dan mitos. Makna denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap objek, sedangkan makna konotasi ialah bagaimana cara menggambarkannya dan mitos merupakan bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami aspek realitas atau gejala alam. Hasil penelitian ini menunjukkan sikap perempuan shalehah direpresentasikan dalam film Air Mata Surga. Sikap perempuan shalehah tersebut sabar, memiliki rasa malu, sopan dan lemah lembut saat berbicara, dan akhlak yang baik. Pertama, sikap penyabar pada scene dimana Fisha sebagai tokoh utama mampu bersikap sabar mendidik dan menemani salah satu muridnya, kemudian Fisha juga mampu ...
Nyimak (Journal of Communication), 2019
Film berjudul Siti yang disutradarai oleh Eddie Cahyono berhasil memenangkan ajang Festival Film Indonesia pada 2015. Film yang ditayangkan terbatas ini berkisah mengenai peran seorang ibu, istri, sekaligus pencari nafkah. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan representasi perempuan dalam film Siti. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode semiotika Roland Barthes. Dari film ini, setidaknya ada tiga hal yang bisa dikemukakan sebagai penekanan. Pertama, film ini tidak keluar dari sosok Siti (sosok perempuan yang lemah, tabah, dan kuat). Kedua, unsur lokalitas tetap dibangun tanpa dipermainkan. Ketiga, sajian sinematik yang minimalis dan sederhana menjadikan setiap pesan dalam film ini bisa tersampaikan dengan baik. Sekalipun film ini hadir dalam ruang kontradiktif satu sama lain, karena mengangkat dan menggambarkan sosok perempuan Jawa yang hidup dalam kesumukan budaya patriarkal, bukan berarti film ini membawa/menyuarakan paradigma feminis atau keadilan/ketidakadilan gender.
Jurnal Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran (KIBASP)
This study aims to deconstruct patriarchal culture by using the film Perempuan Berkalung Sorban, through the binary opposition of patriarchal culture built, by reversing the binary opposition. Film content in the world of pesantrem is very thick with patriarchal cunlture that fences it, and the deconstruction of this culture is done both by the main characters namely Anisa, Khudori (Anisa husband), Anisa’s mother, and some female students who in many ways oppose culture that places women as inferior, weak, and dependent to men. Anisa’s deperate efforts despite having to return to “prison” became never ending struggle because there will still many who opposed what she did. Keywords: Decontruction, Patriarkhal cultural, The Film Perempuan Berkalung Sorban
Perkembangan film di Indonesia mengalami grafik naik turun selama beberapa dekade belakangan ini. Dimulai dari film Loetoeng Kasaroeng yang dibuat pada tahun 1926, pada tahun 2000an film Indonesia memiliki tema yang beragam dengan kualitas yang beragam pula. Kebanyakan film Indonesia di tahun 2000an bertemakan horor dengan bumbu seksual dan komedi romantis dengan ciri khas gaya hidup kelas atas. Serigala Terakhir (2009) adalah film ketiga Upi Avianto, yang mengambil tema langka di dunia perfilman Indonesia yaitu drama kriminal. Film ini terasa lebih berat dibanding film-film Upi sebelumnya, dilihat dari tema dan alur cerita.
Di sebuah desa di pelosok kota hiduplah laki-laki paruh baya bersama kedua putrinya. Desa itu bernama Guyup Tiyang. Mereka bertiga hidup di sebuah rumah berdinding anyaman bambu yang telah usang dengan dua ruang di dalamnya. Di belakang rumah itu terdapat dua pohon sawo yang lebat daun lagi buahnya. Sengaja memang, ayah dua orang putri itu menenam pohan sawo, sekedar tuk pengisi perut jika sesuap nasi tak mampu untuk dibeli untuk sang putri.
SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya, 2021
Artikel ini memfokuskan kajiannya pada keberadaan makna perempuan muslim yang direpresentasikan dalam Hati Suhita karya Khilma Anis. Dalam kajian ini, novel tidak hanya dipahami sebagai sebuah karya sastra yang mimiliki nilai estetika saja, lebih jauh novel sebagai dokumen budaya yang merepresentasikan wacana kebudayaan sebuah masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan makna perempuan muslim yang direpresentasi dalam wacana berjenis novel. Teori yang digunakan dalam kajian ini teori analisis wacana model Ernesto Laclau dan Chantal Mouffe. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode kualitatif desktiptif. Berdasarkan analisis yang dilakukan ditemukan bahwa perempuan muslim direpresentasikan sebagai sosok yang cerdas, berkepribadian yang kuat, serta memiliki keberanian untuk mengaktualisasikan dirinya di tengah masyarakat.
