Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2019
Today there is a fondness in society to demand professionalism at work. The broader this joy, so the impression arises that this term is used haphazardly without clear concept. It's not uncommon for someone to easily say that what's important is to be professional. But when asked about what is meant by a professional, he cannot give a clear answer. What's interesting is that the word professionalism is apparently not only used for jobs that have been recognized as a profession, but in almost every job. In layman's language, all work (vocation) is then referred to as a profession. Someone is called a professional if the way it works is good, deft, and the results are satisfactory. With the results of his work, someone gets a reward (salary / wage).on
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmah, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas ETIKA PROFESI KEGURUAN ini. Penulis mengambil judul " MAKNA PROFESI, PROFESIONAL dan PROFESIONALITAS ". Tugas ini disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Pengambilan Nilai Tugas Kelompok di semester 2. Kami menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, maka penyusunan tidak terselesaikan, oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Hanan Elbar, 2023
Pada hakekatnya, manusia adalah makhluk yang bekerja. Manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu kebutuhan ekonomi, kebutuhan psikis, kebutuhan biologis, dan kebutuhan pekerjaan (Wahyono, 2016). Pekerjaan adalah hal yang harus dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia bekerja memiliki tujuan. Menurut Thomas Aquinas, tujuan orang bekerja yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup, mengurangi tingkat pengangguran, melayani sesama dan mengontrol gaya hidup (Dan, 2001). Kerja merupakan suatu tuntutan setiap manusia yang mulai beranjak dewasa. Pada era yang semakin modern ini, kerja menjadi kunci utama untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Manusia yang melakukan aktivitas kerja sering disebut dengan istilah Homo Labor yang berarti pekerja atau manusia yang bekerja (Prasojo, 2011). Manusia mempunyai kedudukan yang penting, meskipun Negara Indonesia menuju pada masyarakat yang berorientasi kerja, sehingga memandang kerja adalah sesuatu yang mulia, bukan berarti mengabaikan manusia yang melakukan kerja tersebut (Ahmad Ruyani & Ambarsari, 2022). Profesi adalah suatu jenis pekerjaan yang diinginkan atau dicita-citakan secara khusus, bertumpu pada landasan intelektual yang dalam mencapainya memerlukam pendidikan dan latian khusus, memerlukan tolak ukur, persyaratan khusus dan kode etik oleh suatu dan serta dapat diterapkan pada masyarakat untuk memecahkan suatu masalah (Ni Wayan, 2017). Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai (Surajiyo, 2022). Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Pada dasarnya setiap manusia yang bekerja sudah pasti memiliki profesi sebagai landasannya, profesi yang dimiliki seseorang yang bekerja dapat dilihat dari ada yang dikerjakan oleh manusianya itu sendiri. Profesi sendiri mengatur beberapa hal seperti etika, ciri-ciri, dan prinsip-prinsip yang mengatur mengenai profesi. Profesional adalah cara orang yang menjalankan profesinya secara benar menurut nilai-nilai normal. Untuk menjadi seseorang yang profesional, diperlukan komitmen, tanggung jawab, kejujuran, sistematik berpikir, penguatan materi, menjadi bagian masyarakat profesional. Profesionalisme juga dapat dimaknai sebagai sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi, agar senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kemampuannya sesuai aturan serta etika yang berlaku (Marpaung, 2017). Didalam lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang profesional dalam menjalankan dan mengemban tugas dan kewajiban. Sumber daya manusia yang profesional dalam Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional akan memajukan kemajuan kementerian tersebut (Nisak, 2022). Profesional merupakan salah satu nilai budaya kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang penting untuk diinternalisasi sehingga pegawai mampu menerapkan profesionalisme dalam kegiatan pelayanan publik. Budaya kerja profesional juga esional juga dapat menciptakan suasana kerja harmonis dan kondusif yang mengarah pada Visi dan Misi mengarah pada Visi dan Misi Organisasi (PPSDM Kementerian ATR/BPN, 2020).
