Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2017, Ναυτική Ελλάς Naval Greece Magazine
…
2 pages
1 file
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung (batang+daun) tanaman kenikir terhadap kualitas internal telur ayam ras petelur. Penelitian ini telah dilakukan di Desa Bacem, Kecamatan Sutojayan, Kab. Blitar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan P0 = Pakan basal + 0 % tepung (batang+daun) kenikir, P1= Pakan basal + 0,25 % tepung (batang+daun) kenikir, P2 = Pakan basal + 0,50 % tepung (batang+daun) kenikir, P3= Pakan basal + 0,75 % tepung (batang+daun) kenikir. Parameter yang diamati adalah berat putih telur, proporsi putih telur, berat kuning telur, proporsi kuning telur dan skor warna kuning telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung (batang+daun) tanaman kenikir sebagai feed additive dapat memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap berat putih telur, dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap proporsi putih telur, Berat kuning telur, proporsi kuning telur dan skor warna kuning telur. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung (batang+daun) kenikir sebagai feed additive pada taraf 0,75% berpengaruh terhadap kualitas internasl telur.
Parthenon, kuil dipersembahkan untuk dewi Athena, terletak di Akropolis di kota Athena, adalah salah satu lambang keunggulan budaya dan peradaban Yunani kuno.
PENDAHULUAN Dalam Perjanjian Lama banyak menceritakan tentang peristiwa-peristiwa yang dilakukan oleh umat Tuhan untuk melawan orang-orang, bangsa dan etnis yang tidak mengenal Tuhan. Perang dalam PL ini seringkali dianggap sebagai sikap Allah yang tidak penuh dengan kasih sebagaimana mestinya. Pertentangan juga sering terjadi bahwa Allah dalam PL adalah Allah yang jahat tanpa belas kasihan. Apakah demikian? Bagaimana merespon perpektif yang menganggap bahwa Dia adalah yang jahat? Bagaimana sebenarnya sikap Allah, apakah Dia tidak memiliki hati untuk mengasihi bangsa lain yang tidak mengenal Dia? Untuk itulah penulis memaparkan perbedaan pendapat yang memuat tentang konsep perang dalam PL tindakanNya untuk memusnahkan bangsa yang tidak taat dan tidak mengenal Dia, dan bagaimana konsep perang dalam Perjanjian Lama dan apakah masih bisa diberlakukan pada masa kini akan tindakan perang. Latarbelakang Fakta menjelaskan bahwa perang muncul 300 kali di dalam Alkitab membuktikan bahwa merupakan segi sejarah yang penting dalam sejarah Israel. Beberapa faktor yang menjadi penyebab seringnya Israel mengalami konflik militer dengan para tetangganya, diantara faktor-faktor itu adalah letak strategis Israel yang berada pada persimpangan jalan dunia kuno, dengan Mesopotamia di sebelah timur laut dan Mesir disebelah barat daya (Stager, 2012:255). Israel berada dalam posisi yang bisa dilalui untuk melaksanakan perjalanan ke berbagai bangsa lain dengan tujuan untuk melakukan perdagangan dan menghubungkan pelabuhan-pelabuhan laut tengah melalui Israel. Dengan demikian, bahwa Israel selalu menjadi sasaran perjalanan untuk melaksankan misi-misi dan proses perdagangan antar bangsa. Akibatnya, Israel sering mengalami dampak apabila bangsa lain memasuki wilayah yang dituju oleh para misi untuk melaksanakan perdagangan.
Jurnal Te Deum, 2015
Tradisi perang suci dalam Perjanjian Lama tidak muncul begitu saja, tetapi melalui proses yang panjang dalam sejarah budaya bangsa Israel. Tradisi Perang Suci dalam Perjanjian Lama terjadi bersamaan dengan munculnya kebudayaan Israel itu sendiri. Perang suci dalam kepercayaan Israel merupakan suatu bentuk perjanjian yang sakral antara umat Israel dengan Allah. Di mana bangsa Israel mengikat perjanjian dengan Allah di surga untuk memberikan kemenangan kepada mereka dari serangan musuh-musuhnya. Dalam perkembangannya perang suci menjadi suatu lembaga yang sakral, kultus dan kuat dalam kepercayaan bangsa Israel.
Lahirnya etika, perkembangan etika, dan tokoh-tokoh serta aliran-aliran etika.
