Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
33 pages
1 file
From JMG Kuching
Kepulauan Maluku adalah gugusan pulau-pulau yang terletak di sebelah timur Indonesia, memiliki panjang 180 kilometer dari utara ke selatan dan lebar 70 kilometer dari barat ke timur. Berdasarkan keadaan geologis dan fisiografisnya dapat dibagi menjadi dua provinsi, yakni Halmahera bagian barat dan Halmahera bagian timur laut -tenggara. Halmahera bagian barat merupakan provinsi yang tersusun dari busur vulkanik Ternate dan Halmahera Barat, sedangkan Halmahera bagian timur laut -tenggara merupakan provinsi yang tersusun dari melange. Secara garis besarya, Maluku dapat dibagi menjadi dua bagian yakni Maluku Utara dan maluku Selatan. Maluku Utara sebgaian dihubungkan dengan rangkaian pulau-pulau Asia Timur, dan sebagian sistem Melanesia, sedangkan Maluku Selatan (Busur banda) merupakan suatu bagian dari Sistem Pegunungan Sunda. Daerah Obi Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Secara geografis terletak antara koordinat 127 o 45' -128 o 00' BT dan antara 01 o 25' -01 o 40' LS. Morfologinya hampir sama dengan Pulau Sulawesi yakni memiliki 4 lengan dan bentuknya seperti huruf K, yang membedakan adalah skalanya. Pulau Halmahera memiliki ukuran sepertiga dari Pulau Sulawesi dan luas permukaannya sepersepuluh dari Pulau Sulawesi. Teluk antar lengan dan teluk Kau berada di timur laut, teluk Buli disebelah timur, dan teluk Weda di sebelah selatan. (Amarullah dan Tobing ; 2005).
Bulletin of the Geological Society of Malaysia, 1997
Beberapa aspek struktur yang penting di Lembah Lupar adalah menarik dan mempunyai pertentangan pendapat dengan kajian terkini. Keasalan dan jenis struktur yang ketara di Lembah Lupar seperti Garis Lupar adalah masih dipertikaikan oleh banyak pengkaji. Kertas ini akan menerangkan beberapa tafsiran di mana faktor-faktor tektonik dan graviti boleh digunakan bagi menerangkan struktur yang unik di kawasan ini. Basil daripada kajian geologi struktur secara rant au dan tempatan di Lembah Lupar, terdapat sekurang-kurangnya 3 episod deformasi yang utama bertindak di sini. Deformasi terawal menyebabkan batuan sedimen di dalam Ahli Layar mengalami metamorfisme rantau dan terangkat. Daya mampatan utama ini berarah Utara-Timurlaut hingga Selatan-Baratdaya yang ditafsirkan berlaku semasa Kapur Lewat dan berterusan dari Paleosen hingga Eosen Bawah. Sejarah deformasi kedua adalah bertanggungjawab ke atas pembentukkan lipatan yang tertunjam di mana arah daya bertindak sekitar Timurlaut-Baratdaya. Deformasi terakhir yang mana menyebabkan Ahli Basal Sandstone tersungkup ke arah timurlaut dan yang menyebabkan lapisan sedimen di kawasan kajian terbalik. Ianya ditafsirkan berlaku semasa Miosen Awal. Secara am, struktur yang kompleks bertambah semakin ke utara kawasan kajian. Sungguhpun terdapat interpretasi yang telah digunakan bagi menerangkan struktur di kawasan ini, sekurang-kurangnya kertas ini memberikan suatu idea mengenai struktur yang unik di sini.
Mengenai baigaimana kondisi geologi Pulau Kalimantan
Pada bagian terdahulu telah diterangkan bahwa perumusan geografi dan pandangan tentang objek geografi studi serta pendekatannya dari waktu ke waktu mengalami perubahan. Geografi merupakan ilmu yang melibatkan ilmu-ilmu lain. Dibagian depan telah disebutkan bahwa secara garis besar dibedakan menjadi dua wilayah studi. Pertama, geografi fisik yang berkosentrasi pada bentuk lingkungan fisik, cuaca dan iklim, tanah, flora, dan fauna. Kedua, geografi manusia berkonsentrasi pada aktivitas manusia di permukaan bumi. Pada kesempatan ini kita hanya membahas tentang geografi sosioalnya saja atau geografi manusia yang merujuk pada bahan perkuliahan kita yaitu geografi sosial.