NASRUDIN, 2020
Kompetensi profesional sangat diperlukan dalam melaksanakan suatu pekerjaan profesi. Hal itu akan membantu para profesional dalam melaksanakan perkerjaan, sehingga menghasilkan hasil kerja menjadi optimal. Karena ciri profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil, memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja, memerlukan integritas tinggi, adanya kebulatan fikiran dan perbuatan. Komponen-komponen yang sangat diperlukan dalam menjalankan kompetensi profesional, antara lain kompetensi individu yang meliputi inisiatif, dipercaya, motivasi, dan kreatif; kompetensi sosial yang meliputi berkomunikasi, kerja kelompok dan kerjasama; kompetensi metodik yang meliputi mengumpulkan dan menganalisa informasi, mengevaluasi informasi, orientasi tujuan kerja, dan bekerja secara sistematis; kompetensi spesialis yang meliputi keterampilan dan pengetahuan, menggunakan perkakas dan peralatan dengan sempurna, mengorganisasikan dan menangani masalah.Kata kunci: Profesi, profesional, kompeten
Berprofesi sebagai auditor internal dan menjadi auditor internal profesional merupakan dua hal yang berbeda
Perkembangan ekonomi yang meningkat setiap tahun telah menimbulkan berbagai dampak dalam dunia usaha. Baik itu dampak positif dalam dunia bisnis maupun dampak negatif. Untuk itulah perlu adanya peranan dari para profesional dalam mengatasi berbagai dampak yang ada. Salah satu hal yang dapat memicu masalah Profesional adalah kualitas hasil laporan keuangan suatu perusahaan. Keterbukaan dalam penyajian laporan Keuangan dan tingkat Kewajaran Laporan Keuangan ini lah yang mudah untuk di manipulasi data demi mendapatkan Kewajaran dari suatu Laporan yang disajikan kepada Publik. Untuk itulah perlu ada nya peranan Profesional baik Intern seperti dari auditor dan akuntan yang profesional maupun eksternal perusahaan seperti peranan KAP, konsultan Pajak, maupun lembaga Independen lainnya yang bertugas untuk memastikan kewajaran atas laporan keuangan. Independen suatu badan tersebut tentunya didukung oleh orang – orang yang memiliki profesionalisme yang tinggi yang dapat melakukan tugasnya, karena hasilnya diharapkan dapat berkontribusi dalam pengambilan keputusan oleh semua pihak. Dalam satu tahun sekali biasanya akan dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta pertanggung jawaban dari manajemen perusahaan dalam bentuk laporan keuangan perusahaan yang sudah diaudit oleh pihak luar. Seorang auditor dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak hanya bekerja untuk kepentingan kliennya, melainkan juga untuk kepentingan pihak lain yang mempunyai kepentingan atas laporan keuangan yang sudah di audit. Jadi, agar klien dan para pemakai laporan keuangan lainnya dapat mempertahankan kepercayaan dari auditor maka auditor dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) nomor 2, menyatakan bahwa relevansi dan reabilitas adalah dua kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna untuk pembuatan keputusan.
Seorang dikatakan profesional jika ia mahir dalam bidang pekerjaannya dimana ia mendapatkan penghasilan dari sana. Kemahiran ini didukung dengan beberapa indikator dan kriteria, antara lain sebagai berikut : 1. Kualifikasi akademik atau latar belakang pendidikan 2. Ketrampilan yang mumpuni dan pengalaman di bidang tersebut 3. Menghasilkan karya dan produk dibidang yang ditekuninya 4. Mempunyai dedikasi dan etika kerja yang sungguh-sungguh Dalam Islam, profesionalitas semakna dengan ihsan dan itqon yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ajaran Islam memotivasi umat Islam untuk kerja yang professional dalam berbagai sisi kehidupan dan berbagai sarana kerja. Rasulullah shallallahu "alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah mencintai seseorang jika melakukan sesuatu dengan cara professional". Seorang pekerja yang ikhlas dan profesional adalah ciri insan yang cerdas dan ahli dalam melakukan sesuatu dan ahli dalam pekerjaannya, mampu menunaikan tugas yang diberikan kepadanya secara professional dan sempurna, dan diiringi adanya perasaan selalu diawasi oleh Allah dalam setiap pekerjaannya, semangat yang penuh dalam meraih keridhaan Allah dibalik pekerjaannya. Model pegawai atau buruh seperti tidak membutuhkan adanya pengawasan dari manusia; berbeda dengan orang yang melakukan pekerjaan karena takut manusia, sehingga akan menghilangkan berbagai sarana yang ada, melakukan penipuan terhadap apa yang dapat dilakukan. Adapun pegawai yang mukhlis, yang bekerja dibawah perasaan adanya pengawasan oleh Dzat yang tidak pernah lengah sedikitpun, dan tidak ada yang tersembunyi atas apa yang tersembunyi di dalam bumi dan di langit!! Islam tidak hanya melahirkan manusia yang sukses