Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
3 pages
1 file
Otitis media akut adalah salah satu penyakit yang paling sering menyerang pada anak-anak usia di bawah 5 tahun dan sebagian besar kasus membutuhkan terapi medis yang berkelanjutan karena kemungkinan komplikasi dan gangguan pendengaran. Deteksi awal Otitis Media Efusi (OME) pada anak-anak sangat penting untuk perkembangan bicara yang normal.
Prosiding Pendidikan Dokter, 2019
Upper respiratory tact infections is an infectious disease that attacks the upper respiratory tract starting from nostrils to vocal cords in the larynx. Complications of upper respiratory tract infections are more threatening than their infections because they can cause sinus and middle ear infections in children or acute otitis media (AOM). Data in Mangunreja primary Health Center for ARI cases ranked first in the visit of toddlers with 6,988 patients, with non-pneumonia cough patients 2,351 patients. This research uses a cross-sectional descriptive method which aims to determine the relationship of upper respiratory tract infections with AOM in toddlers at Mangunreja Primary Health Center, Tasikmalaya. The sample in this research were toddlers who went to the Mangunreja Primary Health Center for the period of September to November 2018 amounting to 27 people obtained by purposive sampling technique. The instrument used is the data entry format analyzed analytically. The results showed the incidence of upper respiratory tract infections in children under five in the Mangunreja Primary Health Center, Tasikmalaya is 59.3%. The incidence of OMA in children under five at Mangunreja primary Health Center, Tasikmalaya is 51.9%. There is a relationship between Upper Respiratory Tract Infections and AOM in toddlers in Mangunreja Primary Health Center, Tasikmalaya with p value 0.001.
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Latar belakang. Rinitis alergi merupakan masalah kesehatan global yang diderita oleh 10% sampai 25% penduduk dunia. Rinitis alergi sering dihubungkan dengan penyakit lain seperti otitis media efusi (OME), namun perannya masih diperdebatkan. Pada anak-anak, OME kadang-kadang bersifat asimtomatik. Namun jika hal ini tidak cepat dikenali dan diatasi maka akan menjadi faktor predisposisi gangguan bicara di kemudian hari. Oleh karena itu, perlu mendeteksi lebih dini gangguan telinga tengah yang berkaitan dengan rinitis alergi. Tujuan. Mengetahui insidens dan karakteristik OME pada pasien rinitis alergi anak usia 4-14 tahun. Metode. Penelitian deskriptif potong lintang pada 64 anak rinitis alergi usia 4-14 tahun di Poliklinik Alergi Imunologi Departemen IKA RSCM. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisis, uji kulit, dan pemeriksaan laboratorium serta timpanometri. Hasil. Berdasarkan klasifikasi Liden and Jerger (timpanogram tipe B untuk OME, timpanogram tipe C untuk gangguan fungsi tuba Eustachius (TE)), OME ditemukan pada 11 dari 64 pasien rinitis alergi (17,2%) dan 10 pasien (15,6%) menderita gangguan fungsi TE. Laki-laki 7 dari 11 pasien, lebih banyak diderita pada anak usia 4-6 tahun (6 dari 11 pasien). Rinitis alergi merupakan riwayat atopi terbanyak dalam keluarga (9 dari 11 pasien), sebagian besar pasien OME tidak mengeluh gangguan telinga (8 dari 11 pasien) dan semua pasien yang asimtomatik berusia kurang dari 10 tahun. Pasien dengan OME lebih sedikit terpapar asap rokok (4 dari 11 pasien), sebagian besar tidak memelihara anjing dan kucing (9 dari 11 pasien), semua pasien dengan OME memiliki kadar IgE total meningkat, dan uji kulit positif. Kesimpulan. Insidens OME pada rinitis alergi anak 17,2%. Didominasi oleh laki-laki, usia 4-6 tahun, asimtomatik, peningkatan IgE dan eosnofil total serta uji kulit positif. (Sari Pediatri 2008;10(3):212-8). Kata kunci: rinitis alergi, otitis media efusi, gangguan fungsi tuba Eustachius
2014
Otitis media supuratif kronik (OMSK) dengan kolesteatoma pada anak dapat menyebabkan tuli konduktif derajat ringan sampai berat. Kehilangan pendengaran merupakan komplikasi OMSK yang paling sering. Penurunan pendengaran pada anak-anak penderita OMSK telah dihubungkan dengan ketidakmampuan belajar dan performa sekolah yang buruk. OMSK masih menjadi masalah kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran audiologi dan temuan intraoperatif pada anak-anak penderita OMSK dengan kolesteatoma di RS Moh Hoesin Palembang. Studi deskriptif retrospektif dilakukan di bagian rawat inap THT-KL RSUP Moh. Hoesin Palembang, melibatkan 40 anak-anak penderita OMSK dengan kolesteatoma yang telah menjalani pembedahan dari Januari 2009 sampai Januari 2012. Pada audiometri didapatkan anak-anak dengan gangguan pendengaran derajat ringan sebanyak 3 pasien (7,5%), derajat sedang 4 pasien (10%), derajat sedang berat 10 pasien (25%), derajat berat 8 pasien ...
