Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Buku yang ditulis oleh Geovanie ini membahas tentang civil religion (agama sipil) dimana geovani lebih lanjut memulai pembahasan tentang diskursus tentang civil society yang dibahas dan diperdebatkan oleh para akademisi. Tetapi menurut Jeffrie, diskursus ini sayangnya tidak diikuti dengan hadirnya pembahasan tentang civil religion. Civil religion pertama kali dikenalkan oleh Robert N. Bellah dengan konteks yang diangkat adalah Amerika. Pada masa itu, para pemikir pencerahan Prancis berhadapan dengan agama yang ditafsirkansecara dominan dan hegemonik oleh sistek klerikalisme yang sangat umum dikaitkan dengan rezim. Oleh karena itu,
ARISTO
Kesimpulan yang diambil oleh Geovanie ini sangat tidak tepat jika dilihat dari beberapa tokoh civil religion seperti contoh Bellah yang menyatakan bahwa civil religion di Amerika lebih condong kepada kepatuhan masyarakat atau rakyat terhadap pemerintah dan hukum yang berlaku. Kepatuhan ini seolah-oleh telah men-Tuhankan pemerintah tetapi Rousseau memiliki pendapat lain dimana menurut Rousseau, agama sipil lebih kepada agama yang berkembang dimasyarakat meskipun hanya seperti pemujaan terhadap berhala. Melihat dari keseluruhan isi dari buku yang ditulis oleh Geovanie ini maka menarik sekali untuk menyusun resensi dari buku ini. Tujuan lainnya adalah meluruskan kembali konsep dasar dari civil religion menurut pendapat para ahli sehingga para pembaca menjadi runtut dalam memahami konsep ini.
2018
In recent years, especially over the past decade, there has been increasing intolerance of certain religions and ethnic minorities in various parts of Indonesia, whether in the form of physical assault by a particular group or omission by the authorities. Such situation is increasing when entering the campaign period before the elections simultaneously and Presidential Election. In this condition the role of FKUB as one of the tolerant agents in the national political arena becomes important. Some things to be considered include the basic question of the State (four pillars), religious views, religious literacy and education in public spaces and media. Keywords: toleransi, pandangan keagamaan, media, ruang publik
MUI Infokom, 2007
Manusia adalah produk sejarah, lingkungan sosial, dan alam, bukan hanya produk adat istiadat nenek moyangnya. Pendapat Ibnu Khaldun yang dituangkan dalam karya besarnya "Al Muqaddimah" yang ditulisnya pada abad 13, relevan dalam menyoroti proses pendidikan di Indonesia. Perkembangan manusia tidak lepas dari kultur di mana dia berada. Kultur di sini bukan hanya me-refer pada kebudayaan sebatas suku atau etnis tertentu, melainkan menjadi suatu konstruksi kombinasi multi dimensi, yaitu latar belakang agama, suku/etnik, lingkungan sosial-budaya dan alam seseorang dalam seluruh proses kehidupannya. Maka proses integrasi berbagai kultur yang dimiliki dan dan terlibat dalam proses transformasi sosial, mencirikan proses multikulturalis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada umumnya, proses internalisasi nilai-nilai dan norma agama diterima, disepakati, didukung dan dikembangkan serta dijadikan pedoman oleh ummatnya dari berbagai kultur di dalam seluruh sendi kehidupannya. Oleh sebab itu, diasumsikan bahwa agama cukup dominan mewarnai proses multikulturalis dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Nilai-nilai agama mengalami proses interpretasi ke dalam diri aktor-aktor/agen, yang kemudian mereproduksi dalam perilaku. Bagaimana agama berperan dalam transformasi sosial dan implikasinya terhadap pembentukan perilaku masyarakat di Andalusia Spanyol, membawa pemikiran Ibnu Khaldun kepada konsep civil society yang unik dan berbeda dengan yang kita temui dalam perkembangan civil society selama ini, yang kemudian oleh beberapa kalangan diterjemahkan sebagai masyarakat madani. Civil Society Konsep Masyarakat Madani semula dimunculkan sebagai jawaban atas usulan untuk meletakkan peran agama ke dalam suatu masyarakat Multikultural. Multikultural merupakan produk dari proses demokratisasi di negeri ini yang sedang berlangsung terus menerus yang kemudian memunculkan ide pluralistik dan implikasinya kesetaraan hak individual. Perlu kita pahami, perbincangan seputar Masyarakat Madani sudah ada sejak tahun 1990-an, akan tetapi sampai
Ada tiga alasan bahwa agama memiliki hal prioritas dalam pembentukan civil society, yaitu pertama: Secara kultural, bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat religius.dimana nilai-nilai agama merupakan nilai-nilai yang substansial dari masyarakat yang beradab dapat ditanamkan melalui lembaga-lembaga keagamaan. Kedua: Nilai-nilai teologis meupakan energi yang dapat menggerakkan semangat untuk beramal soleh. Ketiga: Para Rasul sebagai figur panutan pengikut agama apapun dan menjadi model yang sangat berperan dalam mengubah perilaku masyarakat. Agama dengan fungsi integrative sebagai pemersatu dan disintegrative sebagai pengontrol kebijakan kekusaan atau pemerintah yang menyimpang, ternyata agama-agama yang ada termasuk civil religion tersebut, ikut berperan mewujudkan adanya civil society, yaitu masyarakat yang sopan dan toleran terhadap satu sama lain, yang mengatur diri sendiri melalui berbagai lembaga, tanpa campur tangan pemerintah, dan yang bebas dari pelaksanaan, ancaman dan kekerasan.
Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 2017
The rise of religious ideological movements and national ideology in Indonesia is still felt today. As a result of that, there are often truth claims that sometimes end in chaos in the public. So to mediate it all requires an independent and neutral view. The view referred to is none other than the existence of a civil religion. Civil religion or…
Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars, 2019
Dinamika relasi agama dan negara di dunia Islam secara masif menjadi perdebatan abadi, yakni menjadikan negara teokrasi berhadapan dengan negara sekuler. Pusaran ini menggiring bangsa Indonesia terlibat di dalam perdebatan. Meski demikian, pembentukan dasar konstitusi Indonesia pada akhirnya tidak mengadopsi pemisahan agama dan negara, atau sebaliknya. Adapun bentukan dasar konstitusi yang disepakati adalah mengantarkan pada gagasan substansial civil religion. Sebuah gagasan yang menempatkan makna general di dalam keberagamaan. Pemaknaan civil religion menemukan momentum pada saat kemerdekaan Indonesia yang menempatkan Pancasila sebagai dasar konstitusi setelah merevisi Piagam Jakarta. Sebagai konstitusi negara berdasarkan konsensus dan kompromi, dalam realitasnya terdapat ketegangan-ketegangan khususnya konflik antara agama yang inheren. Pemberontakan dan intrik-intrik politik berusaha untuk mengamandemem menjadi tak terelakkan. Pancasila sebagai padanan civil religion adalah sebagai norma bersama yang esensial dan transendental, mengandung semangat profetik setiap agama dan kepercayaan, untuk mempertahankan kesatuan nasional yang religius. Dengan Pancasila sebagai dasar negara menjadikan Indonesia tidak murni menjadi negara sekuler tidak juga menjadi negara Islam. Kata Kunci: Civil Religion, Agama, Negara dan Pancasila PENDAHULUAN Pergumulan relasi agama ada negara berjalan dalam rentang waktu yang panjang. Ada tiga nomenklatur relasi agama dan negara yang berkembang di Barat, Pertama, nomenklatur era Kristen awal. Kekaisaran Romawi sebagai representasi pemimpin negara berhadapan dengan Yesus putra Maryam yang misinya menyebarkan agama. Hubungan negara dan agama bersifat antagonistik. Kedua, nomenklatur era Konstantin Agung. Perlakuan khusus pada agama Kristen dan menempatkannya lebih tinggi dari negara. Agama menjadi pengendali sosial, politik dan ekonomi. Ketiga, nomenklatur era renaissance (kebangkitan). Sekulerisasi, yakni pemisahan agama dengan negara. 1 Nomenklatur terakhir ini konon mendapatkan presendennya dari ajaran Kristen. 2 Faktor 1 Muh}ammad Abi>d al-Ja>biri>, Post Tradisonal Islam, terj. Ahmad Baso (Yogjakarta: LkiS, 2000), 92-93. 2 Dalam Gospel Matius XXII: 21 tercatat ucapan Yesus: "Urusan Kaisar serahkan saja kepada Kaisar, dan urusan Tuhan serahkan kepada Tuhan." Impikasinya, agama tidak perlu ikut campur dalam urusan politik. Dari sinilah kemudian muncul dikotomi antara regnum dan sacerdotiun, pemisahan antara kekuasaan Raja dan otoritas gereja. Doktrin ini dikembangkan oleh St. Augustin yang membedakan Kota Bumi (civitas terrena) dan Kota Tuhan (civitas dei). Lihat Syamsuddin Arif,
Jurnal Penelitian Tarbawi: Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial, 2020
Istilah radikalisme sudah menjadi istilah yang familer dilekatkan pada suatu kelompok dalam Islam. Indikator-indikator untuk menyebut kelompok dalam Islam radikalisme di antaranya adalah terorisme, anarkis, pemberontak dan ekstrim. Salah satu penyebab terjebaknya oknum kepada prilaku radikalisme yaitu pemahaman agama yang parsial dan cenderung kepada sifat fanatisme. Sifat inilah yang kemudian mengakibatkan rasa superioritas atas pemeluk agama lain. Gagal faham tentang konsep jihad dalam agama menjadikan seseorang mengambil jalan pintas yaitu dengan menebar teror kepada orang-orang yang justru tidak bersalah. konsekuensi logis dari interpretasi ini adalah penyandingan terorisme sebagai buah dari radikalisme. Hipotesa ini adalah sesuatu yang wajar, mengingat berbagai aktivitas teror di berbagai belahan dunia senantiasa mengatasnamakan jihad yang dilakukan umat Islam sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan. Hal ini menimbulkan berbagai gejolak yang tanpa disadari tidak hanya berimplikasi...
