Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
9 pages
1 file
Pengertian Aqidah
Yang dimaksud dengan isrof (berlebihan) adalah yang melewati batas ketentuan. Isrof dalam berpakaian tidak sesuai dengan syariat Islam. Misalnya tidak menutup aurat, tidak memakai pakaian yang bersih, berpakaian yang tidak sopan dan tidak layak di hadapan Allah, atau memakai pakaian karena sombong dan ingin dipuji orang.
Agama islam adalah agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Sebagai agama yang sempurna. Secara etimologis, kata islam berasal dari bahasa arab "salima" yang berarti selamat.
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam". (QS al-Imraan: 19). Dan Islam adalah agamanya seluruh para Nabi, seperti yang Allah ta'ala terangkan dalam firmanNya: "Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekalikali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di "Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu". (QS al-Maa'idah: 67). Kewajiban Nabi hanya menyampaikan dan menjelaskan wahyu tersebut, sebagaimana perintah Allah azza wa jalla dalam firmanNya: "Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia "Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (lauh mahfud)". (QS Yasin: 12).
Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui. Iman kepada malaikat adalah bagian dari Rukun Iman. Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya. Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan Rasul. B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian iman kepada malaikat? 2. Bagaimana kita mengimani malaikat ? 3. Apa saja hal -hal yang perlu diketahui dalam megimani malaikat ? C. Tujuan 1. Menjelaskan pengertian iman kepada malaikat. 2. Menjelaskan cara mengimani malaikat. 3. Menjelaskan apa saja hal -hal yang perlu diketahui dalam mengimani malaikat. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Iman Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur'an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh." (Q.S. An Nisa : 136) Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia. B. Pengertian Malaikat Menurut bahasa " ة ة ك ك ئ ئ ل ك م ك " bentuk jama' dari " ك ة ل ك م ك ". Disebutkan bahwa kalimat itu berasal dari kata " ة ة ك ك لكو ة أ ك " (risalah), dan ada yang menyatakan dari " ك ك ل ك " (mengutus), kemudian sang pembawa misi biasanya disebut dengan Ar-Rasul dan ada pula yang berpendapat selain dari keduanya. Adapun menurut istilah, malaikat adalah salah satu jenis makhluk Allah yang Ia ciptakan khusus untuk taat dan beribadah kepada-Nya serta mengerjakan semua tugas-tugasnya. Sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya: "Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi dan malaikatmalaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya, dan tiada (pula) mereka letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya." (QS. Al-Anbiya': 19-20) Juga sebagaimana firman Allah , "Dan mereka berkata, 'Tiada yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak'. Maha Suci Allah.
Akidah Islam sesuai fitrah manusia 1 BAB I PENDAHULUAN Secara fitrah, manusia adalah makhluk yang serba terbatas (relativismus uber alles). Keserbaterbatasan manusia ini telah cukup mengantarkan manusia pada situasi dimana ia senantiasa membutuhkan-dan bergantung pada-Zat Yang Tak Terbatas alias Yang Mahamutlak (Absolutismus uber alles); Dialah Tuhan sebagai The Ultimate Reality (Realitas Tertinggi, Wâjib al-Wujûd); Dialah Allah Swt. Secara fitrah pula, manusia dianugerahi oleh Allah Swt. naluri untuk beragama atau religiusitas (gharîzah at-tadayyun), yang merupakan sesuatu yang sudah built-in dalam dirinya, bahkan sejak sebelum kelahirannya ke alam dunia. Naluri ini telah cukup mendorong manusia untuk melakukan pemujaan terhadap apa yang dianggapnya sebagai The Ultimate Reality (Realitas Tertinggi) itu. Sayang, dua kenyataan primordial (fitri) ini tidak serta-merta menjadikan manusia "tahu diri"; entah karena kita tidak berpikir rasional (tidak menggunakan akal) atau karena kita terlalu percaya diri akibat hegemoni hawa nafsu yang ada dalam dirinya. Pada saat ini, ketidaktahudirian manusia itu tercermin dalam dua sikap: (1) Pengingkaran secara total (sepenuh hati) terhadap eksistensi Tuhan sang Pencipta (ateisme). Ini tergambar pada manusia yang berpaham materialisme. Materialisme ini kemudian menjadi dasar pijakan ideologi Sosialisme-komunis. (2) Pengingkaran secara "setengah hati" terhadap eksistensi Tuhan. Ini tergambar pada manusia yang berpaham sekularisme, yakni yang mengakui keberadaan Tuhan, tetapi tidak otoritas-Nya untuk mengatur manusia, karena yang dianggap punya otoritas untuk mengatur manusia adalah manusia sendiri. Sekularisme ini kemudian menjadi landasan ideologi Kapitalisme-sekular.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.