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya, 2018
Siti Walidah merupakan seorang pahlawan perempuan Indonesia yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam bidang pendidikan dan kesempatan untuk mengemukakan pendapat di dalam suatu organisasi. Siti Walidah melawan arus demi mendapatkan kesempatan untuk bisa memberdayakan kaum perempuan di Indonesia. Pembahasan tentang karakter animasi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode semiotoka struktural, yaitu mendesain pesan melalui elemen visual garis, bentuk, tekstur, dan warna. Melalui perancangan film animasi ini, diharapkan dapat menumbuhkan ketertarikan dan memberikan gambaran kepada para generasi muda khususnya remaja perempuan dalam mengenal tokoh Siti Walidah sebagai pahlawan perempuan Indonesia.
PANTAREI, 2021
The focus of this research is to discuss the representation of the struggle of the wife of an army in the Jelita Sejuba Mencintai Kesatria Negara and want to explore the motives contained in the film. This film is the first film in Indonesia with a military theme containing the twists and turns of the life story of the wife of a TNI AD on the coast of Natuna Island. The approach or type of this research is qualitative research. The method used in this study is John Fiske's semiotics which consists of the level of reality, level of representation, and level of ideology. The results of this study indicate that in this film there is a struggle of a soldier's wife found in the scene when the pregnancy of her first child had to be abandoned by her husband on duty for many years, then gave birth accompanied by his mother, and saw the growth and development of her own child without the help of her husband beside her until the worst thing was left forever due to fall off duty. This representation of the struggle of the soldier's wife finds meaning as a soldier's wife must always look strong, patient, gentle and tough in dealing with the twists and turns of life.
KANAL: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2016
Isu feminisme adalah salah satu isu yang selalu hangat untuk diperbincangkan.Hal tersebut di atas membuat sineas muda wanita seperti Nia Dinata dalam Rumah Produksi Kalyana Shira Films membuat beberapa film dokumenter yang mengangkat tema wanita (feminisme).Salah satunya adalah film dokumenter yang berjudul Pertaruhan. Dalam film ini, terdapat 4 segmen, dan di segmen kedua berjudul "Untuk Apa?" mengangkat tema mengenai khitan perempuan. Dalam segmen ini terdapat banyak simbol dan tanda yang memiliki makna tersembunyi.Semiotika digunakan untuk menunjukkan bahwa makna denotasi khitan perempuan adalah sebagai pelaksanaan syariat Islam.Makna konotasi khitan perempuan adalah sebagai ritual kebudayaan masyarakat yang mempercayai bahwa khitan pada perempuan adalah salah satu syarat sah memeluk Islam.Sedangkan mitos yang ada dalam film ini adalah kebudayaan animisme, kepercayaan bahwa khitan perempuan dapat mengurangi perselingkuhan, dan memberikan kenikmatan pada pasangan saat berhubungan intim.
2019
Film adalah media komunikasi massa yang kedua muncul di dunia setelah surat kabar, mempunyai masa pertumbuhan pada akhir abad ke-19. Pada awal perkembangannya, film tidak seperti surat kabar yang mengalami unsur-unsur teknik, politik, ekonomi, sosial dan demografi yang merintangi kemajuan surat kabar pada masa pertumbuhannya pada abad ke-18 dan permulaan abad ke-19 (Sobur, 2003: 126). Teori resepsi mempunyai argumen bahwa faktor kontekstual mempengaruhi bagaimana khalayak memirsa atau membaca media, misalnya film atau program televisi. Faktor kontekstual termasuk elemen identitas khalayak, persepsi penonton atas film atau genre program televisi dan produksi, bahkan termasuk latar belakang sosial, sejarah dan isu politik (Hadi, 2009). Analisis resepsi juga dapat dikatakan sebagai penanda suatu media maupun suatu pengalaman pada suatu peristiwa dan kejadian yang di dalamnya terdapat
2016
Film sebagai media komunikasi dapat pula berfungsi sebagai media dakwah, yaitu media untuk mengajak kepada manusia untuk berbuat kebajikan dan mencegah kemungkaran. Karena pesan-pesan yang disampaikan dalam film melalui da’i sebagai pemain dalam film dapat disampaikan dengan muda, mengalir secara lugas, sehingga penonton (mad‟u) dapat menerima pesan yang disampaikan da’i tanpa paksaan. Sebagaimana film dengan judul “Air Mata Ibuku” adalah film yang menggambarkan perjuangan seorang ibu kepada anaknya. Kisah yang menyentuh hati nurani takkan pernah sirna ditelan waktu. Film ini dipersembahkan untuk memperingati Hari Ibu Sedunia. Dengan durasi waktu 1:39:43 yang disutradarai oleh Alip Santosa. Teknik yang digunakan dalam pengambilan gambar yang dilakukan oleh sang kamera banyak menciptakan visualisasi simbolik yaitu menampilkan karakter tokoh, ekspresi wajah. Yang bertujuan untuk menceritakan secara detail ekspresi dan mimik dari wajah seseorang. Mulai dari memotret orang yang senyum, ...
