Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
9 pages
1 file
Sering kali orang salah melihat dan memadankan antara seorang wirausahawan dengan pebisnis. Kedua subjek dalam tulisan ini mengindikasikan bahwa ada yang berbeda dalam pengalaman maupun tata kelola usahanya. Maka, persoalan yang melibatkan pilihan-pilihan moral tentu juga akan berbeda dan tidak dapat disamakan melalui etika bisnis. Meski dalam implementasinya, etika bisnis masih mendapatkan tempat dalam urusan usahanya, namun secara individual, baik wirausahawan maupun pebisnis akan memiliki masalahnya masing-masing yang unik terkait dengan usahanya. Dalam tulisan ini, penulis hendak memberikan tawaran terhadap pembentukan etika kewirausahaan.
Perlunya etika yang baik didalam berbisnis dan prinsip-prinsip etika di dalam bisnis
2014
Pembicaraan tentang keadaan-keadaan atau peristiwa-peristiwa yang kita saksikan atau alami dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah dilakukan secara netral karena kita tidak pernah membatasi diri pada pemantauan belaka, melainkan hampir selalu kita menambahkan unsur-unsur penilaian. Kita tidak mengatakan secara netral tentang tindakan Inong Malinda Dee, relationship manager Citibank yang membobol rekening para nasabahnya dan menransfer uang nasabah tersebut ke rekening-rekening pribadinya. Banyak yang berpendapat kasus Malinda adalah karma bagi para nasabahnya yang mendapatkan uang dari korupsi (Kompas, 19 April 2011). Bila membaca surat kabar atau majalah berita mingguan, kita tidak membaca "kabar" atau "berita" yang bersifat netral, meskipun namanya "surat kabar" dan "majalah berita" sering kali terdapat unsur penilaian, sekalipun surat kabar bermaksud membatasi diri pada penyajian berita. Ketika wartawan meliput suatu peristiwa kontroversial, sulit untuk menyembunyikan ia berpihak kepada siapa. Misalnya, sejak awal media massa memberitakan bahwa pengadilan terhadap Antasari Azhar sarat dengan rekayasa sehubungan dengan posisinya ketika itu sebagai ketua KPK yang sedang mengusut kasus korupsi besar di negeri ini. Pernyataan sikap kita terhadap peristiwa yang terjadi sehari-hari bukan hanya pada tahap intelektual, bahwa peristiwa itu kita anggap kebenaran atau kesalahan. Pada gilirannya kita akan mengungkapkan persetujuan atau penolakan pada tahap moral, dengan pernyataan memuji atau mencela. Kita yakin bahwa perbuatan atau keadaan baik itu patut dicontoh, dan sebaliknya perbuatan buruk tidak boleh dicontoh. Pada kenyataannya, terdapat banyak unsur etis dalam pembicaraan kita setiap hari (Bertens, 2005: 24). Pembahasan ini berfokus pada etika dalam arti sebagai filsafat moral. Akan tetapi kata "etika" tidak selalu dipakai dalam arti itu saja. Oleh karena itu, ada baiknya kita mulai dengan mempelajari terlebih dahulu berbagai pemakaian kata itu, bersama dengan beberapa istilah lain yang dekat dengannya.
DOSEN PENGAMPU : ANDI PRASTOWO, M.Pd.I Oleh: PUSPITA NURJAN N AH 14480077 PROGRAM STUDI PGMI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu kegiatan haruslah dilakukan dengan etika atau norma-norma yang berlaku di masyarakat bisnis. Etika atau norma-norma ini digunakan agar para pengusaha tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan dan usaha yang dijalankan memperoleh simpati dari berbagai pihak. Pada akhirnya, etika tersebut ikut membentuk pengusaha yang bersih dan dapat memajukan serta membesarkan usaha yang dijalankan dalam waktu yang relatif lebih lama. Untuk itu, perlu adanya suatu tuntunan berkaitan dengan etika profesional entrepreneur agar terjadi keseimbangan hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan, terutama etika entrepreneur dalam Islam atau berbasis syariah.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Journal of Law, Administration, and Social Science