Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2013, Jurnal Akademika
…
17 pages
1 file
Kosmologi sebagai ilmu yang membahas tentang alam semesta telah dijelaskan dalam Al-Qur"an dengan berbagai penjelasan tentang gejala alam. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, orang mulai melakukan pengamatan lebih rasional terhadap alam semesta. Astronomi berkembang, dari pengamatan bintang dan planet melebar ke studi struktur dan evolusi alam semesta. Lahirlah Kosmolgi, sains yang mencari pemahaman fundamental alam semesta. Tulisan ini membehas tentang kosmologi dan sains dalam perspektif Islam. Tulisan ini merupakan hasil telaah mendalam terhadap data kepustakaan yang kemudian dianalisa dan dideskripsikan. Hasil telaah menunjukkan bahwa kosmologi dalam Islam berbicara bukan hanya satu tatanan kosmos yaitu tatanan fisik tetapi juga meliputi tatanan dunia lain yang non fisik. Dalam hal sains, secara mendasar, kaum muslimin dibimbing oleh ajaran-ajaran Wahyu. Kepercayaan pada kesatuan seluruh fenomena seperti yang ditunjukkan dalam Al-Quran, bersama dengan klasifikasi sains seperti filosofis, mendorong penelitian kosmologis yang secara keseluruhan, mencerminkan luasnya pendekatan. Pada satu sisi terdapat spekulasi metafisika dan mistis yang melampaui benda-benda yang dapat diungkap melalui pengamatan langsung atau pengujian rasional murni. Di sisi lain terdapat pengamatan astronomi langsung dan analisis tentang fenomena yang diamati.
2020
Allah Subhanahu wa Taala, sebagai Tuhan alam semesta yang maha Esa dan Maha Kuasa. Alam semesta ini menjadi suatu hal yang menarik untuk di pelajari. Bagaimana alam semesta ini terbentuk tak luput dari bagaimana proses penciptaan alam semesta ini. Para ilmuan memiliki teori bagaimana awal mula terbentuknya dunia ini yang disebut teori Big Bang. Namun jauh sebelum teoti itu muncul al-Quran sudah menjelaskan kepada umat manusia bagaimana proses penciptaan alam semesta ini dengan enam tahapan. Semua terjelaskan bagaimana dulunya dunia ini bermula dari suatu masa dan terpisah sehingga terbagi dalam bagian bagian dalam tatasurya yang dikenal sebagai galaksi-galaksi, lalu siang dan malam, air, gunung serta manusia dan hewan. Semua sesuai dengan para ilmuan itu temukan dalam ilmu Kosmologi. Sebagai umat muslim kita harus percaya bahwa al-Quran benar-benar petunjuk yang Allah berikan untuk membimbing manusia agar selamat dunia dan akhirat. Kata kunci: Kosmologi, Pendekatan, kajian Islam.
2018
Abstrak: Sebagai seorang muslim kita dapat mengambil makna dari alam semesta atau kosmologi yang merupakan sebuah tanda untuk mengenal lebih jauh kepada sang Pencipta dan memahami Islam sebagai agama yang telah diridloi-Nya. Alam semesta diciptakan oleh sang Pencipta tidak lain untuk kemaslahatan manusia dan keberlangsungan kehidupan generasi selanjutnya. Selain itu sebagai tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang seharusnya dijadikan manusia sebagai bahan renungan bahwa manusia hanyalah sebagian kecil dari alam semesta. Dalam pembahasan ini akan sedikit dibahas tentang kosmologi yang berhubungan erat dengan eksistensi Allah SWT. Juga sebagai sebuah pendekatan untuk memahami Islam sebagai agama yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW
2018
Kosmologi menurut Karlina Supelli (2006) merupakan sains mengenai struktur spasio-temporal serta komposisi skala besar alam semesta. Dalam sains modern, dunia barat mengklasifikasi kosmologi sebagai satu disiplin filsafat kealaman atau Philosophyof Nature. Tradisi filsafat ini telah mengalami perkembangannya dari masa ke masa melalui pembahasan epistemologi inderawi dan empirik. Interaksi sains dan agama pun mengambil beragam bentuknya. Temuan-temuan baru ilmu pengetahuan saat ini telah menantang kembali gagasan keagamaan klasik dengan beragam cara pendekatan yang dilakukan oleh para Ilmuwan, Teolog, dan masyarakat luas. Kosmologi dalam objek kajiannya telah berubah sedemikian rupa ke dalam bentuk terpisah dan berada dalam ruang hampa, terlepas dari tradisi keagamaan (Islam). Interaksi sains dan agama dapat ditemukan sejak lama, terutama dalam beberapa narasi sejarah Islam dan Al-quran. Seperti disebutkan dalam QS. 32:4 "Allah lah yang menciptakan langit dan Bumi dan apa yang a...