Teras Karsa, 2020
Fundamentalisme keberagamaan yang berpotensi pada radikalisme dan terorisme beragama, menjadi persoalan serius yang dihadapi bangsa ini. Fenomena ini terjadi disebabkan kemunculan tokoh agama dan intelektual yang instan, pragmatis, silsilah dan kapasitas keilmuan keagamaan yang tidak jelas dan berorientasi pada politik ideologi, bahkan memiliki pengaruh massa yang luar biasa melalui jejaring media sosial. Konten dan video melalui internet (website, youtube) dan media sosial (whatsapp, facebook, instagram, twitter) telah menjadikan tokoh-tokoh agama baru itu sebagai rujukan bagi keberagamaan masyarakat Indonesia. Ironisnya, tidak jarang konten narasi dan video keagamaan yang beredar berisi ujaran kebencian (hate speech), berita bohong (hoax), dan sentimen-sentimen politik identitas, semisal fanatisme agama, suku, agma, ras dan antargolongan, yang bisa mengancam keutuhan bangunan kebangsaan yang sudah disepakati bersama oleh founding fathers dan founding mothers bangsa ini.
In Islamic education view, education relates to good attitude or character.
Pulham Media, 2019
Buku ini membahas tentang konflik internal Ormas Islam terbesar di Lombok yaitu konflik Nahdlatul Wathan (NW). Konflik NW merupakan salah satu konflik yang terbesar dan terpanjang karena hingga sekarang konflik ini belum mencapai rekonsiliasi secara total. Kepengurusan NW masih terbelah dua yaitu NW Anjani dan NW Pancor. Buku ini mengupas lebih dalam dari aspek agama, kultural, dan politik yang ikut menjadi faktor pendorong konflik NW ini.
Dewasa ini, Islam sebagai salah satu agama mayoritas dunia harus dihadapkan pada sebuah realita pahit. Keadaan mayoritas negara muslim di berbagai belahan dunia menjadi sebuah fakta aktual stagnasi perkembangan Islam.
HUMANIKA, 2013
Konsep ummah, civil society dan mayarakat madani mempunyaidefinisi dan penjelasan yang cenderung mempunyai beberapa persamaan.Ketiganya mempunyai landasan yang sama yakni menekankan pada prinsipprinsiptoleransi, desentralisasi, kewarganegaraan, aktivisme dalam ruang publik,sukarela, swasembada, swadaya, otonom, dan konstitusionalisme dan sebagainya.Meskipun demikian, pemahaman dan aplikasi tentang ketiga konsep tersebut tidakbisa dikerucutkan kedalam satu pemikiran yang seragam. Civil society lebihmenginduk dari proses sejarah masyarakat Barat. Dalam hubungannya dengansejarah panjang umat Islam, pola-pola seperti yang tercermin dalam konsep civilsociety tersebut sudah dibangun oleh Rasullullah ketika di Madinah dengankonsep Ummah, yang tercatat dalam Piagam Madinah. Sementara konsepMasyarakat Madani merupakan suatu istilah untuk memudahkan dan memaknaikonsep civil society dan konsep ummah dalam konteks Islam dan Indonesia.Kata Kunci : Civil Society, Konsep Ummah, Masyarakat Madani
Mizan: Journal of Islamic Law
Disparity or difference of opinion among Muslims often associated with false hadiths رحمة" أمتي "اختالف or رحمة" لكم أصحابي ."اختالف Likewise disparities theological concept in Islam. Differences of opinion among friends great Prophet Muhammad had been there since he was approaching death, or perhaps earlier. However, the disparity of the opinion that there is a cause divisions, and even war, but some are not. The latter may be a blessing. Islamic theology as a branch of Islamic science that is built to maximize the power of reason reason or logic, is closely associated with Manthiq Science and diversity or dissent. It is also closely related to the growth of streams in the Science of Kalam as part of the Islamic civilization. In the end, the disparity concept of Islamic theology that will bring maturity Muslim civilization.