2018
Latar Belakang: Penyakit Otitis Media Akut adalah penyakit peradangan telinga tengah yang cukup sering terjadi di kalangan masyarakat saat ini. Otitis Media Akut terutama disebabkan oleh virus atau bakteri dan berhubungan erat dengan infeksi hidung dan tenggorokan. Faktor usia sebagai salah satu faktor resiko Otitis Media Akut (OMA) perlu dikaji karena angka kejadian pada tiap kelompok usia tertentu bervariasi dan nilainya berbeda dengan teori dan penelitian sebelumnya. Tujuan: Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaiman distribusi usia dan jenis kelamin pada angka kejadian OMA di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2016. Metode: Jenis penelitian yang di gunakan adalah studi deskriptif retrospektif. Data yang digunakan berupa data sekunder yang diambil dari rekam medic pasien Otitis Media Akut (OMA) di RSUD Abdul Moloek Bandar Lampung Tahun 2016. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan cara Slovin dan didapatkan sampel sebanyak 143 orang. Hasil:...
Jurnal Riset Kesehatan Nasional, 2018
Background: Chronic Suppurative Otitis Media is one of the health problems that can lead to ear hearing loss to be deaf, even life-threatening. Extension of Omsk can influence the understanding or the person's cognitive abilities, curiosity and want to learn about how to prevent complications Omsk. Problems are often encountered in is ignorance of parents on the prevention of complications and recurrence of OMSK Clinic Hospital in KlungkungObjective: the purpose of this study was to determine the effect of health education using the media leaflet to the knowledge of parents about Omsk Methods: This study uses an experimental approach to design pre One group pre test-posttest design. The sampling technique used is Non-Probability Sampling with saturated sampling technique. The population in this study were all parents who drove their children suffering from Omsk. Total sample of 60 respondents, gathering data using questionnaires.Results: parental knowledge about Omsk before bein...
Oto Rhino Laryngologica Indonesiana, 2011
Komplikasi intratemporal dan intrakranial ABSTRAK Latar belakang: Otitis media akut (OMA) merupakan peradangan akut yang berlangsung di telinga tengah akibat berbagai faktor predisposisi seperti sumbatan tuba Eustachius, infeksi dan alergi. Tujuan: Kasus ini diajukan untuk mengingatkan dokter umum maupun spesialis THT mengenali gejala komplikasi OMA pada anak yang mempunyai potensi menimbulkan komplikasi intratemporal dan intrakranial. Kasus: Dilaporkan satu kasus OMA dengan komplikasi intratemporal (labirintitis dan tuli saraf) dan intrakranial (meningitis) pada anak perempuan usia 11 tahun. Penatalaksanaan: Penatalaksanaan otitis media akut dengan komplikasi intrakranial dan intratemporal mencakup pemberian antibiotik empiris, analgetik, anti-inflamasi dan tindakan miringotomi dengan pemasangan pipa ventilasi. Kesimpulan: Ketepatan dalam mendiagnosis OMA dengan komplikasi tergantung pada gejala klinis yang bisa dikenali seperti pusing berputar, demam, kejang, kaku kuduk dan penurunan kesadaran. Pemeriksaan otoskopi pneumatik merupakan gold standard dalam membantu diagnosis. Terapi untuk kasus ini terdiri atas antibiotik selama 14 hari, anti-inflamasi dan tindakan berupa miringotomi dengan pemasangan pipa ventilasi.