dari sudut pengamalan agama saja tetapi Juga Ingin melahirkan kesuksesan dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Diantara etika kerja menurut Islam yang apabila diterapkan maka akan menghasilkan kinerja yang baik, yakni Kerja adalah Ibadah. orang yang mampu menjaga kehormatannya dalam bekerja terutama secara moral dan profesional, akan diberi kehormatan lebih tinggi lagi dalam bcntuk jabatan dan pangkat yang lebih tinggi, disegani dan statusnya dalam masyarakat sangat dihormati. Masalah profesionalisme ini juga sangat terkait dengan hak-hak pegawai dalam Islam. Jika Allah telah mewajibkan kepada pegawai untuk bekerja dengan cara yang itqon (professional) dan cakap di dalamnya; maka baginya memiliki hak, sehingga menjadikan dirinya memiliki kehidupan yang mulia, kokoh dan kuat. Dan diantara hak-haknya adalah: Tidak membebani pegawai dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukan.. dan tidak memposisikannya pada pekerjaan yang berat yang tidak mampu dilaksanakan; dan jika kita ingin memberikan pekerjaan yang berat maka hendaknya kita membantunya dengan diri kita atau mencarikan orang lain untuk dapat membantunya; Rasulullah shallallahu "alaihi wa sallam bersabda: "Dan janganlah kalian membebani mereka dengan apa yang mereka tidak sanggup, namun jika kalian terpaksa membebaninya maka bantulah mereka". (HR. Bukhari) Dalam menyikapi beragam musibah dan problem kemasyarakatan, umat Islam juga bukanlah umat yang melakukan arogansi penyelesaian, sehingga menghadapi kondisi dengan melakukan pengrusakan atau berdiam diri; sebagai reaksi terhadap apa yang terjadi, namun kita adalah kaum yang memandang permasalahan dengan pandangan yang komprehensif dan mendalam serta cermat, lalu mengembalikannya pada dasar yang kokoh untuk bisa jadikan sandaran dan terfokus, dan hal tersebut tidak terwujud kecuali dari "Nizham Islam" yang menyeluruh dan mendetail, yang didalamnya terdapat kebaikan yang banyak. Memang demikianlah dalam semua hal saat ini harus diserahkan ke orang-orang yang kompeten. Tidak hanya kompeten secara teknis tapi juga punya kemampuan memilih orang-orang yang kompeten sehingga keselamatan masyarakat terjaga. Mampu memilih "the man behind the gun".
Resna Jaliliah, 2020
ABSTRAK Kata "moral" berasal dari bahasa Latin "mores" kata jama' dari "mos" berarti adat kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia, moral diterjemahkan dengan arti tata susila. Moral adalah perbuatan baik dan buruk yang didasarkan pada kesepakatan masyarakat. Moral merupakan istilah tentang perilaku atau akhlak yang diterapkan kepada manusia sebagai individu maupun sebagai sosial. Tujuan moral yaitu tindakan yang diarahkan pada target tertentu, misalnya ketertiban sosial, keamanan dan kedamaian, kesejahteraan, dan sebagainya. Profesi dan profesional dalam perkataan sehari-hari diatikan sebagai sebagai suatu bentuk "pekerjaan tetap" yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh nafkah, baik secara legal maupun tidak. Jadi kata "profesi" sebagai suatu pekerjaan (okupasi) untuk memperoleh uang. Profesi dalam arti suatu kegiatan tertentu. Keahlian dalam profesi dapat diperoleh, melalui pengalaman, proses belajar di lembaga pendidikan tertentu, latihan-latihan secra intensif, atau perpaduan dari ketiganya. Kode etik menyatakan perbuatan yang benar atau salah, perbuatan yang harus dilakukan dan yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasbahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, sesuatu tujuan, atau suatu rangkaian kualitas yang menandai atau melukiskan corak suatu "profesi". Profesionalisme mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber penghidupan. Kata kunci : Moral, Profesi, Profesional. PENDAHULUAN Standar moral manusia banyak ditentukan oleh tingkat perkembangan sosialnya, inteligensinya, dan ilmu pengetahuan yang berkembang. Moralitas 1 Etika Profesi Hukum Ekonomi Syariah 1 Mahasiswa Pascasarjana Hukum Ekonomi Syariah (HES) Semester III (Tiga) UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Pambelum: Jurnal Teologi Vol. 3 No.2 November 2011, 2011
Pendeta adalah sebuah profesi yang menuntut keterpanggilan. Unsur “calling” atau panggilan inilah yang menjadi pembeda utama profesi pendeta dengan profesi lainnya. Tanpa keterpanggilan, bisa dipastikan yang kemudian terjadi adalah krisis kredibilitas. Pendeta juga merupakan profesi yang menuntut profesionalisme. Profesionalisme itu antara lain ditunjukkan melalui komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan yang dihadapi. Dua hal ini yang hendak dikemukakan dalam tulisan ini sebagai keutamaan dalam etika profesi kependetaan yang sepatutnya dijunjung oleh setiap insan yang menggeluti dunia pelayanan kependetaan.