Tamadun Yunani berkembang di Semenanjung Greece dan pulau-pulau di sekitarnya telah dikelilingi oleh Laut Aegean dan Laut Mediterranean. Yunani, nama rasminya Republik Hellenik dalam Bahasa Yunani dahulu dan kini dikenali dengan nama Yunani. Tamadun Yunani merupakan antara salah satu tamadun yang paling berjaya di dalam tamadun manusia sebelum di tawan oleh empayar Rome pada 146 SM. Selain itu, ia juga merupakan salah satu tamadun yang tertua. Negara ini dikenali sebagai asal usul ketamadunan Barat. Yunani juga mempunyai sejarah yang sangat kaya dan tersebar di tiga benua. Orang Greek, atau Orang Yunani memanggil negara mereka sebagai Hellas, atau Ellas dalam bahasa Greek Moden. Nama "Greek" berasal daripada bahasa Latin, Graecia yang sebelum ini digunakan untuk selatan Italy. Pesisir pantai Yunani adalah ke-12 terpanjang di dunia iaitu 13,676 kilometer. Gunung Olympus ialah gunung tertinggi di Yunani dengan ketinggian 2,917 meter. Kira-kira 80% daripada permukaan tanah Yunani adalah terdiri dari gunung-ganang. Muka bumi Yunani bergunung-ganang dengan persisiran pantainya yang berteluk-teluk, jadi kegiatan utama penduduknya adalah perikanan dan perdagangan. Tamadun Yunani bermula dengan pembentukan petempatan manusia yang dikenali sebagai negara kota atau polis. Negara kota terbentuk hasil gabungan beberapa buah kampung dan bandar pada sekitar tahun 1000-800 S.M. Terdapat banyak negara kota pada zaman Yunani dan setiap negara kota mengandungi sebuah kota yang dikelilingi oleh kawasan pertanian dan di dalam kota terdapat pasar, kubu, kuil. dan istana.Walaupun terdapat banyak negara kota di Yunani tetapi yang paling menonjol ialah Athens, Sparta dan Corinth. Ketiga-tiga negara kota tersebut terletak berhampiran dengan Laut Mediterranean. Setiap negara kota memiliki corak pemerintahan dan undang-undang tersendiri selain turut memiliki beberapa tuhan. Masyarakat dalam setiap negara kota itu sentiasa bersatu padu, walaupun begitu, peperangan sering berlaku antara negara kota tersebut.
Hikmah adalah barang hilangnya kaum beriman, maka siapa saja menemukannya Hendaklah ia memungutnya [Hadis Nabi] A. Pendahuluan Dalam diskursus keilmuan antara Hellenisme dan Islam telah terjadi proses timbal balik, yaitu terjadinya Hellenisasi Islam dan Islamisasi Hellenis. Kalau dijabarkan akan mengandung makna bahwa kata "Hellenis" 1 merefresentasikan ilmu [filsafat] yang secara epistimologis perolehannya lewat akal (ratio). Sementara kata "Islam" mencerminkan ajaran-ajaran yang mencapiannya melalui wahyu (revalation). Lebih lanjut, "Hellenisasi Islam" merupakan upaya-upaya untuk mentransfer nilai-nilai kebanaran (hasil olah akal) ke dalam Islam. Sebaliknya, "Islamisasi Hellenis" [persisnya Islamisasi ilmu 2 ] adalah usaha-usaha untuk menuangkan ajaran-ajaran kebenaran Islam 1 Term "Hellenisme" pertama kali diperkenalkan oleh ahli sejarah dari Jerman, J.G. Droysen. Ia menggunakan perkataan "hellenismus" sebagai sebutan untuk masa yang dianggapnya sebagai periode peralihan antara Yunani kuna dan dunia Kristen. Droysen sepertinya lupa akan peranan Roma dalam agama Kristen (dan membatasi seolah-olah hanya Yunani saja yang berperan). Namun, ia diakui telah berhasil mengidentifikasi suatu kenyataan sejarah yang amat penting. Biasanya zaman Hellenik yang disebut-sebut sebagai peralihan itu adalah masa sejak tahun 323 sampai 30 S.M. atau dari kematian Iskandar Agung sampai penggabungan Mesir (setelah ditakluknya Kaleopatra) ke dalam kekaisaran Romawi. Sebab dalam periode itu muncul banyak kerajaan di sekitar Laut Tengah, khususnya di pasisir timur dan selatan, seperti Syiria dan Mesir yang diperintah oleh bangsa Mecedonia dari Yunani. Akibatnya, mereka ini membawa berbagai perubahan besar dalam banyak bidang di kawasan itu, antara lain bahasa (daerah-daerah itu didominasi oleh bahasa Yunani) dan pemikirannya (ilmu pengetahuan, terutama filsafat), diserap oleh daerah-daerah itu melalui berbagai cara. 467. Umumnya batasan (rentang waktu) Hellenisme seperti paparkan di atas, pendekatannya lebih pada sudut pandang sejarah politik. Namun, kalau pendekatannya dari sudut pandang sejarah budaya maka rentang waktunya bisa surut ke belakang hingga sampai pada pengaruh pemikiran dan budaya Yunani kuna (sekitar mulai abad IV atau III SM.); dan sekaligus maju ke depan sampai ketika ditaklukannya daratan Madetarnean oleh bangsa dan budaya Arab dan Islam (sekitar abad VII M.). Lihat, S.D. Goitein, Studies in Islam History and Institutions (Leiden: E.J. Brill, 1968), 56. 2 Kalau Islamisasi ilmu adalah respon Islam terhadap filsafat-spekulatif, boleh jadi merupakan lahan yang subur karena cukup banyak tradisi Hellenisme yang perlu "dijinakkan" oleh ajaran Islam. Namun, kalau tujuannya adalah islamisasi sains-empiris, sepertinya domain
Sebagai Firman yang diwahyukan untuk memberikan petunjuk bagi setiap manusia, Alkitab pasti memberikan tuntunan pada kebenaran dan kebaikan. Tidak bisa disangkal, tuntunan itu dalam beberapa hal tidak dapat terilhat dengan jelas, karena Alkitab seolah memberikan catatan yang bertolak belakang dengan nilai-nilai kemanusiaan pada saat ini. Tentu Alkitab tidak mengajarkan yang salah, yang dibutuhkan untuk membaca catatan-catatan seperti itu adalah pemahaman yang tepat.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series, 2018
SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani
Academia Book Review, 2023
Jurnal Transformasi STT Inti Bandung, 2013
Persée - Portail des revues scientifiques en SHS, 2015
DergiPark (Istanbul University), 2012