Saya, sebagai Muslim, pasti ingin mengatakan bahwa al-Qur"an adalah kitab Suci yang tidak ada sedikitpun keraguan di dalamnya. Namun, sebagai peneliti, saya selalu ingin tahu kenapa jika al-Qur"an itu Suci, umat Islam tidak mau membaca atau menjadikannya sebagai bahan pedoman. Apakah karena kesuciannya, al-Qur"an tidak bisa dikatakan tidak "suci." Kita anggap saja bahwa itu Suci, tetapi karena kesuciannya, kita tidak bisa menangkap makna yang terkandung di dalamnya. Terlebih lagi bagaimana kita menghubungkan dengan alam semesta. Banyak sudah kajian para ahli yang mengatakan bahwa al-Qur"an itu adalah sumber ilmu pengetahuan. Namun, kenapa pula ketika banyak hasil dari ilmu pengetahuan tidak banyak yang dekat dengan al-Qur"an. Di samping itu, isu al-Qur"an dan alam semesta merupakan salah satu isu yang selalu disebutkan di dalam kitab suci ini mulai dari sisi penciptaan manusia dan alam semesta, sampai pada rahasia-rahasia bagaimana keteraturan alam dijadikan oleh Allāh SWT. Dalam makalah singkat ini, saya akan mencoba mengupas bagaimana posisi al-Qur"an dan alam semesta, dan dimana posisi kita sebagai objek dari perintah al-Qur"an pada saat yang sama juga merupakan bagian dari alam semesta juga.
Saya, sebagai Muslim, pasti ingin mengatakan bahwa al-Qur"an adalah kitab Suci yang tidak ada sedikitpun keraguan di dalamnya. Namun, sebagai peneliti, saya selalu ingin tahu kenapa jika al-Qur"an itu Suci, umat Islam tidak mau membaca atau menjadikannya sebagai bahan pedoman. Apakah karena kesuciannya, al-Qur"an tidak bisa dikatakan tidak "suci." Kita anggap saja bahwa itu Suci, tetapi karena kesuciannya, kita tidak bisa menangkap makna yang terkandung di dalamnya. Terlebih lagi bagaimana kita menghubungkan dengan alam semesta. Banyak sudah kajian para ahli yang mengatakan bahwa al-Qur"an itu adalah sumber ilmu pengetahuan. Namun, kenapa pula ketika banyak hasil dari ilmu pengetahuan tidak banyak yang dekat dengan al-Qur"an. Di samping itu, isu al-Qur"an dan alam semesta merupakan salah satu isu yang selalu disebutkan di dalam kitab suci ini mulai dari sisi penciptaan manusia dan alam semesta, sampai pada rahasia-rahasia bagaimana keteraturan alam dijadikan oleh Allāh SWT. Dalam makalah singkat ini, saya akan mencoba mengupas bagaimana posisi al-Qur"an dan alam semesta, dan dimana posisi kita sebagai objek dari perintah al-Qur"an pada saat yang sama juga merupakan bagian dari alam semesta juga.
Vidya Darśan: Jurnal Mahasiswa Filsafat Hindu, 2020
Cosmology is the study of the universe. Cosmology is not only studied in science but also studied in Hinduism called Hindu Cosmology. In addition, in the view of Samkhya who is part of Sad Darsana also studies cosmology. Darśana is a part of Hindu writing which requires sharp intelligence, reasoning and feeling, because the main problem it discusses is the essence of overall Vedic understanding in the field of philosophy. Philosophy is a rational aspect of religion and is an integral part of religion. Other names or terms from the Darśana are; Mananaśāstra (philosophical thoughts or reflections), Vicaraśāstra (investigating philosophical truth), tarka (speculation), Śraddhā (belief or faith).
Shautut Tarbiyah, 2010
Begitu melimpahnya bukti-bukti ilmiah mengenai keunikan bumi sebagai planet yang mampu memberikan hunian bagi manusia selayaknya mampu menjadikan manusia bersyukur kepada Tuhan. Dalam makalah ini penulis menunjukkan beberapa bukti sebagai kajian ilmu pengetahuan cosmologi disertai dengan gambar, gambar pendukung serta sedikit mengenai penjelasanya. Pengkajian makalah dimulai dari tatanan yang maha agung, yaitu alam semesta, galaksi, sistem tata surya, dan bumi. Dengan penjelasan yang runtut tersebut diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada pembaca untuk mensyukuri nikmat Tuhan Yang Maha Esa.
Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, 2015
This article scrutinizes the concept of cosmology held by the Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. The writer observes that the process of islamization in Java island has, more or less, influenced the mindset of javanese people, including the people of Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Once islamized, the Sultanate has adapted islamic teachings and made them as a part of its cultural mindset. In this stage, the acculturation has been done succesfully. Such acculturation has subsequently influenced their view on cosmology, which is different from-and does not reflect-Hinduism"s and Buddhism"s cosmology. The use of title Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama Khalîfatullah by the sultans of Yogyakarta clearly indicates that they respect the old concept. Since the advent of Islam, javanese culture, including the culture of the Sultanate of Yogyakarta, has been subsequently islamized.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar'i, 2015
Paradigma: Jurnal Kalam dan Filsafat