Dosen Pengampu : Nur Ahmad, S.Sos.I., M.S.I Di Susun Oleh : Nama : Indar Sayuko NIM : 1340120007 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan Rasulullah dalam berdakwah yang hanya dalam waktu kurang lebih 23 tahu (periode Makkah dan Madinah) pada dasarnya adalah karena didukung oleh profesionalisme yang beliau miliki, baik dalam merencanakan dakwah, melaksanakan maupun mengawasi dan mengevaluasinya. Berikut ayat Al-Qur`an tentang pentingnya sebuah professionalisme, yaitu dalam Al-Qr`an surat Yusuf ayat 108 yang artinya : Katakanlah : " Inilah jalan (agama) Ku, Aku dan orang-orang yang mengikuti-Ku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah (argumentasi) yang nayata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musrik. Allah memerintahkan kita untuk merencanakan masa depan dengan memperhatikan situasi dan potensi diri berdasarkan ajarannya demi menuju pada tujuan keberuntungan jangka panjang dengan penuh kesungguhan dan menyerap sifat-sifat Allah ke dalam diri sumber daya manusia. Perintah Allah tersebut mengisyaratkan tentang pentingnya profesionalisme dalam kehidupan manusia. Berkenaan dengan aktivitas dakwah, keberadaan peran profesionalisme sangat dibutuhkan. Seorang da'i ketika hendak menyampaikan dakwahnya perlu mempertimbangkan kebutuhan dasar dari mad'u baik secara psikologis maupun sosial. Dakwah tidak akan efektif manakala obyek dakwah yang sedang lapar diberikan ceramah oleh seorang da'i. Begitu juga, seorang petani yang membutuhkan modal untuk pengembangan pertaniannya
Indonesia Jurnal Sakinah, 2019
Early age children education is the beginning of higher education levels and becomes the key to make a betterment of the nation’s quality. To achieve the result of children with high quality, among others, it should be supported by professional educators. In carrying out its duties as a teacher must have fours competencies that is pedagogic competance, personal competence, social competence, and professional competence.
WAHYUNI, 2019
ABSTRAK Di tengah perkembangan pengetahuan dan teknologi serta dinamika perubahan sosial-budaya masyarakat yang semakin cepat, maka tuntutan profesionalisme di dalam pelaksanaan tugas juga semakin tidak bisa dipungkiri. Bagi Pendidik / guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), profesionalisme utamanya dapat diukur dari sejauhmana kemampuan mengaktualisasikan kompetensi yang dipersyaratkan. Empat kompetensi inti guru yang dijabarkan ke dalam kompetensi guru PAUD bermuara pada pengaktualisasian profesionalisme. Kata Kunci: Profesionalisme, kompetensi, A. Pendahuluan Tuntutan terhadap pemberian layanan yang berkualitas dalam perkembangan terakhir semakin deras menyentuh dunia pendidikan. Masyarakat semakin menyadari bahwa untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas yakni siswa-siswa yang mampu mencapai prestasi yang tinggi hanya mungkin dapat diwujudkan bilamana semua unsur pelaksana pendidikan, terutama sekali guru-guru mampu melaksanakan fungsinya secara optimal. Perubahan pola pikir masyarakat memang tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi serta realitas kehidupan sehari-hari yang sarat dengan persaingan untuk memperoleh sesuatu yang diharapkan pada sisi yang lain. Pemberian layanan yang baik untuk mencapai hasil yang diharapkan dapat dilakukan bilamana didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kualitas dan keahlian di dalam bidangnya. Kualitas dan keahlian merujuk pada profersionalisme. Itulah sebabnya maka tuntutan akan profesionalisme di dalam berbagai bidang saat ini menjadi sesuatu yang tidak lagi dapat ditunda, bahkan menjadi tuntutan untuk dilaksanakan. Dalam bidang pendidikan, tuntutan terhadap kemampuan memberikan layanan yang lebih profesional khususnya bagi pendidikan anak usia dini semakin memiliki arti penting.