Action Research Literate, 2023
Covid-19 disebabkan oleh SARS-CoV2 atau 2019-nCoV, merupakan genus β corona virus. Virus ini ditularkan penderita melalui droplet atau partikel aerosol yang masuk ke saluran napas. Covid-19 diidentifikasi pada awal Januari 2020 sebagai penyebab epidemi pneumonia di kota Wuhan. Sejak kemunculannya, ditemukan bahwa tingkat infeksi pada anak-anak secara tidak proporsional lebih rendah daripada orang dewasa dan anak-anak biasanya memiliki perjalanan klinis yang tidak terlalu parah. Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan penularan Covid-19 terhadap anak yaitu faktor usia, jenis kelamin, komorbid, serta lingkungan. Pada anak yang terkonfirmasi Covid-19 cenderung memiliki komorbid, yang paling sering ditemukan yaitu penyakit jantung bawaan, autoimun, tuberkulosis, dan HIV. Covid-19 is caused by SARS-CoV2 or 2019-nCoV, a genus β corona virus. The virus is transmitted by patients through droplets or aerosol particles that enter the airway. Covid-19 was identified in early January 2020 as the cause of the pneumonia epidemic in Wuhan city. Since its emergence, it has been found that the infection rate in children is disproportionately lower than adults and children usually have a less severe clinical course. Some risk factors that can increase the transmission of Covid-19 to children are age, gender, comorbidities, and environmental factors. Children with confirmed Covid-19 tend to have comorbidities, the most common of which are congenital heart disease, autoimmunity, tuberculosis, and HIV. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-SA. This is an open access article under the CC BY-SA license. PENDAHULUAN Severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV)-2, SARS-CoV dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) merupakan keluarga novel corona virus RNA, diidentifikasi pada awal Januari 2020 sebagai penyebab epidemi pneumonia di kota Wuhan, kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh China. Setelah menginfeksi dan menyebabkan kematian ribuan orang di China, virus tersebut telah menyebar, mencapai Italia dan negara-negara Eropa lainnya dan Amerika Serikat serta di negara-negara di Asia seperti Indonesia (Pascarella et al., 2020).
Majalah Kedokteran UKI
Abstrak Otitis media supuratif kronis (OMSK) merupakan inflamasi dari telinga tengah dan rongga mastoid kronis, ditandai dengan perforasi membran timpani serta cairan yang keluar dari telinga secara persisten. Gangguan pendengaran dan kecacatan umumnya disebabkan oleh OMSK. Komplikasi otitis media supuratif kronis lainnya dapat menyebabkan infeksi intrakranial yang fatal dan mastoiditis akut, terutama di Negara-negara berkembang. Penatalaksanaan yang efektif tergantung pada pengetahuan mengenai mikroorganisme penyebab dan sensitivitas mikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola bakteri penyebab otitis media supuratif kronis di Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia Tahun 2019. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan secara clinical series yang dilakukan dari bulan Agustus 2019 sampai November 2019 di Poliklinik THT-KL RSU UKI dan Laboratorium Mikrobiologi FK UKI. Hasil dari 17 sampel menunjukkan bahwa Staphylococcus aureus merupakan b...
2017
Salah satu penyebab utama gangguan pendengaran adalah otitis media supuratif kronik (OMSK). OMSK dibagi menjadi 2 tipe yaitu OMSK tipe aman (benigna) dan tipe bahaya (maligna). Gangguan pendengaran pada OMSK tipe bahaya (maligna) lebih berat dibandingkan tipe aman (benigna) dikarenakan proses infeksi pada tipe ini sering melibatkan telinga bagian dalam sedangkan pada OMSK tipe aman (benigna) proses infeksi tidak sampai mengenai telinga bagian dalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan otitis media supuratif kronik dengan derajat gangguan pendengaran di RSUP Dr. M. Hoesin Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan potong lintang ( cross-sectional study ). Sampel penelitian ini adalah semua rekam medik penderita otitis media supuratif kronik di RSUP Dr. M. Hoesin Palembang pada tahun 2014-2015. Dari 116 subjek, ditemukan 62 kasus OMSK tipe bahaya (maligna) dan 54 kasus OMSK tipe aman (benigna) berturut-turut yitu deraja...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan, 2023
Majalah Kedokteran Bandung
Kesmas: National Public Health Journal, 2013
Berkala Kedokteran
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine, 2017
Conferences of Medical Sciences Dies Natalis Faculty of Medicine Universitas Sriwijaya
Majalah kedokteran Andalas, 2021
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan
INDRA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Journal of Nursing Invention E-ISSN 2828-481X
Jurnal Pranata Biomedika
Indonesian Journal for Health Sciences, 2022
Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Case Report Abses Otak pada Anak, 2022
Jurnal Kesehatan Andalas, 2018