Daerah penelitian berada di daerah Karangsambung berada di Zona Pegunungan Serayu Selatan dan merupakan bagian dari Cekungan Jawa Tengah bagian Selatan yang diklasifikasikan sebagai cekungan busur depan, dibatasi oleh Antiklinorium Bogor di bagian Utara, Tinggian Gabon di bagian Barat, dan Tinggian Progo di bagian Timur (van Bemmelen, 1949 dalam Hadiyansyah, 2005) . Karangsambung berada pada batas koordinat 109o35’-109o41’ BT dan 7o25’-7o36’ LS. Secara khusus, area penelitian merupakan daerah Waturanda dan sekitarnya, yang dapat dibagi menjadi enam satuan utama yang diurutkan dari tua ke muda yaitu Satuan Batulempung Berfragmen yang disetarakan dengan Formasi Karangsambung/Formasi Totogan? , Satuan Intrusi Basalt, Satuan Breksi1-Batupasir yang disetarakan dengan Formasi Waturanda, Satuan Batupasir-Batulempung, Satuan Tuf, dan Satuan Batugamping yang disetarakan dengan Formasi Penosogan, serta Satuan Breksi2 yang disetarakan dengan Formasi Halang, dan yang terakhir adalah Satuan Endapan Aluvial. Struktur geologi utama yang berkembang di daerah peneliatan berupa sesar, lipatan, dan kekar. Lipatan utama terdapat dibagian Utara daerah penelitian yang berarah Barat-Timur. Sesar utama terdapat di kelurusan Kali Krembeng yang kemudian disusul oleh sesar mendatar dengan pergerakan relatif menganan dan memotong sesar naik yang telah ada sebelumnya dan menghasilkan offset yang terlihat pada Satuan Breksi Volkanik. Struktur geologi utama tersebut didukung oleh data lapangan berupa sesar-sesar minor, lipatan-lipatan minor, juga kekar-kekar yang dapat diukur secara langsung di lapangan. Geologi daerah penelitian dimulai dari pengendapan Satuan Batulempung Berfragmen di lingkungan laut dalam, lalu diintrusi oleh batuan beku bersifat basaltik. Kemudian dilanjutkan dengan pengendapan Satuan Breksi1-Batupasir secara selaras, lalu diendapkan pula Satuan Batupasir-Batulempung di atasnya. Fase tektonik pertama yang menyebabkan pensesaran yang terjadi dengan jenis sesar naik berarah Barat-Timur dan bersamaan dengan pengendapan satuan Batupasir-Batulempung. Dan fase tektonik selanjutnya terjadi yang menyebabkan terbentuknya perlipatan dengan sumbu berarah Barat-Timur. Kemudian terbentuk sesar mendatar dengan pergerakan relatif menganan yang memotong sesar naik dan membuat celah bagi Sungai Luk Ulo untuk membagi area penelitian menjadi dua bagian dan mengendapkan Satuan Aluvial hingga saat ini.
2012
TUGAS GEOGRAFI KELAS 10 SMA NEGERI 44 JAKARTA BATUAN Batuan pembentuk permukaan bumi dibagi menjadi 3, yaitu: 1. Batuan beku, batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi 2. Batuan sedimen, batuan mineral yang terbentuk dipermukaan bumi karena mengalami pelapukan 3. Batuan peralihan/metamorf, batuan yang terbentuk karena terjadinya penambahan suhu atau penambahan tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan sedimen. Batuan Beku Batuan beku memiliki 2 kategori, yakni menurut tempat pembukuannya & menurut mineral yang menyusunnya. Berdasarkan tempat pembekuan: 1. Batuan beku dalam, batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diotit, dan gabbro. 2. Batuan beku korok (gang), batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok. 3. Batuan beku luar, batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar adalah: basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung (bumice).
Bulletin of the Geological Society of Malaysia
Landskap geologi Kompleks Stong dikelaskan sebagai landskap pergunungan muda. Landskap geologi ini dicirikan oleh keunikan geologi seperti kehadiran batuan magmatit pelbagai jenis, struktur sisipan (enclave) dap kepelbagaian telerang serta keistimewaan landskap seperti pembentukan puncak tor dan siri air terjun dan jeram yang mempunyai nilai estetik, rekreasi dan saintifik tinggi. Pembentukan landskap ini dikaitkan dengan aktiviti magma secara dinamoterma yang luarbiasa membentuk batuan magmatik dan keindahan bentuk landskap yang diukir oleh proses eksogen. Beberapa geotapak yang bemilai warisan tinggi dari segi estetik, rekreasi dan saintifik dalam landskap ini telah dikenalpasti.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Teknologi, 2015
Bulletin of the Geological Society of Malaysia
EMARA: Indonesian Journal of Architecture