Jurnal THEOLOGIA
Generally in the teachings of any religion, both divine religions such as Islam, Christianity and Judaism, or earth religions such as Hinduism, Buddhism there is a polarization between religion and economic activity. So that all activities which seeking riches is viewed negatively and not in accordance with the lofty ideals of spirituality. In the teachings of Islamic religion there is also tendency that sees economic activity as an activity that is in appropriate for a religious. By using content analysis, the studies illustrate that everyone can make his profession as a path to God. Provided that each profession held by Islamic guidance, according to the Qur'an and the Hadith. Abstrak: Dalam ajaran keagamaan secara umum, baik agama-agama samawi seperti Islam, Kristen dan Yahudi, maupun agama bumi seperti Hindu, Buddha dan lain sebagainya terdapat anti-nomi antara agama dan kegiatan ekonomi. Sehingga seluruh kegiatan yang mencari kekayaan dipandang negatif dan tidak sesuai dengan cita-cita luhur spiritualitas. Dalam ajaran Agama Islam juga terdapat tendensi yang cukup kuat yang memandang kegiatan ekonomi sebagai aktifitas yang tidak pantas bagi manusia yang taat beragama. Dengan menggunakan analisis isi (content analysis), setudi ini menggambarkan bahwa, setiap orang bisa menjadikan profesinya sebagi jalan menuju kepada Allah. Asalkan setiap apa yang menjadi aktifitas keseharianya dilaksanakan berdasarkan tuntunan Islam, sesuai dengan al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad.
penting dalam kemajuan manusia. Di era globalisasi sekarang pendidikan formal sangat penting sekali untuk ditingkatkan terutama tenaga pendidiknya harus menyiapkan sumber daya manusia indonesia yang berkualitas dimasa depan. Kegiatan pendidikan pada dasarnya selalu terkait dua belah pihak yaitu: pendidik dan peserta didik. Keterlibatan dua pihak tersebut merupakan keterlibatan hubungan antar manusia (human interaction)secara profesional. Guru profesional harus memegang kunci utama bagi peningkatan mutu SDM di masa depan. Untuk mendapatkan pendidikan sekolah yang ideal
Profesionalisme dalam profesi Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan komponen kunci dalam memastikan layanan berkualitas tinggi yang berfokus pada pengembangan individ u secara holistik. Profesionalisme BK mencakup pemahaman mendalam tentang teori dan praktik konseling, keterampilan interpersonal yang tinggi, serta kepatuhan terhadap kode etik yang ketat. Konselor profesional harus mampu menjaga kerahasiaan klien, menunjukkan empati, dan memberikan bimbingan yang tidak memihak. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan juga penting untuk mengembangkan dan memperbarui kompetensi konselor, sejalan dengan perkembangan terbaru dalam bidang psikologi dan konseling. Selain itu, profesionalisme dalam BK menuntut integritas pribadi dan komitmen terhadap kesejahteraan klien, memastikan bahwa setiap interve ns i dilakukan dengan tujuan terbaik bagi perkembangan emosional dan psikologis individu. Melalui penerapan standar profesional yang tinggi, konselor BK dapat memainkan peran penting dalam mendukung kesehatan mental dan emosional masyarakat.
Semakin banyak kasus yang terjadi dalam dunia penddikan dewasa ini mengantarkan pada refleksi apa yang sebenarnya terjadi? Pertanyaan ini relevan untuk mengurai carut marut proses edukasi di Indonesia yang multi problematik. Tidak hanya persoalan sistem, kurikulum atau kelembagaan di dalam dunia pendidikan, tapi juga subyek di dalamnya yakni guru dan siswa. Kenakalan, dekadensi moral, kriminalitas dan sederet kasus mencoreng predikat subyek siswa. Tidak berhenti disini, pendidik pun terseret pada arus problematika komunitas terpelajar ini. Selain kompetensi dan profesionalitas, masih ada pertanyaan-pertanyaan mendasar yang tertuju pada guru sehingga menjadi tertuduh sebagai bagian dari soal-soal yang harus dijawab.
rahayu solihawati, 2020
Profesional adalah orang yang hidup dengan cara mempraktekan suatu kemampuan atau keahlian tertentu yang berperan dalam suatu aktivitas menurut keterampilannya. Jadi bisa disimpulkan bahwa profesional adalah orang yang menjalankan pekerjaan sesuai dengan keterampilannya.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.