Indonesian Journal of Theology (e-journal), 2019
https://blamakassar.co.id/2020/01/14/konflik-agama-problem-klaim-identitas/, 2029
Identitas sosial merupakan hasil persepsi seseorang sehingga ia mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari anggota suatu kelompok. Gejala identitas sosial dapat berupa konsepsi diri seorang atau beberapa individu bahwa kelompoknya memilki posisi tertentu dari sejumlah kelompok yang lain. Permasalahan biasanya muncul pada klaim identitas sosial. Identitas sosial muncul dari proses interaksi antar individu/komunitas lalu membentuk sebuah jenjang sosial yang mengarah pada penguasaan aset-aset tertentu. Di sini kemudian muncul klaim “dominasi” dan “penguasaan”.
Untuk keluar dari semua kemelut di atas, agaknya kita perlu sosok pemimpin ala Don Quixote yang sendirian dengan pedang di tangan, siap membabat habis semua kejahatan. Namun agaknya sulit ditemukan sosok itu. Jangan-jangan kalaupun muncul pemimpin perkasa, kita terjerumus lagi kepada pengkultusan sosok pemimpin." Prof. Dr. Teuku Jacob -Tragedi Negara Kesatuan Kleptokratis. 1. Pendahuluan Negara Indonesia telah mengalami berbagai macam revolusi, sejak dijajah Belanda hingga pemerintahan Soeharto. Revolusi-revolusi yang lahir ini bukan tanpa arti. Revolusi dilahirkan oleh tangan-tangan dan langkah seorang citizen, penduduk negara, yang sadar akan gap sosial yang terjadi di negaranya. Revolusi mengubah tatanan dominan yang sebelumnya menopang kehidupan bangsa ini. Dalam kata lain, dalam suatu waktu, revolusi mengehegemoni negara, mengambil alih kekuasaan dominan. Revolusi bukan hanya ‗dilahirkan' tapi juga ‗melahirkan'. Revolusi yang terjadi di Indonesia telah banyak melahirkan insan-insan barukhususnya pemuda-yang kemudian meletakkan satu per satu jarinya di lapangan pemerintahan negeri ini. Perang Diponegoro I dan II ‗dilahirkan' dan ‗melahirkan' seorang Pangeran Diponegoro yang kemudian menyentak kesadaran masyarakat bahwa mereka dijajah, meski sebagai imbalannya ia harus menerima pengasingan. Namun, tak dipungkiri bahwa revolusi yang berkali-kali terjadi di Indonesia membuat Indonesia terlena. Indonesia seakan terus menunggu revolusi untuk memperbaiki negara yang tak kunjung sembuh dari sakitnya. Revolusi-yang boleh dikatakan terbaru-1998 di mana seluruh elemen masyarakat terutama pemuda menduduki istana negara dan ‗memaksa' Soeharto untuk mundur dari jabatannya, masih menjadi ‗siluman' perayu DAFTAR PUSTAKA Al-Banna, Hasan. 2005. Risalah Pergerakan 1. Jakarta: Era Intermedia
Nusantara; Journal for Southeast Asian Islamic Studies, 2020
Tulisan ini, menguraian tentang bagaimana pengalaman keindonesiaan dalam berbangsa dan bernegara dan bagaimana tantangan yang dihadapi pasca era reformasi. Dua bagian tulisan pertama memaparkan bagaimana Indonesia dapat barhasil merawat toleransi, demokrasi dan kemajemukan di ruang publik. Banyak negara menghargai prestasi Indonesia dalam merawat toleransi, demokrasi dan kemajemukan penduduk dan masyarakatnya. Bagian ketiga tulisan ini menjelaskan tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negara Indonesia setelah pergantian rejim pemerintahan dari orde baru ke orde reformasi (1998) yang bertemu dan berpadu dengan berhembusnya badai panas dari gurun pasir Timur Tengah, Arab Spring (2010) bahkan sebelumnya. Bagian terakhir menyuguhkan bagaimana pemecahan ke depan lewat pintu pendidikan untuk menanggulangi badai proxy war yang menggunakan isu panas keagamaan dalam bermain politik kekuasaan sebagai corenya.
2015
This article tries to explain associated with various conflicts resulting from a falseunderstanding of the text in response to a context. Text sometimes translated in a waythat is narrow and indiscriminate, resulting in a narrow understanding of people andtend to be wrong.Apart from a narrow understanding conveyed by religious leaders, thereal conflict in society is due to the knowledge of understanding of individuals who tendto be limited. In the global society, the paradigm of a narrow understanding that shouldbe fought, because in turn, peacefulness will never arise when religious believers insistsassume that the religion which he believes most true and other religions shall be foughtand led to other religions. Then there must be understanding in the communitycomprehensive of religious attitudes in order to create a more harmonious atmosphere.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.