2019
Film merupakan bentuk komunikasi visual yang berperan dalam penyebaran diskursus konsep perempuan di Indonesia, salah satunya disebabkan karena karakteristik khasnya yang dapat bertahan di rentang waktu yang panjang, berpotensi lebih luas dalam penyebarannya, termasuk juga dapat menjadi media hipnotik masal kebudayaan. Film berkaitan erat dengan konsep tatapan/gaze. Industri sinematografi terlalu menggunakan konsep tatapan laki-laki/male gaze, sementara perempuan diposisikan sebagai subjek yang tidak punya kuasa atas dirinya sendiri (self-possessiveness) dan dipresentasikan sebagai objek berdasarkan konsep tatapan laki-laki. Perempuan menjadi komoditas dalam film, sebuah objek seks yang dikomodifikasi membentuk citra yang merepresentasikan posisi perempuan adalah sebagai peran tambahan yang tidak penting dalam satu narasi film. Dalam narasi male gaze, perempuan dalam film tidak bertindak, namun menjadi bagian dari tindakan laki-laki. Secara moral, male gaze mengasumsikan bahwa gerak...
2019
Penelitian ini dikerjakan untuk mengetahui gambaran tentang dakwah bil hal atau bentuk dan metode dakwah melalui praktik dan suri tauladan bagi umat Islam yang direpresentasikan di dalam sebuah film religi berjudul “Ummi Aminah” karya sutradara Aditya Gumay. Obyek penilitian di dalam penelitian ini berfokus pada representasi dakwah bil hal sang da’i atau pemeran utama di dalam film tersebut yang bernama Ummi Aminah sendiri tentang bagaimana bentuk atau representasi dakwah bil hal-nya di setiap scene yang ada di dalam film tersebut. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif setelah melalui proses penggalian dan pengkajian pada obyek yang diteliti. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa dalam dakwah yang tertuang di dalam film “Ummi Aminah” yang rilis tahun 2012 lalu itu selain terdapat bentuk dakwah yang biasa dilakukan seorang da’i yakni melalui bil lisan, terdapat pula bentuk dakwah bil hal yang terepresentasikan di dalamnya. Dakw...
JADECS (Jurnal of Art, Design, Art Education & Cultural Studies)
Film box office Lady Bird mendapatkan banyak penghargaan dan review positif dari para kritikus. Hal menarik yang dapat dibahas dari film Lady Bird adalah mengenai female gaze. Menganalisis dengan membandingkan teori Laura Mulvey mengenai female gaze dan male gaze melalui fenomena yang terdapat pada film Lady Bird yang menceritakan kehidupan seorang remaja perempuan pada umumnya. Image perempuan dalam film Lady Bird tidak tampak sebagai sebuah objek melainkan sebuah subjek, gaya pemeran perempaun dalam film Lady Bird tampil kuat, ambisius dan optimis. Lady Bird membuktikan bahwa teori Mulvey tentang dunia patriarkal tidak permanen dan tidak wajib.
Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai gelar sarjana S-I Program Studi Ilmu Komunikasi EVIYONO ADI WIBOWO L100090060 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM FILM WANITA TETAP WANITA (Analisis Semiotika Representasi Perempuan dalam Film Wanita Tetap Wanita) EVIYONO ADI WIBOWO Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta
Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi
Penelitian ini bertujuan mengetahui representasi pelecehan seksual yang ada di series KZL episode 7-8. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara yaitu: observasi yang dilakukan dengan menonton serta mengamati series KZL episode 7-8 untuk memahami isi dari series KZL, dokumentasi dengan memotong beberapa gambar adegan series yang mewakili representasi pelecehan seksual, studi kepustakaan yaitu mengumpulkan skripsi atau jurnal terdahulu, website, internet, buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Kemudian data diolah dengan analisis tekstual milik Alan Mckee. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa representasi pelecehan seksual terlihat bahwa series KZL VIU Original episode 7-8 merepresentasikan pelecehan seksual yang dialami oleh para perempuan di kehidupan sehari-hari. Bentuk pelecehan yang umum ditemui yaitu catcalling yang mengarah pada pelecehan fisik. Catcalling datang dalam berbagai bentuk seperti nasihat, pujian hingga menggoda korban secara terang-terangan.
Titik Dua: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Expressive speech acts in the film Jelita Sejuba: Loving the Knights of the Country. This study aims to: (1) describe the form of expressive speech acts in the film Jelita Sejuba: Loving the Kesatria Negara, (2) describe the expressive speech acts in the film "Jelita Sejuba: Loving the Knights of the Country". This type of research is a descriptive qualitative research. The data collection technique was carried out using the listening method and note-taking technique. The results of the research on expressive speech acts in the film Jelita Sejuba revealed that there were 19 forms of expressive speech acts, namely thanking, praising, blaming, suspecting, accusing, insinuating, criticizing, apologizing, speech acts expressing surprise, expressing feelings or surprised, expressing annoyance or irritation, expressing anger, expressing pride, expressing shame, expressing fear, expressing sympathy, and expressing disappointment. Meanwhile, the functions of expressive speech acts...
Sense: Journal of Film and Television Studies
The issue of gender is still a debate in society today. Women cannot enjoy a free life, and are often constrained to follow the rules that exist in society. Film as one of the mass media that can convey messages widely, has become a medium used by feminist fighters to raise the issue. One of them is Greta Gerwig's Little Women. The film tells the story of the author's life journey with 3 sisters, each of whom has a dream when they grow up, but has to deal with the rules that limit them, which of course becomes an inner struggle for the March brothers, between achieving their dreams or living in a marriage. The researcher uses a qualitative approach, with Liberal Feminism Theory and Sara Mills Critical Discourse Analysis to analyze the film based on the position of the subject, object, and audience. Intended to find discrimination, as well as stereotypes contained in the film, as the cause of the inner turmoil of women in the film Little Women. The conclusion of this film rep...
ULTIMART Jurnal Komunikasi Visual, 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perempuan, khususnya ibu dan istri dalam keluarga Jawa dan memvisualkannya dalam film pendek berjudul Asih. Dari studi pustaka terformulasikan peran tersebut yang kemudian diwujudkan dalam penciptaan tokoh Ibu Sumitro (istri), Bapak Sumitro (suami), Gunawan (anak), Asih (pembantu) dan Poniman (tukang kebon). Langkah berikutnya, menulis sebuah cerita dalam bentuk naskah film pendek yang nantinya akan difilmkan dengan menerapkan tokoh-tokoh tersebut. Hasil penelitian ini menggambarkan: Pertama, seorang ibu dan istri Jawa, Ibu Sumitro, berkiprah di wilayah privat atau domestik sedangkan suami, Bapak Sumitro, banyak berkarya atau bersosialisasi di wilayah publik. Kedua, sebagai suami, Bapak Sumitro kurang mampu mencari nafkah sehingga istrinya, Ibu Sumitro, ikut bekerja untuk mengamankan ekonomi keluarga, tentu saja atas ijin suami. Ketiga, Karena Ibu Sumitro bekerja dan menghidupi keluarga, dia mempunyai pengaruh kuat dalam pengambil kepu...
2021
Penelitian ini dibuat untuk mengungkap bentuk – bentuk eksistensialisme perempuan di balik film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak karya Mouly Surya. Bentuk eksistensi tersebut dilihat berdasarkan sudut pandang eksistensia feminisme Simon de Beauvoir. Ada tiga hal mendasar yang menjadi sudut pandang penelitian ini, yaitu; perempuan karakteristik feminisme, jenis perempuan feminisme, dan bentuk perlawanan perempuan. Setiap parameter diambil berdasarkan dialog dan konteks yang mengikuti dialog tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa eksistensi perempuan dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang dibangun sehingga perempuan terlihat meskipun dalam film terlihat adanya kritik keberadaan perempuan sebagai manusia sebagaimana halnya laki-laki.Kata kunci: film, feminisme, eksistensia
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.